1. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 094/1737/BPD tentang Operasional Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) dalam Pencegahan Penyebaran COVID-19;
2. Surat Edaran Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan
Nomor: HK.01.07/V/393/2020 tentang Pelayanan Gizi Dalam Masa Pandemi COVID-19;
3. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Balita Pada Masa Covid-19;
4. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Covid-19;
5. Surat Edaran Sekretariat Daerah Kabupaten Bandung Nomor: 445.8/1371/VI/2020
tentang Operasional Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Dalam Masa Pandemi COVID-
19.
COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO, 2020) dan juga telah
dinyatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana melalui Keputusan Nomor 9A
Tahun 2020 diperpanjang melalui Keputusan Nomor 13A tahun 2020 sebagai Status Keadaan
Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia. Selanjutnya
dikarenakan peningkatan kasus dan meluas antar wilayah, Pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Nasional Berskala Besar dalam Rangka
percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dan Keputusan Presiden
Nomor 11 Tahun 2020 yang menetapkan Status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, kemudian
diperbaharui dengan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana
Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional.
Pada masa pandemi ini, Pemerintah harus mencegah penyebaran COVID-19 dan di sisi
lain untuk tetap memperhatikan upaya-upaya menurunkan Angka Kematian Bayi. Pemerintah
memiliki tanggung jawab untuk menyediakan pelayanan kesehatan anak yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Upaya Kesehatan Anak, Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan NSPK terkait
lainnya. Pelayanan kesehatan balita meliputi pemantauan pertumbuhan, perkembangan,
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, kapsul vitamin A dan tata laksana balita sakit jika
diperlukan, Pada situasi pandemi COVID-19, pemantauan pertumbuhan balita harus tetap
dilaksanakan melalui berbagai upaya alternatif untuk memastikan balita tetap dapat dipantau
tumbuh kembangnya.
Bulan Februari dan Agustus ditetapkan sebagai Bulan Penimbangan Balita selain Bulan
Pemberian Vitamin A. Bulan Penimbangan Balita merupakan salah satu bentuk upaya
pemantauan status gizi balita. Tujuan dilakukannya Bulan Penimbangan Balita adalah untuk
mendapatkan data status gizi seluruh balita yang ada di wilayah posyandu. Diharapkan sebesar
95% balita yang ada di posyandu dapat dipantau pertumbuhannya sehingga didapatkan data
status gizi balita.
Sehubungan dengan adanya pandemi Covid-19 kegiatan Bulan Penimbangan Balita tidak
dapat dilaksanakan seperti Bulan Penimbangan Balita sebelumnya. Sehingga perlu dilakukan
beberapa penyesuaian dalam pelaksanaannya. Berikut pedoman dalam pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan di masa adaptasi kebiasaan baru.
1. Koordinasi lintas program di puskesmas dan lintas sektor di tingkat kecamatan dan
desa dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan Bulan Penimbangan Balita;
2. Pelaksanaan Bulan Penimbangan Balita di posyandu mengacu pada kebijakan -
kebijakan tersebut di atas;
3. Puskesmas membentuk tim yang dikuatkan dengan Surat Keputusan Kepala
Puskesmas yang bertugas dalam pengumpulan data, entry data dan analisis data hasil
Bulan Penimbangan Balita;
4. Berkoordinasi dengan jaringan dan jejaring puskesmas lain yang ada di wilayah
puskesmas dalam pelaksanaan Bulan Penimbangan Balita;
5. Bersihkan alat timbang dan alat ukur panjang badan/tinggi badan dengan desinfektan
setiap selesai melakukan penimbangan dan pengukuran;
6. Usahakan saat melakukan penimbangan dan pengukuran, balita/bayi menggunakan
pakaian lengan panjang dan celana panjang yang tidak terlalu tebal serta kaus kaki;
7. Anjurkan ibu/pengasuh serta bayi/balita untuk mengganti baju sesampainya di rumah;
8. Hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita yang dilakukan di luar posyandu diserahkan
ke puskesmas atau petugas puskesmas mengambil data ke jaringan dan jejaring
puskesmas;
9. Pastikan petugas kesehatan dan kader dalam keadaan sehat saat melakukan kegiatan
Bulan Penimbangan Balita dan usia kader yang melaksanakan kegiatan Bulan
Penimbangan Balita kurang dari 50 tahun;
10. Melakukan kegiatan sweeping pada balita yang belum dilakukan pemantauan
pertumbuhan dan pemberian kapsul Vitamin A dengan tetap mematuhi protokol
kesehatan dengan janji temu sebelumnya;
11. Melakukan validasi pada balita dengan masalah gizi dengan tetap mematuhi protokol
kesehatan dan janji temu sebelumnya;
12. Laporan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita, selambat-lambatnya kami terima
pada 30 September 2020;
13. Hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita dilanjutkan dengan input data e-PPGBM;
14. Lakukan diseminasi informasi hasil Bulan Penimbangan Balita dengan lintas program
dan lintas sektor.