Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAHKOTAGORONTALO

DINASKESEHATAN
PUSKESMAS KOTA SELATAN
Jl. Moh Yamin Kel. Limba B Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo

KERANGKA ACUAN KERJA/ TERM OF REFERENCE PELAKSANAAN BANTUAN


OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON
FISIK BIDANG KESEHATAN PUSKESMAS KOTA SELATAN KOTA
GORONTALO TAHUN ANGGARAN 2024

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063).
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587).
c. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular.
d. Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular (lembaran negara tahun 1991 nomor 49, tambahan lembaran Negara 3447);
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2016 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 Tentang Perubahan Juknis
Penggunaan Dak Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2022
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 Tentang
Rencana Strategis Kementerian KesehatanTahun 2020-2024

2. GambaranUmum

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan
aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan
kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara
terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan pengembangan
sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satuupaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Penurunan
Angka Kematian Ibudan Angka Kematian Bayi (AKI dan AKB) dan upaya perbaikan
gizi masyarakat dengan fokus kegiatan melalui Pendekatan Keluarga. Kegiatan
Penurunan AKI dan AKB dan Perbaikan Gizi Masyarakat ini merupakan program dan
kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau pelayanan kesehatan primer (esensial) yang
wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas.

Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo dalam melaksanakan Pelayanan


diwilayah Kecamatan Kota Selatan yang membawahi 5 Kelurahan yang terdiri dari
Kelurahan Limba U1, Kelurahan Limba U2, Kelurahan Limba B, Kelurahan Biawao dan
kelurahan Biawu dengan jumlah penduduk sebanyak 22.917 jiwa. Puskesmas Kota
Selatan Memiliki SDM Sebanyak 63 Orang yang terdiri dari dokter umum 2 Orang,
dokter gigi 3 Orang, perawat 8 Org, bidan 10 orang, kefarmasian 1 orang, sanitarian 3
orang, gizi 3 orang, analis kesehatan 1 orang, epidemiologi 1 orang, entomolog 1 orang,
administrasi kesehatan 1 orang, KTU 1 orang, Pengelola Keuangan 1 orang, Pengelola
Kepegawaian 1 Orang, dan Administrasi umum 2 orang, Tenaga Penunjang 22 orang.
Dan didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai seperti 2 Unit puskesmas
pembantu (Pustu) yang terletak di Kelurahan Limba U1 dan Kelurahan Biawu,
Poskesdes yang terletak di Kelurahan Limba U2, juga ambulance siaga yang siap
melayani 24 jam serta 9 Posyandu yang rutin melaksanakan pelayanan kesehatan
masyarakat.

Tren Angka kematian ibu di Kota Gorontalo mengalami penurunan dari tahun
2017 ketahun 2019 tetapi pada tahun 2020 mengalami kenaikan. Dari 3 kasus kematian
tahun 2019 menjadi 9 kasus kematian di tahun 2020 kemudian turun menjadi 8 kasus
kematian ditahun 2021. Delapan kasus kematian ibu ditahun 2021, terdiri dari kematian
ibu hamil sebanyak 4 orang, dan kematian ibu Nifas sebanyak 4 orang. Angka kematian
ibu pada tahun 2021 tidak mencapai target, dimana Target AKI tahun 2021 adalah
120/100.000 lahir hidup, sementara AKI Tahun 2021 yaitu 213/100.000 lahir hidup.
Jumlah kematian ibu pada tahun 2021 paling tinggi berada di wilayah kerja Puskesmas
Hulonthalangi dengan 2 kasus, dan terendah berada diwilayah kerja Puskesmas Kota
barat, Puskesmas Kota Selatan, Puskesmas Kota Utara dengan 0 Kasus.

Angka kematian Ibu ini menjadi salah satu masalah utama kesehatan di Kota
Gorontalo, sehingga perlu adanya kerjasama dengan sector terkait. Dari Pihak Dinas
kesehatan sudah berupa melalui penanganan secara teknis, tapi perlu adanya penguatan
kesektor sector terkait, misalnya dari urusan KB, urusan Pangan, urusan Kependudukan,
dan Pemerintah kelurahan, serta sector lainnya untuk bersama menuntaskan masalah
Angka Kematian Ibu.

Sedangkan Jumlah kematian bayi ditahun 2021 yaitu sebanyak 27 bayi dari 3756
kelahiran hidup, sehingga AKB menjadi 7,2per 1000 kelahiran hidup. Apabila
dibandingkan dengan target, Angka Kematian Bayi di Kota Gorontalo tidak mencapai
target, dimana target AKB pada tahun 2021 yaitu 6,3 per 1000 lahir hidup. Jumlah
kematian bayi pada tahun 2021 sebanyak 27 bayi, terdiri dari 18 berjenis kelamin laki-
laki dan 9 perempuan, dimana jumlah kematian bayi tertinggi berada diwilayah kerja
Sipatana sebanyak 6 bayi dan jumlah kematian terendah berada diwilayah Puskesmas
Kota Selatan dan kota utara dengan jumlah 0 kematian bayi.

Untuk Jumlah kematian balita pada tahun 2021 sebanyak 28 kasus, terdiri dari 19
kasus pada laki-laki dan 9 kasus pada perempuan. Dimana jumlah kematian balita
tertinggi berada diwilayah kerja Puskesmas Sipatana yaitu sebanyak 6 kasus, dan
terendah di wilayah kerja Puskesmas Kota Selatan dan Puskesmas Kota Utara dengan 0
kasus.
Untuk kondisi status balita pendek (sangat pendek + pendek) atau biasa disebut
dengan balita stunting di Kota Gorontalo tahun 2021 secara umum prevalensi ya sebesar
4,7% atau sebanyak 492 balita dari 10.511 balita yang diukur panjang/tinggi badannya.
Angka prevalensi stunting di Kota Gorontalo bukan merupakan masalah kesehatan
masyarakat karena< 20 %. Gambar menunjukkan bahwa terdapat 9 (sembilan)
puskesmas dengan ambang batas masalah baik (angka prevalensi< 14 %) dan 1 (satu)
puskesmas dengan ambang batas masalah tingkat ringan (angka prevalensi 14,0-19,9%)
yakni Puskesmas Pilolodaa (17,4%).

Berdasarkan gambaran umum diatas, maka Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus


Non Fisik Khususnya BOK akan diarahkan kepada Prioritas masalah kesehatan di Kota
Gorontalo termasuk mendukung Indikator Kinerja Puskesmas Kota Gorontalo.

Adapun menu kegiatan DAK Non Fisik Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo
yaitu sebagai berikut:

RINCIAN MENU/KOMPOEN URAIAN

PENURUNAN AKI-AKB DAN PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Kunjungan Pembinaan Pelayanan ANC,
Persalinan, PNC
Bagi Posyandu Prima, Praktik Mandiri, dan
Kunjungan lapangan Pelayanan Kesehatan Posyandu
Ibu dan Anak Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi
Kronik, Anemia, Bumil risti, Bayi Berat
Lahir Rendah, dan Bayi Balita dengan
masalah Gizi
Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Pelaksanaan Kelas ibu balita
Kelas Ibu Balita) Pelaksanaan Kelas ibu hamil
Pembinaan Kesehatan Sekolah (termasuk
Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia
Skrining kesehatan) pada Anak usia sekolah
Sekolah dan Remaja
dan Remaja
Pendampingan rujukan balita stunting/gizi
buruk
Lokakarya pembuatan SOP tatalaksana
PemantauanTumbuh Kembang Balita balita dengan masalah gizi dan tumbuh
kembang: weight faltering, gizi kurang, gizi
buruk,stunting termasuk rujukan
Rapat Koordinasi dengan OPD/ perangkat
desa dan Masyarakat terkait Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K),termasuk pemantauan ibu Hamil
Program Perencanaan Persalinan dan
risiko tinggi
Pencegahan Komplikasi (P4K)
BiayaTransportasi calon pendonor darah
untuk mendukung P4K dari dan/ke UTD
Pelacakan dan pelaporan kematian dan
pelaksanaan otopsi verbal kematian Ibu dan
SurveilansKesehatanGizidan KIA Bayi/ balita
Rapat validasi dan evaluasi data Gikia
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan KB,
Calon Pengantin, Pasangan Usia Subur praktik P2GP dan kesehatan reproduksi,
pencegahan kekerasan pada perempuan dan
anak dan kesehatan para penyandang
Disabilitas
(PUS)
Pelaksanaan bombingan perkawinan/
konseling pranikah di KUA atau lembaga
agama dan skrining calon pengantin

B. PENERIMA MANFAAT

PENERIMA
NO NAMA KEGIATAN JUMLAH
MANFAAT
Upaya Penurunan AKI dan AKB
1. 5 Kelurahan
dan Perbaikan Gizi Masyarakat
Kunjungan lapangan Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak
Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu
Hamil, Kelas Ibu Balita)
Pelayanan Kesehatan Pada Anak
Usia Sekolah dan Remaja
Pemantauan tumbuh Kembang Balita
Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA
Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Bagi Calon Pengantin, Pasangan
Usia Subur (PUS)

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN

Output Metode Tahapan


No Rincian Menu/ Komponen
SATUAN VOLUME Pelaksanaan Pelaksana
2. Upaya Penurunan AKI dan Kelurahan 5 Swakelola 1.
AKB dan Perbaikan Gizi
Masyarakat
a. Kunjungan lapangan Pelayanan Laporan 1 Swakelola 1. Persiapan
Kesehatan Ibu dan Anak Administrasi
b. Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Laporan 1 Swakelola 2. Pelaksanaan
Hamil, Kelas Ibu Balita) Kegiatan
c. Pelayanan Kesehatan Pada Anak Laporan 1 Swakelola 3. Waktu
Usia Sekolah dan Remaja Pelaksanaan (Jan
d. Pemantauan tumbuh Kembang Laporan 1 Swakelola s/d Desember
Balita 2023
e. Program Perencanaan Persalinan Laporan 1 Swakelola 4. Pembuatan

dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Laporan Akhir


5. Pengarsipan
f. Surveilans Kesehatan Gizi dan Laporan 1 Swakelola
KIA Laporan
g. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Laporan 1 Swakelola
Bagi Calon Pengantin, Pasangan
UsiaSubur (PUS)

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Waktu pencapaian keluaran pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik – Bantuan
Kegiatan Operasional Kesehatan Puskesmas ini adalah dalam kurun waktu 1 (satu) Tahun
Anggaran

E. BIAYA YANG DI PERLUKAN

Biaya yang di perlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan


Puskesmas Kota Selatan Sebesar Rp. 111.810.000,- (Seratus Sebelas Juta Delapan Ratus
Sepuluh Puluh Ribu Rupiah) dengan kebutuhan perrincian menu kegiatan sebagai berikut :

NO RINCIAN MENU KEGIATAN KEBUTUHAN BIAYA


Upaya Penurunan AKI dan AKB dan Perbaikan
1.
Gizi Masyarakat
Kunjungan lapangan Pelayanan Kesehatan Ibu
Rp. 13.000.000,-
dan Anak
Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas
Rp. 46.400.000,-
Ibu Balita)
Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah
Rp. 25.200.000,-
dan Remaja
Pemantauan Pertumbuhan kegiatanan Kembang
Rp. 7.470.000,-
Balita
Program Perencanaan Persalinan dan
Rp. 9.000.000,-
Pencegahan Komplikasi (P4K)
Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA Rp. 5.070.000,-
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon
Rp. 5.670.000,-
Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS)
TOTAL Rp. 111.810.000,-

Rincian Anggaran Biaya (RAB) Terlampir

Anda mungkin juga menyukai