Anda di halaman 1dari 31

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK


DAN KELUARGA BERENCANA
UPT. PUSKESMAS WATES
Jl. Lawu Raya No. 1 B Mojokerto 61317
Telp. (0321) 330144 – email : puskemaswates@gmail.com
MOJOKERTO

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS WATES


NOMOR : 188.4 /13 /417.302.10/2022
TENTANG
PROGRAM INOVASI UPT PUSKESMAS WATES
JARINGAN KELOMPOK PEDULI BALITA STUNTING
(JARIK LINTING)

KEPALA UPT PUSKESMAS WATES:

Menimbang : a. bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang dapat


berdampak pada pembangunan sumber daya manusia,
ekonomi dan kesehatan secara global;
b. bahwa pada tahun 2021 wilayah kelurahan Wates merupakan
lokus pengangan balita stunting untuk tahun 2021 dengan
prevalensi 179 balita dengan stunting;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana maksud pada
huruf a dan b maka perlu ditetapkan keputusan kepala
Puskesmas tentang Program Inovasi Jaringan Kelompok
Peduli Balita Stunitng (JARIK LINTING)

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


1
Pemerintah daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lemabran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2020 tentang
Standart Antropometri Penialain Status Gizi Anak;
3. Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2018 Tentang standart Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indinesia Tahun 2018 Nomor 2
Tambahan Lembaran Negar Republik Indonesia Nomor
6178);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS WATES TENTANG


JARINGAN KELOMPOK PEDULI BALITA STUNTING

KESATU : Program Kerja dari kegiatan inovasi tersebut tertuang pada

2
lampiran Surat Keputusan ini dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kebijakan ini.

KEDUA : Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini


dibebankan kepada anggaran dan pendapatan Puskesmas.

KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Mojokerto
Pada tanggal : 03 Januari 2022

KEPALA UPT PUSKESMAS WATES


KOTA MOJOKERTO

MAR'ATUS SHOLIKHAH
NIP. 19820101 200604 2 046

3
KERANGKA ACUAN PROGRAM

KELOMPOK JARINGAN PEDULI BALITA STUNTING


(JARIK LINTING)
TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima
tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada
periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Periode 1000 HPK
merupakan periode pertumbuhan dari janin hingga anak berusia 24 bulan. Anak
dikategorikan mengalami stunting apabila tinggi badannya berada di bawah
minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya (UNICEF, WHO
2018). Penyebab stunting bersifat multidimensional, tidak hanya kemiskinan dan
akses pangan tetapi juga pola asuh dan pemberian makan pada balita. Stunting
disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang dalam jangka waktu
lama dan kurangnya stimulasi psikososial sejak di dalam kandungan dan setelah
dilahirkan. Tidak hanya faktor spesifik gizi, tetapi juga faktor sensitif gizi yang
berinteraksi satu dengan lainnya.
Stunting berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM), yang
pada akhirnya akan menurunkan produktivitas SDM dan bonus demografi
(pertambahan jumlah penduduk produktif yang besar) tidak termanfaatkan
dengan baik. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
menunjukkan sebanyak 30,8 persen balita mengalami stunting. Walaupun pada
tahun 2019 prevalensi stunting menjadi 27,7 persen (SSGB, 2019), angka
tersebut masih jauh dari target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Kasus stunting terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia dan di seluruh
kelompok sosial ekonomi. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan
stunting menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.
Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh
kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan kemampuan kognitif
tidak berkembang maksimal, mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga
4
bisa terjebak dalam kemiskinan. Review yang dilakukan oleh Bank Dunia tahun
2006 membahas secara mendalam masalah gangguan gizi dan bagaimana
strategi untuk mengatasinya. Disebutkan bahwa terdapat tiga pertimbangan
mendasar mengapa gangguan gizi harus
diturunkan, adalah karena intervensi gizi mempunyai tingkat manfaat ekonomi
yang tinggi (high economic return), memberi dampak yang tinggi terhadap
pertumbuhan ekonomi (high impact on economic growth), dan menurunkan
kemiskinan(povertyreduction).Seribu hari pertama kehidupan seorang anak
adalah masa kritis yang menentukan masa depannya, dan pada periode itu
anak Indonesia menghadapi gangguan pertumbuhan yang serius. Yang menjadi
masalah, lewat dari 1000 hari, dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit
diobati. Untuk mengatasi stunting, masyarakat perlu dididik untuk memahami
pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak balita. Secara aktif turut serta dalam
komitmen global (SUN-Scalling Up Nutrition) dalam menurunkan stunting, maka
Indonesia fokus kepada 1000 hari pertama kehidupan (terhitung sejak konsepsi
hingga anak berusia 2 tahun) dalam menyelesaikan masalah stunting secara
terintergrasi karena masalah gizi tidak hanya dapat diselesaikan oleh sektor
kesehatan saja (intervensi spesifik) tetapi juga oleh sektor di luar kesehatan
(intervensi sensitif).
Percepatan penurunan stunting juga dilakukan secara konvergensi, untuk
memastikan seluruh intervensi penurunan stunting sampai pada target sasaran.
Di tingkat pusat melibatkan 23 Kementerian/Lembaga (salah satunya
Kemensos), kegiatan berupa penandaan tematik stunting dalam sistem
perencanaan penganggaran kementerian dan lembaga. Di tingkat provinsi,
kabupaten/kota melalui 8 Aksi Integrasi dan internalisasi kegiatan ke dalam
dokumen perencanaan dan anggaran. Di tingkat desa kegiatan menyasar rumah
tangga dengan ibu hamil dan baduta (1.000 HPK) dan pemanfaatan dana desa

B. LATAR BELAKANG

5
Puskesmas Wates berada di wilayah padat penduduk dengan 26
Posyandu yang terbagi di 26 wilayah RW, pemantauan status gizi di tahun 2021
melalui bulan timbang menemukan di UPT. Puskesmas Wates total sasran
sebanyak 1474 balita yang tertimbang adalah 823 balita atau sekita 47,30 %
dimana di tahun 2020 sebesar 37%. balita dengan hasil pemantauan berat
badan N/D sebesar 59,30% dimana prosesntase ini paling tinggi sejak 3 tahun
terakhir. Secara umum capaian ini masih dinilai kurang maksimal karena dengan
beberapa kendala saat pandemic membuat kinerja program gizi di tahun 2021
kurang berjalan cukup maksimal. Optimalisasi posyandu pandemic belum
berjalan baik ketidak konsekunesi kebijakan terkait pandemic membuat
koordinasi di lapangan kerab terputus. Sehingga sasaran kurang memiliki
pantauan yang maksimal.

Hasil pengamatan status gizi balita kurang gizi (underweight) hasil bulan
timbang di September 2021 adalah 8,4% prosentasi ini tertinggi sejak 3 tahun
terakhir yang hanya mencapai 1% di tahun 2020, 4% di tahun 2019, dan 8 % di
tahun 2018. Untuk balita (pendek/stunting) tahun 2021 mencapai 10,5% dan
jumlah ini menurun 3% dari tahun 2018-2020 yang mencapai prosentase 13%
an. Namun meskipun jumlah ini menurun dari tiap tahun tetapi masih diatas
prevalensi kota mojokerto yang mencapai 7%. Sedangkan prosentasi balita
kurus (wasting) di tahun 2021 mencapai 9,9% dan angka ini paling tinggi sejak
2018-2020 yang hanya dibawah 1%. Beberapa kendala terkait meningkatknya
prosentase adalah kegiatan skrening yang lebih optimal lebih di tingkatkan pada
tahun 2021, proses penapiasan data balita posyandu juga di optimakan dengan
validasi dan verifikasi yang dilakukan oleh petugas gizi melalui kunjungan rumah
balita. Penilaian tersebut bersamaan dengan kegiatan pendampingan balita
mulai ASI dan PMBA pada baduta.

Meskipun cakupan rumah tangga Kadarzi sudah baik diatas target 98%
di tahun 2021, dan cakupan garam beryodium sudah baik mencapai 96%.
Namun perbaikan status gizi masih diperlukan mengingat prevalensi stunting
dan obesitas meningkat. Selian itu cakupan ASI Eksklusif juga masih dibawa
6
target. Untuk itu diperlukan kegiatan peningkatan status gizi dalam rangka 1000
hari kehidupan dengan strategi Kadarzi.

Hasil skrening pada remaja atau pelajar SLTP dan SMU pada tahun
2018 ditemukan bahwa kurang lebih 28% remaja putri memiliki kadar HB yang
dibawah normal (Anemia) dan angka ini menurun sebanyak 3 % dari
sebleumnya 31% di tahun 2017 dan 52% di tahun 2016.

Program kegiatan UKM Gizi Masyarakat di Puskesmas Wates


mengutamakan pembangunan status gizi terutama dengan upaya pencegah dan
penurunan balita stunting melalui upaya 1000 hari pertama kehidupan, melalui
kegiatan pendampingan PMBA dan ASI, Sosialisasi PMBA dan Sosialisasi Pola
Hidup sehat Balita. Kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
secara continue dilakukan setiap bulan sebagai bentuk evaluasi, validasi dan
verifikasi dari kegiatan yang sudah diupayakan. Sosialisasi ASI juga dilakukan
pada sasaran nenek Asuh yang dilakukan di Posyandu Lansia. Sebagai bagian
dari upaya 1000 HPK juga melalui pemberian tablet TTD dengan melakukan
sosaisalisasi pemberian tablet tambah darah dimana di tahun 2021 Puskesmas
Wates kurang optimal dalam memberikan tablet tambah darah dikarenakan
kondisi pandemic yang membatasi proses kegiatan belajar mengajar rematridi
sekolah. Bentuk peningkatan revitalisasi posyandu kegiatan revitalisasi gizi
dilakukan setiap saat untuk meningkatkan keahlian dan ketrampilan kader dalam
mengembangkan pelayanan di Posyandu. Selain itu sebagai daerah lokus
stunting kegiatan gizi juga dioptimalkan pada penggalian peran lintas sector
dalam pengentasan program stunting desa.

7
C. TUJUAN

C.1 Tujuan Umum

Meningkatkan status gizi balita sekaligus menurunkan angka prevalensi


stunting tetuama pada baduta di wilayah wates.

C.2 Tujuan Khusus

1. Terlaksananya kegiatan pemantauan pertumbuhan balita.

2. Terlaksananya kegiatan surveilens gizi dalam rangka percepatan penurunan


stunting

3. Terlaksananya kegiatan skrening kesehatan balita

4. Terlaksanakanya kegiatan rujukan berjenjang dalam rangka intervensi


kesehatan balita di dalam upaya pencegahan dan deteksi dini balita
stunting.

5. Terlaksananya kegiatan intervensi baik melalui terapi gizi maupun terapi


kesehatan bagi balita stunting.

D. TATA NILAI PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING


Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yang berorientasi pada
harapan masyarakat penting dalam upaya perbaikan gizi menentukan arah atau
etos pelayanan. Mendukung tujan pembangunan tersebut tentunya semua pihak
sepakat bahwa kemandirian masyarakat menjadi kunci suksesnya arah kinerja
program gizi. Dengan demikian tata nilai upaya perbaikan gizi masyarakat
diantaranya adalah :
1. Inovative
Perputaran kemajan komunikasi jaman menjadi cambuk dan tantangan terciptanya
edukasi yang baik dengan masyarakat. Lintas komunikasi di era modernisasi
menjadi gerbang inovatif untuk menyampaikan pesan pesan gizi, selain itu pesan
gizi perlu dikemas dengan kegiatan yang sederhana namun mudah dijangkau oleh

8
masyarakt. Maka upaya perbaikan gizi penting mengutamakan inovasi dalam
mengahadapi masalah gizi yang muncul.

2. Pemberdayaan
Dalam rencana strategis pembagunan Indonesia 2025 jelas termaklum bahwa
pembangunan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri, maka untuk
menempuh hal tersebut perlu digalakannya pemberdayaan sebagai proses edukasi
yang melibatkan masyarakat sebagai poros kekuatan penggerak dalam
mempengaruhi masyarakat di sekitarnya.

3. Mandiri
Arah strategi untuk pengentasan gangguan gizi diantaranya adalah dengan kembai
pada konsep Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), diharapkan masyarkat mampu
mengatasi ganguan gizi yang ada disekitarnya. Pola asuh keluarga akan
menentukan asupan atau intake gizi sehingga jika sejak awal masyarakat mengenal
pendidikan gizi yang baik mudah kemungkinan untuk tercipta output status gizi yang
baik.

4. Team Work
Sebagai penyelengga pelayanan kesehatan masyarakat yang utama, puskesmas
bertanggung jawab dalam kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, dalam rangka
implementasi pelayanan UKM yang baik tidak dapat dilakukan oleh satu atau dua
UKM, diperlukan kerja sama di semua proses penyelenggaraan UKM. Untuk itu
diperlukan team work agar pelayanan UKM dilaksanakan secara sinergis.
5. Disiplin
UPT. Puskesmas Wates berada di wilayah dengan tipe penduduk dengan mobilitas
penduduk yang tinggi, kebutuhan akan program kesehatan yang bermutu dan
sesuai kebutuhan masyarakat. Masyarakat saat ini membutuhkan program yang
inovatif serta mudah dijangkau. Untuk menghasilkan tujuan teresbut
penyelenggaraan UKM dilakukan dengan disiplin, tepat waktu agar mudah di
9
implementasikan di masyarakat gizi yang baik mudah kemungkinan untuk tercipta
output status gizi yang baik.

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN UPAYA PERBAIKAN GIZI


MASYARAKAT
NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1 Pemantauan a. Pendataan sasaran dan penimbangan


Pertumbuhan dan serta pengukuran TB melalui
Perkembangan Balita pendataan EPPGBM

b. Verifikasi atau sweeping kembali data


balita yang kurus dan pendek

c. Monitoring EPPGBM Posyandu

d. Penimbangan dan pendampingan


balita

e. Refreshing Optimalisasi Posyandu

f. Pemberian PMT Penyuluhan di


Posyandu

2 Surveilens Gizi a. Pendataan balita risti stunting dan


wasting

b. Kunjungan rumah balita risti stunting


dan wasting.

c. Montiroing pemberian PMT

d. Koordinasi terkait pendampingan balita

10
NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

oleh kader balita

e. Pemetaan terkait balita stunting di


wilayah kerja

3 Skrening Kesehatan a. Pendataan balita yang dinilai risti


Balita Risti (Stunitng (wasting dan stunted)
dan wasting)
b. Melakukan rujukan ke oli gizi

c. Melaksanakan rujukan internak


program

d. Mendampingi pemeriksaan kesehatan


balita

e. Merencanakan untuk pemberian terapi


gizi

4. Rujukan Berjenjang a. Melakukan pendataan terkait balita risti


dalam upaya (Wasted dan stunted)
penurunan stunting
b. Melakukan Koordinasi terkait rencana
rujukan balita ke poli gizi

c. Melakukan pendampingan
pemeriksaan kesehatan

d. Jika dinilai stunted maka dilakukan


rujukan berjenjang ke dokter spesialis
anak

e. Petugas melakukan monitoring proses


rujukan

11
NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

5. intervensi baik melalui a. Merencanakan intervensi gizi pada


terapi gizi maupun balita stunted melalui asuhan gizi
terapi kesehatan bagi terstandart melalui NCP Gizi
balita stunting. berdasarkan diagnosa gizi

b. Melakukan pencatatan dan penapisan


dalam pemberian PMT

c. Melakukan pelaporan dan monitoring


serta evaluasi terkait pelaksana
pemerian terapi gizi.

6 Terapi pijat balita a. Merencanakan intervensi gizi pada


stunting balita stunted

b. Melakukan sosialisasi dan kunjungan


rumah

c. Melakukan pelaporan dan monitoring


serta evaluasi

12
F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

1 Pemantau Melakukan 1. Admen 1. Kader


an sosialisasi
Menyusun dan Melakukan
Pertumbuh dengan lintas
merencanakan pendataan dan
an dan program dan
anggaran identifikasi
Perkemba lintas sektor
pada balita
ngan Balita 2. Promkes ,
sasaran,
Sosialisasi tentang mengelola
prosedur dan cara PMT dan
pelaksanaan kegiatan melaporkan
balita risti
3. Pelaksanan KIA-KB
(kurus dan
Melakukan pemantauan pendek)
di Posayndu tentang
pelaksanaan kegiatan 2. Perangkat
RW

Memantau dan
melakukan
himbauan agar
kegiatan ini
berjalan
denagn baik

3. Pak Lurah

Mendukung
dan membuat
himbauan
kepada

13
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

masyarakat
tentang
kegiatan
posyandu

2 Surveilens Petugas 1. Promkes , 1. Kader


Gizi melaksanakan
Membantu koordinasi Melakukan
perencanaan,
melalui lintas sektok pendataan dan
monitoring,
distribusi,
pelaporan dan 2. KIA-KB
sweeping dan
evaluasi Membantu dalam penyusunanpo
pemeriksaan kesehatan ran
ibu, imunisasi, dan penimbangan
MTBS bila diperlukan balita

3. Dokter 2. Perangkat
RW
Menentukan diagnose
pemeriksaan kesehatan Memantau dan
balita serta merencakan melakukan
himbauan agar

14
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

rujukan kegiatan ini


berjalan
4. Perawat
dengan baik
Membantu dalam
3. Lurah
proses skrening
kesehatan balita a. Merencanakan
dan mengadakan
5. Korwil
PKMK balita risti
Membantu monitoring
b.
balita sasaran sesuai
Menyelenggaraka
wilayah
n rapat koordinasi
6. Kesling percepatan
penurunan
Melakukan pemeriksaan
stunting
kesehatan lingkungan
pada rumah balita c. Melengkapi
sasaran sarana dan
prasarana
7. Analis
posyandu terkait
Melakukan pemeriksaan penguatan deteksi
laboratorium yang dini balita risti
dibutuhkan (stunted dan
wasted)

15
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

3 Skrening Petugas 1. Promkes , 1. Kader


Kesehatan melaksanakan
Sosialisasi dan Melakukan
Balita Risti perencanaan,
memberikan motivasi pendataan dan
(Stunitng monitoring,
kepada kader posyandu distribusi,
dan pelaporan dan
untuk memantau balita sweeping dan
wasting) evaluasi terait
sasaran. penyusunanpo
kegiatan skrening
ran
kesehatan balita 2. KIA-KB
penimbangan
Membantu pemeriksaan balita
terkait DDTK, Imunisasi
2. Perangkat
dan kesehatan ibu
RW
balita secara umum
Memantau dan
3.Dokter
melakukan
Menentukan diagnose himbauan agar
pemeriksaan kesehatan kegiatan ini
balita serta merencakan berjalan
rujukan dengan baik

4. Perawat 3. Lurah

Membantu dalam a. Merencanakan


proses skrening dan mengadakan
kesehatan balita. PKMK balita risti

5. Kesling b.
Menyelenggaraka
Melakukan pemeriksaan
n rapat koordinasi
kesehatan lingkungan
percepatan
pada rumah balita
16
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

sasaran penurunan
stunting
6. Analis
c. Melengkapi
Melakukan pemeriksaan
sarana dan
laboratorium yang
prasarana
dibutuhkan
posyandu terkait
penguatan deteksi
dini balita risti
(stunted dan
wasted)

d. Menyusun
kebijakan terkait
tim percepatan
stunting

e. Melakukan
penrencaan
terkait intervensi
spesifik dan non
spesifik
penurunan
stunting

17
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

4. Rujukan Petugas gizi 1. Promkes , 1.Kader


berjenjang melakukan Kesehatan dan
Sosialisasi dan
dalam sosialisasi, perangkat RW.
memberikan motivasi
rangka koordinasi dan
kepada kader Turut aktif
intervensi evaluasi terkait
kesehatan dan sector dalam
kesehatan pelaksanaan
terkait terkait kegiatan distribusi,
balita di kegiatan tersebut
tersebut motivasi balita
dalam
sasatan
upaya 2. KIA-KB
pencegaha 2 Faskes terkait
Memberikan arahan
n dan (RSU )
dan motivasi kepada
deteksi dini balita sasaran. Melayani
balita
pemeriksaan
stunting. 3. Dokter
sesuai kondisi
Memberikan arahan
balita sasaran
dan motivasi kepada
balita sasaran.

4. Perawat 3. Dinas
Kesehatan
Membuat kelengkapan
proses rujukan balita Memfasilitasi dan

sasaran mediasi terkait


monev kegiatan
5. Sopir Ambulans
rujukan,

Membantu dalam Merencanakan

akomodasi rujukan update informasi.

balita sasaran jika

18
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

diperlukan. 4. Kelurahan

Merencanakan
untuk
memfasilitasi
akomoadasi pada
keluarga balita
sasaran

5. Pokja
Kelurahan sehat

Membantu proses
montoring
kegiatan rujukan

5 intervensi Petugas 1. Promkes , 1. Kader


baik melakukan
Sosialisasi dan a. Melakukan
melalui perencanaan,
memberikan motivasi pendataan dan
terapi gizi sosialisasi,
terkait upaya penurunan distribusi,
maupun koordinasi dan
stunting sweeping dan
terapi evaluasi terkait
penyusunan
kesehatan pelaksanaan 2. KIA-KB
laporan hasil
bagi balita kegiatan tersebut
Memberikan arahan pemantaaun
stunting.
dan informasi terkait dan
pemantauan bumil dan penimbangan
bayi yang risti dalam balita
rangka upaya

19
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

penurunan stunting b.
melalui 1000 hpk, Melaksanakan
menyediakan imunisasi pendampingan
dan KB pada bumil
dan balita
3.Dokter
sasaran
Menentukan diagnose
2. Perangkat RW
pemeriksaan kesehatan
balita serta merencakan Memantau dan
rujukan melakukan
himbauan agar
4. Perawat
kegiatan ini
Membantu dalam berjalan
proses skrening dengan baik
kesehatan balita.
4. Lurah
5. Kesling
a. Merencanakan
Melakukan pemeriksaan dan mengadakan
kesehatan lingkungan PKMK balita risti
pada rumah balita
b.
sasaran
Menyelenggaraka
6. Analis n rapat koordinasi
percepatan
Melakukan pemeriksaan
penurunan
laboratorium yang
stunting
dibutuhkan
c. Melengkapi
sarana dan

20
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

prasarana
posyandu terkait
penguatan deteksi
dini balita risti
(stunted dan
wasted)

d. Menyusun
kebijakan terkait
tim percepatan
stunting

e. Melakukan
perencaan terkait
intervensi spesifik
dan non spesifik
penurunan
stunting

G. SASARAN PROGRAM GIZI


NO KEGIATAN POKOK SASARAN KEGIATAN

1 Pemantauan a. Kader Posyandu


Pertumbuhan dan
b. Ibu Balita
Perkembangan Balita

2 Surveilens Gizi a. Kader Posyandu

21
NO KEGIATAN POKOK SASARAN KEGIATAN

b. Ibu Balita

3. Skrening Kesehatan a. Ibu Balita


Balita Risti (Stunitng dan
b. Kader posyandu
wasting)
c. Nenek Asuh

d. Balita sasaran

4. Rujukan berjenjang a. Kader Posyandu


dalam rangka intervensi
b. Ibu Balita
kesehatan balita di
dalam upaya
pencegahan dan deteksi
dini balita stunting

5. Intervensi baik melalui a. Kader Posyandu


terapi gizi maupun terapi
b. Kader Poskesdes
kesehatan bagi balita
stunting. c. Kelurahan

d. Balita sasaran

e. Ibu balita

f. Nenek Asuh

H. PERAN LINSEK DAN LINPROG


H.1 Lintas Sektor

Dalam penyelenggaraan Upaya gizi Masyarakat lintas sector merupakan


kepanjangan tangan dari petugas gizi, melalui lintas sector maka
keberlangsungan program gizi masyarakat dapat tercapai, komunikasi lintas

22
sector dibangun diantaranya untuk kordinasi waktu, tempat dan metode
pelaksanaan program dan menentukan umpan balik serta feed back sebagai
perbaikan kedepan. berikut peran lintas sector :

1. Kepala Camat (Camat)

Memberikan kebijkan untuk dilakukan kordinasi dan himbauan tentang suatu


program kesehatan.

2. Kepala Kelurahan (Lurah)

a) Memberikan himbauan kepada warga akan suatu program kesehatan.

b) Melakukan koordinasi dengan jajaranya untuk turut mendukung program


kesehatan.

c) Berperan aktif dalam terselesainya masalah kesehatan dalam wilayah


dengan melakukan himbauan dan teguran.

d) Melakukan pengadaan untuk sarpras posyandu dan PKMK balita risti

e) Menyusun kebijakan dalam rangka membentuk tim percepatan.

f) Mediator dalam kegiatan koordinasi

g) Menyelenggarakan kegiatan refreshing posyandu atau kader.

3. Kepala RW

a) Melakukan kebijakan tingkat warga

b) Memfasilitasi kader untuk melaksanakan tugasnya

4. Kader

a) Sebagai motivator dalam mensosialisasikan program gizi

b) Pemberi informasi terkait pelacakan gangguan gizi

c) Memberikan pendampingan gizi menuju keluarga balita sasaran

5. Pokja Kelurahan Sehat


23
a) Sebagai mediator antara masyarakat dan puskesmas.

b) Sebaai mediator untuk umpan balik serta harapan/masukan

c) Membantu dalam monitoring pencapaian kinerja

a) Memberikan pendampingan gizi menuju keluarga Kadarzi.

8. TNI dan POLRI

Membantu dalam koordinasi yang sifatnya himbauan pada warga.

H.2 Lintas Program

Penyelenggaraan program yang paripurna dibutuhkan komprehensif dengan


pelaksanaan program yang lainya dimana memiliki orientasi dan visi yang sama.
Kontinuitas program gizi secara tidak langsung mampu didukung dengan
keterpadan program lainnya, untuk itu penting untuk menciptakan komunikasi
lintas program demi tercapainya tujuan, untuk itu secara langsung linters
program dapat berperan sebagai pelaksana dan promoter program gizi secara
tidak langsung keberadaan lintas program mampu memberikan ruang, media
sekaligus fasilitator demi mendukung kegiatan – kegiatan gizi pada umunya.
Komunikasi lintas program dibutuhkan untuk megkoordianasi beberapa
indentifikasi masalah dan umpan balik serta, akses serta ecaluasi kegiatan
berupa pengorganisasianya yang meluputi pembentukan jadawal, penentuan
metode serta penetapan sasaran kegiatan.

1. DOKTER

Dokter sebagai Koordinator upaya perbaikan Gizi Masyarakat UPT. Puskesmas


Waes yang mempunyai tugas Pokok dan fungsi sebagai berikut :

24
a. Melakukan anamesis dan pemeriksaan fisik sera menegakkan diagnose
medis.

b. Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratorim dan perawatan.

c. Menentukan terapi obat dan preskipsi intervensi gizi awal berkerjasama


dengan tenaga gizi puskesmas.

d. Melakukan pemantauan dan evaluasi tindakan.

e. Melakukan konseling penyakit.

f. Melakukan rujukan.

2. PERAWAT/BIDAN

Perawat/bidan berperan sekaligus sebagai penanggung jawab asuhan


keperawatan kebidanan dan sekaligus serta pelaksana asuhan keperawatan
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Melakukan skreening awal dalam rangka membantu menentukan apakah


sasaran berisiko masalah gizi atau tidak.

b. Bertanggung jawab pada asuhan keperawatan/kebidanan bagi sasaran


program

c. Melaksanakan tindakan dan perawatan sesuai instruksi dokter.

d. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemberian makanan kepada pasien.

3. TENAGA FARMASI

a. Melaksanakan permintaan obat gizi.

b. Mendiskusikan keadaan atau hal hal yang dianggap perlu dengantim


termasuk interaksi obat dan kesehatan.

25
c. Membantu mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat khususnya
obat gizi.

d. Melakukan pemantauan interaksi obat dan makanan

4. ANALIS LABORATORIUM

a. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan arahan dokter.

b. Berkerjasama dengan dokter dan perawat untuk pemeriksaan


laboratorium.

c. Bertanggung jawab terhadap hasil pemeriksaan.

5. PROMKES

a. Memberikan arahan dan koordinasi pada lintas sektor

b. Melakukan sosialisasi terkait program.

c. Fasilitator dalam pembinaan UKBM

d. Evaluasi dan monitoring PHBS

6. KESLING

a. Memberikan sosialisasi terkait hyigien dan sanitasi pada sasaran rawan


gizi

b. Membantu mengidentifikasi rumah sehat pada keluraga rawan gizi

7. SOPIR AMBULANCE

a. Membantu akomodasi rujukan bila diperlukan

b. Membantu akomodasi dalam logistic terapi gizi balita sasaran.

26
27
I. JADWAL KEGIATAN

2018 2020
WAKT PELAKSA DAN
NO KEGIATAN JA FE MA ME JU JU AG SE OK NO DE TEMPAT
APR U NA A
N B R I N L T P T V S
februar
i- Puskesmas 12.00- Petugas
1 Perencanaan
maretf Wates 14.00 Gizi
ebruari
Posyandu
Identifikasi Balita,
Petugas
Kebutuhan Paguyuban
09.00- Gizi,
2 Harapan Kader, Poli
12.00 Bidan,
Sasaran Gizi,
Perawat
Program Posyandu
Lansia
Monitoring
Kegiatan/Eval
Puskesmas 07.30- Petugas
3 ua
Wates 11.00 Gizi
pelaksanaan
kegiatan
Posyandu
Pemantauan Balita,
Petugas
Pertumbuhan Paguyuban
09.00- Gizi,
4 dan Kader, Poli DAK
12.00 Bidan,
Perkembanga Gizi,
Perawat
n Balita Posyandu
Lansia
Surveilens
Gizi Puskesmas 07.30- Petugas
5
Wates 11.00 Gizi

Skrening
Kesehatan Puskesmas 07.30- Petugas
6
Balita Risti Wates 11.00 Gizi
(Stunitng
28
dan
wasting)
Rujukan
berjenjang
dalam
rangka
intervensi
kesehatan
balita di Puskesmas 07.30- Petugas
7
dalam Wates 11.00 Gizi
upaya
pencegaha
n dan
deteksi dini
balita
stunting
Intervensi
baik melalui
terapi gizi
maupun
terapi Puskesmas 07.30- Petugas DAN
8
Wates 11.00 Gizi KEL
kesehatan
bagi balita
stunting.

13.00-
PENYUSNAN Puskesmas Petugas
9 SELS
LAPORAN Wates Gizi
EAI

29
J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan form


intrumen evaluasi pelaksanaan kegiatan yang diisi oleh pemegang program dan
diserahkan kepada supervisor dan dibahas pada rapat program yang dilakukan
setiap bulan. Pelaporan dilakukan setiap selesai kegiatan.

K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dan Pelaporan kegiatan ini dilakukan melalui LB3 Posyandu dan
direkap setiap bulan oleh petugas Gizi dan diserahkan kepada seksi gizi dinas
kesehatan Kota Mojokerto. Pelaporan juga dilakukan melalui peng SPJ an
kegiatan gizi melalui Dana Alokasi Umum dan khusus UPT. Puskesmas Wates.
Evaluasi Kegiatan dihas dalam rapat mini lokakarya bulanan dan rapat
monitoring evaluasi program yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.

KEPALA UPT PUSKESMAS WATES


KOTA MOJOKERTO

dr. MAR'ATUS SHOLIKHAH


PENATA TINGKAT 1
NIP. 19820101 200604 2 046

30
31

Anda mungkin juga menyukai