Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA/TOR (TERM OF REFERENCE)

BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PUSKESMAS BANDAR BARU


KAB.DELI SERDANG TA. 2020
URUSAN : Wajib Kesehatan
UNIT ORGANISASI : Puskesmas Bandar Baru
LOKASI KEGIATAN : 14 Desa Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru
SASARAN PROGRAM : UKM ESENSIAL
INDIKATOR KINERJA PROGRAM : Pelayanan Kegiatan AKI , AKB
KEGIATAN : 1. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
2. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
3. Pengelolaan Pelayanan Bayi Baru Lahir
4. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita
5. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
6. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
7. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
8. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
9. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat
10. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis
11. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV
SASARAN KEGIATAN : Masyarakat , Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Neonatus,Bayi, dan Balita
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : Peningkatan capaian pelayanan kesehatan ibu
Perbaikan angka kematian ibu dan Bayi Baru Lahir
Mencegah Resiko Penyakit pada Masyarakat
KELUARAN ( OUTPUT ) : Terlaksananya Kegiatan KIA , AKB untuk mendukung SPM di wilayah kerja puskesmas Bandar Baru
INDIKATOR KELUARAN ( OUTPUT ) ,: Kesehatan Ibu , Anak, Bayi, Balita, Lansia, Masyarakat

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar
Hukum
a. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
b. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang Kesehatan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
d. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
e. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
f. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
g.Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);sebagaimana telah diubah terkahir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
h. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
i. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerinta, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4743);
j. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
k. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5462);
l. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
m. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);
n. Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014;
o. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
p. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK/05/2010 tentang Penyelesaian Tagihan
Atas Beban APBN Satuan Kerja;
q. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA tentang Tata Cara Penyelenggaraan Administrasi
Keuangan Bantuan Operasional Kesehatan Tahun 2012;
r. PMK Nomor 94/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
s. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 / 2021 TAHUN 2021 tentang
Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

2. Gambaran Umum

Konsep Continuum of Care adalah paradigma baru dalam upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi dan anak. Dimensi pertama dari kontinum ini adalah waktu meliputi:
sebelum hamil, kehamilan persalinan, hari-hari dan tahuntahun kehidupan. Dimensi kedua
dari Continuum of Care adalah tempat yaitu menghubungkan berbagai tingkat pelayanan di
rumah, masyarakat dan kesehatan. Menghubungkan kontinum untuk kesehatan ibu, bayi,
dan anakanak biasanya mengacu pada kesinambungan perawatan yang diperlukan dalam
seluruh siklus hidup (masa remaja, kehamilan, melahirkan, postnatal dan kanak-kanak, di
mana dalam setiap tahapnya perlu dilakukan asuhan yang baik, karena akan menentukan
keberhasilan dalam tahapan selanjutnya.
Kesehatan ibu dan anak sangat bergantung pada kondisi ibu saat sebelum hamil. Oleh
karena itu, menjaga dan meningkatkan status kesehatan seorang wanita sejak sebelum
hamil sangatlah penting dalam memastikan kelangsungan hidup ibu dan anak dengan baik .
Kesehatan ibu harus dimulai pada saat seorang wanita mempersiapkan kehamilan, selama masa
hamil, melahirkan, masa nifas dan menyusui, masa menggunakan kontrasepsi keluarga berencana
sampai usia lanjut. Sementara itu, kesehatan bayi harus diperhatikan sejak janin berada dalam
kandungan, selama proses kelahiran, saat baru lahir, bayi, balita, anak prasekolah, masa sekolah
hingga remaja.
Berikut ini akan diuraikan tentang fokus pelayanan yang diberikan terkait kesehatan ibu dan
anak sesuai dengan siklus kehidupannya.
• Masalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada wanita sebelum hamil terkait dengan keadaan
system reproduksi, status penyakit menular seksual, keadaan status gizi, masalah penyakit fisik dan
psikologis. Kondisi tersebut harus ditindaklanjuti dengan pelayanan yang diberikan di fasilitas
kesehatan untuk memastikan status kesehatan wanita sebelum hamil dalam keadaan baik,
karena akan berpengaruh terhadap 1.000 hari pertama kehidupan bagi anak yang dimulai sejak
masa konsepsi sampai anak balita.
Berdasarkan hal tersebut, seorang bidan sebagai petugas kesehatan sangatlah penting untuk
memperhatikan kesehatan anak dengan memberikan pelayanan kesehatan yang baik sejak dalam
kandungan sampai masa neonatal melalui pemeriksaan kehamilan yang teratur pemenuhan
kebutuhan gizi ibu hamil termasuk pemberian tablet Fe dan asam folat.
Pemberian imunisasi TT diberikan jika ibu hamil belum memiliki status T 5 dan upaya deteksi dini
komplikasi kehamilan dan persalinan melalui penggunaan buku kesehatan ibu dan anak serta
penanganan kedaruratan yang terjadi selama masa kehamilan dan persalinan.
• Pelayanan selama masa nifas dan neonatus berfokus pada upaya inisiasi menyusu dini sebagai
langkah awal pemberian ASI eksklusif dan penggunaan kontrasepsi. Sedangkan pelayanan
neonatus dilakukan melalui pemberian injeksi vitamin K neo yang ditujukan untuk antisipasi
kejadian perdarahan akibat penyuntikan imunisasi Hepatitis B neo yang diberikan 2 jam setelah
bayi lahir.
• Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Prasekolah difokuskan pada pemberian ASI eksklusif,
pemberian imunisasi dasar, pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin A, pemantauan
tumbuh kembang dan pemberian imunisasi booster, serta manajemen terpadu jika bayi dan balita
mengalami sakit.
• Pelayanan Anak Sekolah dan Remaja diberikan dengan tujuan untuk melakukan upaya deteksi
dini tumbuh kembang anak sekolah melalui skrining/penjaringan anak sekolah dan remaja,
konseling gizi HIV/ AIDS NAPZA dan upaya kesehatan sekolah. Selain pelayanan tersebut, pada
periode ini harus diberikan juga pelayanan kesehatan reproduksi untuk membekali para remaja
supaya memiliki pengetahuan yang cukup tentang proses reproduksi yang menjadi tanggung
jawabnya.
Dengan demikian, pelayanan kesehatan ibu dan anak harus menjadi kewajiban kita sebagai
pelaksana pelayanan (care giver) dalam pelayanan kebidanan, karena keadaan kesehatan ibu dan
anak memiliki peranan yang besar sebagai indikator tingkat kesejahteraan bangsa.

B. PENERIMA MANFAAT

Seluruh Masyarakat, Ibu dan Bayi, Balita,Lansia, Remaja di wilayah kerja Puskesmas Bandar Baru

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Pencatatan dan pelaporan data hasil pelayanan KIA sangat penting dibuat untuk dipergunakan
sebagai alat pemantauan kegiatan yang telah dilakukan. Beberapa hal penting
dikumpulkaan sebagai bahan penyusunan laporan pemantauan yang dibuat dalam bentuk
PWS-KIA, yaitu sebagai berikut:
a. jumlah seluruh ibu hamil;
b. jumlah seluruh ibu bersalin;
c. jumlah ibu nifas;
d. jumlah seluruh bayi;
e. jumlah seluruh anak balita
f. jumlah seluruh PUS.
2. Sumber data untuk penyusunan PWS-KIA, di antaranya sebagai berikut:
a. register kohort ibu;
b. register kohort bayi;
c. register kohort anak balita.
3. Bentuk akhir dari pelaporan dapat dibuat berdasarkan:
a. Narasi: dipergunakan untuk menyusun laporan atau profil suatu wilayah kerja, misalnya
dalam laporan PWS-KIA yang diserahkan kepada instansi terkait.
b. Tabulasi: dipergunakan untuk menjelaskan narasi dalam bentuk lampiran.
c. Grafik: dipergunakan untuk presentasi dalam membandingkan keadaan antar waktu,
antar tempat dan pelayanan. Sebagian besar hasil PWS disajikan dalam bentuk grafik.
d. Peta: dipergunakan untuk menggambarkan kejadian ber dasarkan gambaran geografis.
4. Analisis grafik pelayanan dalam PWS KIA dikategorikan menjadi 4, yaitu sebagai berikut.
a. Status baik adalah desa/kelurahan dengan cakupan di atas target yang ditetapkan pada
bulan tersebut dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau
tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
b. Status kurang yaitu desa/kelurahan dengan cakupan di atas target pada bulan tersebut,
namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan
dengan cakupan bulan lalu.
c. Status cukup yaitu desa/kelurahan dengan cakupan di bawah target pada bulan tersebut,
namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika dibandingkan
dengan cakupan bulan lalu.
d. Status jelek yaitu adalah desa/kelurahan dengan cakupan di bawah target pada bulan
tersebut, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun dibandingkan
dengan bulan lalu.
5. Penyajian PWS-KB digunakan sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada lintas
program dan sektor terkait, agar dapat memahami permasalahan yang dihadapi secara
dini, dan memberikan kontribusi dalam pemecahan masalahnya.
6. Interpretsai dari grafik PWS-KB didasarkan atas dua hal, yaitu sebagai berikut:
a. cakupan kumulatif terhadap target;
b. cakupan bulan ini terhadap cakupan bulan lalu.
7. Interpretasi hasil analisa grafik PWS KB dikategorikan menjadi, 3 yaitu :
- desa/kelurahan status baik: yang memiliki cakupan di atas target yang ditetapkan dan
mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang naik atau tetap dibandingkan bulan
lalu; - desa status cukup yaitu desa yang memiliki cakupan di atas target yang ditetapkan
dan mempunyai cakupan bulanan yang menurun dibandingkan bulan lalu;
- desa/kelurahan status kurang yaitu desa dengan cakupan di bawah target yang
ditetapkan.
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KEGIATAN
Kurun waktu pencapaian kegiatan ini ditargetkan sebanyak 12 kali pada Bulan Januari
sampai Desember 2021

NO KEGIATAN BULAN TOTAL


JA FEB MAR APR MEI JU JUL AGT SEP OKT NOP DES
N N T
1 Pengelolaan Pelayanan 61,158,000
Kesehatan Ibu Hamil
2 Pengelolaan Pelayanan 30,870,000
Kesehatan Ibu Bersalin
3 Pengelolaan Pelayanan Bayi 10,500,000
Baru Lahir
4 Pengelolaan Pelayanan 73,200,000
Kesehatan Balita
5 Pengelolaan Pelayanan 10,564,500
Kesehatan pada Usia
Pendidikan Dasar
6 Pengelolaan Pelayanan 3,360,000
Kesehatan pada Usia
Produktif
7 Pengelolaan Pelayanan 75,040,780
Kesehatan pada Usia Lanjut
8 Pengelolaan Pelayanan 3,360,000
Kesehatan Penderita
Hipertensi
9 Pengelolaan Pelayanan 6,720,000
Kesehatan Orang dengan
Gangguan Jiwa Berat
10 Pengelolaan Pelayanan 16,739,380
Kesehatan Orang Terduga
Tuberkulosis
11 Pengelolaan Pelayanan 13,740,300
Kesehatan Orang dengan
Risiko Terinfeksi HIV

TOTAL 305,252,960

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Kegiatan Upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit sebesar Rp. 305.252.960 (Tiga Ratus
Lima Juta Dua Ratus Lima Puluh Dua Ribu Sembilan Ratus Enam Puluh Rupiah ) . Rincian lebih lanjut
atas biaya tersebut seperti yang terlampir RAB.

Bandar Baru,
2020

Diketahui
Kepala UPT Puskesmas Bandar
Baru

Drg.Sri Astuti Hariyani


Nip.197711302010012011

Anda mungkin juga menyukai