Anda di halaman 1dari 52

KATA PENGANTAR

Gizi berperan penting pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.


Upaya tersebut telah diwujudkan dengan komitmen pemerintah sebagaimana
tertuang pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Gerakan tersebut dimaksudkan untuk
percepatan perbaikan gizi masyarakat prioritas pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
(1000 HPK). Berdasarkan pengalaman global, kunci keberhasilan perbaikan gizi
adalah penyelenggaraan intervensi terpadu pada kelompok sasaran prioritas.
Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 telah
ditetapkan target penurunan Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada
balita sebesar 14% dan prevalensi wasting (kurus/gizi kurang dan sangat kurus/gizi
buruk) sebesar 7% pada tahun 2024.
Pemberian makanan tambahan pada Balita Kurus usia 6-59 bulan dan ibu
hamil KEK merupakan salah satu kegiatan spesifik untuk membantu penurunan
prevalensi balita stunting dan kurus dengan memenuhi kekurangan kebutuhan gizi
anak dan ibu hamil.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Pemberian Makanan Tambahan pada kelompok
balita kurus usia 6-59 bulan dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Program
tersebut merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang
Standar Produk Suplementasi Gizi, yang bertujuan agar kegiatan berjalan secara
efektif dan efisien. Petunjuk Teknis Pengelolaan Pemberian Makanan Tambahan ini
dapat menjadi dasar-dasar pelaksanaan bagi tenaga kesehatan dan semua pihak
terkait dalam pengelolaanya di lapangan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan petunjuk teknis ini. Saran dan
masukan yang membangun sangat kami harapkan.

Jakarta, 6 Agustus 2021


Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

dr. Fify Mulyani, MARS


NIP. 196904112002122003

2
Daftar Isi

Kata Pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I Pendahuluan 4
A. Latar Belakang4
B. Tujuan 5
C. Pengertian 5
BAB II Manajemen Pemberian Makanan Tambahan Bagi Balita Kurus
dan Ibu Hamil KEK 7
A. Alur 7
B. Pemanfaatan Pemberian Makanan Tambahan 8
C. Deskripsi Produk Pemberian Makanan Tambahan 8
D. Perencanaan Kebutuhan, Penyediaan, Distribusi Pemberian Makanan
Tambahan dan Penyimpanan 15
E. Proses Pengadaan 17
BAB III Monev 32
A. Pencatatan dan Pelaporan 32
B. Monitoring 34
C. Evaluasi 35
BAB IV Penutup 36
Lampiran 1. Daftar nama PIC 37
Lampiran 2. Stock Opname 38
Lampiran 3. Berita Acara Serah Terima (BAST) 39
Lampiran 4. Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan 40
Lampiran 5. Berita Acara Penyelesaaian Pekerjaan 41
Lampiran 6. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan 42
Lampiran 7. Daftar Penerima Makanan Tambahan Balita dan Bumil 43
Lampiran 8.a. Form Pemantauan Tempat Penyimpanan Makanan
Tambahan Tingkat Kabupaten/Kota 44
Lampiran 8.b. Form Pemantauan Tempat Penyimpanan Makanan
Tambahan Tingkat Kabupaten/Kota 45
Lampiran 9.a. Form Pemantauan Tempat Penyimpanan Makanan Tambahan
Tingkat Puskesmas 47
Lampiran 9.b. Form Pemantauan Tepat Penyimpanan Makanan
Tambahan Tingkat Puskesmas 48

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024, yaitu peningkatan
kualitas Manusia dimana strategi untuk pencapaiannya antara lain melalui
percepatan perbaikan gizi masyarakat. Indikator pembangunan kesehatan
yang akan dicapai pada tahun 2024 penurunan prevalensi balita stunting
menjadi 14% dan prevalensi balita wasting menjadi 7%.
Anak-anak yang terlahir dan tumbuh dalam situasi kekurangan gizi
kronik mereka akan menjadi anak kerdil (stunting). Kerdil (stunting) pada anak
mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun)
akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek
untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan
hingga usia 2 (dua) tahun. Dengan demikian priode 1000 hari pertama
kehidupan seyogya nya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu
tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang dimasa
depan.
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dalam prevalensi
stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara menengah
lainnya. Situasi ini jika tidak diatasi dapat mempengaruhi kinerja
pembangunan Indonesia baik yang menyangkut pertumbuhan ekonomi,
kemiskinan dan ketimpangan.
Penanganan stunting perlu koordinasi antar sector dan melibatkan
berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Dunia usaha dan masyarakat umum, dan lainnya. Presiden dan wakil
presiden berkomiitmen untuk memimpin langsung upaya penanganan stunting
agar penurunan prevalensi stunting dapat dipercepat dan dapat terjadi secara
merata diseluruh wilayah Indonesia.
Dalam rangka menurunkan prevalensi balita Stunting dan Ibu Hamil
Kurang Energi Kronik (Bumil KEK) maka penting dilakukan pemberian
makanan tambahan (PMT) untuk Balita Kurus dan Bumil KEK.

4
Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mencapai tujuan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 tersebut, Kementerian
Kesehatan diamanatkan untuk memenuhi kekurangan asupan gizi balita kurus
dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dalam intervensi stunting, melalui
penyediaan makanan tambahan berupa biskuit. Amanat ini kemudian
dilimpahkan melalui DAK Fisik Penguatan Intervensi Stunting Kepada Provinsi
dan Kota/Kabupaten yang terpilih sebagai lokus stunting. Salah satu bentuk
kegiatannya berupa penyediaan makanan tambahan yang diperuntukkan
terutama bagi balita kurus dan ibu hamil KEK.

B. Tujuan
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan
terkait dalam pengelolaan PMT Balita dan Ibu Hamil Kegiatan Penyediaan
Makanan Tambahan Balita Kurus dan PMT Bumil KEK.

C. Pengertian
1. Suplementasi Gizi merupakan penambahan makanan atau zat gizi yang
diberikan dalam bentuk; a) makanan tambahan, b) tablet tambah darah, c)
kapsul vitamin A, dan d) bubuk tabur gizi yang bertujuan untuk memenuhi
kecukupan gizi bagi bayi, balita, wanita usia subur, ibu hamil dan ibu nifas.
2. Balita Kurus adalah balita yang berdasarkan hasil pengukuran berat
badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan antara minus 3 (-3SD)
sampai kurang dari minus dua Standar Deviasi (<-2SD).
Istilah balita kurus dalam Permenkes Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010
tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak telah direvisi
menjadi Permenkes Nomor 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri
Anak dengan istilah balita kurus diubah menjadi balita gizi kurang.
3. Ibu Hamil KEK adalah ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm.
4. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berupa Biskuit bagi balita adalah
makanan tambahan yang diformulasi khusus dan difortifikasi dengan
vitamin dan mineral yang diberikan kepada anak balita usia 6-59 bulan
dengan kategori kurus untuk mencukupi kebutuhan gizi, dengan

5
kandungan nilai gizi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 tahun
2016.

5. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berupa Biskuit Ibu Hamil adalah


makanan tambahan yang diformulasi khusus dan difortifikasi dengan
vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil kategori Kurang
Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi, dengan kandungan
nilai gizi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 tahun 2016.
6. Batas Kedaluwarsa adalah keterangan batas waktu obat dan makanan
layak untuk dikonsumsi dalam bentuk tanggal, bulan, tahun, atau bulan
dan tahun yang dihitung mulai dari tanggal produksi.

6
BAB II
MANAJEMEN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAGI BALITA KURUS DAN
IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS

A. Alur

DAK FISIK PENUGASAN STUNTING

PERENCANAAN KEBUTUHAN MAKANAN TAMBAHAN

PERHITUNGAN SASARAN

Pendataan sasaran Ibu Hamil KEK dan Balita Kurus

Perhitungan Jumlah perkiraan proporsi balita kurus dan ibu hamil KEK

Perhitungan perkiraan jumlah Balita Kurus dan Ibu Hamil KEK

PERHITUNGAN KEBUTUHAN

PENGADAAN MAKANAN TAMBAHAN

DISTRIBUSI MAKANAN TAMBAHAN

Pengiriman Makanan Tambahan

Penerimaan Makanan Tambahan

Kesesuaian Tidak Sesuai

Sesuai TP-PPK
Penandatanganan Surat Jalan
Pemeriksaan Barang
Serah Terima Barang
PENYIMPANAN MAKANAN
TAMBAHAN

MONITORING DAN EVALUASI


7
Pencatatan Pelaporan

Monitoring
Evaluasi

B. Pemanfaatan Pemberian Makanan Tambahan


Pemanfaatan Makanan Tambahan yang di kirim ke Puskesmas digunakan untuk
Pemulihan Status Gizi.
Makanan Tambahan diberikan kepada:
1. Balita usia 6–59 bulan dengan kategori kurus, diberikan selama 90 hari.
2. Ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK), diberikan selama 90
hari.

C. Deskripsi Produk Pemberian Makanan Tambahan


1. Kandungan Makanan Tambahan Balita 6-59 Bulan dengan Kategori Kurus
a. Makanan Tambahan Balita 6-59 Bulan adalah suplementasi gizi berupa
makanan tambahan dalam bentuk biskuit bulat dan rasa manis dengan
formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang
diberikan kepada Balita 6-59 Bulan dengan kategori kurus untuk
mencukupi kebutuhan gizi.
b. Komposisi
Produk berbentuk biskuit yang terbuat dari campuran terigu, isolat
protein,susu, lemak nabati yang tidak dihidrogenasi, sukrosa, diperkaya
diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6, B12,
Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Iodium, Seng, Kalsium, Natrium,
Selenium, dan Fosfor), dengan atau tanpa penambahan Bahan
Tambahan Pangan (BTP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semua bahan yang digunakan harus bermutu, bersih, aman, dan sesuai
untuk dikonsumsi balita usia 6- 59 bulan. Dapat dikonsumsi bersama
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) berbasis pangan lokal.
c. Setiap balita usia 6-59 bulan akan mendapatkan 10,8 kg selama 90 hari,
dengan rincian :
 Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu ) kemasan
primer dengan berat 40 gram, yang dikonsumsi selama sehari.

8
 Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu)
kotak kemasan sekunder dengan berat 840 gram, yang dikonsumsi
selama 7 (tujuh) hari.
 Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu)
kemasan tersier dengan berat 3,36 kg, yang dikonsumsi selama 28
(dua puluh delapan) hari.
 Sedangkan untuk mencukupi konsumsi 30 (tiga puluh) hari, setiap
balita 6-59 bulan akan ditambahkan 6 (enam) bungkus kemasan
primer (@ 40 gram), sehingga dalam 1 (satu) bulan ibu hamil
mengonsumsi 3,6 kg.
d. Syarat Mutu
Zat Gizi yang dikandung makanan tambahan dihitung dalam 100
gram produk:
Komposisi Gizi dalam 100 gram Produk
N
Zat Gizi Satuan Kadar
o
1 Energi Kkal Minimum 400
Protein (kualitas protein
tidak
2 g 8 - 12
kurang dari 70% kasein)
3 Total Lemak : g 10 - 18
Asam Linolenat (Omega 3) g 0,4 – 0,6
Asam Linoleat (Omega 6) g 1,7 – 2,9
4 Karbohidrat:
Sukrosa g Maksimum 20
Serat g Minimum 5
5 Vitamin A* mcg 200 – 400
6 Vitamin D mcg 5 – 10
7 Vitamin E mg 3–6
8 Vitamin K mcg 4–6
8 Thiamin mg 0,25 – 0,5
9 Riboflavin mg 0,3 – 0,6
10 Niasin mg 2,5 – 5,0
11 Vitamin B12 mcg 0,35 – 0,7
12 Folat mcg 60 – 120
13 Vitamin B6 mg 0,2 – 0,4
16 Besi** mg 4,0 – 7,5
17 Kalsium *** mg 225 – 450

9
18 Natrium mg Maksimum 300
2,0 – 3,75 , Perbandingan
19 Seng mg
Fe : Zn=1,0-2,0:1
20 Iodium**** mcg 60 – 120

N
Zat Gizi Satuan Kadar
o
22 Selenium***** mcg 7 – 14
23 Fluor****** mg Maksimum 0,25
24 Air % Maksimum 5
Keterangan :
* Vitamin A ditambahkan dalam bentuk retinil asetat
** Besi ditambahkan dalam bentuk senyawa ferro fumarat
*** Kalsium ditambahkan dalam bentuk kalsium laktat
**** Iodium ditambahkan dalam bentuk kalium iodat
***** Selenium yang ditambahkan dalam bentuk sodium selenite
****** Fluor tidak boleh ditambahkan hanya bawaan dari bahan
bakuMikronutrien lainnya ditambahkan dalam bentuk senyawa yang
telah direkomendasikan pada List CAC/GL 09 1987 (CODEX).

e. Bahan Tambahan Pangan (BTP)


a) Penggunaan BTP harus sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
b) BTP yang diperbolehkan adalah pengemulsi, pengatur
keasaman, antioksidan, pengembang, pengental, anti kempal,
dan gas untuk kemasan. Perisa yang diperbolehkan adalah:
 Ekstrak buah alami dan estrak vanilla : Cara Produksi
Pangan yang Baik (CPPB); dan
 Etil vanillin dan vanilin : maksimum 7 mg/100g.
c) Pewarna sintetik, pengawet dan pemanis buatan tidak boleh
dipergunakan.

f. Cemaran
Harus memenuhi batas cemaran mikroba, logam berat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

10
g. Pengelolaan
 Pengolahan produk dilakukan dengan menerapkan cara produksi
pangan olahan yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
 Proses pengolahan menggunakan teknologi industri guna
memperoleh produk berkualitas.

h. Ketentuan lain yang harus dicantumkan pada label sebagai berikut:


 Peruntukan produk: “makanan tambahan untuk balita 6-59 bulan
dengan kategori kurus”
 Petunjuk penyajian bagi bayi usia 6-11 bulan dan anak balita usia
12-59 bulan.
 Takaran saji dan anjuran konsumsi sehari, sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

i. Karakteristik Produk
 Bentuk : biskuit bulat yang pada permukaan atas biskuit tercantum
tulisan“MT Balita”.
 Tekstur/Konsistensi Biskuit : renyah
 Berat : Berat rata-rata 40 gram/biskuit lapis.
 Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak
gosong)
 Rasa : Biskuit : manis
 Mutu dan keamanan : Produk makanan tambahan Balita 6 – 59
Bulan memenuhi persyaratan mutu dan keamanan sesuai untuk
balita 6 – 59 bulan.

i. kemasan tersier, berlogo


 Logo Jaya Raya sebelah kiri

11
 Logo Dinas Kesehatan ada disebelah kanan

2. Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

a. Makanan Tambahan Ibu Hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit


lapis dengan perisa buah dan rasa manis yang dibuat dengan formulasi
khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan
kepada ibu hamil dengan kategori Kurang energi Kronis (KEK) untuk
mencukupi kebutuhan gizi.
b. Komposisi
Produk berbentuk biskuit yang terbuat dari terigu, lemak nabati tanpa
hidrogenasi, gula, susu, telur, kacang-kacangan, buah kering, diperkaya
dengan 11 vitamin (A, D, E, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7
mineral (Besi, Kalsium, Natrium, Seng, Iodium Fosfor, Selenium),
dengan atau tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan (BTP) sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Bahan pewarna sintetik, pengawet, dan
pemanis buatan tidak boleh dipergunakan. Semua bahan yang
digunakan harus bermutu, bersih, aman, dan sesuai untuk dikonsumsi
ibu hamil.
c. Setiap ibu hamil akan mendapatkan Makanan Tambahan Ibu Hamil
sebanyak 5,4 kg (90 bungkus) untuk 90 hari dengan rincian :
 Dalam 1 (satu) kemasan primer berisi 3 (tiga) biskuit lapis dengan
berat 60 gram, mengandung minimum 270 kalori, minimum 6 gram
protein, minimum 12 gram lemak, yang dikonsumsi untuk 1 sehari.
 Setiap 7 (tujuh) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak
kemasan sekunder dengan berat 420 gram, untuk konsumsi selama
1 (satu) minggu.
 Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu)
kemasan tersier, dengan berat 1,68 kg, untuk dikonsumsi selama 28
(dua puluh delapan) hari.

12
 Sedangkan untuk mencukupi konsumsi 30 (tiga puluh) hari, setiap
ibu hamil akan ditambahkan 2 (dua) bungkus kemasan primer (@ 60
gram), sehingga dalam 1 (satu) bulan ibu hamil mengonsumsi 1,8 kg.

d. Syarat Mutu
Zat Gizi yang dikandung makanan tambahan dihitung dalam 100 gram
produk
Komposisi Gizi dalam 100 gram Produk
No Zat Gizi Satuan Kadar
1 Energi Kkal Minimum 450
Protein (kualitas protein tidak
2 g Minimum 10
kurang dari 65% kasein standar)
3 Total Lemak : g Minimum 20
Minimum 300/100kkal
AsamLinoleat mg
Atau 1,5gr/100gr Produk
4 Karbohidrat:
Sukrosa g Maksimum 20
Serat g Minimum 5
6 Vitamin D mcg 7.5-15
7 Vitamin E mg 7.5-15
8 Thiamin mg 0.7-1.4
9 Riboflavin mg 0.8-1.6
10 Niasin mg 8-16
11 Vitamin B12 mcg 1.3-2.6
12 Folat mcg 300-600
13 Vitamin B6 mg 0.8-16
14 Asam Pantotenat mg 3-6
15 Vitamin C mg 43-85
16 Besi** mg 11-18
17 Kalsium *** mg 250-450
18 Natrium mg Maksimum 500
19 Seng mg 7-14
20 Iodium**** mcg 70-110
21 Fosfor mg 200-350
22 Selenium***** mcg 18-35
23 Fluor****** mg Maksimum 1.2
24 Air % Maksimum 5
Keterangan :
* Vitamin A ditambahkan dalam bentuk retinil asetat
** Besi ditambahkan dalam bentuk senyawa ferro fumarat

13
*** Kalsium ditambahkan dalam bentuk kalsium laktat
**** Iodium ditambahkan dalam bentuk kalium iodat
***** Selenium yang ditambahkan dalam bentuk sodium selenite
****** Fluor tidak boleh ditambahkan hanya bawaan dari bahan baku
Mikronutrien lainnya ditambahkan dalam bentuk Senyawa yang telah
direkomendasikan pada List CAC/GL 09 1987 (CODEX).

e. Bahan Tambahan Pangan (BTP)


o Penggunaan BTP harus sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangperundangan.
o BTP pewarna sintetik, pengawet dan pemanis buatan tidak boleh
dipergunakan.

f. Cemaran
Harus memenuhi batas cemaran mikroba, logam berat, dan cemaran
lainse dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

g. Pengolahan
 Pengolahan produk dilakukan dengan menerapkan cara produksi
pangan ola yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Proses pengolahan menggunakan teknologi industri guna
memperoleh produk yang berkualitas.

h. Karakteristik Produk
 Bentuk : biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atas b tulisan
“MT Ibu Hamil”.
 Tekstur/Konsistensi :
1) Biskuit : renyah
2) Isi : krim/selai padat dan lembut
 Berat : Berat rata-rata 20 gram/biskuit lapis.
 Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal
(tidakgosong)

14
 Rasa :
1) Biskuit : manis
2) Isi : manis rasa strawberry/nenas/lemon
 Mutu dan keamanan :
Produk makanan tambahan ibu hamil memenuhi persyaratan mutu
dan keamanan sesuai untuk ibu hamil.

j. Ketentuan lain yang harus dicantumkan pada label sebagai berikut:


 Peruntukan produk: “makanan tambahan untuk ibu hamil kurang
energi kronik”
 Takaran saji dan anjuran konsumsi sehari, sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

k. kemasan tersier, berlogo


 Logo Jaya Raya sebelah kiri

 Logo Dinas Kesehatan ada disebelah kanan

D. Perencanaan Kebutuhan, Penyediaan, Distribusi Makanan Tambahan dan


Penyimpanan
1. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan PMT balita dan ibu hamil yang dikirim ke
Puskesmas dilakukan berdasarkan pada prevalensi balita usia 6 – 59 bulan
dan prevalensi ibu hamil KEK yang bersumber data Proyeksi Data Dasar
Penduduk Sasaran Program Kesehatan yang ditetapkan berdasarkan Surat
Edaran Kepala Dinas Kesehatan.

15
Perencanaan kebutuhan PMT balita dan ibu hamil dilaksanakan di
tingkat Provinsi yang perhitungan sasaran dan kebutuhan dilakukan seecara
berjenjang dari Puskesmas ke Tingkat Kabupaten / Kota dan Provinsi.
Berikut tahapan dalam perencanaan kebutuhan:
a. Menghitung Sasaran
1) Puskesmas
 Mendata jumlah sasaran balita kurus usia 6 - 59 bulan dan ibu
hamil KEK.
 Puskesmas Kecamatan melakukan rekapitulasi balita kurus
usia 6 - 59 bulan dan jumlah Ibu hamil KEK sebagai data
sasaran Puskesmas.
 Mengusulkan data rekapitulasi jumlah balita kurus usia 6 - 59
bulan dan ibu hamil KEK ke tingkat Kabupaten/ Kota.

2) Kabupaten/Kota
Melakukan perhitungan jumlah balita kurus usia 6 - 59 bulan dan
ibu hamil menggunakan data proyeksi dari SE Kepala Dinas
Kesehatan DKI Jakarta, yang selanjutnya menghitung perkiraan
jumlah balita kurus usia 6 - 59 bulan dan ibu hamil KEK
berdasarkan proporsi balita kurus usia 6 - 59 bulan dan bumil KEK
tingkat kabupaten/kota/ kecamatan dari data laporan bulanan.

3) Provinsi
Melakukan perencanaan kebutuhan MT berdasarkan Jumlah
balita kurus dan jumlah ibu hamil KEK yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan. Selanjutnya menghitung perkiraan jumlah Balita Kurus
usia 6-59 bulan dan Ibu Hamil KEK, berdasarkan Proporsi Balita
Kurus usia 6-59 bulan dan Bumil KEK tingkat Kabupaten /Kota dari
data laporan bulanan.

MT balita kurus:
Jumlah usia balita 6-59 bulan x % Balita usia 6-59 bulan Kurus
disuatu wilayah

MT ibu hamil KEK:


jumlah ibu hamil x % Bumil KEK disuatu wilayah

16
b. Menghitung Kebutuhan
Perhitungan kebutuhan makanan tambahan Balita Kurus usia 6-59
Bulan dan ibu hamil KEK sebagai dasar bagi Provinsi untuk memenuhi
kebutuhan makanan tambahan di Puskesmas pada Kabupaten/Kota
Lokus Stunting.
Cara menghitung kebutuhan makanan tambahan menggunakan rumus
sebagai berikut:

MT balita kurus:
jumlah balita 6-59 bulan kurus x 3,6 kg x 3 bulan (90 hari)

MT ibu hamil KEK:


jumlah ibu hamil KEK x 1,8 kg x 3 bulan (90 hari)

E. Proses Pengadaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa oleh Kementerianl Lembaga Perangkat Daerah yang dibiayai,
oleh APBN/APBD yang prosesnya mulai dari identifikasi kebutuhan sampai
dengan serah terima hasil pekerjaan. Pengadaan makanan tambahan untuk
balita kurus dan ibu hamil KEK merupakan kegiatan pengadaan barang dan
jasa pemerintah bersumber anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
ataupun Dana Dekonsentrasi. Sesuai dengan langkah-langkah pengadaan
yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Persiapan
Setelah menerima DPA anggran DAK Fisik untuk penyediaan PMT balita
dan PMT ibu hamil maka beberapa tahapan dan dokumen persiapan di
lengkapi meliputi penginputan pengadaan dan pemaketan di aplikasi
Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP). Sebagai pedoman
dari pengadaan ini dibuatkan Kerangka Acuan Pengadaan (KAK)
pengadaan dengan tujuan terselenggaranya pengadaan PMT balita dan
PMT ibu hamil ke Puskesmas yang ada di Provinsi DKI Jakarta termasuk
pengirimannya sesuai jadwal dan spesifikasi yang sudah ditetapkan.
Sesuai dengan Peraturan Presiden No 12 Tahun 2021 tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah bahwa pengadaan ini adalah termasuk
17
pengadaan jasa lainnya yaitu, pengadaan yang membutuhkan peralatan,
metodologi khusus, dan/atau keterampilan dalarn suatu sistem tata kelola
yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk rnenyelesaikan suatu
Pekerjaan. Metode pengadaan barang dan jasa lainnya dibagi dalam 3
(tiga) kategori sesuai dengan anggaran yang tersedia yaitu,
a. Pengadaan dengan total anggaran kurang dari Rp. 50.000.000,00
dilaksanakan dengan swakelola, E Purchasing atau pengadaan
langsung.
b. Pengadaan dengan total anggaran Rp. 50.000.000,00 – Rp.
200.000.000,00 juta dilaksanakan dengan pengadaan langsung,
penunjukkan langsung dan tender cepat.
c. Pengadaan dengan total anggaran diatas Rp. 200.000.000 dilakukan
dengan cara Tender melalui pokja pemilihan di Badan Pelayanan
Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ).
Sesuai dengan aturan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, untuk
pengadaan diatas nilai Rp. 10.000.000 maka Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) harus membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang digunakan
untuk menilai kewajaran harga penawaran, menetapkan batas tertinggi
penawaran dan dasar untuk menentukan besaran jaminan pelaksanaan.

2. Pengajuan Pengadaan Barang Jasa ke BPPBJ


Setelah melengkapi dokumen persiapan pengadaan langkah berikutnya
adalah pengajuan pengadaan barang/jasa kepada BPPBJ yang dilakukan
dengan mengakses aplikasi E-lang BPPBJ Provinsi DKI Jakarta oleh PPK
dengan mengupload dokumen yang disyaratkan antara lain: KAK, RKA/DPA,
time line, RAB, SK PA/KPA, Print Sirup, SK PPK dan Sertifikat PBJ PPK /
surat keterangan dari PA bahwa KPA merangkap PPK, dan lengkapi dengan
Surat Permohonan Pengadaan Barang/jasa dari Pengguna Anggaran (PA).

3. Pemberian Surat Tugas dari BPPB kepada POKJA


BPPBJ menunjuk Kelompok Kerja (POKJA) sebagai POKJA pemilihan yang
ditetapkan dengan surat tugas Kepala BPPBJ untuk melaksanakan pemilihan
penyedia sebagaimana yang tercantum dalam anggaran.

18
4. Review Dokumen Pengadaaan oleh POKJA
Tim POKJA Pemilihan memberikan undangan untuk melakukan reviu paket
pengadaan yang berlokasi di BPPBJ Provinsi DKI Jakarta. Proses reviu
dilakukan terhadap dokumen Harga Perkiraan Sendiri (HPS), Kerangka Acuan
Kegiatan (KAK), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK), Syarat-Syarat Khusus
Kontrak (SSKK), dan Draft kontrak.

5. Penyusunan Log Book


Pokja membuat resume proses reviu melalui penyusunan Log book reviu yang
sudah dilengkapi yang berisi hal-hal sebagai berikut:
a) Pengkajian ulang kebijakan umum pengadaan
b) Pengkajian ulang rencana pengganggaran biaya pengadaan
c) Pengkajian ulang Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pengadaan
d) Pengkajian ulang catatan lain diantaranya: SK PA/KPA. SK PPK,
Sertifikat Pengadaan Barang Jasa, Jadwal Reviu.
e) Pengkajian ulang Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
f) Pengkajian ulang spesifikasi teknis
g) Pengkajian ulang rancangan kontrak

6. Finalisasi Dokumen Pengadaan


Finalisasi dokumen pengadaan yang dilakukan POKJA BPPBJ dengan PPK
dalam hal ini dibantu PPTK dan Tim Pendukung meliputi:
 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
 Harga Perhitungan Sendiri (HPS)
 Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK)
 Syarat-syarat Khusus Kontrak (SSKK)
 Bill Of Quantity (BOQ)

7. Penyusunan Berita Acara Review


Berita acara reviu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta untuk pengadaan paket pengadaan sesuai dengan
anggaran dibuat oelh tim Pokja Pemilihan BPPJ Provinsi DKI Jakarta yang
berisi kesimpulan proses pemilihan penyedia, sebagai berikut:

19
a) Pemaketan
b) Diupayakan menggunakan produk dalam negeri dan spesifikasi barang
sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2016 tentang Standar Produk Suplemen Gizi.
c) Kegiatan pengadaan tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disetujui
sesuai dengan tahun anggaran yang berjalan.
d) Mapping penyedia
e) Cara pengadaan tender umum
f) Jadwal pelaksanaan
g) Kode akun
h) PAGU Anggaran sesuai DPA-SKPD
i) Mapping ulang nilai HPS
j) Menetapkan Latar Belakang, maksud dan tujuan serta ruang lingkup
tercantum di KAK
k) Lokasi Pekerjaan
l) Keluaran yang diinginkan
m) Sumber pendanaan
n) Persyaratan penyedia:
1) Persyaratan kualifikasi: memiliki Ijin Usaha (SIUP/OSS) yang
masih berlaku/berlaku efektif kualifikasi Besar Bidang Bahan
Permakanan, dengan KBLI 4633 atau 46339;
2) Persyaratan teknis: memiliki Surat Dukungan dari
Pabrik/Agen/Distributor dikecualikan untuk Distributor hanya
melampirkan surat penunjukkan agen/distributor dari pabrik:
Melampirkan Surat Pernyataan untuk membuat MD BPOM untuk
biscuit balita dan biscuit ibu hamil; melampirkan Sertifikat Halal
dari MUI, pengalaman, adanya gudang di jabodetabek dan surat
dukungan sarana angkutan/pengiriman, serta legalitas sesuai
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
melalui Penyedia.

20
a) Syarat-syarat bahan yang digunakan sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar
Produk Suplemen Gizi
b) Masa berlaku HPS tidak melebihi 28 hari kalender
c) Spesifikasi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk Suplemen Gizi
d) Rancangan kontrak sesuai peraturan LKPP
e) Cara Pembayaran disesuaikan dengan metode pemilihan penyedia

8. Penyerahan Surat Permohonan Lelang


Surat permohonan lelang dibuat oleh PPK yang di unggah pada sistem E-
Lang BPPBJ Provinsi DKI dan selanjutnya akan di setujui oleh BPPBJ.

9. Penyusunan Paket Lelang dan Uploud Dokumen Lelang di LPSE


Selanjutnya akan dilanjutkan proses penyusunan paket tender di LPSE
dengan rincian:
a) Nama tender.
b) Sistem pengadaan.
c) Jenis kontrak.
d) Syarat kualifikasi:
1) Memiliki Ijin Usaha SIUPOSS yang masih berlakuberlaku efektif
kualifikasi Besar Bidang Bahan Permakanan, dengan KBLI
4633 atau 46339;
2) memiliki TDP atau NIB;
3) memiliki NPWP;
4) Telah Memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir
(SPT Tahunan);
5) Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan
alamat yang benar, tetap dan jelas berupa milik sendiri atau
sewa; Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan
diri pada kontrak yang dibuktikan dengan: (1) Akta Pendirian
Perusahaan dan/atau perubahannya (akta perubahan bisa
berlaku seluruhnya), (2) Surat Kuasa (apabila dikuasakan), (3)

21
Bukti bahwa yang diberikan kuasa merupakan pegawai tetap
(apabila dikuasakan), (4) KTP.
6) Surat Pernyataan:
 Yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan.
 Yang bersangkutan berikut Pengurus Badan Usaha tidak
sedang dikenakan sanksi Daftar Hitam.
 Yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana.
 Pimpinan dan pengurus Badan Usaha bukan sebagai
pegawai K/L/PD atau pimpinan dan pengurus Badan
Usaha sebagai pegawai K/L/PD yang sedang mengambil
cuti diluar tanggungan Negara.
 Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang
tercantum dalam Dokumen Kualifikasi.
 Pernyataan bahwa data kualifikasi yang diisikan dan
dokumen penawaran yang disampaikan benar, dan jika
dikemudian hari ditemukan bahwa data/dokumen yang
disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan maka
Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Pimpinan
Koperasi, atau Kepala Cabang, dari seluruh anggota
Kemitraan bersedia dikenakan sanksi administratif,
sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara
perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
7) Tidak masuk dalam Daftar Hitam

e) Pesyaratan kualifikasi teknis


Memiliki Pengalaman Pekerjaan: (1) Penyediaan jasa pada divisi yang
sama paling kurang 1 pekerjaan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk
pengalaman subkontrak, (2) Penyediaan jasa sekurang-kurangnya
22
dalam kelompok/grup yang sama paling kurang 1 pekerjaan dalam
kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak, (3) Nilai pekerjaan
sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir untuk
usaha non kecil paling kurang sama dengan 50% (lima puluh persen)
nilai total HPS/Pagu Anggaran

f) Pesyaratan kualifikasi kemampuan keuangan


Menyampaikan laporan keuangan tahun terakhir yang mencerminkan
Total Ekuitas yang dilihat dari neraca keuangan dan Memiliki Sisa
Kemampuan Nyata (SKN) paling kecil 50% (lima puluh persen) dari
nilai Total HPS.

10. Pengumuman Lelang oleh POKJA BPPBJ


Pengumuman lelang akan dilakukan oleh Tim Pokja Pemilihan BPPBJ
Provinsi DKI Jakarta setelah proses draft paket dibuat oleh SKPD.

11. Forum Pertanyaan dan Penjelasan


Untuk melakukan komunikasi dengan calon peserta yang akan ikut lelang
pada proses ini akan ada pertanyaan dari calon peserta. BPPBJ dan PPK
didampingi PPTK dan tim pendukung telah menjawab pertanyaan berupa
penjelasan yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pemberian
Penjelasan.

12. Penawaran Penyedia


Calon peserta yang mengikuti lelang akan mengunggah dokumen penawaran
ke dalam sistem LPSE DKI Jakarta sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan
yang telah ditetapkan.

13. Evaluasi penyedia


Evaluasi penyedia meliputi evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi
kualifikasi. Pembuktian kualifikasi dilakukan terhadap 3 penyedia urutan
teratas, dan peserta yang mengajukan harga penawaran terendah bila seluruh

23
syarat terpenuhi akan ditetapkan sebagai pemenang yang dituangkan dalam
Berita Acara Evaluasi Penawaran.

14. Klarifikasi Penawaran Harga dan Pembuktian Kualifikasi


Klarifikasi dilakukan terhadap ke 3 perusahaan karena yang mengajukan
harga penawaran terendah dan memenuhi persyaratan penyedia yang
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Pemilihan.

15. Penetapan dan Pengumuman Pemenang


Penetapan dan pengumuman pemenang dilakukan surat penetapan
pemenang yang ditujukan kepada penyedia sebagai pemenang

16. Sanggah dan Jawaban Sanggah


Masa sanggah mulai diberlakukan sesuai jadwal pelaksanaan, dan Tim Pokja
Pemilihan BPPBJ Provinsi DKI Jakarta akan menjawab sanggahan yang
diajukan oleh calon peserta.

17. Penerbitan Surat Perintah Pengadaan Barang/Jasa (SPPBJ)


SPPBJ diterbitkan oleh PPK setelah ditetapkan pemenang oleh Tim Pokja
BPPBJ Provinsi DKI Jakarta.

18. Jaminan Pelaksanaan.


Pihak ketiga yang telah ditetapkan sebagai pemenang akan menyerahkan
jaminan pelaksanaan sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan barang dan Jasa.

19. Surat Perjanjian Kontrak.


Surat perjanjian kontrak dibuat oleh PPK selaku Pejabat Penandatangan
Kontrak dengan penyedia yang menerangkan persetujuan tentang:
Pasal 1: istilah dan ungkapan dalam kontrak
Pasal 2: Ruang lingkup pekerjaan
1. PPK telah meminta Penyedia untuk menyediakan Jasa Lainnya
sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak
24
(SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta
spesifikasi, rencana distribusi dan Petunjuk Teknis Pengelolaan
PMT Balita Kurus dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
2. Tahapan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari penandatanganan
kontrak, pemesanan barang, proses produksi, proses packaging
dan proses pengiriman.

Pasal 3: Jenis dan nilai kontrak


1. Jenis Kontrak dan cara pembayaran;
2. Nilai Kontrak;
3. Pembayaran kontrak
Pasal 4: Dokumen kontrak
1. Dokumen-dokumen berikut merupakan kesatuan dan bagian
yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini: Adendum/perubahan
Kontrak (apabila ada); Kontrak; Syarat Syarat Khusus Kontrak;
Syarat Syarat Umum Kontrak; Spesifikasi Teknis, Rencana
Distribusi dan Petunjuk Teknis Pengelolaan PMT Balita Kurus
dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK); Daftar kuantitas dan
harga; Jaminan pelaksanaan dan SPPBJ
2. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama
lain, dan jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu
dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka
yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi
berdasarkan urutan hierarki di atas
Pasal 5: Hak dan Kewajiban
1. Hak dan kewajiban Pejabat Penandatangan Kontrak
2. Hak dan kewajiban penyedia
Pasal 6: masa berlaku kontrak
Masa berlaku kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan selesainya pekerjaan.
Pasal 7: kondisi diluar kehendak para pihak

Syarat Syarat Umum Kontrak (SSUK)


25
SSUK mengacu kepada Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan Peraturan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui
Penyedia.

Syarat Syarat Khusus Kontrak (SSKK)


Mengacu kepada SSUK dengan penajaman pada:
1. Korespondensi
Antara Satker Dinas Kesehatan dan penyedia.
2. Wakil Sah Pejabat Penandatangan Kontrak
PPTK dan Tim Pendukung PPK sekaligus sebagai pelaksana
pengadaan, penerimaan distribusi PMT dan pengawas hasil
pekerjaan.
3. Jangka Waktu Pelaksanaan
Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
dokumen kontrak
4. Peristiwa Kompensasi
Penyedia dapat memperoleh kompensasi apabila: (1) Pejabat
Penandatangan Kontrak mengubah jadwal yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan; (2) keterlambatan
pembayaran kepada Penyedia; (3) Pejabat Penandatangan
Kontrak memerintahkan penundaaan pelaksanaan pekerjaan;
atau ketentuan lain dalam SSKK.
5. Perpanjangan Waktu
Pejabat Penandatangan Kontrak dapat memberikan
perpanjangan waktu kepada penyedia untuk mengganti jika ada
kerusakan barang/barang tidak dapat diterima berdasarkan
pertimbangan Pengawas Pekerjaan (PPTK dan Tim Pendukung
PPK) maka PPK menetapkan perpanjangan waktu paling lambat

26
3 (tiga) hari kerja sejak barang dinyatakan rusak atau tidak dapat
diterima.
6. Pemberian Kesempatan
Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan
pekerjaan sampai dengan 14 (empat belas) hari kalender sejak
berakhirnya jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
7. Serah Terima Pekerjaan
Serah terima dilakukan pada Puskesmas Kecamatan dan
Puskesmas Kelurahan (sesuai lampiran rencana distribusi),
dengan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
(BAPP) dan Berita Acara Serah Terima (BAST) per lokasi
penyerahan hasil pekerjaan
8. Pemutusan Kontrak oleh Pejabat Penandatangan Kontrak
Jika penyedia melebihi waktu yang ditentukan dalam kontrak,
belum bisa menyelesaikan pekerjaan dan PPK menilai tidak
diperlukannya penambahan waktu penyelesaian pekerjaan,
maka PPK dapat menghentikan pekerjaan paling lama 14
(empat belas) hari kalender sejak waktu penyelesaian pekerjaan
sesuai kontrak berakhir.
9. Pemutusan Kontrak oleh Penyedia
Batas waktu penundaan pelaksanaan pekerjaan atau kelanjutan
pekerjaan paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak
terbitnya surat penghentian pekerjaan dari Pejabat
Penandatanganan Kontrak. Dan Batas waktu untuk penerbitan
surat perintah pembayaran paling lama 14 (empat belas) hari
kalender sejak dokumen penyelesaian pekerjaan dilengkapi.
10. Hak dan Kewajiban Pejabat Penandatangan Kontrak
Meliputi hak dan kewajiban dalam memeriksa pekerjaan,
laporan, hasil pekerjaan, meminta keterangan, pembayaran dan
kerusakan lingkungan dan gangguan kepada masyarakat akibat
pekerjaan.
11. Hak dan Kewajiban Penyedia
Meliputi hak dan kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan,
memberi laporan, menyerahkan hasil pekerjaan, pemberian
27
keterangan, pembayaran dan kerusakan lingkungan dan
gangguan kepada masyarakat akibat pekerjaan.
12. Sanksi Finansial
Sanksi finansial bagi Penyedia dapat berupa sanksi denda
keterlambatan atau pencairan jaminan, dan sanksi pencairan
jaminan pelaksanaan bagi Penyedia dikenakan apabila
Penyedia melakukan wanprestasi yaitu tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan atau tidak memenuhi kewajiban
penyedia sebagaimana mestinya.

13. Jaminan
Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada Pejabat Penandatangan
Kontrak sebelum penandatanganan Kontrak sebesar 5% dari
nilai total HPS. Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak
sampai dengan serah terima pekerjaan. Jaminan Pelaksanaan
dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan selesai sesuai
dengan ketentuan yang tertuang dalam kontrak
14. Kepemilikan Dokumen
Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan
dinyatakan selesai sesuai dengan ketentuan yang tertuang
dalam kontrak
15. Nilai Kontrak
Pejabat Penandatangan Kontrak membayar kepada Penyedia
atas pelaksanaan pekerjaan dalam Kontrak sebesar nilai kontrak
16. Pembayaran
Pembayaran dilakukan setelah dokumen penyelesaian
pekerjaan selesai dan lengkap. Apabila terjadi keterlambatan
penyelesaian pekerjaan, besarnya denda keterlambatan adalah
1/1.000 dari sisa barang yang belum tersalurkan
17. Penyelesaian Perselisihan
Dalam hal terdapat sengketa antara Pejabat Penandatangan
Kontrak dengan Penyedia, penyelesaian sengketa akan
dilakukan melalui LKPP.
28
20. Penandatangan Kontrak.
Penandatanganan kontrak di lakukan di Kantor Dinas Kesehatan antara
Pejabat Penandatangan Kontrak dengan Penyedia.

21. Distribusi Makanan Tambahan


a. Persiapan
Dilaksanakan sosialisasi persiapan penerimaan dan pendistribusian
barang Makanan tambahan kepada Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota dan Puskesmas, terkait penyiapan beberapa dokumen seperti :

 Pembuatan SK Kepala Puskesmas tentang Tim Penerima makanan


Tambahan.
 Pembuatan SK Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
tentang Tim Penerima makanan Tambahan
 Pembuatan Surat Tugas Tim Pendukung PPK
 Alur pelaksanaan kegiatan distribusi
 Pembuatan dokumen Administrasi pemeriksaan dan penerimaan
barang
 Penyiapan tempat penyimpan makanan tambahan oleh Puskesmas.

b. Alur pengiriman dan penerimaan barang


1) Penyedia :
 Penyedia menghubungi PIC penerima barang (lampiran 1)
 Khusus untuk Puskesmas di wilayah Kabupaten Kepulauan
Seribu, lakukan janji temu antara Penyedia dan PIC Dinas
Kesehatan di titik pemberangkatan/ penyeberangan
 Barang diantar ke lokasi sesuai dengan waktu yang telah
disepakati
 Bila lokasi tidak bisa diakses oleh kendaraan roda empat,
Penyedia memastikan teknis dan alat yang dipergunakan untuk
mengangkut barang sampai ke ruang penyimpanan barang yang
terstandar yang sudah disiapkan oleh puskesmas (standar

29
penyimpanan barang ada di point 4 Penyimpanan Makanan
Tambahan)

2) Tim Pendukung Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) :


a) Bertugas di lokasi penerimaan barang sesuai Surat Tugas
b) Menandatangani surat jalan dari pihak Penyedia
c). Pada saat barang sampai di lokasi, Tim Pendukung PPK
(TP-PPK) melakukan pemeriksaan barang untuk memastikan :
 Kesesuaian Jumlah
 Kesesuaian volume
 Kesesuaian spesifikasi
 Keutuhan kemasan (kemasan tidak penyok, tidak basah,
dsb)
 Masa kadaluarsa Minimal 2 (dua) tahun dihitung mulai dari
tanggal produksi.
d) Jika sesuai, barang diterima dan lanjut ke poin f).
e) Jika terdapat ketidaksesuaian, Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan (BASTHP) belum dapat ditandatangani dan penyedia
harus dapat melengkapi ketidaksesuaian /mengganti barang
yang rusak dalam waktu maksimal 3 hari kerja (kembali ke poin
1).
f) Menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan
(BASTHP) yang dilengkapi dengan bukti dokumentasi
kelengkapan barang
g) Serah terima Berita Acara Serah Terima Barang (BAST) antara
Dinas Kesehatan dan Puskesmas.

4. Penyimpanan Makanan Tambahan


Persyaratan tempat dan cara penyimpanan makanan tambahan
merupakan salah satu bagian penting dalam prosedur pengelolaan MT sehingga
perlu dipersiapkan dengan baik agar kualitas MT dapat tetap terjaga sampai
kepada sasaran. Adapun persyaratan tempat penyimpanan MT adalah sebagai
berikut:

30
1. Persyaratan Tempat Penyimpanan Makanan Tambahan
a. Tempat penyimpanan tidak bocor dan tidak lembab, ruangan mempunyai
ventilasi dan pencahayaan yang baik serta produk tidak terkena sinar
matahari langsung;
b. Tempat penyimpanan harus bersih, tidak berbau, dan bebas dari tikus,
kecoa, dan binatang pengerat lainnya; dan
c. Pintu tempat penyimpanan dapat dibuka dan ditutup dengan rapat pada
saat keluar masuk proses distribusi makanan tambahan.

2. Persyaratan Cara Penyimpanan Makanan Tambahan


 Makanan tambahan yang diterima harus disimpan pada tempat yang
kering, bersih, dan tertutup agat terhindar dari bahan cemaran dan
binatang pengganggu;
 Penyusunan peletakan/penumpukan makanan tambahan sedemikian rupa
sehingga barang tetap dalam kondisi baik. Batas maksimum tumbukan
adalah 12 karton untuk makanan tambahan balita maupun makanan
tambahan ibu hamil;
 Penyusunan karton makanan tambahan dalam tempat penyimpanan
harus menggunakan alas/rak/palet dan dilarang menginjak tumpukan
karton;
 Makanan tambahan diletakkan di alas/rak/palet yang kuat dengan jarak
minimal 30 cm dari dinding dan minimal 20 cm dari lantai;
 Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan kimia
atau bahan lainnya yang dapat mengakibatkan kontaminasi;
 Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan segera dipisahkan
dari makanan tambahan yang masih baik;
 Makanan tambahan yang akan mendekati masa kadaluarsa kurang lebih 6
bulan segera didistribusikan ke sasaran;
 Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila berlubang, sobek, pecah,
dan teksturnya berubah; dan
 Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak atau kadaluarsa perlu
dibuatkan Berita Acara Pemusnahan sesuai dengan ketentuan peraturan
yang berlaku.

31
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
A. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan seluruh kegiatan distribusi makanan tambahan sampai ke
sasaran yang bersumber dana dari DAK Fisik Penugasan Stunting Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dilakukan menggunakan formulir bantu
manual yang selanjutnya di-entry ke dalam aplikasi pencatatan dan pelaporan
elektronik sigizi terpadu yang dapat diakses dan panduannya dapat diunduh
melalui alamat
https://sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id
1. Pencatatan Administrasi Tempat Penyimpanan
Pencatatan administrasi tempat penyimpanan dilakukan oleh
Puskesmas dengan menggunakan formulir stock opname makanan tambahan
seperti pada lampiran 2. Contoh pengisian formulir pencatatan Administrasi
tempat penyimpanan MT di puskesmas sebagai berikut:

Stock Opname Makanan Tambahan

32
Provinsi :
Kabupaten/Kota :
Puskesmas :
Pemberia
Emberian
n
Distribusi Makanan
  Bulan Tahun Makanan Ket
dan Stock Tambahan
Tambahan
Bumil
Balita
Jumlah
Alokasi
(kg) Januari ……..   270 315  
Distribusi 70 80  
Stock
Jumlah Januari   Tersisa 200 235  
Distribusi Distribusi 82 80  
(kg) Stock
Februari   tersisa 118 135  
Dst          

Pencatatan administrasi tempat penyimpanan atau Stock Opname


selanjutnya di-entry ke aplikasi sigizi terpadu pada menu Distribusi PMT. Pada
aplikasi ini juga terdapat format BAST seperti pada lampiran 3.

2. Pencatatan Distribusi dan Konsumsi PMT pada Sasaran


Pencatatan distribusi dan konsumsi PMT dilakukan pada semua
sasaran yang menerima PMT. Pencatatan ini bertujuan untuk mengetahui
jumlah dan jenis PMT yang diterima dan dikonsumsi oleh sasaran dengan
menggunakan formulir seperti pada lampiran 7. Contoh pengisian formulir
sebagai berikut:

Daftar Penerima Makanan Tambahan Balita Kurus usia 6-59 bulan


/ Ibu Hamil KEK

Puskesmas :
Kabupaten/Kota :

33
Provinsi :

Formulir Distribusi dan Konsumsi MT pada sasaran dapat digunakan


untuk Balita kurus usia 6-59 bulan dan ibu hamil KEK. Formulir ini selanjutnya
di-input ke aplikasi sigizi terpadu pada modul e-PPGBM entry PMT. Pada
menu tersebut, keterangan menerima makanan tambahan melekat pada data
masing-masing individu seperti data penimbangan, pengukuran maupun
pelayanan lainnya.
Data sasaran balita Kurus usia 6-59 bulan dan ibu hamil KEK penerima
MT yang sudah di-entry oleh puskesmas dapat diamati perubahan
pertumbuhan berat badan dan status gizinya setiap saat.
Rekapitulasi dan pelaporan secara otomatis dilakukan oleh sistem
aplikasi, dan umpan balik dapat dilakukan secara berjenjang pada waktu yang
bersamaan sehingga lebih efektif dan efisien. Formulir pelaporan seperti
terlampir (lampiran 8 dan 9).

B. Monitoring
Pemantauan merupakan komponen penting dalam pengelolaan MT yang
mencakup distribusi MT dan pemanfaatan oleh sasaran. Kegiatan pemantauan
dan evaluasi pemberian MT menggunakan formulir pemantauan yang
kemudian di-input kedalam aplikasi sigizi terpadu.
Pemantauan distribusi termasuk penyimpanan, dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
 Puskesmas

34
Pemantauan dilaksanakan oleh Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas
melakukan pengamatan terhadap:
a. Jadwal penerimaan Pemberian Makanan Tambahan di Puskesmas .
b. Jumlah dan jenis PMT.
c. Kondisi fisik tempat penyimpanan.
d. Catatan administrasi tempat penyimpanan.
e. Rencana pendistribusian PMT dari Puskesmas ke Puskesmas (alokasi
rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke Puskesmas).
f. Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis PMT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah PMT yang rusak).
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan formulir pada
lampiran 8.

C. Evaluasi
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menilai hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan dan mengkaji masalahmasalah
yang ada untuk perbaikan program selanjutnya. Evaluasi yang perlu dilakukan
mencakup aspek pengelolaan makanan tambahan untuk dapat menjawab
apakah kegiatan perencanaan kebutuhan, penyediaan, distribusi dan
penyimpanan PMT telah berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.
Evaluasi didasarkan pada hasil monitoring yang telah dilakukan secara
berkala.
Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dengan mempertimbangkan
ketersediaan sumber daya yang ada di masing-masing tingkat administrasi.
Hasil dari kegiatan evaluasi ini digunakan sebagai bahan perencanaan
kegiatan pada pelaksanaan pemberian makanan tambahan pada tahun
berikutnya.

35
BAB IV
PENUTUP

Pemberian makanan tambahan kepada kelompok rawan gizi pada dasarnya


bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi yang pada akhirnya dapat meningkatkan
status gizi sasaran, serta mempercepat perbaikan gizi di Indonesia. Peran serta
semua pihak sangat diharapkan dalam mendukung keberhasilan kegiatan pemberian
MT kepada sasaran.

Buku petunjuk teknis ini dapat menjadi panduan bagi petugas kesehatan
maupun pihak terkait lainnya dalam memengelola produk makanan tambahan agar
mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien.

36
Lampiran 1
Daftar Puskesmas dan nama Petugas PIC

37
Lampiran 2

Stock Opname Makanan Tambahan di Puskesmas


Stock Opname Makanan Tambahan

Puskesmas :
Kab/Kota. :
Provinsi :

38
Lampiran 3
Contoh Form Berita Acara Serah Terima Barang

39
Lampiran 4 : Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan

40
41
Lampiran 5 : Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan

42
43
Lampiran 6 : Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan

BERITA ACARA PEMERIKSAAN PEKERJAAN


Nomor : 971/Kesmas-DK/VI/2021
Jum
Pada hari ini Jumat tanggal Empat bulan Juni tahun Dua Ribu Dua
Puluh Satu bertempat di Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta telah diadakan pemeriksaan barang sebagai berikut :

1. Nama Pekerjaan : Belanja Bahan Cetak Kegiatan Media Informasi


Promosi Kesehatan
2. Nomor Surat Pesanan : 12/PPBJ-KESMAS/DKI/VI/2021
3. Tanggal Surat Pesanan : 2 Juni 2021

Dengan rincian sebagai berikut :

No Uraian Pekerjaan Spesifikasi Volume Hasil


Pemeriksaan
1. Roll Banner (60X160 Albartos + 18 Pcs Sesuai
Laminating Doft), kaki
stainless dengan tiang
aluminium
Spanduk Bahan Flexi China 280 Gr; 36 Pcs Sesuai
Cetak Hrs; Spanduk (Flexi
China 280 gram Hrs, 6 X 1m,
mata ayam ujung ujung)
2. Kelengkapan administrasi
a. Faktur Barang Terlampir
3. Dokumentasi Foto Terlampir

Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sebenarnya dalam rangkap 3
(tiga) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pelaksana Pekerjaan Tim Pendukung


PT. Indofarma APIX

drg.Reita Kartika (.................................)

Sulistiowati, (.................................)

Nova Setianie, (.................................)


Charles Tan
Direktur Irwan. (…….………………….)

44
Wisnu. (………..……………….)

Dwi. (…………………………)

Lampiran 7
Daftar Penerima Makanan Tambahan Balita/ Bumil

45
Lampiran 8.a

FORMULIR PEMANTAUAN TEMPAT PENYIMPANAN MAKANAN TAMBAHAN


DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Kabupaten :
Provinsi :

No Informasi Jawaban Keterangan


Ya Tidak
1 Tempat penyimpanan tidak bocor dan
tidak lembab
2 Ruangan mempunyai ventilasi dan
pencahayaan yang baik serta produk tidak
terkena sinar matahari langsung
3 Tempat penyimpanan:
 bersih,
 tidak berbau,
 bebas dari tikus, kecoa, dan
binatang pengerat lainnya.
4 Pintu tempat penyimpanan dapat
dibuka dan ditutup dengan rapat pada
saat keluar masuk proses distribusi
makanan tambahan.

46
Jakarta , 20….
Petugas Pemantau

Kabupaten/Kota
Provinsi

Lampiran 8.b

FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN


TAMBAHAN

DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Kabupaten : …………………………..
Provinsi : …………………………..

No Informasi Jawaban Keterangan


Ya Tidak
1 Mengetahui jadwal penerimaan dari Dinkes Lihat Surat Rencana
Provinsi
Pengiriman dari Dinkes
Provinsi ke Kepala Suku

47
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau
cek apakah ada
informasi lisan
melalui telepon
2 Ada gudang penyimpanan P MT, amati
penyimpanan MT di gudang
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah dari bahan
berbahaya Penyimpanan yang rusak
terpisah
3 Penerimaan PMT tepat waktu Cocokkan dokumen
BAST dengan Rensi
4 Jumlah dan jenis yang diterima sesuai Cocokkan dengan rensi
dengan rensi
5 Stok opname
Ada catatan administrasi
MT
- Masuk
- Keluar
- Sisa
- Rusak
No Informasi Jawaban Keterangan
Ya Tidak
6 Apakah ada PMT dari sumber lain? APBD/BLUD/lain-lain

- Sumber
- Nama produk
- Jenis

48
- Jumlah
- Sasaran
7 Ada rencana distribusi PMT Lihat catatan rencana
ke Puskesmas distribusi PMT ke
- Jumlah Puskesmas
- Jenis
- Waktu distribusi
8 Pelaksanaan distribusi PMT Lihat dokumen SBBK
- Sesuai jumlah
- Sesuai jenis
- Sesuai waktu
- Distribusi MT tahap ke berapa
- Kalau tidak sesuai sebutkan alasannya
9 Pendistribusian PMT: Lihat dokumen
- Dikirim oleh Petugas
pengiriman PMT
Kabupaten/Kota /Perusahaan Jasa
Pengiriman Barang

Jakarta , 20….
Petugas Pemantau

Kabupaten/Kota Provinsi

Lampiran 9.a

FORMULIR PEMANTAUAN TEMPAT PENYIMPANAN MAKANAN TAMBAHAN


DI TINGKAT PUSKESMAS

Puskesma :
Kabupaten :

49
Provinsi :

No Informasi Jawaban Keterangan


Ya Tidak
1 Tempat penyimpanan tidak bocor dan
tidak lembab
2 Ruangan mempunyai ventilasi dan
pencahayaan yang baik serta produk tidak
terkena sinar matahari langsung
3 Tempat penyimpanan:
 bersih,
 tidak berbau,
 bebas dari tikus, kecoa, dan
binatang pengerat lainnya.

4 Pintu tempat penyimpanan dapat


dibuka dan ditutup dengan rapat pada
saat keluar masuk proses distribusi
makanan tambahan.

Jakarta , 20….
Petugas Pemantau

Puskesmas Kota/Kabupaten

Lampiran : 9.b

FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN …


MAKANAN TAMBAHAN DI TINGKAT
PUSKESMAS

Puskesmas. :

Kabupaten. :

50
Provinsi :

No Informasi Jawaban Ket


Ya Tidak
1 Mengetahui jadwal Lihat Surat Rencana
penerimaan dari Dinkes Pengiriman dari Dinkes
Kabupaten/Kota kabupaten/Kota ke Kepala
Puskesmas atau cek
apakah ada informasi lisan
melalui telepon
2 Ada gudang penyimpanan
Amati tempat
PMT, amati penyimpanan penyimpanan PMT

PMT di gudang
- Kebersihan
- Ventilasi
- Kelembaban
- Atap tidak bocor
- Kapasitas
- Cara penyimpanan
- Tumpukan kardus
- Palet
- Penyimpanan terpisah
dari bahan berbahaya
- Penyimpanan yang rusak
terpisah
3 Penerimaan PMT tepat waktu Cocokkan dengan Time line

4 Jumlah dan jenis yang Jumlah sesuai dengan


usulan
diterima sesuai dengan BAST

No Informasi Jawaban Ket


Ya Tidak
5 Ada catatan administrasi MT Cek catatan administrasi
tempat penyimpanan
- Masuk
- Keluar
- Sisa
- Rusak
6 Apakah ada data sasaran? Cek data sasaran P MT di
seluruh desa wilayah kerja
- Balita 6-59 bulan Puskesmas

51
- Bumil KEK
7 Apakah sebelum Surat Pemberitahuan
pendistribusian PMT, ada
pemberitahuan dari Dinas
Kesehatan ke Puskesmas?
8 Apakah pendistribusian PMT Cek kesesuaian jumlah dan
jenis dengan rensi dan waktu
sesuai rencana? distribusi cek dari rencana
penyedia.
- Jumlah
- Jenis
- Waktu distribusi
9 Bagaimana cara pendistribusian
PMT?
Apakah ada PMT dari sumber APBD/ Blud/lain-lain

lain yang didistribusikan?


- Sumber
- Nama produk
- Jenis
- Jumlah
- Sasaran

Jakarta , 20….
Petugas Pemantau

Puskesmas Kota/Kabupaten

52

Anda mungkin juga menyukai