2
Daftar Isi
Kata Pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I Pendahuluan 4
A. Latar Belakang4
B. Tujuan 5
C. Pengertian 5
BAB II Manajemen Pemberian Makanan Tambahan Bagi Balita Kurus
dan Ibu Hamil KEK 7
A. Alur 7
B. Pemanfaatan Pemberian Makanan Tambahan 8
C. Deskripsi Produk Pemberian Makanan Tambahan 8
D. Perencanaan Kebutuhan, Penyediaan, Distribusi Pemberian Makanan
Tambahan dan Penyimpanan 15
E. Proses Pengadaan 17
BAB III Monev 32
A. Pencatatan dan Pelaporan 32
B. Monitoring 34
C. Evaluasi 35
BAB IV Penutup 36
Lampiran 1. Daftar nama PIC 37
Lampiran 2. Stock Opname 38
Lampiran 3. Berita Acara Serah Terima (BAST) 39
Lampiran 4. Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan 40
Lampiran 5. Berita Acara Penyelesaaian Pekerjaan 41
Lampiran 6. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan 42
Lampiran 7. Daftar Penerima Makanan Tambahan Balita dan Bumil 43
Lampiran 8.a. Form Pemantauan Tempat Penyimpanan Makanan
Tambahan Tingkat Kabupaten/Kota 44
Lampiran 8.b. Form Pemantauan Tempat Penyimpanan Makanan
Tambahan Tingkat Kabupaten/Kota 45
Lampiran 9.a. Form Pemantauan Tempat Penyimpanan Makanan Tambahan
Tingkat Puskesmas 47
Lampiran 9.b. Form Pemantauan Tepat Penyimpanan Makanan
Tambahan Tingkat Puskesmas 48
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024, yaitu peningkatan
kualitas Manusia dimana strategi untuk pencapaiannya antara lain melalui
percepatan perbaikan gizi masyarakat. Indikator pembangunan kesehatan
yang akan dicapai pada tahun 2024 penurunan prevalensi balita stunting
menjadi 14% dan prevalensi balita wasting menjadi 7%.
Anak-anak yang terlahir dan tumbuh dalam situasi kekurangan gizi
kronik mereka akan menjadi anak kerdil (stunting). Kerdil (stunting) pada anak
mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun)
akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek
untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan
hingga usia 2 (dua) tahun. Dengan demikian priode 1000 hari pertama
kehidupan seyogya nya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu
tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang dimasa
depan.
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dalam prevalensi
stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara menengah
lainnya. Situasi ini jika tidak diatasi dapat mempengaruhi kinerja
pembangunan Indonesia baik yang menyangkut pertumbuhan ekonomi,
kemiskinan dan ketimpangan.
Penanganan stunting perlu koordinasi antar sector dan melibatkan
berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Dunia usaha dan masyarakat umum, dan lainnya. Presiden dan wakil
presiden berkomiitmen untuk memimpin langsung upaya penanganan stunting
agar penurunan prevalensi stunting dapat dipercepat dan dapat terjadi secara
merata diseluruh wilayah Indonesia.
Dalam rangka menurunkan prevalensi balita Stunting dan Ibu Hamil
Kurang Energi Kronik (Bumil KEK) maka penting dilakukan pemberian
makanan tambahan (PMT) untuk Balita Kurus dan Bumil KEK.
4
Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mencapai tujuan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 tersebut, Kementerian
Kesehatan diamanatkan untuk memenuhi kekurangan asupan gizi balita kurus
dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dalam intervensi stunting, melalui
penyediaan makanan tambahan berupa biskuit. Amanat ini kemudian
dilimpahkan melalui DAK Fisik Penguatan Intervensi Stunting Kepada Provinsi
dan Kota/Kabupaten yang terpilih sebagai lokus stunting. Salah satu bentuk
kegiatannya berupa penyediaan makanan tambahan yang diperuntukkan
terutama bagi balita kurus dan ibu hamil KEK.
B. Tujuan
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan
terkait dalam pengelolaan PMT Balita dan Ibu Hamil Kegiatan Penyediaan
Makanan Tambahan Balita Kurus dan PMT Bumil KEK.
C. Pengertian
1. Suplementasi Gizi merupakan penambahan makanan atau zat gizi yang
diberikan dalam bentuk; a) makanan tambahan, b) tablet tambah darah, c)
kapsul vitamin A, dan d) bubuk tabur gizi yang bertujuan untuk memenuhi
kecukupan gizi bagi bayi, balita, wanita usia subur, ibu hamil dan ibu nifas.
2. Balita Kurus adalah balita yang berdasarkan hasil pengukuran berat
badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan antara minus 3 (-3SD)
sampai kurang dari minus dua Standar Deviasi (<-2SD).
Istilah balita kurus dalam Permenkes Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010
tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak telah direvisi
menjadi Permenkes Nomor 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri
Anak dengan istilah balita kurus diubah menjadi balita gizi kurang.
3. Ibu Hamil KEK adalah ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm.
4. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berupa Biskuit bagi balita adalah
makanan tambahan yang diformulasi khusus dan difortifikasi dengan
vitamin dan mineral yang diberikan kepada anak balita usia 6-59 bulan
dengan kategori kurus untuk mencukupi kebutuhan gizi, dengan
5
kandungan nilai gizi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 tahun
2016.
6
BAB II
MANAJEMEN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAGI BALITA KURUS DAN
IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS
A. Alur
PERHITUNGAN SASARAN
Perhitungan Jumlah perkiraan proporsi balita kurus dan ibu hamil KEK
PERHITUNGAN KEBUTUHAN
Sesuai TP-PPK
Penandatanganan Surat Jalan
Pemeriksaan Barang
Serah Terima Barang
PENYIMPANAN MAKANAN
TAMBAHAN
Monitoring
Evaluasi
8
Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu)
kotak kemasan sekunder dengan berat 840 gram, yang dikonsumsi
selama 7 (tujuh) hari.
Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu)
kemasan tersier dengan berat 3,36 kg, yang dikonsumsi selama 28
(dua puluh delapan) hari.
Sedangkan untuk mencukupi konsumsi 30 (tiga puluh) hari, setiap
balita 6-59 bulan akan ditambahkan 6 (enam) bungkus kemasan
primer (@ 40 gram), sehingga dalam 1 (satu) bulan ibu hamil
mengonsumsi 3,6 kg.
d. Syarat Mutu
Zat Gizi yang dikandung makanan tambahan dihitung dalam 100
gram produk:
Komposisi Gizi dalam 100 gram Produk
N
Zat Gizi Satuan Kadar
o
1 Energi Kkal Minimum 400
Protein (kualitas protein
tidak
2 g 8 - 12
kurang dari 70% kasein)
3 Total Lemak : g 10 - 18
Asam Linolenat (Omega 3) g 0,4 – 0,6
Asam Linoleat (Omega 6) g 1,7 – 2,9
4 Karbohidrat:
Sukrosa g Maksimum 20
Serat g Minimum 5
5 Vitamin A* mcg 200 – 400
6 Vitamin D mcg 5 – 10
7 Vitamin E mg 3–6
8 Vitamin K mcg 4–6
8 Thiamin mg 0,25 – 0,5
9 Riboflavin mg 0,3 – 0,6
10 Niasin mg 2,5 – 5,0
11 Vitamin B12 mcg 0,35 – 0,7
12 Folat mcg 60 – 120
13 Vitamin B6 mg 0,2 – 0,4
16 Besi** mg 4,0 – 7,5
17 Kalsium *** mg 225 – 450
9
18 Natrium mg Maksimum 300
2,0 – 3,75 , Perbandingan
19 Seng mg
Fe : Zn=1,0-2,0:1
20 Iodium**** mcg 60 – 120
N
Zat Gizi Satuan Kadar
o
22 Selenium***** mcg 7 – 14
23 Fluor****** mg Maksimum 0,25
24 Air % Maksimum 5
Keterangan :
* Vitamin A ditambahkan dalam bentuk retinil asetat
** Besi ditambahkan dalam bentuk senyawa ferro fumarat
*** Kalsium ditambahkan dalam bentuk kalsium laktat
**** Iodium ditambahkan dalam bentuk kalium iodat
***** Selenium yang ditambahkan dalam bentuk sodium selenite
****** Fluor tidak boleh ditambahkan hanya bawaan dari bahan
bakuMikronutrien lainnya ditambahkan dalam bentuk senyawa yang
telah direkomendasikan pada List CAC/GL 09 1987 (CODEX).
f. Cemaran
Harus memenuhi batas cemaran mikroba, logam berat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
10
g. Pengelolaan
Pengolahan produk dilakukan dengan menerapkan cara produksi
pangan olahan yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Proses pengolahan menggunakan teknologi industri guna
memperoleh produk berkualitas.
i. Karakteristik Produk
Bentuk : biskuit bulat yang pada permukaan atas biskuit tercantum
tulisan“MT Balita”.
Tekstur/Konsistensi Biskuit : renyah
Berat : Berat rata-rata 40 gram/biskuit lapis.
Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak
gosong)
Rasa : Biskuit : manis
Mutu dan keamanan : Produk makanan tambahan Balita 6 – 59
Bulan memenuhi persyaratan mutu dan keamanan sesuai untuk
balita 6 – 59 bulan.
11
Logo Dinas Kesehatan ada disebelah kanan
12
Sedangkan untuk mencukupi konsumsi 30 (tiga puluh) hari, setiap
ibu hamil akan ditambahkan 2 (dua) bungkus kemasan primer (@ 60
gram), sehingga dalam 1 (satu) bulan ibu hamil mengonsumsi 1,8 kg.
d. Syarat Mutu
Zat Gizi yang dikandung makanan tambahan dihitung dalam 100 gram
produk
Komposisi Gizi dalam 100 gram Produk
No Zat Gizi Satuan Kadar
1 Energi Kkal Minimum 450
Protein (kualitas protein tidak
2 g Minimum 10
kurang dari 65% kasein standar)
3 Total Lemak : g Minimum 20
Minimum 300/100kkal
AsamLinoleat mg
Atau 1,5gr/100gr Produk
4 Karbohidrat:
Sukrosa g Maksimum 20
Serat g Minimum 5
6 Vitamin D mcg 7.5-15
7 Vitamin E mg 7.5-15
8 Thiamin mg 0.7-1.4
9 Riboflavin mg 0.8-1.6
10 Niasin mg 8-16
11 Vitamin B12 mcg 1.3-2.6
12 Folat mcg 300-600
13 Vitamin B6 mg 0.8-16
14 Asam Pantotenat mg 3-6
15 Vitamin C mg 43-85
16 Besi** mg 11-18
17 Kalsium *** mg 250-450
18 Natrium mg Maksimum 500
19 Seng mg 7-14
20 Iodium**** mcg 70-110
21 Fosfor mg 200-350
22 Selenium***** mcg 18-35
23 Fluor****** mg Maksimum 1.2
24 Air % Maksimum 5
Keterangan :
* Vitamin A ditambahkan dalam bentuk retinil asetat
** Besi ditambahkan dalam bentuk senyawa ferro fumarat
13
*** Kalsium ditambahkan dalam bentuk kalsium laktat
**** Iodium ditambahkan dalam bentuk kalium iodat
***** Selenium yang ditambahkan dalam bentuk sodium selenite
****** Fluor tidak boleh ditambahkan hanya bawaan dari bahan baku
Mikronutrien lainnya ditambahkan dalam bentuk Senyawa yang telah
direkomendasikan pada List CAC/GL 09 1987 (CODEX).
f. Cemaran
Harus memenuhi batas cemaran mikroba, logam berat, dan cemaran
lainse dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Pengolahan
Pengolahan produk dilakukan dengan menerapkan cara produksi
pangan ola yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Proses pengolahan menggunakan teknologi industri guna
memperoleh produk yang berkualitas.
h. Karakteristik Produk
Bentuk : biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atas b tulisan
“MT Ibu Hamil”.
Tekstur/Konsistensi :
1) Biskuit : renyah
2) Isi : krim/selai padat dan lembut
Berat : Berat rata-rata 20 gram/biskuit lapis.
Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal
(tidakgosong)
14
Rasa :
1) Biskuit : manis
2) Isi : manis rasa strawberry/nenas/lemon
Mutu dan keamanan :
Produk makanan tambahan ibu hamil memenuhi persyaratan mutu
dan keamanan sesuai untuk ibu hamil.
15
Perencanaan kebutuhan PMT balita dan ibu hamil dilaksanakan di
tingkat Provinsi yang perhitungan sasaran dan kebutuhan dilakukan seecara
berjenjang dari Puskesmas ke Tingkat Kabupaten / Kota dan Provinsi.
Berikut tahapan dalam perencanaan kebutuhan:
a. Menghitung Sasaran
1) Puskesmas
Mendata jumlah sasaran balita kurus usia 6 - 59 bulan dan ibu
hamil KEK.
Puskesmas Kecamatan melakukan rekapitulasi balita kurus
usia 6 - 59 bulan dan jumlah Ibu hamil KEK sebagai data
sasaran Puskesmas.
Mengusulkan data rekapitulasi jumlah balita kurus usia 6 - 59
bulan dan ibu hamil KEK ke tingkat Kabupaten/ Kota.
2) Kabupaten/Kota
Melakukan perhitungan jumlah balita kurus usia 6 - 59 bulan dan
ibu hamil menggunakan data proyeksi dari SE Kepala Dinas
Kesehatan DKI Jakarta, yang selanjutnya menghitung perkiraan
jumlah balita kurus usia 6 - 59 bulan dan ibu hamil KEK
berdasarkan proporsi balita kurus usia 6 - 59 bulan dan bumil KEK
tingkat kabupaten/kota/ kecamatan dari data laporan bulanan.
3) Provinsi
Melakukan perencanaan kebutuhan MT berdasarkan Jumlah
balita kurus dan jumlah ibu hamil KEK yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan. Selanjutnya menghitung perkiraan jumlah Balita Kurus
usia 6-59 bulan dan Ibu Hamil KEK, berdasarkan Proporsi Balita
Kurus usia 6-59 bulan dan Bumil KEK tingkat Kabupaten /Kota dari
data laporan bulanan.
MT balita kurus:
Jumlah usia balita 6-59 bulan x % Balita usia 6-59 bulan Kurus
disuatu wilayah
16
b. Menghitung Kebutuhan
Perhitungan kebutuhan makanan tambahan Balita Kurus usia 6-59
Bulan dan ibu hamil KEK sebagai dasar bagi Provinsi untuk memenuhi
kebutuhan makanan tambahan di Puskesmas pada Kabupaten/Kota
Lokus Stunting.
Cara menghitung kebutuhan makanan tambahan menggunakan rumus
sebagai berikut:
MT balita kurus:
jumlah balita 6-59 bulan kurus x 3,6 kg x 3 bulan (90 hari)
E. Proses Pengadaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa oleh Kementerianl Lembaga Perangkat Daerah yang dibiayai,
oleh APBN/APBD yang prosesnya mulai dari identifikasi kebutuhan sampai
dengan serah terima hasil pekerjaan. Pengadaan makanan tambahan untuk
balita kurus dan ibu hamil KEK merupakan kegiatan pengadaan barang dan
jasa pemerintah bersumber anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
ataupun Dana Dekonsentrasi. Sesuai dengan langkah-langkah pengadaan
yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Persiapan
Setelah menerima DPA anggran DAK Fisik untuk penyediaan PMT balita
dan PMT ibu hamil maka beberapa tahapan dan dokumen persiapan di
lengkapi meliputi penginputan pengadaan dan pemaketan di aplikasi
Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP). Sebagai pedoman
dari pengadaan ini dibuatkan Kerangka Acuan Pengadaan (KAK)
pengadaan dengan tujuan terselenggaranya pengadaan PMT balita dan
PMT ibu hamil ke Puskesmas yang ada di Provinsi DKI Jakarta termasuk
pengirimannya sesuai jadwal dan spesifikasi yang sudah ditetapkan.
Sesuai dengan Peraturan Presiden No 12 Tahun 2021 tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah bahwa pengadaan ini adalah termasuk
17
pengadaan jasa lainnya yaitu, pengadaan yang membutuhkan peralatan,
metodologi khusus, dan/atau keterampilan dalarn suatu sistem tata kelola
yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk rnenyelesaikan suatu
Pekerjaan. Metode pengadaan barang dan jasa lainnya dibagi dalam 3
(tiga) kategori sesuai dengan anggaran yang tersedia yaitu,
a. Pengadaan dengan total anggaran kurang dari Rp. 50.000.000,00
dilaksanakan dengan swakelola, E Purchasing atau pengadaan
langsung.
b. Pengadaan dengan total anggaran Rp. 50.000.000,00 – Rp.
200.000.000,00 juta dilaksanakan dengan pengadaan langsung,
penunjukkan langsung dan tender cepat.
c. Pengadaan dengan total anggaran diatas Rp. 200.000.000 dilakukan
dengan cara Tender melalui pokja pemilihan di Badan Pelayanan
Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ).
Sesuai dengan aturan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, untuk
pengadaan diatas nilai Rp. 10.000.000 maka Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) harus membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang digunakan
untuk menilai kewajaran harga penawaran, menetapkan batas tertinggi
penawaran dan dasar untuk menentukan besaran jaminan pelaksanaan.
18
4. Review Dokumen Pengadaaan oleh POKJA
Tim POKJA Pemilihan memberikan undangan untuk melakukan reviu paket
pengadaan yang berlokasi di BPPBJ Provinsi DKI Jakarta. Proses reviu
dilakukan terhadap dokumen Harga Perkiraan Sendiri (HPS), Kerangka Acuan
Kegiatan (KAK), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK), Syarat-Syarat Khusus
Kontrak (SSKK), dan Draft kontrak.
19
a) Pemaketan
b) Diupayakan menggunakan produk dalam negeri dan spesifikasi barang
sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2016 tentang Standar Produk Suplemen Gizi.
c) Kegiatan pengadaan tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disetujui
sesuai dengan tahun anggaran yang berjalan.
d) Mapping penyedia
e) Cara pengadaan tender umum
f) Jadwal pelaksanaan
g) Kode akun
h) PAGU Anggaran sesuai DPA-SKPD
i) Mapping ulang nilai HPS
j) Menetapkan Latar Belakang, maksud dan tujuan serta ruang lingkup
tercantum di KAK
k) Lokasi Pekerjaan
l) Keluaran yang diinginkan
m) Sumber pendanaan
n) Persyaratan penyedia:
1) Persyaratan kualifikasi: memiliki Ijin Usaha (SIUP/OSS) yang
masih berlaku/berlaku efektif kualifikasi Besar Bidang Bahan
Permakanan, dengan KBLI 4633 atau 46339;
2) Persyaratan teknis: memiliki Surat Dukungan dari
Pabrik/Agen/Distributor dikecualikan untuk Distributor hanya
melampirkan surat penunjukkan agen/distributor dari pabrik:
Melampirkan Surat Pernyataan untuk membuat MD BPOM untuk
biscuit balita dan biscuit ibu hamil; melampirkan Sertifikat Halal
dari MUI, pengalaman, adanya gudang di jabodetabek dan surat
dukungan sarana angkutan/pengiriman, serta legalitas sesuai
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
melalui Penyedia.
20
a) Syarat-syarat bahan yang digunakan sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar
Produk Suplemen Gizi
b) Masa berlaku HPS tidak melebihi 28 hari kalender
c) Spesifikasi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk Suplemen Gizi
d) Rancangan kontrak sesuai peraturan LKPP
e) Cara Pembayaran disesuaikan dengan metode pemilihan penyedia
21
Bukti bahwa yang diberikan kuasa merupakan pegawai tetap
(apabila dikuasakan), (4) KTP.
6) Surat Pernyataan:
Yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan.
Yang bersangkutan berikut Pengurus Badan Usaha tidak
sedang dikenakan sanksi Daftar Hitam.
Yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana.
Pimpinan dan pengurus Badan Usaha bukan sebagai
pegawai K/L/PD atau pimpinan dan pengurus Badan
Usaha sebagai pegawai K/L/PD yang sedang mengambil
cuti diluar tanggungan Negara.
Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang
tercantum dalam Dokumen Kualifikasi.
Pernyataan bahwa data kualifikasi yang diisikan dan
dokumen penawaran yang disampaikan benar, dan jika
dikemudian hari ditemukan bahwa data/dokumen yang
disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan maka
Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Pimpinan
Koperasi, atau Kepala Cabang, dari seluruh anggota
Kemitraan bersedia dikenakan sanksi administratif,
sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara
perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
7) Tidak masuk dalam Daftar Hitam
23
syarat terpenuhi akan ditetapkan sebagai pemenang yang dituangkan dalam
Berita Acara Evaluasi Penawaran.
26
3 (tiga) hari kerja sejak barang dinyatakan rusak atau tidak dapat
diterima.
6. Pemberian Kesempatan
Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan
pekerjaan sampai dengan 14 (empat belas) hari kalender sejak
berakhirnya jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
7. Serah Terima Pekerjaan
Serah terima dilakukan pada Puskesmas Kecamatan dan
Puskesmas Kelurahan (sesuai lampiran rencana distribusi),
dengan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
(BAPP) dan Berita Acara Serah Terima (BAST) per lokasi
penyerahan hasil pekerjaan
8. Pemutusan Kontrak oleh Pejabat Penandatangan Kontrak
Jika penyedia melebihi waktu yang ditentukan dalam kontrak,
belum bisa menyelesaikan pekerjaan dan PPK menilai tidak
diperlukannya penambahan waktu penyelesaian pekerjaan,
maka PPK dapat menghentikan pekerjaan paling lama 14
(empat belas) hari kalender sejak waktu penyelesaian pekerjaan
sesuai kontrak berakhir.
9. Pemutusan Kontrak oleh Penyedia
Batas waktu penundaan pelaksanaan pekerjaan atau kelanjutan
pekerjaan paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak
terbitnya surat penghentian pekerjaan dari Pejabat
Penandatanganan Kontrak. Dan Batas waktu untuk penerbitan
surat perintah pembayaran paling lama 14 (empat belas) hari
kalender sejak dokumen penyelesaian pekerjaan dilengkapi.
10. Hak dan Kewajiban Pejabat Penandatangan Kontrak
Meliputi hak dan kewajiban dalam memeriksa pekerjaan,
laporan, hasil pekerjaan, meminta keterangan, pembayaran dan
kerusakan lingkungan dan gangguan kepada masyarakat akibat
pekerjaan.
11. Hak dan Kewajiban Penyedia
Meliputi hak dan kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan,
memberi laporan, menyerahkan hasil pekerjaan, pemberian
27
keterangan, pembayaran dan kerusakan lingkungan dan
gangguan kepada masyarakat akibat pekerjaan.
12. Sanksi Finansial
Sanksi finansial bagi Penyedia dapat berupa sanksi denda
keterlambatan atau pencairan jaminan, dan sanksi pencairan
jaminan pelaksanaan bagi Penyedia dikenakan apabila
Penyedia melakukan wanprestasi yaitu tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan atau tidak memenuhi kewajiban
penyedia sebagaimana mestinya.
13. Jaminan
Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada Pejabat Penandatangan
Kontrak sebelum penandatanganan Kontrak sebesar 5% dari
nilai total HPS. Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak
sampai dengan serah terima pekerjaan. Jaminan Pelaksanaan
dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan selesai sesuai
dengan ketentuan yang tertuang dalam kontrak
14. Kepemilikan Dokumen
Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan
dinyatakan selesai sesuai dengan ketentuan yang tertuang
dalam kontrak
15. Nilai Kontrak
Pejabat Penandatangan Kontrak membayar kepada Penyedia
atas pelaksanaan pekerjaan dalam Kontrak sebesar nilai kontrak
16. Pembayaran
Pembayaran dilakukan setelah dokumen penyelesaian
pekerjaan selesai dan lengkap. Apabila terjadi keterlambatan
penyelesaian pekerjaan, besarnya denda keterlambatan adalah
1/1.000 dari sisa barang yang belum tersalurkan
17. Penyelesaian Perselisihan
Dalam hal terdapat sengketa antara Pejabat Penandatangan
Kontrak dengan Penyedia, penyelesaian sengketa akan
dilakukan melalui LKPP.
28
20. Penandatangan Kontrak.
Penandatanganan kontrak di lakukan di Kantor Dinas Kesehatan antara
Pejabat Penandatangan Kontrak dengan Penyedia.
29
penyimpanan barang ada di point 4 Penyimpanan Makanan
Tambahan)
30
1. Persyaratan Tempat Penyimpanan Makanan Tambahan
a. Tempat penyimpanan tidak bocor dan tidak lembab, ruangan mempunyai
ventilasi dan pencahayaan yang baik serta produk tidak terkena sinar
matahari langsung;
b. Tempat penyimpanan harus bersih, tidak berbau, dan bebas dari tikus,
kecoa, dan binatang pengerat lainnya; dan
c. Pintu tempat penyimpanan dapat dibuka dan ditutup dengan rapat pada
saat keluar masuk proses distribusi makanan tambahan.
31
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
A. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan seluruh kegiatan distribusi makanan tambahan sampai ke
sasaran yang bersumber dana dari DAK Fisik Penugasan Stunting Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dilakukan menggunakan formulir bantu
manual yang selanjutnya di-entry ke dalam aplikasi pencatatan dan pelaporan
elektronik sigizi terpadu yang dapat diakses dan panduannya dapat diunduh
melalui alamat
https://sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id
1. Pencatatan Administrasi Tempat Penyimpanan
Pencatatan administrasi tempat penyimpanan dilakukan oleh
Puskesmas dengan menggunakan formulir stock opname makanan tambahan
seperti pada lampiran 2. Contoh pengisian formulir pencatatan Administrasi
tempat penyimpanan MT di puskesmas sebagai berikut:
32
Provinsi :
Kabupaten/Kota :
Puskesmas :
Pemberia
Emberian
n
Distribusi Makanan
Bulan Tahun Makanan Ket
dan Stock Tambahan
Tambahan
Bumil
Balita
Jumlah
Alokasi
(kg) Januari …….. 270 315
Distribusi 70 80
Stock
Jumlah Januari Tersisa 200 235
Distribusi Distribusi 82 80
(kg) Stock
Februari tersisa 118 135
Dst
Puskesmas :
Kabupaten/Kota :
33
Provinsi :
B. Monitoring
Pemantauan merupakan komponen penting dalam pengelolaan MT yang
mencakup distribusi MT dan pemanfaatan oleh sasaran. Kegiatan pemantauan
dan evaluasi pemberian MT menggunakan formulir pemantauan yang
kemudian di-input kedalam aplikasi sigizi terpadu.
Pemantauan distribusi termasuk penyimpanan, dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
Puskesmas
34
Pemantauan dilaksanakan oleh Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas
melakukan pengamatan terhadap:
a. Jadwal penerimaan Pemberian Makanan Tambahan di Puskesmas .
b. Jumlah dan jenis PMT.
c. Kondisi fisik tempat penyimpanan.
d. Catatan administrasi tempat penyimpanan.
e. Rencana pendistribusian PMT dari Puskesmas ke Puskesmas (alokasi
rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke Puskesmas).
f. Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis PMT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah PMT yang rusak).
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan formulir pada
lampiran 8.
C. Evaluasi
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menilai hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan dan mengkaji masalahmasalah
yang ada untuk perbaikan program selanjutnya. Evaluasi yang perlu dilakukan
mencakup aspek pengelolaan makanan tambahan untuk dapat menjawab
apakah kegiatan perencanaan kebutuhan, penyediaan, distribusi dan
penyimpanan PMT telah berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.
Evaluasi didasarkan pada hasil monitoring yang telah dilakukan secara
berkala.
Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dengan mempertimbangkan
ketersediaan sumber daya yang ada di masing-masing tingkat administrasi.
Hasil dari kegiatan evaluasi ini digunakan sebagai bahan perencanaan
kegiatan pada pelaksanaan pemberian makanan tambahan pada tahun
berikutnya.
35
BAB IV
PENUTUP
Buku petunjuk teknis ini dapat menjadi panduan bagi petugas kesehatan
maupun pihak terkait lainnya dalam memengelola produk makanan tambahan agar
mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien.
36
Lampiran 1
Daftar Puskesmas dan nama Petugas PIC
37
Lampiran 2
Puskesmas :
Kab/Kota. :
Provinsi :
38
Lampiran 3
Contoh Form Berita Acara Serah Terima Barang
39
Lampiran 4 : Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan
40
41
Lampiran 5 : Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
42
43
Lampiran 6 : Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sebenarnya dalam rangkap 3
(tiga) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Sulistiowati, (.................................)
44
Wisnu. (………..……………….)
Dwi. (…………………………)
Lampiran 7
Daftar Penerima Makanan Tambahan Balita/ Bumil
45
Lampiran 8.a
Kabupaten :
Provinsi :
46
Jakarta , 20….
Petugas Pemantau
Kabupaten/Kota
Provinsi
Lampiran 8.b
DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Kabupaten : …………………………..
Provinsi : …………………………..
47
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau
cek apakah ada
informasi lisan
melalui telepon
2 Ada gudang penyimpanan P MT, amati
penyimpanan MT di gudang
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah dari bahan
berbahaya Penyimpanan yang rusak
terpisah
3 Penerimaan PMT tepat waktu Cocokkan dokumen
BAST dengan Rensi
4 Jumlah dan jenis yang diterima sesuai Cocokkan dengan rensi
dengan rensi
5 Stok opname
Ada catatan administrasi
MT
- Masuk
- Keluar
- Sisa
- Rusak
No Informasi Jawaban Keterangan
Ya Tidak
6 Apakah ada PMT dari sumber lain? APBD/BLUD/lain-lain
- Sumber
- Nama produk
- Jenis
48
- Jumlah
- Sasaran
7 Ada rencana distribusi PMT Lihat catatan rencana
ke Puskesmas distribusi PMT ke
- Jumlah Puskesmas
- Jenis
- Waktu distribusi
8 Pelaksanaan distribusi PMT Lihat dokumen SBBK
- Sesuai jumlah
- Sesuai jenis
- Sesuai waktu
- Distribusi MT tahap ke berapa
- Kalau tidak sesuai sebutkan alasannya
9 Pendistribusian PMT: Lihat dokumen
- Dikirim oleh Petugas
pengiriman PMT
Kabupaten/Kota /Perusahaan Jasa
Pengiriman Barang
Jakarta , 20….
Petugas Pemantau
Kabupaten/Kota Provinsi
Lampiran 9.a
Puskesma :
Kabupaten :
49
Provinsi :
Jakarta , 20….
Petugas Pemantau
Puskesmas Kota/Kabupaten
Lampiran : 9.b
Puskesmas. :
Kabupaten. :
50
Provinsi :
PMT di gudang
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah
dari bahan berbahaya
- Penyimpanan yang rusak
terpisah
3 Penerimaan PMT tepat waktu Cocokkan dengan Time line
51
- Bumil KEK
7 Apakah sebelum Surat Pemberitahuan
pendistribusian PMT, ada
pemberitahuan dari Dinas
Kesehatan ke Puskesmas?
8 Apakah pendistribusian PMT Cek kesesuaian jumlah dan
jenis dengan rensi dan waktu
sesuai rencana? distribusi cek dari rencana
penyedia.
- Jumlah
- Jenis
- Waktu distribusi
9 Bagaimana cara pendistribusian
PMT?
Apakah ada PMT dari sumber APBD/ Blud/lain-lain
Jakarta , 20….
Petugas Pemantau
Puskesmas Kota/Kabupaten
52