Anda di halaman 1dari 10

Peran penting Hepar, Pankreas, dan Vesika Fellea pada Tubuh Manusia

Margie Soflyta (102012388)


Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061, Fax. 021-5631731
tauranamalohi@gmail.com

Abstrak
Hepar, pankreas, dan vesika fellea merupakan organ pencernaan aksesoris yang berguna dalam
sistem pencernaan manusia. Garam Empedu yang dihasilkan hepar digunakan dalam mengelmusikan
lemak sehingga lemak dapat diserap dan dicerna baik oleh tubuh. Tentu saja dalam kerja, pensekresian
garam empedu hepar bekerja bersama kandung empedu yang berguna untuk mematangkan, menyimpan,
dan memekatkan warna empedu. Selain itu, dalam mekanisme sistem pencernaan pankreas memberi
peran penting sebagai organ limfoid yang seperti kita ketahui berguna sebagai antibodi.

Kata Kunci : Hepar, pankreas, vesika fellea, garam empedu

Abstract
Liver, pankreas, bladder and Vesica fellea are organ accessories in the human digestive system.
Bile salts produced by the liver are used to emulsify fat so that the fat can be digested and absorbed well
by the body. On process, secretion of bile salts work together with gallbladder are useful to ripen, store
and concentrate bile color. In addition, the mechanism of the digestive system of the pankreas provide an
important role as a lymphoid organ as we know is useful as antibody.

Keywords : Liver, pankreas, Vesica Fellea, bile salts

1
Pendahuluan
Sistem pencernaan adalah memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari makanan
yang dimakan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai sumber
energi yang kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan berbagai aktivitas
bergantung energi, misalnya transportasi aktif, kontraksi, sintesis dan sekresi. Seluruh sistem pencernaan
melibatkan organ-oragan seperti hepar, pankreas, usus halus dan kandung empedu untuk memodifikasi
makanan menjadi bahan yang dapat diserap oleh tubuh manusia. Namun ketika organ pencernaan tersebut
mengalami gangguan seperti ruptur contohnya,tentu saja mereka tidak dapat melaksanakan mekanisme
dan fungsi normal. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai penjelasan makroskopis
dan mikroskopis organ, mekanisme dan fungsi kerja, pencernaan dan penyerapan makanan, dan enzim-
enzim yang berperan.

Makroskopis dan Mikroskopis


1. Hepar
Hepar atau hepar ialah organ terbesar di dalam tubuh yang memiliki berat sekitar 1,5 kg, berwarna
merah gelap, berbentuk seperti baji dan dilapisi oleh peritoneum kecuali pada facies diaphragmatica atau
disebut dengan Bare Area.1
Terdiri dari 3 facies facies diaphragmatica (berbatasan langsung dengan permukaan bawah paru dan
jantung), facies visceralis (tenpat melekatnya pembuluh darah, saraf,dll) , dan facies superior.

Gambar 1. Facies Diaphragmatica Hepar2 Gambar 2. Facies Viseralis Hepar2

Gambar 3. Facies Inferior Hepar2


Secara makroskopis, hepar terbagi menjadi lobus dextra dan lobus sinistra, dimana lobus dextra
lebih besar dari sinistra. Lobus dextra memiliki 3 bagian utama, yaitu lobus kanan atas, lobus caudatus,
dan lobus quadratus. Lobus dextra dan sinistra dipisahkan oleh ligamen falsiform. Di antara kedua lobus
terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf, dan duktus.3
Secara mikroskopis, lobulus hepar merupakan susunan heksagonal jaringan yang mengelilingi
sebuah vena sentral. Di tepi luar tiap lobulus terdapat 3 pembuluh, yaitu cabang arteri hepatika, cabang
vena porta, dan duktus biliaris. Di antara barisan sel-sel hepar ke vena sentral ada sinusoid seperti jari-jari
pada ban sepeda. Sel-sel kupffer melapisi bagian dalam sinusoid.4

Gambar 4. Aliran darah dan Empedu pada Hepar4


Hepatosit tersusun di antara sinusoid-sinusoid dalam lempeng yang tebalnya dua lapis sel,
sehingga setiap tepi lateral berhadapan dengan darah sinusoid. Terdapat sebuah saluran tipis penyalur
empedu, kanalikuli biliaris, yang berjalan di antara sel-sel di dalam lempeng hepar.5
Selain untuk mensekresi garam empedu, hepar juga mempunyai fungsi lain:3
1) Pengolahan metabolik kategori nutrien utama setelah penyerapan mereka dari saluran
pencernaan.
2) Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing lainnya.
3) Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein yang penting untuk pembekuan darah
serta untuk mengangkut hormon tiroid, steroid, dan kolestrol dalam darah.
4) Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan vitamin.
5) Pengaktifan vitamin D yang dilaksanakan oleh hepar dan ginjal.
6) Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang, berkat adanya makrofag residen.
7) Ekskresi kolestrol dan bilirubin, yang adalah produk penguraian yang berasal dari destruksi sel
darah merah yang sudah usang.
Fiksasi hepar yang terutama yang terkuat adalah dengan diaphragma dan v.cafa inferior.
Sedangkan fiksasi hepar yang lain oleh ligamentum coronarium hepatis, ligamentum triangulae dextra
dan sinistra, ligamentum falciforme hepatis, dan ligamentum teres hepatis. Ligamentum triangulare
hepatis merupakan lipatan peritoneum pada kedua ujung kanan dan kiri hepar, melekat juga pada
diaphragma, terletak pada permukaan belakang hepar. Ligamentum triangulare kiri lebih tebal dan kuat,
disebut appendix fibrosa hepatis dan ligamentum triangulare dexter perkembangannya kurang baik, jadi
lebih tipis.4
Lipatan peritoneum yang melapisi hepar di facies diaphragmatica memisahkan diri membentuk
ligamentum coronarium hepatis. Lembar depan jaringan ikat ini akan melanjutkan diri menjadi
ligamentum falciforme hepatis. Lembar belakang melanjutkan diri ke arah ginjal membentuk ligamentum
hepatorenalis, jaringan ikat ini di bawahnya membatasi suatu kantung= recessus hepatorenalis= recessus
hepatorenocolica= fossa renalis dextra (Morison), kantung ini penting dalam klinik, karena ikut meradang
yang disebabkan tertimbunnya cairan yang berasal dari perforasi appendicitis/ perforasi duodenum.
Vaskularisasi pembuluh nadi hepar dimulai dari a.hepatica communis yang merupakan salah satu
caband dari Truc.Coeliancus yang terus berjalan keatas membentuk a. hepatica propria yang kemudian
bercabang menjadi a.hepatica dextra untuk mempendarahi lobus hepar sebelah kanan dan a.hepatika
sinistra untuk mempendarahi lobus hepar sebelah kiri. A.hepatica propia tidak berjalan sendiri namun
ditemani oleh ductus choledochus dan v.porta dalam lig.duodenale.
Hampir seluruh darah dari sistem pencernaan dialirkan dalam pembuluh balik h v.porta hepatis,
yang terbentuk dari vena pankreasalis dan vena mesenterika superior. V.porta menampung darah dari V.
mesenterica superior ,V. mesenterica inferior, V. pankreasalis, dan V parumbilicalis.
Saraf yang mempersarafi hepar berasal dari parasimpatis yang melewati plexus coeliacus. Trunctus
vagus anterior mempercabangkan banyak rami hepatis yang berjalan langsung ke hepar.

2. Vesica Fellea
Vesica Fellea atau kandung empedu adalah kantung muskular hijau menyerupai pir dengan panjang
10 cm. Organ ini terletak dilekukkan dibawah lobus kanan hepar. Kapasitas total kandung empedu kurang
lebih 30 ml sampai 60 ml.
Fungsi kandung empedu adalah menyimpan cairan empedu yang secara terus menerus disekresikan
oleh sel-sel hepar,sampai diperlukan dalam duodenum. Diantara waktu makan,sfingter odi menutup dan
cairan empedu mengalir ke dalam kandung empedu yang relaks. Pelepasan cairan ini dirangsang oleh
CCK ( Cholesitokinin). Peran lain adalah mengkonsentrasikan cairannya dengan cara mengabsorbsi air
dan elektrolit dengan demikian kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi empedu hepar.3
Secara makroskopis vesica fellea terdiri dari fundus, corpus (badan), dan collum (leher). Pada
collum vesika fellea terdapat valvula spiralis Heysteri yaitu sebuah klep yang menghubungkan kandug
empedu dengan duodenum.
Gambar 5. Vesica Fellea2
Vaskularisasi Vesica Fellea adalah A.Cyctica yang merupakan cabang dari A.Hepatica Dextra dan
aliran balik darah adalah V.Cystica yang merupakan cabang v.porta cabang kanan. Inervasi Vesica Fellea
adalah plexus Coeliacus.
Dan secara makroskopisvesica fellea tidak mempunyai tunika muskularis mukosa. Tunika
mukosanya terdiri dari epitel selapis torak pada lamina propria. Dan ditemukan sinus Rokistansky
Aschof. Tunika muskularisnya tidak teratur. Tunika perimuskular atau tunika subserosanya berupa
anyaman penyambung jarang. Disini terdapat duktus aberans luschka. Tunika adventitia berupa memban
serosa.

3. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada
bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari
2 jaringan dasar yaitu :
 Acinus, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
 Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Bagian-bagian pankreas yakni caput pancreas, ollum pancreas, corpus pancreas, dan cauda pancreas.
Endokrin pankreas banyak terdapat di cauda pancreas: pulau-pulau LANGERHANS. Saluran bercabang-
cabang pada pankreas disebut herring bone. 6
Pendarahan pankreas yaitu:
 Arteri: A. pancreatico duodenale superior (cabang A. gastroduodenalis), A. pancreatico duodenalis
inferior (cabang A. mesenterica superior)
 Vena: darah dialirkan ke dalam V. lienalis dan V. mesenterica superior

Mekanisme Pencernaan dan Penyerapan Makanan


Makanan adalah salah satu kebutuhan esensial tubuh. Substansi yang dapat berfungsi sebagai
makanan untuk tubuh adalah substansi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pembakaran,
pembangunan untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan pertumbuhan jaringan. Manusia mengonsumsi
3 kategori biokimiawi bahan makanan kaya energi: karbohidrat, lemak, dan protein. Molekul-molekul
besar ini tidak dapat melewati membran plasma untuk diserap dari lumen saluran cerna ke dalam darah
atau limfe, melainkan harus di ubah ke dalam molekul yang lebih kecil lagi. Berikut mekanisme
pencernaan dari ketiga nutrien tersebut agar dapat diserap oleh tubuh:5
1. Karbohidrat
Karbohidrat dalam bentuk polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Polisakarida yang dapat
dimetabolisme adalah zat pati dari tanaman dan glikogen dari hewani termasuk polimer glukosa. Bentuk
paling sederhana karbohidrat adalah gula sederhana atau monosakarida (molekul satu gula), misalnya
glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang dalam keadaan normal sangat sedikit ditemukan dalam makanan.
Melalui proses pencernaan, tepung, glikogen, dan disakarida diubah menjadi monosakarida konstituen-
konstituennya, terutama glukosa dengan sejumlah kecil fruktosa dan galaktosa. Monosakarida ini yang
dapat diserap oleh tubuh.5
Pencernaan karbohidrat dimulai dimulut oleh enzim amilase yang menghasilkan ptialin. Amilase
memecah karbohidrat menjadi polimer glukosa yang lebih pendek yaitu maltosa dan dekstrin. Tetapi pH
optimal enzim ini adalah 6,7 dan kerjanya dihambat oleh getah lambung yang asam bila masuk ke
lambung. Kerja amilase pada zat pati sangat pendek pada saat makanan dalam mulut dengan cepat
ditelan. Ketika makanan sampai dilambung terjadi inaktivasi enzim amilase. Walaupun makanan/bolus
sudah sampai lambung pencernaan oleh enzim amilase tetap berjalan, yang terjadi di dalam interior bolus
makanan. Dalam duodenum, pencernaan berlanjut, amilase pankreas memecah zat pati menjadi
polisakarida yang kecil yang akhirnya menjadi maltosa disakarida. Disakaridase yang terletak di
membran brush border sel epitel usus meneruskan penguraian disakarida menjadi unit yang lebih kecil
yaitu monosakarida.7
Glukosa & galaktosa diserap oleh transpor aktif, dimana pembawa kotranspor di membran luminal
memindahkan monosakarida dan Na+ dari lumen ke dalam interior sel usus. Fruktosa diserap ke dalam
darah hanya dengan difusi terfasilitasi (transpor pasif yang diperantarai oleh pembawa). Defisiensi satu
atau lebih disakaridase ini dapat menyebabkan diare, kembung atau flatulens setelah makan gula. Diare
disebabkan oleh peningkatan jumlah molekul oligosakarida aktif osmotik yang tertinggal di dalam lumen
usus halus, sehingga menyebabkan volume isi usus halus meningkat. Di dalam kolon, kuman
menguraikan beberapa oligosakarida, selanjutnya meningkatkan jumlah partikel aktif osmotik. Kembung
dan flatulens disebabkan oleh pembentukan gas (CO2 & H2) dari sisa-sisa disakarida di dalam usus halus
distal dan kolon.7
2. Protein
Protein dalam makanan terdiri dari berbagai kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan
peptida. Melalui proses pencernaan, protein diuraikan terutama menjadi asam-asam amino konstituennya
serta beberapa polipeptida kecil (beberapa asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida). Keduanya
adalah satuan protein yang dapat diserap. Protein tidak dicerna di mulut. Proses pencernaan protein
dimulai dilambung oleh enzim pepsin yang diaktifkan oleh HCl, karena enzim pepsin bekerja dalam
suasana asam yang sebelumnya bentuk inaktifnya adalah pepsinogen. Pepsin memecah protein
makromolekular menjadi fragmen yang lebih kecil yaitu peptida. Pepsin menghidrolisis ikatan-ikatan
antara asam amino aromatik seperti fenilalanin atau tirosin dan asam amino kedua, sehingga hasil
pencernaan peptik adalah berbagai polipeptida dengan ukuran yang berbeda.7
Proses pencernaan protein berlanjut di duodenum. Karena pH optimum pepsin adalah 1,6-3,2.
Kerjanya terhenti bila isi lambung bercampur dengan getah pankreas yang alkali di duodenum dan
jejunum. pH isi usus halus di bagian superior duodenum adalah 2-4, tetapi pada bagian lainnya adalah
6,5. Enzim tripsin dan kimotripsin bekerja mencegah protein dan peptida menjadi fragmen yang lebih
kecil. Kedua enzim ini dihasilkan oleh pankreas dalam bentuk inaktif dan diaktifkan dalam getah alkalin
pankreas untuk menghentikan kerja pepsin. Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama
berada dalam bentuk asam amino dan beberapa potongan kecil peptida. Asam amino diserap menembus
sel usus oleh transpor aktif sekunder, serupa dengan penyerapan glukosa & galaktosa. Karena itu,
glukosa, galaktosa, dan asam amino semuanya mendapat “tumpangan gratis” untuk masuk dari transpor
Na+ yang membutuhkan energi. Beberapa amino bebas dilepaskan didalam lumen usus, tetapi yang
lainnya dilepaskan pada permukaan sel oleh aminopeptidase & dipeptidase dalam brush border sel
mukosa. Jadi, pencernaan akhir terhadap asam amino terjadi di 3 tempat : lumen usus halus, brush border,
dan sitoplasma sel mukosa. Setelah makan protein terjadi peningkatan tajam sementara pada nitrogen
darah portal. Asam amino L diserap lebih cepat daripada isomer D. Asam amino D tampaknya diserap
hanya melalui difusi pasif, sedangkan kebanyakan asam L ditranspor secara aktif keluar dari lumen usus
halus.7
Asam nukleat diuraikan menjadi nukleotida dalam usus halus oleh nuklease pankreas, dan
nukleotida itu diuraikan menjadi nukleosida dan asam fosfor oleh enzim yang terdapat pada permukaan
luminal sel mukosa. Nukleosida kemudian diuraikan menjadi unsur gula serta basa-basa pirimidin dan
purin. Unsur-unsur basa tersebut diserap oleh transpor aktif.7
3. Lemak
Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida, yaitu lemak netral yang
terdiri dari satu molekul gliserol dengan tiga asam lemak melekat padanya. Selama pencernaan, dua dari
tiga molekul asam lemak tersebut terpisah, meninggalkan satu monogliserida, satu molekul gliserol
dengan satu molekul asam lemak melekat padanya. Karena itu, produk akhir pencernaan lemak adalah
monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. Pencernaan lemak dimulai
dan diakhiri dalam lumen usus halus. Proses pencernaan lemak dimulai di duodenum. Dengan adanya
lemak di duodenum maka CCK dikeluarkan untuk merangsang kontraksi dari kandung empedu untuk
mengeluarkan garam empedu.7 Fungsi lemak adalah :5
 Sebagai sumber energi;
 Pelarut vitamin A, D, E, dan, K;
 Pelindung organ tubuh yang penting, misalnya mata, ginjal, dan, jantung;
 Pelindung tubuh terhadap suhu yang rendah, yaitu sebagai isolator di bawah kulit untuk
menghindari hilangnya panas tubuh.

Mekanisme dan fungsi organ aksesoris


Garam empedu membantu memperluas kerja enzim lipase dengan mengubah globulus lemak
besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak tetesan lemak dengan garis tengah masing-masing 1
mm yang membentuk suspensi di dalam kimus cair sehingga luas permukaan yang tersedia untuk tempat
lipase pankreas bekerja bertambah. Produk pencernaan lipase juga tidak larut air, sehingga sangat sedikit
dari produk-produk akhir pencernaan lemak ini yang dapat berdifusi menembus kimus cair untuk
mencapai lapisan absoptif usus. Namun, komponen empedu mempermudah penyerapan produk akhir
asam lemak ini dengan membentuk misel. Setalah misel mencapai membran luminal sel epitel,
monogliserida dan asam lemak bebas secara pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak
membran sel epitel untuk masuk ke interior sel ini. 7
Setelah berada di interior sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas diresintesis menjadi
trigliserida. Lalu trigliserida ini dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein yang menyebabkan butiran
lemak tersebut larut air. Butiran lemak besar yang telah dibungkus ini, dikenal sebagai kilomikron,
dikeluarkan oleh eksositosis dari sel epitel ke dalam cairan interstisium di dalam vilus. Kilomikron
kemudian masuk ke lakteal sentral dan bukan ke kapiler karena perbedaan struktural antara kedua
pembuluh ini. Kapiler memiliki membran basal yang mencegah kilomikron masuk, tetapi pembuluh limfe
tidak memiliki penghalang ini. Karena itu, lemak dapat diserap ke dalam pembuluh limfe tetapi tidak
dapat langsung ke dalam darah.8
Pada hepar hanya terjadi dua mekanisme system pencernaan, yaitu sekresi dan pencernaan.
Sedangkan tidak terjadi motilitas dan penyerapan. Mekanisme sekresi yang terjadi adalah sekresi NaHCO
encer pancreas (garam empedu, sekresi alkali, bilirubin) sedangkan system pencernaan sebenarnya
empedu tidak mencerna apapun, tetapi garam-garam empedu mempermudah pencernaan dan peyerapan
lemak di lumen duodenum.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang
kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang
lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hepar sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hepar, dimana darah yang masuk diolah.
Darah diolah dalam 2 cara, yaitu bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang dan
berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
Hepar melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat
gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hepar menghasilkan sekitar separuh dari seluruh
kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hepar
digunakan untuk membuat empedu. Hepar juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung
empedu.
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit
empedu yang mengalir dari hepar. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal
dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.
Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Empedu memiliki fungsi penting:
 Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
 Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol
 Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
 Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak untuk membantu proses penyerapan
 Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu
menggerakkan isinya
 Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari
sel darah merah yang dihancurkan
 Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh
 Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

Gambar 6. Sirkulasi Garam Empedu5


Kesimpulan
Pada organ pencernaan hepar, pankreas, dan vesika fellea, merupakan organ yang penting dalam
oencernaan jikan organ-oragan ini rusak maka organ tersebut tidak dapat berfungsi dan bekerja dengan
baik sesuai dengan tugas fisiologisnya. Hepar yang seharusnya berguna untuk sekresi garam empedu
untuk emulsi lemak tsehingga lemak dapat diserap dan dicerna tubuh.

Daftar Pustaka

1. Parker S. Sistem Pencernaan. Dalam : Ensiklopedia Tubuh Manusia. Jakarta : Penerbit Erlangga.
2010.h.178-191
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas of human anatomy. Sobotta. Jerman: Elseiver GmbH, Munich.Ed 23.
2013.
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2016.h.286.
4. Drake,RL, Vogl,AW, Mitchell,AWM. Anatomy for students. Gray’s.Italia : Elseiver Health
Sciences.2009.
5. Sheerwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-8. Jakarta: EGC; 2015.
6. Pearce EC. Sistem Pencernaan dan Pencernaan Makanan. Dalam : Anatomi dan fisiologi untuk
Paramedis. Jakarta : Gramedia, 2010.h.220.
7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 24. Jakarta: EGC; 2016
8. Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. Buku ajar histologi. Edisi 5. Jakarta : EGC ; 2001.

Anda mungkin juga menyukai