Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN (TERM OR REFERENCE)

KEGIATAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI


BERBASIS PANGAN LOKAL PADA BAYI USIA 6 S/D 24 BULAN
DINAS KESEHATAN KOTA PEMATANG SIANTAR
TAHUN ANGGARAN 2023

URUSAN : KESEHATAN
ORGANISASI : Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar
INSTITUSI : Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar
LOKASI KEGIATAN : Kota Pematang Siantar
SASARAN PROGRAM : Pengelola/ Penanggungjawab Program KIA, TPG,
Puskesmas dan Anak Balita di Kota Pematang Siantar
INDIKATOR KINERJA : Meningkatkan Pengetahuan Pengelola/Penanggungjawab
PROGRAM Program KIA, TPG Puskesmas
Meningkatkan Status Gizi Balita

KEGIATAN : Pemberian Makanan Pendamping ASI Berbasis Pangan


Lokal
SASARAN KEGIATAN : Pengelola/Penanggungjawab Program KIA/TPG Puskesmas,
Ibu yang memiliki balita, dan Balita di Kota Pematang Siantar
INDIKATOR KINERJA : Pemberian Makanan Pendamping ASI Tercapai
KEGIATAN KELUARAN
(OUTPUT) : Pemberian Makanan Pendamping ASI Berbasis Pangan
Lokal
Tercapai

A. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RI
Tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembar Negara RI Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemeritahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 198, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6410);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4575);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 945);
9. Peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan
Gizi;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian
Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 tahun 2013 tentang Upaya Perbaikan Gizi
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 tahun 2014 tentang Sanksi Adiministratif Bagi
Tenaga Kesehatan, Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Penyelenggara Satuan
Pendidikan, Pengurus Organisasi Profesi di Bidang Kesehatan, Serta Produsen dan
Distributor Susu Formula Bayi dan/atau Produk Bayi lainnya yang dapat Menghambat
Keberhasilan Program Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan,
Perkembangan dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 Tentang Standar Produk Suplementasi
Gizi;
18. Peraturan Daerah Kota PematangsiantarNomor 4 Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Urusan Pemerintahan Kota Pematangsiantar.

B. Latar Belakang
Kegiatan Program Kesehatan Masyarakat pada RPJMN Tahun 2020-2024 berfokus pada
penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, penurunan prevalensi stunting dan wasting
pada balita yang kemudian diikuti dengan indikator-indikator pendukung. Selain RPJMN, kegiatan
Program Kesehatan masyarakat juga dijabarkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2020-2024 yang memuat indikator program dan mendukung indikator RPJMN Tahun 2020-
2024.
Sesuai Sesuai dengan Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024,
dalam
mewujudkan misi Presiden dalam Bidang Kesehatan Tahun 2020 – 2024, 5 (lima) tujuan
strategi Kementerian Kesehatan yang berkaitan dengan program Kesehatan Masyarakat, yaitu
peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus hidup dengan sasaran
strategi meningkatnya kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat.
Gizi memegang peranan penting dalam siklus kehidupan manusia. Usia 0- 24 bulan
merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap kali diistilahkan sebagai periode
emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak
memperoleh asupan gizi seimbang yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila
bayi dan anak pada masa ini tidak mendapat makanan sesuai dengan kebutuhan gizinya, maka akan
mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak baik pada saat ini ataupun masa selanjutnya. Hal ini
sangat penting untuk mewujudkan percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan memperhatikan
intervensi yang tepat pada 1000 hari awal kehidupan manusia yaitu dimulai sejak ibu hamil, hingga
anak lahir dan berusia 2 tahun atau 24 bulan.

C. Latar Belakang
Kebutuhan gizi bayi mulai 0 -6 bulan dapat tercukupi dengan pemberian ASI Eksklusif.
Setelah
6 bulan kebutuhan gizi bayi akan bertambah dan tidak dapat tercukupi oleh pemberian ASI saja,
sehingga diperlukan pemberian makanan tambahan pendamping ASI yang tercukupi kualitas maupun
kuantitasnya.
Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 51 Tahun 2016 tentang Standar
Produk Suplementasi Gizi pada Pasal 1 disebutkan “untuk memenuhi angka kecukupan gizi bagi
bayi, balita, anak usia sekolah, Wanita usia subur, ibu hamil dan ibu nifas , maka diberikan
suplementasi gizi. Suplementasi gizi sebagaimana dimaksud antara lain berupa bubuk tabur gizi yang
memiliki kandungan multi vitamin dan mineral yang diberikan kepada balita usia 6 – 24 bulan.
Dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 28 Tahun 2020 tentang Pedoman
Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik Untuk Makanan Pendamping Air Susu Ibu, Makanan
Pendamping Air Susu Ibu adalah atau yang disingkat MP-ASI adalah makan bergizi yang diberikan
disamping Air Susu Ibu kepada bayi berusia 6 (enam) bulan ke atas sampai anak berusia 24 (dua
puluh empat) bulan atau di luar rentang usia tersebut berdasarkan indikasi medis, untuk mencapai
kecukupan gizi.
Jenis MP-ASI meliputi MP-ASI Pokok dan MP-ASI Kudapan.
MP-ASI Pokok dapat berupa
1. Bubuk yang dapat disiapkan untuk dikonsumsi dengan susu, air atau cairan lain yang sesuai.
2. Pasta yang untuk digunakan harus dimasak dalam air mendidih atau cairan lain yang sesuai
seperti mie instan dan macaroni
3. Biskuit dan rusks yang digunakan secara langsung atau setelah pelumatan dengan
penambahan air, susu atau cairan lain yang sesuai.
4. Bentuk lain yang sesuai
MP-ASI Kudapan dapat berupa
1. Produk siap konsumsi dapat berupa biskuit, pudding dan yogurt.
2. Produk instan
3. Produk lain yang sesuai.
Pada prinsipnya pemenuhan persyaratan gizi dalam pemilihan bahan pangan MP-ASI dapat
dibuat dengan mempertimbangkan aspek berikut :
1. Ketersediaan dan kualitas bahan baku lokal
2. Kualitas gizi dari bahan baku lokal
3. Kebiasaan makan dan praktik pemberian makanan bayi
4. Aspek sosial

D. Tujuan

1. Memenuhi kebutuhan gizi bayi


2. Menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi kurang, gizi buruk maupun stunting sekaligus
mempertahankan status gizi anak.

E. Indikator Keluaran dan Keluaran


Indikator Luaran pemberian MP-ASI adalah Status gizi anak dimana terjadi peningkatan dan
perbaikan terhadap status gizi anak usia 6-24 bulan se-Kota Pematang Siantar setelah pemberian
MP-ASI.
F. Cara Pelaksanaan Kegiatan
pemberian MP-ASI kepada bayi dan anak melalui distribusi MP-ASI oleh Dinas Kesehatan Kota
Pematang Siantar bekerjasama dengan 19 Puskesmas dengan wilayah kerja yang tersebar di 53
kelurahan dan 8 kecamatan se kota Pematang Siantar.

G. Pelaksana dan Penanggung Jawab Pelaksana Kegiatan


Kegiatan Pemberian MP-ASI dilaksanakan oleh Puskesmas yang bertanggung jawab kepada Dinas
Kesehatan Kota Pematang Siantar.

H. Jadwal Kegiatan
Januari s/d Desember 2024

I. Biaya Kegiatan
APBD Tahun 2024 Kota Pematang Siantar

J. Sasaran Kegiatan
Bayi dan anak usia 6 s/d 24 bulan sejumlah 2795 orang se Kota Pematang Siantar

K. Rencana Anggaran Biaya

Anda mungkin juga menyukai