Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA / TOR (TERM OF REFERENCE)

KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DINAS


KESEHATAN KABUPATEN BIREUEN

A. PENDAHULUAN
Pemerintah : Kabupaten Bireuen
Instansi : Dinas Kesehatan
Bidang : Kesehatan Masyarakat
Penanggungjawab : Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bireuen
Kegiatan : Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Kabupaten
Sub kegiatan : Kegiatan Kesehatan Masyarakat Tingkat Kabupaten
Indikator Kinerja Kegiatan: Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
untuk upaya kesehatan promotif dan preventif
diwilayah kerja, yang di laksanakan terutama melalui
pendekatan keluarga menuju keluarga sehat

B. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita
yang kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dengan pendekatan
promotif, preventif, secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan untuk
mendukung perbaikan kualitas layanan. Upaya kesehatan merupakan salah satu
subsistem dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dilaksanakan secara
berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh bersama subsistem lainnya
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Upaya
kesehatan masyarakat meliputi kegiatan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan
dan kesehatan keluarga dan gizi.
Kesejahteraan ibu dan anak merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan kesejahteraan masyarakat, upaya peningkatan kesehatan ibu dan
anak harus mendapat perhatian khusus. Kondisi Kabupaten Bireuen tahun 2017
jumlah kematian ibu 10 kasus (114/100.000 KH), 2018 berjumlah 13 kasus
(152/100.000 KH) dan tahun 2019 sebamyak 16 kasus (187/100.000 KH). Kondisi ini
kemungkinan disebabkan antara lain karena kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil
dan bersalin yang belum memadai, kondisi ibu hamil dengan penyakit penyerta dan
faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam
kehamilan dan perdarahan post partum, selain itu penyebab karena lain-lain juga
semakin meningkat. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila setiap kehamilan
direncanakan dengan baik dan Antenatal Care berkualitas, sehingga mampu
menskrining masalah pada ibu hamil sedini mungkin. Sedangkan itu, usia pendidikan
remaja perlu diberikan pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dilayani
di Puskesmas PKPR (Puskesmas yang menerapkan PKPR). Di Puskesmas PKPR,
tersedia tenaga kesehatan yang peduli dan siap melayani semua kelompok usia
remaja. Disini remaja dilayani dengan sikap menyenangkan, dihargai dan diterima
dengan tangan terbuka. Untuk cakupan pelaksanaan penjaringan kesehatan kelas 1, 7
dan 10 96%, persentase puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan berkala 65%,
persentase puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja 100%,
begitu pula dengan kesehatan lansia sehingga pelayanan yang diberikan dapat
meningkatkan derajat kesehatan. Untuk persentase puskesmas dengan posyandu
lansia aktif di desa 98%, persentase puskesmas yang melaksanakan home care lansia
75%, persentase lansia yang mendapatkan kesehatan sesuai standard 96%.
Selain itu masalah stunting juga menjadi isu prioritas yang harus di lakukan
penanganan di kabupaten Bireuen, prevalensi stunting tahun tahun 2018 berdasarkan
hasil Riskesdas, 41%, sedangkan tahun 2019 hasil Survey Status Gizi Balita
Indonesia (SSGBI) prevalensi stunting 32, 88%. Pemerintah bersama masyarakat
bertanggungjawab untuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap
pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, dan perawatan
pasca persalinan bagi ibu dan bayi, termasuk perawatan khusus dan rujukan jika
terjadi komplikasi, serta akses terhadap Keluarga Berencana (KB), termasuk
intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam rangka penurunan stunting pada rumah
tangga 1000 HPK (Seribu Hari Pertama Kelahiran).

C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Bireuen dan Kabupaten Simeulue Tahun 2000, sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2000;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015;
4. Undang-Undang Nomor 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Reproduksi;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Lingkungan;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan
Gizi;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilan Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
Serta Pelayanan Kesehatan Seksual;
14. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 5 Tahun 2012 tentang Kesehatan Ibu Bayi
baru Lahir dan Anak (KIBBLA);
15. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bireuen;
16. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 4 Tahun 2018 tentang Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kabupaten Bireuen Tahun Anggaran 2018;
17. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 14 tahun 2019, tentang Pencegahan dan
Penanganan Stunting Terintegrasi di Aceh;
18. Peraturan Bupati Bireuen Nomor 4 tahun 2011, tentang Pedoman Penyusunan
Perjanjian Pelayanan Obstetri Maternal dan Perinatal;
19. Peraturan Bupati Bireuen Nomor 29 Tahun 2020 tentang Penurunan Stunting
Terintegrasi;

D. TUJUAN
Tujuan kegiatan ini adalah mendukung perbaikan kualitas layanan,
mendukung program prioritas nasional yang menjadi fokus untuk pencapaian target
yang harus dicapai, dan mendukung pemenuhan SPM daerah.

E. SASARAN
1. Lintas Program dan Lintas Sektor
2. Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, remaja, PUS dan lansia di wilayah
Kabupaten Bireuen.
F. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan adalah upaya kesehatan bersifat promotif dan
preventif disetiap jenjang pelayanan kesehatan meliputi:
1. Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat :
a. Kesehatan Keluarga dan gizi:
1) Penanggulangan masalah gizi
2) Kewaspadaan gizi
3) Pengelolaan konsumsi gizi
4) Pembinaan pelayanan ibu dan bayi baru lahir
5) Pembinaan pelayanan balita dan anak prasekolah
6) Pembinaan anak usia sekolah dan remaja
7) Pembinaan usia reproduksi dan KB
8) Pembinaan pelayanan kesehatan usia lanjut

Usulan
Usulan
No. Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Dana Sasaran Lokasi
Output (Rp)
(Rp)
Penanggulangan masalah
1 12.700.000 12.700.000 Kader Kab. Bireuen
gizi
Petugas, balita, ibu
2 Kewaspadaan gizi 59.180.000 59.180.000 Kab. Bireuen
hamil

3 Pengelolaan konsumsi gizi 48.120.000 48.120.000 Kader Kab. Bireuen

Pembinaan pelayanan ibu


4 130.466.000 130.466.000 Kader Kab. Bireuen
dan bayi baru lahir
Pembinaan pelayanan balita Guru PAUD dan
5 130.000.000 130.000.000 Kab. Bireuen
dan anak prasekolah Kader

Pembinaan anak usia Lintas Sektor,


6 176.400.000 176.400.000 Kab. Bireuen
sekolah dan remaja Remaja
Pembinaan Pelayanan Usia
7 64.200.000 64.200.000 Kader, Petugas Kab. Bireuen
Lansia

Jumlah 621.066.000 621.066.000

G. PEMANFAATAN DANA KEGIATAN


Dana yang tersedia disetiap jenjang dapat dimanfaatkan untuk membiayai
setiap kegiatan yang tercakup dalam menu kegiatan disetiap fasilitas pelayanan
kesehatan yang menerima alokasi dana BOK, meliputi:
a. Belanja transport lokal
b. Belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah bagi ASN dan non ASN
c. Belanja Pembelian barang habis pakai
d. Belanja Penggandaan
e. Belanja kegiatan pertemuan/ rapat
f. Belanja makan dan minum kegiatan rapat
g. Belanja honor narasumber/ tenaga ahli
H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan dimulai sejak Januari-Desember 2021

I. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kerja ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan Tahun
2021.

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Bireuen

dr. Irwan
Pembina Tk. I
Nip. 19791231 200112 1 014

Anda mungkin juga menyukai