Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi
(90 tablet) selama masa kehamilan.
Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan
masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.
Kegiatan program gizi yang dilakukan semesteran (6 bulan sekali), yaitu Pemberian
Kapsul Vitamin A (Dosis 200.000 SI) pada balita adalah pemberian kaspsul vitamin
A dosis tinggi kepada bayi dan anak balita secara periodik yaitu untuk bayi diberikan
setahun sekali pada bulan Februari dan Agustus dan untuk anak balita enam bulan
sekali dan secara serentak dalam bulan Februari dan Agustus. 3
Kegiatan Program Gizi Tahunan
Buku Pengelolaan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (ASI untuk usia 6-24
3
bulan)
Buku-buku pedoman ini telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI, juga telah
dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi bahkan agar lebih operasional bukubuku tersebut telah juga dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pengawasan, evaluasi dan bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota biasanya
dilakukan dalam bentuk sebagai berikut : 3
1.
2.
Umpan balik Laporan (feedbeck) laporan cakupan selama setahun dari Dinas
Kesehatan kabupaten /kota dari laporan rekapitulasi puskesmas yang dikirm
setiap bulan di Dinas Kabupaten/kota.
3.
Jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapat MP-ASI
2.
Jumlah Balita yang memiliki KMS, jumlah balita yang ditimbang, Naik Berat
Badannya termasuk juga Balita dengen Berat Badan dibawah Garis Merah
(BGM) pada KMS
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Laporan hasil Investigas dan Intervensi Gizi buruk. Dan beberapa laporan
lainnya.
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak
pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang
baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan makanan dengan gizi
seimbang.
Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan anak menurun
karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau sebab lain yang
perlu digali dari ibu.
Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan grafik
pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan ibunya tentang
keadaan kesehatan anaknya.4
Posyandu
Pengertian
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.5
Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya mensinergikan
berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi,
pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan
pangan keluarga dan kesejahteraan sosial.
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan
bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif,
guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu
mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat.5
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian informasi
kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar
klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan
atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek sikap atau attitude), dan dari mau
menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan atau
practice).
Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang mencakup
sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.5
Tujuan
1. Tujuan Umum
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
(AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat.5
2. Tujuan Khusus
Sasaran
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya: bayi, balita, ibu hamil, ibu
nifas dan ibu menyusui, pasangan usia subur.5
Fungsi
Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari
petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA.5
Manfaat
1. Bagi Masyarakat
3. Bagi Puskesmas
Lokasi
Posyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya yang sesuai. Bila
diperlukan dan memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun,
atau sebutan lainnya yang sesuai.5
Pengorganisasian
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat
pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan
sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
serta kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. 5
Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (desa/kelurahan atau
dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu Unit/Kelompok Pengelola
Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit
Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari para
anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab
masing- masing unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam Unit/Kelompok
Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat. 5
Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di desa/kelurahan
atau sebutan lainnya sebagai berikut:
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah
pembentukan Posyandu. Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut: 5
1. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.
2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat.
3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
Kader Posyandu
Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota masyarakat yang
bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu
secara sukarela. 5
Sistem Rujukan
Mekanisme hubungan kerja yang memadukan satu strata pelayanan dengan strata
pelayanan kesehatan lain banyak macamnya. Salah satu di antaranya dikenal dengan
nama system rujukan (referral system), Indonesia juga menganut system rujukan ini,
seperti yang dapat dilihat dalam Sistem Kesehatan Nasional. Inilah sebabnya
pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia, dibedakan atas beberapa strata seperti
misalnya Rumah Sakit yang dibedakan atas beberapa kelas, mulai dari D pada tingkat
yang paling bawah sampai ke kelas A pada tingkat yang paling atas. 6
Adapun yang dimaksud dengan system rujukan di Indonesia, seperti yang telah
dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 32 tahun 1972 ialah suatu system
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung
jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara
vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih
mampu atau secara horizontal dalam arti unit-unit yang setingkat kemampuannya. 6
1. Rujukan kesehatan
11
12
b.
c.
13
Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah sakit, atau fasilitas pelayanan
lainnya.
Promosi Kesehatan
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga di Indonesia
Program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang merupakan salah satu
program promosi dan proteksi kesehatan dan telah direkomendasikan oleh WHO
14
Pada setiap dukuh, semua balita, ibu hamil dan ibu menyusui tercakup
dalam kegiatan ini. 2
Semua bayi disusui ibunya sampai usia 2 tahun atau lebih, dan
mendapat makanan lain yang sesuai dengan kebutuhannya.
Semua anak yang berumur 1-5 tahun mendapat satu kapsul vitamin A
dosis tinggi setiap 6 bulan.
15
Semua anak yang mencret segera diberi minum Laruta Gula Garam
atau Larutan Oralit.
Setiap ibu hamil minum 1 tablet Tambah Darah tiap bulan mulai usia
kehamilan 7-9 bulan.
ini adalah pengelola gizi tingkat Pusat, pengelola gizi provinsi dan Perguruan
Tinggi/Poltekes. 9
Surveillance Gizi
Pengertian
Surveilans gizi yang dimaksud adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan
diseminasi informasi hasil pengolahan data secara terus menerus dan teratur tentang
indikator yang terkait dengan kinerja pembinaan gizi masyarakat. 10
Prinsip-Prinsip Dasar
Manfaat
Kegiatan surveilans gizi bermanfaat untuk memberikan informasi pencapaian kinerja
dalam rangka pengambilan tindakan segera, perencanaan jangka pendek dan
menengah serta perumusan kebijakan, baik di kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
Selain itu kegiatan surveilans gizi juga bermanfaat untuk mengevaluasi pencapaian
kinerja pembinaan gizi masyarakat. 10
Kegiatan Surveillance Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data,
penyajian serta diseminasi informasi bagi pemangku kepentingan. Informasi dari
surveilans gizi dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan untuk melakukan
tindakan segera maupun untuk perencanaan program jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang serta untuk perumusan kebijakan, seperti terlihat pada
gambar di bawah ini. 10
18
Gambar menunjukkan berbagai data dan sumbernya pada kegiatan surveilans gizi. 10
19
20
3. Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi dilakukan untuk menyebarluaskan informasi surveilans
gizi kepada pemangku kepentingan. Kegiatan diseminasi informasi dapat
dilakukan dalam bentuk pemberian umpan balik, sosialisasi atau advokasi.
Umpan balik merupakan respon tertulis mengenai informasi surveilans gizi
yang dikirimkan kepada pemangku kepentingan pada berbagai kesempatan
baik pertemuan lintas program maupun lintas sektor.
Sosialisasi merupakan penyajian hasil surveilans gizi dalam forum koordinasi
atau forum-forum lainnya sedangkan advokasi merupakan penyajian hasil
surveilans gizi dengan harapan memperoleh dukungan dari pemangku
kepentingan. 10
Pelaporan dan Umpan Balik Serta Koordinasi
Mekanisme dan alur pelaporan, umpan balik serta koordinasi pelaksanaan surveilans
21
Adanya tenaga manajemen data gizi yang meliputi pengumpul data dari
laporan rutin atau survei khusus, pengolah dan analis data serta penyaji
informasi
22
B. Indikator Proses
Adanya proses pembuatan laporan dan umpan balik hasil surveilans gizi
C. Indikator Output
Tersedianya informasi data terkait lainnya (sesuai dengan situasi dan kondisi
daerah)
Kesimpulan
Kebutuhan zat-zat makanan oleh tubuh setiap hari tergantung dari banyak factor,
antara lain, jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan dan pada keadaan tertentu seperti ibu
yang sedang hamil dan menyusui. Kekurangan dan kelebihan zat makanan dalam
tubuh seseorang akan menimbulkan masalah kesehatan tersendiri. Kekurangan akan
menimbulkan penyakit busung lapar pada anak-anak, anemia dan lainnya, serta tubuh
mudah sekali terserang penyakit.
23
Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok Puskesmas
yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan
Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Surveilans Gizi, dan
Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, smesteran (6
bulan sekali) dan tahun (setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan
intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan
adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat
dilakukan dalam maupun di luar gedung Puskesmas.
Selain daripada program gizi puskesmas juga diperlukan bantuan dari posyandu dan
keaktifan peran masyarakat. Diperlukan pula usaha promosi kesehatan dibidang gizi
yaitu Usaha Perbaikan Gizi Keluarga dan Keluarga Sadar Gizi. Setelah semua usaha
ini dilakukan yang tidak kalah penting adalah kegiatan surveilans gizi yang bertujuan
memberikan informasi ke pusat mengenai kasus-kasus gizi yang ada sehingga pusat
dapat merenspons dan akhirnya kasus-kasus gizi dapat tertangani secara baik.
Daftar Pustaka
1. Suhardjo dan Kusharto CM. Prinsip-prinsip ilmu gizi. Yogyakarta: Kanisius;
2000. h. 1-2.
2. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC; 2006.
h. 227-54.
3. Ali AR. Program perbaikan gizi masyarakat di puskesmas. 3 April 2012.
Diakses dari: http://dinkes.polewalimandarkab.go.id/program-perbaikan-gizimasyarakat-puskesmas/, 29 Juni 2013.
4. Kartu
menuju
sehat.
Departemen
Kesehatan
RI.
Diunduh
dari:
http://gizi.depkes.go.id/pedoman-gizi/download/KMSbaganrev.doc
5. Pedoman umum pengelolaan posyandu. Kementrian Kesehatan RI; 2011. h.
11-43.
Diunduh
dari:
http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/mediaroom/pedoman-dan-buku?
download=2:pedoman-umum-posyandu
24
Kesehatan;
2002.
h.
57-60.
Diunduh
dari:
http://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pedoman-manajemenpuskesmas.pdf
8. Keluarga
sadar
gizi.
Departemen
Kesehatan
RI.
Diunduh
dari:
http://gizi.depkes.go.id/pedoman-gizi/download/kadarzi.doc
9. Rencana kerja pembinaan masyarakat tahun 2013. Direktorat Jendral Bina
Gizi dan KIA. Kementrian Kesehatan RI; 2013. h. 17-9. Diunduh dari:
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/bk%20rencana%20kerja
%20gizi%20FINAL.pdf
10. Petunjuk pelaksanaan surveilans gizi. Kementrian Kesehatan RI; 2012. h. 121. Diunduh dari: http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/NewBuku-Surveilans-Final1.pdf
25