Pengertian Posyandu
Pengertian Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi ibu, bayi, balita, remaja sampai lansia.
Posyandu menjadi garda depan pelayanan kesehatan. Termasuk saat pandemi Covid-
19, peran posyandu sangat penting untuk deteksi dini gejala Covid-19 di tengah
masyarakat. Posyandu terpadu merupakan salah satu cara dalam memerangi Covid-19.
Para tenaga kader posyandu mengetahui berat badan balita, gizi balita, dan kondisi
kesehatan balita. Sekaligus menjadi ajang sosialisasi protokol kesehatan, mulai dari
penggunaan masker, cuci tangan dan jaga jarak.
2. Kegiatan Posyandu
Ada lima program prioritas yang dilakukan oleh Posyandu yaitu : KB, KIA, gizi,
imunisasi, dan penanggulangan diare. Dengan program tersebut terbukti dapat
menurunkan angka kematian bayi dan balita. Partisipasi masyarakat dalam mendukung
terlaksananya Posyandu Balita ini sangat penting, tanpa keikutsertaan masyarakat ke
Posyandu maka program ini tidak dapat berjalan dengan baik. Dengan keaktifan
masyarakat untuk datang dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu dapat
mencegah dan mendeteksi sedini mungkin gangguan dan hambatan pertumbuhan pada
balita.
3. Manfaat Posyandu
a. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga
b. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
c. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang
dapat dicegah dengan immunisasi
d. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana
e. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman
pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk memotivasi kelompok dasa wisma
berperan aktif
4. Manfaat bayi dan balita datang ke posyandu
Banyak manfaat posyandu yang bisa diperoleh ibu dan balita. Semua fasilitas tersebut
disediakan secara gratis. Sudah selayaknya masyarakat memanfaatkan berbagai fasilitas
yang disediakan oleh pemerintah tersebut. Walaupun gratis, pelayanan tersebut bukanlah
sesuatu yang murah. Jika diuangkan, biaya untuk pembelian vaksin, vitamin, dan berbagai
logistik posyandu tentulah sangat mahal. Hal ini dapat dibuktikan jika kita mengimunisasikan
anak kita ke Lembaga Pelayanan Kesehatan Swasta, biaya 1 kali imunisasi bisa mencapai
puluhan bahkan ratusan ribu rupiah. Selain itu, pentingnya bayi dan balita dating ke
posyandu antara lain;
a. Mendeteksi gangguan dan penyimpangan tumbuh kembang anak sejak dini agar
mendapat tindak lanjut dengan cepat dan tepat.
b. Mengetahui apakah tahapan pertumbuhan anak termasuk sehat atau kurang sehat
c. Pertumbuhan anak balita terpantau. Dengan menimbang berat badan dan tinggi
badan, dapat memantau pertumbuhan anak sehingga dapat mencegah gizi buruk,
gizi kurang, gizi lebih atau stunting. Bila setelah ditimbang berat badannya tidak naik
2 bulan berturut-turut atau bahkan turun, maka bisa langsung dirujuk ke Puskesmas.
Begitupun apabila ada gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, maka bisa
langsung dirujuk ke Puskesmas.
d. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A dibulan Februari dan Agustus,
dan mendapatkan imunisasi lengkap
e. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
bagi bayi dan balita dengan penyuluhan gizi
Untuk memantau status gizi dan tingkat pertumbuhan anak, orangtua perlu melakukan
penimbangan berat badan anak setiap bulan. Di posyandu digunakan pemantauan
melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). Setiap anak harus memiliki KMS guna memantau
pertumbuhannya. Tiap kali penimbangan berat badan anak harus ditandai dengan
mencantumkan titik pada KMS dan setiap titik dihubungkan sehingga membentuk
sebuah garis yang menunjukkan kondisi pertumbuhan anak. Jika garis naik mengikuti
garis pertumbuhan, maka pertumbuhan anak baik. Jika garis datar atau bahkan
menurun berarti pertanda anak harus mendapat penanganan lebih lanjut oleh
puskesmas atau pun dokter karena ditakutkan anak mungkin mengalami gangguan
pertumbuhan dan orang tua perlu waspada terhadap faktor penyebab serta dampak
buruknya bagi kesehatan anak.
Dengan tetap melakukan penimbangan pada saat pandemi, nantinya tidak hanya balita
bermasalah saja yang akan dipantau, melainkan seluruh balita supaya tumbuh dan
kembang semua balita terpantau sehingga dapat menjadi langkah awal untuk mencegah
atau mendeteksi dini masalah kekurangan gizi, agar tidak terlambat mendapatkan
penanganan yang tepat. Karena, apabila kondisi tersebut tidak segera ditangani akan
berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh yang erat kaitannya dengan kondisi saat
pandemi, sehingga anak rawan mengalami penyakit infeksi, serta dapat mengalami
gangguan tumbuh kembang di masa depan.
7. Tips Meningkatkan Berat Badan Anak
a. Meningkatkan asupan kalori
Kunci untuk meningkatkan berat badan anak yaitu dengan menerapkan pola makan
seimbang. Kemudian, jika anak sudah mulai mengonsumsi makanan padat, berikan
asupan karbohidrat dan protein agar meningkatkan asupan kalorinya. Sebagai sumber
karbohidrat, berikan nasi, kentang, roti gandum, atau produk dari gandum utuh. Untuk
protein, pilih ikan, ayam, telur, daging, serta kacang-kacangan. Berikan sayur dan buah
setiap hari, terutama buah yang mengandung kalori seperti pisang dan alpukat. Perlu
diingat, meningkatkan asupan kalori bukan berarti memberikan anak makanan manis
atau berlemak.
Pemberian nutrisi terbaik bisa dimulai dengan memberikan air susu ibu (ASI) sejak awal
kelahiran. Setelah usia 6 bulan, bisa tetap melanjutkan pemberian ASI ditambah dengan
makanan pendamping ASI (MPASI). Anak yang mengalami berat badan kurang, ada
kemungkinan dokter memberi rekomendasi susu dengan kalori dan nutrisi yang
diformulasikan khusus. Disarankan tetap membatasi minuman dengan kandungan gula
yang tinggi, termasuk jus instan. Sebab, ada kemungkinan dapat merusak gigi.
c. Memberikan suplemen
Pemberian suplemen zat besi dapat menjadi salah satu upaya meningkatkan berat
badan. Selain itu, suplemen tambahan lain yang dibutuhkan anak dengan berat badan
kurang yaitu vitamin A, C dan D. Namun pemberian suplemen zat ini sebaiknya setelah
melalui konsultasi dokter. Zat besi berlebihan dapat menyebabkan konstipasi atau sulit
buang air besar dan mengurangi kemampuan tubuh menyerap mineral lain. Kabar
baiknya, asupan nutrisi tambahan ini biasanya sudah terkandung dalam susu formula
yang dapat diberikan kepada anak.