BAB I
Pendahuluan
Hipertensi merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat, di
negara-negara industri hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama,
seperti di Amerika hanya sekitar tujuh puluh persen yang mengetahui bahwa
mereka menderita hipertensi. Sedangkan di Indonesia hipertensi juga merupakan
masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada
pelayanan kesehatan primer karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat
jangka panjang yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, kepedulian masyarakat
terhadap hipertensi perlu ditingkatkan.
Hipertensi dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian, di
Amerika Serikat seperempat jumlah penduduk dewasa menderita hipertensi dan
insidennya lebih tinggi dikalangan orang kulit hitam setelah usia remaja. Mereka
yang menderita hipertensi mempunyai resiko besar bukan saja terhadap penyakit
jantung, tetapi juga terhadap penyakit lain, seperti penyakit syaraf, ginjal dan
vaskular. Makin tinggi tekanan darah makin tinggi resikonya.
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi
mungkin tak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini
menyelebungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang
bermakna. Bila terdapat gejala, sifatnya non spesifik misalnya sakit kepala atau
pusing.
Halaman -
REFERAT : HYPERTENSI
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi
dan 10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan
hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya
beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya
penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak penelitian
dilakukan terhadap hipertensi primer baik mengenai patogenesis maupun tentang
pengobatannya.
Halaman -
REFERAT : HYPERTENSI
BAB II
A. Definisi
Sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi
karena tidak ada batas yang tegas untuk membedakan hipertensi dan
normotensi. Berbagai tingkat tekanan darah ditetapkan untuk mendefinisikan
peningkatan resiko dan kejadian penyakit karidovaskular dan atau untuk
kepentingan terapi secara medias. Hal ini melibatkan tidak hanya tekanan
diastol, tetapi juga tekanan sistol, umur, jenis kelamin, ras, dan penyakit yang
berhubungan. Sebagai contoh, orang-orang dengan tekanan diastol >90
mmHg mempunyai angka kesakitan dan kematian yang dapat dikurangi jika
mendapat terapi yang adekuat hal ini merupakan hipertensi dan perlu
dipertimbangkan untuk penanganannya. Tingkat tekanan sistol memainkan
peran yang penting dalam hal berhubungannya dengan tekanan arteri pada
penyakit kardiovaskular, beberapa data menyebutkan bahkan lebih penting
daripada tekanan diastol. Sebagai contoh: pria dengan tekanan diastol yang
normal (<82 mmHg) tetapi terdapat peningkatan tekanan sistol (>158 mmHg)
mempunyai resiko terkena penyakit kardiovaskular 2,5 kali lebih tinggi
dibanding orang dengan tekanan diastol yang sama tetapi tekanan sistol
normal (<130 mmHg).
Peninggian tekanan sistol yang tidak disertai peninggian tekanan
diastol disebut hipertensi sistolik (hipertensi sistolik terisolasi) yang
umumnya dijumpai pada usia lanjut.
Hipertensi malignant adalah tekanan darah diatas 200/140 mmHg
yang dapat dipastikan dengan ditemukannya papiledema yang biasa disertai
pendarahan retina dan eksudat.
Hipertensi Urgensi adalah hipertensi berat yang tidak disertai
kerusakan organ target, yang memerlukan penurunan tekanan darah dalam
beberapa jam, biasanya menggunakan obat peroral.
Halaman -
REFERAT : HYPERTENSI
Halaman -
REFERAT : HYPERTENSI
tersebut menetap, sedangkan insiden tetap sebagai penyebab utama dan hal itu
masih tetap meningkat.
Morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler meningkat meningkat
sejalan dengan meningkatnya tekanan darah sistolik dan diastolik tetapi pada
individu yang berusia lebih dai 50 tahun tekanan darah sistolik merupakan
prediktor komplikasi yang lebih baik. Pada Penelitian oleh 18.700 dokter,
peningkatan tekanan darah
2.
Halaman -
REFERAT : HYPERTENSI
Klasifikasi
tekanan
darah
Sistol
(mmHg)
Normal
Prehipertensi
< 120
120 139
Hipertensi
Stage 1
Stage 2
Terapi antihipertensi
tanpa
faktor yang
mempengaruhi
Tidak ada indikasi
Diastol
(mmHg)
Modifikasi
Gaya hidup
dan
atau
< 80
80 89
Pertahankan
Ya
140 159
atau
90 99
Ya
Terutama
diuretik
tiazid pilihan lain
ACE, ARB, Bloker,
CCB atau komibanasi
169
atau
100
Ya
Terutama kombinasi 2
obat biasanya :
diuretik tiazid dan
ACE, atau ARB, atau
Bloker, atau CCB
(tergantung
penyebabnya)
Hipertensi Esensial
Pada tahap awal hipertensi esensial, curah jantung meninggi,
sedangkan tahanan perifer normal. Keadaan ini disebabkan oleh karena
peningkatan aktivitas tonus simpatis. Pada tahap selanjutnya curah jantung
kembali normal sedangkan tahanan perifer meningkat, akibat terjadinya
refleks autoregulasi. Yang dimaksud dengan refleks autoregulasi ialah
mekanisme tubuh untuk memepertahankan keadaan hemodinamik yang
normal. Oleh karena curah jantung meningkat, terjadinya konstriksi
sfingter prekapilar, yang mengakibatkan penurunan curah jantung dan
Halaman -
REFERAT : HYPERTENSI
Halaman -
REFERAT : HYPERTENSI
2.
Hipertensi Renovaskular
Faktor utama dalam patogenesis hipertensi renovaskular adalah
sistem
renin-angiotensin-aldosteron.
Ada
beberapa
mekanisme
merupakan
faktor
penting
dalam
kecepatan
filtrasi
glomerulus.
Vasokontriksi arteriol aferen menyebabkan tekanan filtrasi
glomerulus menurun hingga kecepatan filtras glomerulus menurun.
Peristiwa ini menyebabkan natrium menurun sehingga jumlah
natrium dalam tubulus yang sampai di makula densa menurun.
3) Saraf ginjal berakhir di sel glomerulus hingga saraf atau
katekolamin bekerja langsung pada penglepasan renin.
Halaman -
REFERAT : HYPERTENSI
4) Redistribusi aliran darah ginjal dari daerah korteks yang kaya renin
ke daerah medula yang miskin renin.
E. Manifestasi Klinis
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya
gejala. Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada
ginjal , mata, otak dan jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit
kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar
tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.
Biasanya hipertensi esensial ringan sampai sedang, tidak menunjukkan
gejala, tampak sehat selama bertahun-tahun. Nyeri kepala suboksipital
berpulsasi, yang khas terjadi pada permulaan pagi dan berkurang ketika siang
hari, adalah khas dan dapat terjadi nyeri kepala jenis apapun. Hipertensi yang
terakselerasi berkaitan dengan terjadinya somnolen, bingung, gangguan visual,
mual dan muntah (ensafalopati hipertensi).
Pasien dengan feokromositoma yang mensekresi terutama norepinefrin
biasanya mengalami hipertensi terus menerus tetapi dapat pula mengalami
hipertensi episodik. Serangan (berlangsung selama bermenit-menit sampai
berjam-jam) berupa kecemasan, palpitasi, perspirasi berlebihan, pucat, tremor,
mual dan muntah; tekanan darah meningkat dengan nyata serta dapat terjadi
angina atau edema pilmoner akut. Pada aldosteronisme primer, pasien daoar
mengalami kelemahan muskuler generalisata atau paralisis, selain parestesia,
selain parestesia, poliuria dan nokturia akibat hipokalemia; jarang terjadi
hipertensi maligna.
Hipertensi kronik sering mengakibatkan hipertropi ventrikel kiri, yang
dapat berkaitan dengan disfungsi diastolik, atau pada tahap lanjut, disfungsi
sistolik. Dapat terjadi exertional dyspnea (dispnea akibat kerja atau aktivitas)
dan dispnea noktural paroksimal. Hipertropi ventrikel kiri yang berat
cenderung mengakibatkan iskemi miokrad (terutama jika disertai dengan
penyakit arteri koroner), aritmia ventrikuler dan mati mendadak.
Halaman -
REFERAT : HYPERTENSI
Halaman - 10
REFERAT : HYPERTENSI
terangkat ? Bunyi jantung ke-3 dan ronki biasanya tidak ada pada hipetesni
yang tidak berkomplikasi, bila terdengar biasanya kemungkinan disfungsi
ventrikel. Pemeriksaan dada juga termasuk adanya ekstracardiac murmur
dan terabanya vena-vena kolateral pada koarktasio aorta.
Pemeriksaan abdomen yang penting antara lain auskultasi bruit
dari stenosis arteri renalis, yang menunjukkan adanya penyempitan arteri
tersebut. Daerah yang baik untuk mendengarkannya adalah di sebalah
kanan atau kiri garis mid sternum di atas umbilikus atau dipinggang,
Palpasi abdomen untuk mencari adanya aneurisma aorta abdominal,
pembesaran ginjal pada penyakit ginjal polikistik.
Denyut arteri femoralis juga perlu diperiksa secara seksama, bila
didapatkan denyut lebih lemah dari denyut arteri radialis maka diperlukan
pengukuran tekanan dara pada ekstremitas bawah. Pengukuran tekanan
darah pada ekstremitas bawah tetap dilakukan minimal 1 kali pada pasien
hipertensi dengan usia di bawah 30 tahun walaupun denyut arteri
fermoralisnya normal pada palpasi. Pemeriksaan edema pada ekstremitas
dan adanya bukti yang menunjang adanya riwayat stroke (cerebrovaskular
accident).
2. Pemeriksaan Penunjang
Untuk evaluasi keadaan ginjal dapat dilihat dari adanya protein,
darah dan glukosa dalam urine, kadar kreatimin serum dan atau BUN
(Blood Urea Nitrogen). Penilaian kadar kalium serum berguna baik untuk
mengetahui adanya mineraloktortikoid yang menginduksi hipertensi dan
juga sebagai dasar bolehkah dilakukan pengobatan dengan diuretik. Kadar
glukosa darah juga membantu dalam diabetes melitus yang kemungkinan
berhubungan dengan aterosklerosis, penyakit vaskular ginjal dan nefropati
diabetik pada pasien hipertensi, aldosteronisme primer, sindroma cushing
dan feokromositoma yang semua ini dapat berhubungan dengan
hiperglikemi. Selain itu, karena obat antihipertensi diuretik dapat
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, maka penting diketahui
keadaan awal kadar glukosa darah seorang pasien hipertensi.
Halaman - 11
REFERAT : HYPERTENSI
Elektrokardiogram
perlu
untuk
mengetahui
status
jantung,
Halaman - 12
REFERAT : HYPERTENSI
Halaman - 13
REFERAT : HYPERTENSI
adalah :
a. Pengurangan Berat Badan
Hubungan antara kegemukan dan kenaikan tekanan darah telah
terbukti. Berat badan dapat diturunkan dengan pengurangan kalori.
Penurunan berat badan saja, tanpa pembatasan garam, terbukti dapat
menurunkan tekanan darah, walaupun berat badan yang ideal belum
tercapai.
Tujuan yang akan dicapai adalah berat badan dalam batas 15%
dari berat badan yang ideal. Kegemukan menaikan preload, yang
kemudian menyebabkan pembesaran ventrikel kiri yang eksentrik,
yang akhirnya akan menyebabkan payah jantung. Ganguan toleransi
glukosa pada orang gemuk disertai kemudian dengan timbulnya
diabetes melitus merupakan resiko dari berat badan yang berlebih. Hal
ini akan menimbulkan hiperinsulinemia ini berkaitan dengan
prevalensi hipertensi yang lebih tinggi pada pasien yang mendapat
terapi insulin (tipe I) atau pasien gemuk dengan kadar insulin endogen
yang tinggi.
Halaman - 14
REFERAT : HYPERTENSI
b. Pembatasan Alkohol
Alkohol yang berlebihan dapat menaikan tekanan darah.
Mekanisme kerjanya adalah melalui hambatan fungsi membran sel
untuk mengeluarkan kalsium. Tonus pembuluh darah akan meningkat
terjadi vasokonstriksi pembuluh darah ginjal dan retensi natrium.
Pasien golongan ini cenderung tidak patuh pada pengobatan,
sering terjadi hipertensi yang refrakter. Sebaliknya dosis alkohol yang
rendah dikatakan mempunyai efek proteksi terhadap serangan jantung.
c. Diet Rendah Kalium
Diet rendah kalium menaikan tekanan darah, sedangkan diet
dengan kadar kalium > 80 mEq/hari, sedikit menurunkan tekanan
darah. Kalium menimbulkan natriuresis, dan mengurangi vasokontriksi
yang disebabkan oleh inhibitor yang bersifat seperti stimulan terhadap
Na, K-ATP asepump, atau oleh noradrenalin. Kalsium dan magnesium
belum jelas manfaatnya dalam merendahkan tekanan darah.
Pada saat ini manipulasi diet dengan tambahan ketiga kation ini
belum jelas keuntungannya, masih menunggu hasil manipulasi lebih
lanjut.
d. Pembatasan Natrium
Terhadap golongan pasien hipertensi yang sensitif terhadap
pembatasan natrium tidak ada salahnya diberikan diet rendah Na. Diet
dengan natrium yang tinggi akan menghilangkan keuntungan dari
penurunan tekanan darah oleh obat.
Natrium juga berperan dalam mempertahankan tensi yang telah
tinggi. Penurunan tekanan darah dapat dicapai dengan restriksi
natrium, 70 100 mEq Na/hari (4-6 gram NaCl).
Terdapat beberapa kritik mengenai manfaat pembatasan
natrium tidak dapat disamakan dengan manfaat obat antihipertensi.
Memang pada diet yang rendah sekali natriumnya, pengeluaran renin
akan dirangsang, dengan akibat peningkatan tekanan darah.
Halaman - 15
REFERAT : HYPERTENSI
e. Pantang Merokok
Nikotin menaikkan tekanan darah secara cepat, tetapi
penggunaan nikotin yang lama tidak menaiikan tekanan darah. Nikotin
menaikkan resiko penyakit jantung koroner dan kematian mendadak
menjadi dua kali lipat. Selain itu terdapat resiko untuk timbulnya
kangket paru, hipertensi malignant dan pendarahan subarachnoid.
f. Relaksasi
Sedikit penurunan tekanan darah dapat dihasilkan dengan cara
relaksasi otot. Penurunan tekanan darah ini terbukti dapat bertahan
cukup lama. Pasien yang melaksanakan pengobatan dcngan cara
relaksasi haruslah dipantau dengan baik, karena bila tekanan darah
tekanan menurun, maka obat anti hipertensi harus diberikan. Pasien
mungkin terlalu percaya kepada pengobatan cara ini, karena berkaitan
dengan masalah kejiwaan/kepercayaan.
g. Olahraga
Olahraga teratur yang isotonik akan menurunkan darah,
penyakit
kardiovaskular
menurunkan.
lemak
jenuh,
penambahan
lemak
jenuh,
Halaman - 16
REFERAT : HYPERTENSI
macam, mulai dengan dosis rendah sampai kombinasi juga dimulai dengan
dosis rendah.
a. Diuretika (Furosemid, HCT, Spironolakton)
Sangat berguna untuk : Pasien yang lebih tua, payah jantung dan
bangsa kulit hitam.
Sebaliknya
dihindarkan
pada
pasien
diabetes
melitus,
bila efek
Halaman - 17
REFERAT : HYPERTENSI
ACE inhibitor berguna pada pasien : yang muda dan tua, ancaman
payah jantung/payah jantung ringan dan bila ada efek samping obat
lain.
e. Penyekat Alfa
Halaman - 18
REFERAT : HYPERTENSI
Halaman - 19
REFERAT : HYPERTENSI
dengan insiden demensia yang lebih tinggi, baik tipe vaskuler maupun tipe
alzheimer.
3. Penyakit Renal Hipertensif
Hipertensi kronik menyebabkan nefrosklerosis dan merupakan
penyebab umum dari insufiensi renal; hal ini dapat dihilangkan melalui
pengendalian tekanan darah agresif. Pada pasien dengan nefropati
hipertensif, tekanan darah sebaiknya 130/85 mmHg atau lebih rendah jika
terdapat proteinuria. Penyakit ginjal sekunder lebih biasa dijumpai pada
orang kulit hitam, khususnya jika diserta juga dengan diabetes melitus.
Hipertensi juga berperan penting dalam mempercepat perkembangna
penyakit ginjal lainnya, paling sering nefropati diabetik. Penghambat ACE
(Angiotensin Converting Enzyme) telah terbukti sangat efektif dalam
mencegah komplikasi lanjut, tetapi agen ini juga dapat mencegah progresi
bentuk nefropati.
4. Komplikasi Aterosklerotik
Sebagian besar pasien hipertensi di Amerika Serikat meninggal
akibat komplikasi aterosklerotis, tetapi hubungan antara hipertensi dan
penyakit kardiovakuler aterosklerotis kurang erat jika dibandingkan
dengan komplikasi yang telah dibicarakan sebelumnya. Oleh karena itu
anthihipertensi yang efektif kurang bermanfaat dalam mencegah
komplikasi penyakit jantung koroner, tetapi dapar mengurangi terjadinya
penyakit koroner pada pasien risiko tinggi.
J. Prognosis
Hipertensi yang tidak diterapi dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas, komplikasi jantung merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada hipertensi esensial, tetapi dengan terapi dan penatalaksanaan
serta pencegahan yang baik dapat mencegah komplikasi jantung tersebut.
Penemuan dini hipertensi dan perawatan yang efektif dapat
mengurangi kemungkinan morbiditas dan mortalitas.
Halaman - 20
REFERAT : HYPERTENSI
pemeriksaan
tekanan
darah secara
teratur
Halaman - 21
REFERAT : HYPERTENSI
BAB III
Kesimpulan
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi dalam 2 golongan hipertensi
primer atau idiopatik yang diketahi sebabnya dan hipertensi sekunder yang
disebabkan penyakit lain.
Batasan hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah untuk individu yang
berusia 18 tahun ke atas dan tidak sedang dalam pengobatan antihipertensi atau
sedang dalam keadaan sakit mendadak. Seseorang dikatakan hipertensi jika pada 2
kali kunjungan atau lebih yang berbeda waktu didapatkan tekanan darah ratarata diastolik > 90 mmHg atau sistolik > 140 mmHg.
Gejala yang biasa berhubungan dengan hipertensi antara lain : sakit kepala
biasanya pada hipertensi yang berat, terutama di daerah oksipital, terjadi saat
bangun tidur di pagi hari dan spontang menghilang dalam beberap jam. Keluhan
lain yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darag : pusing, berdebardebar, mudah lelah, dan impoten. Pemeriksaan penunjang ditunjukkan pada organ
target untuk menilai sudah sejauh mana hipertensi mempengaruhi organ target.
Tujuan penanganan hipertensi adalah menurunkan angka kesakitan dan
kematian karena penyakit kardiovaskuler dan ginjal. Penanganan tekanan darah
sampai target kurang dari 140 / 90 mmHg berhubungan dengan penurunan
komplikasi kardiovaskular. Pada pasien diabetes atau penyakit ginjal target
tekanan darah adalah kurang dari 130 / 80 mmHg. Modifikasi gaya hidup
menurunkan tekanan darah, meningkatkan efektivitas obat antihipertensi, dan
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Diuretik tipe tiazid merupakan dasar
terapi obat antihipertensi pada banyak studi, karena dapat meningkatkan
efektivitas antihipertensi dapat digunakan tunggal maupun dikombinasi dengan
obat antihipertensi lain.
Halaman - 22
REFERAT : HYPERTENSI
DAFTAR PUSTAKA
Halaman - 23