DINASKESEHATAN
PUSKESMAS KOTA SELATAN
Jl. Moh Yamin Kel. Limba B Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
2. GambaranUmum
Tren Angka kematian ibu di Kota Gorontalo mengalami penurunan dari tahun
2017 ketahun 2019 tetapi pada tahun 2020 mengalami kenaikan. Dari 3 kasus kematian
tahun 2019 menjadi 9 kasus kematian di tahun 2020 kemudian turun menjadi 8 kasus
kematian ditahun 2021. Delapan kasus kematian ibu ditahun 2021, terdiri dari kematian
ibu hamil sebanyak 4 orang, dan kematian ibu Nifas sebanyak 4 orang. Angka kematian
ibu pada tahun 2021 tidak mencapai target, dimana Target AKI tahun 2021 adalah
120/100.000 lahir hidup, sementara AKI Tahun 2021 yaitu 213/100.000 lahir hidup.
Jumlah kematian ibu pada tahun 2021 paling tinggi berada di wilayah kerja Puskesmas
Hulonthalangi dengan 2 kasus, dan terendah berada diwilayah kerja Puskesmas Kota
barat, Puskesmas Kota Selatan, Puskesmas Kota Utara dengan 0 Kasus.
Angka kematian Ibu ini menjadi salah satu masalah utama kesehatan di Kota
Gorontalo, sehingga perlu adanya kerjasama dengan sector terkait. Dari Pihak Dinas
kesehatan sudah berupa melalui penanganan secara teknis, tapi perlu adanya penguatan
kesektor sector terkait, misalnya dari urusan KB, urusan Pangan, urusan Kependudukan,
dan Pemerintah kelurahan, serta sector lainnya untuk bersama menuntaskan masalah
Angka Kematian Ibu.
Sedangkan Jumlah kematian bayi ditahun 2021 yaitu sebanyak 27 bayi dari 3756
kelahiran hidup, sehingga AKB menjadi 7,2per 1000 kelahiran hidup. Apabila
dibandingkan dengan target, Angka Kematian Bayi di Kota Gorontalo tidak mencapai
target, dimana target AKB pada tahun 2021 yaitu 6,3 per 1000 lahir hidup. Jumlah
kematian bayi pada tahun 2021 sebanyak 27 bayi, terdiri dari 18 berjenis kelamin laki-
laki dan 9 perempuan, dimana jumlah kematian bayi tertinggi berada diwilayah kerja
Sipatana sebanyak 6 bayi dan jumlah kematian terendah berada diwilayah Puskesmas
Kota Selatan dan kota utara dengan jumlah 0 kematian bayi.
Untuk Jumlah kematian balita pada tahun 2021 sebanyak 28 kasus, terdiri dari 19
kasus pada laki-laki dan 9 kasus pada perempuan. Dimana jumlah kematian balita
tertinggi berada diwilayah kerja Puskesmas Sipatana yaitu sebanyak 6 kasus, dan
terendah di wilayah kerja Puskesmas Kota Selatan dan Puskesmas Kota Utara dengan 0
kasus.
Untuk kondisi status balita pendek (sangat pendek + pendek) atau biasa disebut
dengan balita stunting di Kota Gorontalo tahun 2021 secara umum prevalensi ya sebesar
4,7% atau sebanyak 492 balita dari 10.511 balita yang diukur panjang/tinggi badannya.
Angka prevalensi stunting di Kota Gorontalo bukan merupakan masalah kesehatan
masyarakat karena< 20 %. Gambar menunjukkan bahwa terdapat 9 (sembilan)
puskesmas dengan ambang batas masalah baik (angka prevalensi< 14 %) dan 1 (satu)
puskesmas dengan ambang batas masalah tingkat ringan (angka prevalensi 14,0-19,9%)
yakni Puskesmas Pilolodaa (17,4%).
Adapun menu kegiatan DAK Non Fisik Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo
yaitu sebagai berikut:
B. PENERIMA MANFAAT
PENERIMA
NO NAMA KEGIATAN JUMLAH
MANFAAT
Upaya Penurunan AKI dan AKB
1. 5 Kelurahan
dan Perbaikan Gizi Masyarakat
Kunjungan lapangan Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak
Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu
Hamil, Kelas Ibu Balita)
Pelayanan Kesehatan Pada Anak
Usia Sekolah dan Remaja
Pemantauan tumbuh Kembang Balita
Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA
Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Bagi Calon Pengantin, Pasangan
Usia Subur (PUS)
Waktu pencapaian keluaran pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik – Bantuan
Kegiatan Operasional Kesehatan Puskesmas ini adalah dalam kurun waktu 1 (satu) Tahun
Anggaran