DINAS KESEHATAN
TAHUN 2023
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Perinatal atau Bayi(AKP/AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai tingkat derajat kesehatan
masyarakat disuatu negara (Depkes RI, 2007). Oleh karena itu, pemerintah memerlukan upaya yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKP/AKB
di Indonesia khususnya dalam mencapai target. Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu AKI sebesar 102/100.000 kelahiran hidup dan dilanjutkan
Sampai tahun 2030 dimana target penurunan angka kematian ibu sebesar 70/100.000 kelahiran hidup,penurunan angka kematian bayi sebesar 23/1000
kelahiran hidup dan target penurunkan angka kematian neonatal atau perinatal sebesar 14/1000 kelahiran hidup. Tentunya hal ini merupakan tantangan yang cukup berat
Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan meliputi angka kematian ibu, dimana target tahun 2015 berkurang sampai ¾, resiko dari kematian ibu bisa dikurangi dengan cara
pemantauan ANC secara rutin disetiap posyandu oleh bidan desa yang bertanggung jawab didesa tersebut. sehingga terwujudnya pelayanan kesehatan yang sesuai
standart yang harus diterima oleh ibu hamil sesuai dengan permenkes No. 43 Tahun 2016.
LATAR BELAKANG
Jumlah kematian ibu menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) pada tahun 2022
berkisar 183 per 100 ribu kelahiran. Di provinsi Kalimantan Timur tahun 2022 jumlah kematian
ibu sebanyak 73 kasus per tahun dan tersebar di seluruh kabupaten dan kota se-Kaltim. Angka
kematian terbanyak di Kabupaten Kutai Kartanegara 24 kasus dan Samarinda 20 kasus,
sementara di daerah lainnya di bawah 5 kasus.
Sedangkan di Kabupaten Xxx, Angka Kematian Ibu Tahun 2021 sebanyak 20 orang, anka
ini meningkat karena Pandemi Covid-19, tahun 2022 sebanyak 5 kasus AKI, di Puskesmas Xxx
jumlah kematian ibu tahun 2022 sebanyak 1 kasus. Saat ini Program Penurunan jumlah
kematian ibu dan jumlah kematian bayi di Puskesmas bertujuan untuk menurunkan jumlah
kematian ibu dan jumlah kematian bayi Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan ibu
hamil, pelayanan kesehatan persalinan, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan, serta
pelayanan kesehatan bayi baru lahir beserta pemantauan dan evaluasinya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Melalui implementasi program penurunan jumlah AKI dan AKB di Puskesmas, diharapkan
dapat terjadi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan kesehatan masyarakat,
dan pencapaian target-target nasional dalam bidang kesehatan.
Tujuan Umum
Tujuan umum dari program penurunan jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di puskesmas adalah untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi dengan menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh komplikasi saat kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Hal ini juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup ibu dan bayi serta memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Program ini dapat mencakup berbagai strategi dan kegiatan seperti meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan aksesibilitas layanan
kesehatan ibu dan bayi, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan selama kehamilan dan persalinan, serta mengedukasi ibu dan
keluarga tentang praktik-praktik yang sehat dan aman selama kehamilan dan persalinan.
Tujuan Khusus
Berikut adalah beberapa tujuan khusus dari program penurunan jumlah AKI dan AKB di puskesmas:
1. Meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan ibu dan bayi dengan menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai dan mudah dijangkau oleh masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi di puskesmas dengan meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam menangani kasus-kasus kehamilan,
persalinan, dan pasca persalinan yang berpotensi menyebabkan kematian ibu dan bayi.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan selama kehamilan dan persalinan melalui kampanye-kampanye kesehatan dan
penyuluhan-penyuluhan.
4. Mendorong praktik-praktik yang sehat dan aman selama kehamilan dan persalinan dengan memberikan edukasi dan dukungan pada ibu dan keluarga dalam
mempersiapkan diri menghadapi persalinan dan perawatan bayi yang baru lahir.
5. Meningkatkan pemantauan dan pengawasan terhadap kehamilan dan persalinan dengan melakukan pemeriksaan rutin dan pengawasan terhadap faktor risiko yang
6. Meningkatkan kerjasama antara puskesmas dengan pihak-pihak terkait seperti rumah sakit, pemerintah daerah, dan lembaga-lembaga lainnya dalam meningkatkan
Dengan mencapai tujuan-tujuan khusus tersebut, diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi secara signifikan di puskesmas dan
Kegiatan pokok program KIA di puskesmas adalah memberikan layanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak untuk mencegah dan
mengatasi masalah kesehatan yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. Rincian kegiatan program KIA meliputi:
Ibu dan Bayi di puskesmas meliputi Peningkatan kualitas pelayanan KIA, Pemeriksaan kehamilan dan persalinan, Pemberian imunisasi kepada
ibu hamil, Penyuluhan kesehatan, pemberdayaan masyarakat serta monitoring dan evaluasi
SASARAN
Sasaran dari Program penuruna AKI dan AKB di Puskesmas adalah seluruh masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar, terutama masyarakat yang tinggal di
wilayah yang sulit dijangkau dan masyarakat kurang mampu. Sasaran ini mencakup seluruh lapisan masyarakat, mulai dari bayi, balita, ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
tinggi
KKR)
Terlaksananya pelayanan KIA, Pemeriksaan kehamilan dan persalinan, Pemberian imunisasi kepada ibu hamil, Penyuluhan kesehatan dan Tenaga kesehatan mampu
memberikan pelayanan dan merujuk bumil, bayi, balita, ibu bersalin, dan ibu menyusui ke Puskesmas/RS untuk pemeriksaan yang lebih lengkap.
2. Evaluasi dari kegiatan yaitu meningkatnya cakupan kasus ibu hamil resiko tinggi yang sudah tertangani dan komplikasinya, serta berlakunya sistem rujukan.
Tanggal Kunjungan :
Hasil dari melaksanakan perjalanan dinas untuk kunjungan bumil resti dimasukkan dalam tabel berikut dibawah ini :
Rencana Tindak lanjut setelah dilakukan kunjungan bumil resti, pada saat kunjungan usahakan untuk bertemu dengan pengambil kebijakan/pembuat keputusan atau
pemimpin dalam keluarga (suami, orang tua kandung, mertua) sehingga pada saat keadaan darurat tidak mengalami kendala dalam pengambilan keputusan.
Demikian laporan perjalanan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dari kegiatan dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pelaksa Kegiatans
………………………..