DINAS KESEHATAN
Jalan Gerakan Koperasi No. 44 Majalengka 45411 Telp./Fax. (0233) 281042
Email : dinkes@majalengkakab.go.id
TENTANG
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Petunjuk Teknis Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM) Kecacingan
di Kabupaten Majalengka Tahun 2018 sebagaimana tercantum dalam
lampiran, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.
Pasal 2
Pengaturan sebagaimana dimaksud pasal (1) bertujuan untuk
memberikan acuan bagi fasilitas kesehatan dan semua yang terlibat
untuk mengambil posisi dan berkontribusi dalam Pemberian Obat
Pencegahan Masal (POPM) Kecacingan di Kabupaten Majalengka.
Pasal 3
Pengaturan sebagaimana dimaksud pasal (2) dilaksanakan dalam rangka
a. Memberikan kejelasan tentang ruang lingkup kegiatan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan ketentuan lainnya.
b. Menyamakan pemahaman mengenai teknis pemberian obat
pencegahan masal (POPM) Kecacingan di Kabupaten Majalengka.
c. Meminimalisisr kesalahan, baik dalam hal pelaksanaan maupun
penentuan tindak lanjut kegiatan.
d. Sebagai dasar kendali mutu pelaksanaan Pemberian Obat
Pencegahan Masal (POPM) Kecacingan di Kabupaten Majalengka.
Pasal 4
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan berlaku surut,
dengan ketentuan lebih lanjut mengenai Petunjuk Kegiatan Pemberian
Obat Pencegahan Masal (POPM) Kecacingan di Kabupaten Majalengka
Tahun 2018 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
3
Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJALENGKA
Nomor : 443.43 / 31 / Keskun.
Tanggal : 21 November 2018
Tentang : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Masal
(POPM) Kecacingandi Kabupaten Majalengka Tahun 2018.
PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASAL (POPM) CACINGAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
menimbulkan kerugian gizi berupa kalori dan protein serta kehilangan darah.
Sehingga berakibat pada hambatan perkembangan fisik, kecerdasan dan
produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah
terkena penyakit lainnya.
5
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
B. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Masal Kecacingan
adalah :
1. Anak usia sekolah (7 – 12 tahun) pada SD/MI
2. Anak usia pra sekolah (5 – 6 tahun) pada PAUD
3. Anak balita (12 – 59 bulan) di Posyandu
C. Manfaat Kegiatan
Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Masal Kecacingan mempunyai
manfaat :
6
1. Memberantas penyakit cacingan
2. Memperbaiki status gizi anak-anak
3. Mencegah kondisi stunting
D. Obat Cacing
E. Dosis Pemberian
7
samping yang tidak diinginkan. Beri jarak minimal 1 jam untuk obat dan 2
pekan untuk imunisasi.
3. Pertemuan Koordinasi bersama Guru UKS dan atau kader Posyandu yang
dilaksanakan oleh Puskesmas.
B. Pelaksanaan
8
C. Pengawasan dan Evaluasi
9
1. Tanah
2. Iklim/Suhu
3. Kelembaban
4. Angin
10
Tabel 1. Toksonomy Soil Transmitted Helminths (STH)
11
Gambar 1
Telur Ascaris lumbricoides
Gambar 2
Cacing Ascaris lumbricoides
Sumber : protestira.me
b. Siklus Hidup
12
Gambar 3
Siklus Hidup Ascaris lumbricoides
Sumber : brainly.co.id
c. Cara Penularan
13
d. Patologi dan Gambaran Klinis
2) Cacing dewasa
e. Diagnosis
f. Pengobatan
g. Pencegahan
15
menimbulkan adanya kontaminasi dari telur-telur askaris. Oleh
karena itu, biasakan mencuci tangan sebelum makan.
16
Cacing dewasa jarang ditemukan di dalam tinja karena
melekat pada dinding usus besar (Garcia & Bruckner, 1996). Bagian
kepala cacing ini terbenam dalam mukosa dinding usus sedangkan
ujung posteriornya lebih tebal dan terletak bebas di lumen usus besar
(Eisenberg, 1983; Faust & Russel, 1965; Garcia & Bruckner, 1996;
Hunter et al., 1976; Schmidt et al., 2005). Di tanah telur dapat
berkembang setelah 10-14 hari menjadi telur berembrio (berisi larva)
yang bersifat infektif (Garcia & Bruckner, 1996; Hunter et al., 1966;
Warren & Mahmoud, 1984).
Gambar 4
Telur Trichuris trichuria
Sumber : 123rf.com
Gambar 5
Cacing Trichuris trichuria
Sumber : clinicalgate.com
b. Siklus hidup
17
usus kecil dan menjadi dewasa di sekum, akhirnya melekat pada mukosa
usus besar. Cacing betina menjadi dewasa dalam tiga bulan dan akan
mulai bertelur dalam 60-70 hari setelah menginfeksi manusia dan dapat
hidup selama 5 tahun lebih serta menghasilkan 10.000 telur setiap hari.
Telur dikeluarkan dalam stadium belum membelah dan membutuhkan
10-14 hari untuk menjadi matang pada tanah yang lembab (Behrman &
Vaughan, 1995; Eisenberg, 1983; Faust & Russel, 1965; Garcia &
Bruckner, 1996; Hunter et al., 1966).
Gambar 6
Siklus Hidup Trichuris trichuria
Sumber : jurnalaakmal.blogspot.com
c. Cara Penularan
Infeksi secara tidak langsung bisa terjadi bila telur yang infektif
melekat pada badan atau kaki lalat dari tinja manusia yang terdapat di
tanah dan sudah mengandung telur matang, karena lalat dan kecoa
secara tidak langung akan mencemari makanan yang dihidangkan di
18
meja yang tidak ditutup dengan tudung penutup makanan (Helmy
dkk., 2000).
e. Diagnosis
f. Pengobatan
g. Pencegahan
Gambar 7
Telur Cacing Tambang
Sumber : medlab.id
20
Gambar 8
Cacing Tambang
Sumber : id.oldmedic.com
b. Siklus Hidup
Gambar 9
Siklus Hidup Cacing Tambang
Sumber : deeandtea.wordpress.com
21
c. Cara Penularan
e. Diagnosis
f. Pengobatan
g. Pencegahan
23
bibir. Ekor cacing betina lurus dan runcing sedangkan yang jantan
mempunyai ekor yang melingkar. Spikulum dan papil-papil dijumpai
di daerah ujung posterior. Cacing jantan jarang dijumpai oleh karena
sesudah mengadakan kopulasi dengan betinanya ia segera mati
(Soedarto,1997)
Gambar 10
Telur Cacing Kremi
Sumber : id.liveok.com
Gambar 11
Cacing Kremi
Sumber : ragasehat.com
b. Siklus Hidup
24
o
tempat tersebut, terutama pada temperatur optimal 23-26 C dalam
waktu 6 jam (Soedarto, 1997). Waktu yang diperlukan untuk daur
hidupnya, mulai dari tertelan telur matang sampai menjadi cacing
dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal, berlangsung kira-
kira 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin daurnya hanya berlangsung
kira-kira 1 bulan karena telur-telur cacing dapat ditemukan kembali
pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan
(Gandahusada, 2006).
Gambar 12
Siklus Hidup Cacing Kremi
Sumber : Slideshare.net
c. Cara Penularan
25
2) Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar
telur yang infektif.
e. Diagnosis
f. Pengobatan
g. Pencegahan
27
V. PENUTUP
Selain itu, peran serta setiap individu dalam menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat, tetap merupakan strategi utama dalam mencegah berbagai penyakit
dan masalah kesehatan dalam hidup kita. Khususnya masalah kecacingan ini.
28