A. Latar Belakang
Oleh karena itu, pelayanan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat dengan prioritas pada kelompok rawan, yaitu
bayi dan balita, remaja putri, ibu hamil dan ibu menyusui pada situasi pandemi
COVID-19 diharapkan dapat tetap berjalan dengan melakukan beberapa
penyesuaian terkait dengan kebijakan pembatasan sosial yang diatur oleh
pemerintah daerah setempat untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19.
B. Tujuan Panduan
1. Tujuan Umum :
Sebagai panduan dalam memberikan pelayanan gizi pada pasien dan
masyarakat di wilayah kerja puskesmas Taba dalam situasi darurat
pandemic covid-19.
2. Tujuan Khusus :
a. Memahami pentingnya gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak
balita serta remaja pada situasi darurat pandemik covid-19.
b. Mampu menentukan kelompok sasaran yang perlu diprioritaskan
sesuai dengan keputusan pemerintah daerah mengenai status
kedaruratan wilayah.
c. Mampu merencanakan kelompok sasaran yang perlu diprioritaskan
sesuai dengan keputusan pemerintah daerah mengenai status
kedaruratan wilyah.
d. Mampu melakukan pelayanan gizi sesuai dengan keputusan
pemerintah daerah mengenai status kedaruratan wilayah.
e. Dapat memberikan informasi dan edukasi mengenai gizi pada ibu hami,
ibu menyusi, pengasuh bayi dan balita serta remaja pada masa darurat
pandemi covid-19.
f. Mampu melakukan pemantauan dan evaluasi disesuaikan dengan
keputusan pemerintah status kedaruratan wilayah.
C. Sasaran Panduan
Adapun sasaran panduan pelayanan gizi bayi balita, ibu hamil , ibu menyusui
dan pasien membutuhkan konseling gizi
D. Ruang Lingkup Panduan
Pelayanan gizi dilaksanakan di dalam dan di luar gedung dam terkait
dengan program puskesmas lainnya. Ruang lingkup pelayanan meliputi
promotif, prefentif, dan rehabilitative .
E. Batasan Oprasional
Pelayanan gizi meliputi pelayanan dalam gedung yaitu dilakukan di ruang
gizi meliputi pengelolaan sumber daya (tenaga, sarana prasarana, protap dan
administrasi ) dan pelayanan pada pasien (bayi,balita malnutrisi, ibu hamil
KEK, ibu hamil anemia dan pasien yang membutuhkan konseling gizi,
pemberian vitamin A dosis tinggi serta pemberian PMT (Bumil KEK dab balita
gizi kurang).
Pelayanan yang diberikan di luar gedung pemantauan status gizi
diposyandu,TK/PAUD,pemantauan balita gizi kurang./balita gizi buruk,
(Sesuai gaweaan)
F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013
tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui Dan / Atau
Memerah Air Susu Ibu ;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2013
tentang Susu Formula Bayi Dan Produk Bayi Lainnya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013
tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013
tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2014
tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Admistrratif Bagi Tenaga
Kesehatan, Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
Penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, serta produsen dan
distributor susu formula bayi dan / atau produk bayi lainnya yang dapat
menghambat keberhasilan program pemberian air susu ibu ekslusif
8. Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Upaya perbaikan Gizi;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014
tentang Gizi Seimbang;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Puskesmas
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016
tentang PIS PK;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016
tentang Panduan Manajemen Puskesmas;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016
tentang Standar Produk Suplementasi Gizi;
15. Peraturan Walikota Lubukinggau Nomor 400/5/SE/DINKES/2015 tentang
Penyediaan Fasiltas Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu di
Tempat Kerja dan Tempat Sarana Umum;
16. Peraturan Walikota Lubukinggau Nomor 35 Tahun 2017 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat;
17. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau Nomor:
444/022/KPTS/KES/2014 tentang Penunjukan Petugas Ruang Laktasi
Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau Tahun 2014
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Petugas gizi sebagai petugas yang bertanggung jawab dalam pelayanan
gizi di puskesmas. Tenaga gizi di puskesmas ada 2 orang yaitu memegang
program gizi.
No Jabatan Kualifikasi Jumlah Penempatan
1 Petugas Gizi 2 Ruang Promkes
C. Jadwal Kegiatan
1 15
2 3 4 5 1 1 1
2
1
1
Halaman 6 8
10 18
7 9
19
Keterangan :
1. UGD 11. Ruang Tunggu
2. R. Rapat 12. Poli Umum
3. Ruang Kapus 13. Poli Gigi
4. Ruang Lansia 14. Ruang Apotek
5. Pendaftaran 15. Toilet
6. Ruang TU 16. Gudang farmasi
7. Ruang Ramah Anak 17. Laboraturium
8. Ruang Gizi dan Sanitarian 18. Ruang promkes
9. Ruang Laktasi 19. Poli TB
10. Ruang KIA/KB
B. Standar Fasilitas
Jumlah Min
Peralatan
PKM PKM
No Jenis Peralatan Ada Tidak Pengusulan Ket
Non Rawat
Rawat Inap
Inap
1 Alat peraga √
cara menyusui
yang benar
2 APE
3 Papan
Informasi
4 Computer √
5 Food Model √
6 Leafleat √
7 Poster
8 Cairan
Disinfektan
9 Timbangan √
Dewasa
10 Timbangan
Bayi
11 Microtoice √
12 Length boat
13 Tempat √
sampah
14 Kursi kerja √
15 Lemari arsip √
16 Meja tulis ½ √
biro
17 Buku register √
pelayanan
18 Kalkulator √
19 Form dan surat √
ket lain
20 Alat tulis √
21 Lemari alat alat
22 Kartu status √
pasien
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
1. Pelayanan Dalam Gedung
a. Menyiapkan ruangan pelayanan
b. Menerima status pasien dari pendaftaran langsung ada juga dari rujukan
intern ( KIA untuk ibu hamil, poli umum, dan poli lansia)
c. Memanggil pasien berdasarkan kedatangan
d. Mengukur ulang BB dan TB pasien
e. Memberikan konseling sesuai kebutuhan pasien
f. Melakukan pencatatan dalam register pelayanan
g. Membereskan ruang penyuluhan
2. Pelayanan Luar Gedung :
a. Pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu
b. Pemeriksaan garam beryodium di rumah tangga
c. Pemantauan kesehatan anak balita dan pra sekolah (pengukuran
pertumbuhan, perkembangan pemberian Vitamin A,imunisasi)
d. Pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri
e. Pemantauan ibu hamil anemia dan kepatuhan minum tablet fe
f. Pemberian PMT bumil KEK/Gakin
g. Pendistribusian PMT penyuluhan/PMT pemulihan
h. Kelompok pendaping ASI
i. Surveilan gizi pelacakan gizi kurang
B. Metode
1. Observasi langsung dengan cara wawancara
2. Pengukuran antropometri
3. Konseling dan penyuluhan
C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Pencatatan
3. Pelaksanaan
4. Monitoring dan evaluasi
BAB V
LOGISTIK
A. Definisi
Logistik adalah segala sesuatu atau benda yang berwujud dan dapat
diperlakukan secara fisik , baik yang di gunakan untuk kegiatan pokok maupun
kegiatan penunjang.
Kebutuhan logistik yang diperlukan dalam program gizi di Puskesmas Taba
adalah persediaan peralatan dan pembekalan yang di butuhkan untuk
melaksanakan kegiatan gizi pada pasien atau masyarakat seperti alat atau
bahan melakukan untuk melakukan kegiatan program gizi
Kegiatan gizi yang diberikan kepada pasien atau masyarakat berfokus pada
keselamatan pasien. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimna puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman yang meiputi asasment resiko, identifikasi,
pengelolan Hl Yng berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan, dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjut serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan menjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan apabila melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya di ambil.
BAB IX
PENUTUP
Namun demikian, upaya upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika
di dukung oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan
terhadap mereka yang paling berpengaruh terhadap
pasien/individu/keluarga/masyarakat. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap
mereka yang dapat mendukung/ membantu puskesmas dari segi kebijakan atau
peraturan perundang-undangan dan sumberdaya, dalam rangka dalam
memberdayakan pasien/ individu/ keluarga/ masyarakat.