Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PROGRAM POSKESDES

DI LENEK RAMBAN BIAK TAHUN 2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, kami dapat
menyelesaikan pedoman pelayanan Ddi poskesdes. Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk
memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan persiapan akreditasi baik oleh pendamping
maupun pelaksana akreditasi puskesmas lenek.

Akreditasi mempersyaratkan adanya pembuktian pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan melalui


dokumentasi dan penelusuran, karena pada prinsip akreditasi, seluruh kegiatan harus tertulis dan apa yang
tertulis harus di kerjakan dengan sesuai. Buku ini berisi acuan yang dapat di gunakan pedoman pelayanan
diposkesdes lenek ramban biak. Pada kesempatan ini perkenankan saya untuk menyampaikan ucapan
terima kasih dan apresiasinya kepada semua karyawan yang telah terlibat dalam proses penyususnan
pedoman pelayanan diposkesdes ramban biak.

Semoga dengan digunakannya buku ini dapat mempermudah karyawan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan di ruangan KIA puskesmas lenek.

Lenek,

Kepala Puskesmas Lenek

Jalaludin Sayuti,SKM.MPH

NIP.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..

A. Latar Belakang………………………………………………………………...
B. Tujuan Pedoman……………………………………………………………….
C. Sasaran…………………………………………………………………………
D. Sasaran………………………………………………………………………
E. Landasan Hukum……………………………………………………………
F. Batasan Operasianal…………………………………………………………

BAB II PENGORGANISASIAN……………………………………………………

BAB III STANDAR KETENAGAAN………………………………………………………

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia………………………………………………………


B. Distribusi Ketenagaan ……………………………………………………………

BAB IV STANDAR FASILITAS……………………………………………………………….

A. Denah ruang……………………………………………………………………….
B. Standar fasilitas…………………………………………………………………..

BAB V TATALAKSANA PELAYANAN…………………………………………………..

BAB VI LOGISTIK……………………………………………………………………………….

BAB VII KESELAMATAN PASIEN……………………………………………………

BAB VIII KESELAMATAN KERJA…………………………………………………..

BAB IX PENGENDALIAN MUTU……………………………………………………….

BAB X PENUTUP……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. (UKBM) yang dibentuk di desa/
kelurahan dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa
utamanya promotif dan preventif dengan melibatkan kader, kadus atau sukarela lainnya.
Poskesdes pebagai wahana kewaspadaan dini terhadap risiko & masalah kesehatan sebagai
wahana pelayanan kesehatan dasar, wahana pembentukan jejaring UKBM yg ada di desa.Dengan
berlandaskan hukum Kepmenkes RI No. 1529/Menkes/SK/X/2010 Tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
Derajat kesehatan diukur dengan angka kematian atau mortalitas, angka kesakitan atau
morbiditas, dan status gizi. Angka kematian kelompok rentan, yaitu, bayi, balita dan ibu
melahirkan merupakan indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu
(AKI, angka kematian neonatal (AKN), angka kematian BAYI (AKB),dan angka kematian
balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dimasa ini
AKI dan AKB di indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
Dalam 5 tahun terakhir, Angka Kematian Neonatal (AKN) tetap sama yakni 19/1000
kelahiran, sementara untuk Angka Kematian Pasca Neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari
15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran hidup, angka kematian anak balita juga turun dari
44/1000 menjadi 40/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian pada kelompok perinatal
disebabkan oleh Intra Uterine Fetal Death (IUFD) sebanyak 29,5% dan Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR) sebanyak 11,2%, ini berarti faktor kondisi ibu sebelum dan selama
kehamilan amat menentukan kondisi bayinya. Tantangan ke depan adalah mempersiapkan
calon ibu agar benar-benar siap untuk hamil dan melahirkan dan menjaga agar terjamin
kesehatan lingkungan yang mampu melindungi bayi dari infeksi. Untuk usia di atas neonatal
sampai satu tahun, penyebab utama kematian adalah infeksi khususnya pnemonia dan diare.
Ini berkaitan erat dengan perilaku hidup sehat ibu dan juga kondisi lingkungan setempat.
1.2 Tujuan Pedoman
1. Tujuan umum
a. Terwujudnya masyarakat Sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di
wilayah desa.
b. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarga
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
b. Terselenggaranya pengamatan , pencatatan dan pelaporan dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan
c. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dan atau keluarganya dibidang
kesehatan
d. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat dan
tenaga professional kesehatan
e. Terkoordinasinya penyelenggaraanUKBM lainnya yang ada di desa
f. Meningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil.
g. Meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
h. Meningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar.
i. Meningkatan pelayanan bagi seluruh neonatal sesuai standar.
j. Meningkatkan deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.
k. Meningkatan penanganan komplikasi kebidanan, neonatus secara adekuat dan
pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan.
l. Meningkatan pelayanan kesehatan bagi bayi sesuai standar
m. Meningkatan pelayanan kesehatan bagi anak balita sesuai standar
n. Meningkatkan pelayanan KB sesuai standar.
1.3 Sasaran Pedoman
1. Sasaran program KIA tahun 2018
a. Ibu Hamil :
b. Ibu Bersalin dan Ibu Nifas :
c. Maternal Komplikasi :
d. Neonatal :
e. Neonatal Komplikasi :
f. Bayi :
g. Anak Balita :
h. Pasangan Usia Subur :
2. Target program KIA tahun 2018
a. Kunjungan Ibu Hamil (K.1) :
b. Kunjungan Ibu Hamil (K.4) :
c. Penanganan Komplikasi Kebidanan :
d. Persalinan Oleh Nakes :
e. Kunjungan Ibu Nifas (KF.3) :
f. Kunjungan Neonatal (KN.3) :
g. Penanganan Neonatal Komplikasi :
h. Kunjungan Bayi (KB.1 & KB .4) :
i. Kunjungan Anak Balita (KBAL.1&KBAL.2) :
j. Cakupan Akseptor KB.
1.4 Landasan Hukum
- Kepmenkes RI No. 1529/Menkes/SK/X/2010 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif
- Permenkes no. 1464/menkes/per/X/2010 tentang registrasi bidan dan penyelenggaraan
praktik bidan.
- UU NO.36 tahun 2009 tentang kesehatan

1.5 Batasan Operasional

Adapaun batasan operasinal di bidang kesehatan ibu dan anak (KIA), sebagai berikut:

1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak
prasekolah
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil
3. Pemantauan tumbuh kembang balita
4. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil, serta imunisasi HBO saat bayi
baru lahir.
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagi aspek dalam mencapai tujuan program
KIA termasuk kelas ibu hamil
6. Pengobatan bagi ibu, anak balita dan anak prasekolah untuk macam macam
penyakit ringan.
7. Pelayanan ambulan desa adalah pelayanan transportasi pasien dari poskesedes ke
puskesmas / rumah sakit sesuai kebutuhan pasien yang ditransportaikan dengan
menggunakan ambulan desa
1.6 Ruang Lingkup Kegiatan
Meliputi upaya promotif, preventif & kuratif yg dilaksanakan oleh Nakes terutama
bidan.Kegiatan didasarkan pendekatan edukatif atau kemasyarakatan melalui musyawarah mufakat,
berupa :
a. Pengamatan & kewaspadaan dini
b. Penanganan kegawat daruratan kesehatan
c. Kesiapsiagaan thd bencana serta pelaanan kesehatan dasar
d. promosi kesehatan Sebagai bentuk pertanggung jawaban, kegiatan di Poskesdes didukung
dengan “Pencatatan & Pelaporan “
BAB II

PENGORGANISASIAN

Prinsipnya adalah dikelola oleh Bidan, masyarakat, yang dalam hal ini KADER dengan
bimbingan Nakes:

1. Tenaga Poskesdes
2. Tenaga masyarakat (Kader, Kadus, Toga , Toma, yang mendapat pelatihan khusus)
Nakes (minimal seorang bidan)
3. Kepengurusan Dipilih melalui Musyawarah & Mufakat Masyarakat Desa, ditetapkan
oleh Kepala Desa, bersifat Fleksibel
4. Kedudukan & Hubungan Kerja
BAB III

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Tenaga Kesehatan di Poskesdes

NO Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah tenaga


1. Bidan DIII Pelatihan MU 2 Orang

B. Distribusi Ketenagaan dan Pengaturan Jadwal Kegiatan


1. Bidan setiap hari kerja bertugas diposkesdes dan wilayah kerja poskesdes yang bertugas
sebanyak dua orang secara bersamaan . Bidan 1 kerja 24 Jam dan Bidan 2 kerja sampai jam
kerja puskesmas. Apabila Bidan 1 mengalami kendala kerja di Poskesdes maka akan di
gantikan dengan bidan ke 2. Setiap hari senin dan jumat bidan kepuskesmas untuk apel
paripurna.
2. Pengaturan jadwal
a. Bidan 1 : 24 jam
b. Bidan 2 : 07.30 – 14.00 WITA
BAB IV

STANDAR FASILITAS

A. DENAH

TUNGG
R.

B. Standar Fasilitas
1. Persyaratan fisik bangunan
Luas bangunan Poskesdes disesuaikan dengan beban kerja puskesmas. Lokasi Poskesdes
berada di dalam/ ditengah – tengah perumahan masyarakat desa, mudah di jangkau dengan
tanda tanda yang jelas dari dalam maupun luar Poskesdes, dimana alur masuk pasien dan
kendaraan satu pintu. Susunan sudah di atur sedemikian rupa untuk kelancaran pelayanan
pasien. Penunjang pelayanan di poskesdes seperti, ruang tunggu, dan depo obat di dekat
ruang tindakan.
2. Fasilitas sarana
Ruang ANC, BERSALIN, NIFAS dan KB berada dalam satu ruangan, gedung utama terdiri
dari 3 ruangan, di dalam ruangan pasien terdapat 2 bed ,1 lemari tempat penyimpanan alat
dan 1 lemari tempat penyimpanan obat. station, ruang penunjang pelayanan yaitu ruang jaga
bidan, toilet dan pasien jadi satu dan dapur. Poskesdes juga memiliki fasilitas air bersih yang
mengalir untuk cuci tangan, tempat pembuangan sampah yang dibedakan kantong plastik
kuning untuk infeksiun dan hitam untuk non infeksius, 1 unit wastafel dilengkapi dengan
kran air, dilengkapi dengan sabun, tersedia handuk untuk pengering tangan yang terpelihara
dengan bersih, tersedia listrik dengan daya sesuai kebutuhan, aliran listrik berfungsi dengan
baik, kabel dan steker terpasang dengan aman dan kokoh dan semua lampu berfungsi dengan
baik.
3. Peralatan
 2 Tensimeter
 1 Termometer rektal
 termometer dewasa dan bayi
 stetoskop bayi dan dewasa
 senter
 arloji
 timbangan dewasa
 timbangan bayi
 pengukur lila
 pengukur tinggi badan
 pengukur panjang bayi
 penekan lidah dengan wadah antiseptik
 stetoskop janin (funanduskup-leence-doppler)
 nampan intrumen
 Implan kit
 Met line (pita pengukur tinggi fundus)
 Refleks hammer
 Alat pemeriksaan HB
 Alat Pemeriksaan Protein Urine
 Test kehamilan
 Infus set dewasa
 Wing needles nomer 20 dan 18
 Spuit 1 ml, 2,5 ml, 5 ml,10 ml
 Partus set
 Heating set
 Balon slim
 Celemek
 Sarung tangan steril
 Septibook
 Alkohol
 Benang cromic catgut
 Cairan desinfektan/povidone/iodine
 Kapas
 Kasa nonsteril
 Sepatu but
 Masker wajah
 Lubrican jel
 Sabun tangan/antiseptik
 Bak intrumen tertutup
 Jam atau timer
 Kasur
 Perlak
 Lemari alat
 Lemari obat
 Tempat sampah tertutup yang di lengkapi injakan pembuka penutup
 Tempat tabung infus bekas
 Tempat selang infus bekas
 Kursi meja kerja
 Lemari arsip
 Buku register pelayanan
 Formulir rujukan
 buku pelaporan
 buku rujukan pasien
 buku kinerja
 buku register pelayanan
 buku tamu
 bangku kecil untuk memudahkan klien atau pasien naik kemeja periksa
BAB V

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. TATALAKSANA PELAYANAN
Sebagai sebuah unit yang mandiri dalam pelayanan pasien hamil, bersalin, nifas, dan KB
Poskesdes lenek Ramban Biak tetap mengacu pada seluruh panduan layanan puskesmas lenek
dan berkoordinasi dengan unit/bagian lain didalam maupun diluar bagian pelayanan medic.
Pelayanan pasien dengan sesuai panduan puskesmas untuk kondisi umum pasien, agar pelayanan
tetap seragam bagi semua pasien yang ada dan standar.
1. Tatalaksana pelayanan di ruang Antenatal care (ANC) puskesmas lenek, antara lain :
a. Pelayanan pasien
Pelayanan pasien di ruang ANC meliputu :
 Anamsese
- Biodata pasien
- Anamsese dilakukan oleh bidan jaga meliputi : keluhan utama,
riwayat penyakit, riwayat kebidanan,HPHT,jarak kehamilan
sebelumnya.
 Pemeriksaaan pada ibu hamil diruang ANC antara lain :
i. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
ii. Mengukur tekanan darah
iii. Mengukur lila untuk menilai status gizi
iv. Ukur Tinggi fundus uteri
v. Melakukan leofod
vi. Melakukan pemeriksaan gigi
vii. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bila perlu
viii. Berikan tablet tambah darah (FE-folat)
ix. Tes laboratorium rutin (HB,HBSAg,Golongan darah,HIV/AIDS)
x. temu wicara tata laksana
b. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu, pemeriksaan protein urine, tes
kehamilan. Selain itu pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan HB,Hbsag dan
HIV/AIDS dilakukan di laboratorium puskesmas Lenek.
c. Pasien rujukan
Apabila pasien ditetapkan sebagai pasien yang harus di rujuk setelah konsultasi
denan dokter maka bidan akan melakukan rujukan puskesmas / rumah sakit
2. Tatalaksana pelayanan di ruang bersalin
1) Tanda gejala kala II
 DOR AN
 TEK NUS
 PER JOL
 VUL KA
2) Siap Alat
 Cek alat
 Oksitosin
 Spuit
3) Siap diri
 Celemek
 Cuci
 Sarung
 Oksi (1/2 kocher)
4) Pastikan Pembukaan Lengkap
 Bersih
 P.D
 Celup
 DJJ
5) SIAP IBU DAN KELUARGA
 Ibu
 Keluarga
6) Pimpin mengedan
 observasi kontraksi uterus (HIS)
 jongkok

7) siap tolong
 kain/handuk
 bokong
 buka
 sarung
8) tolong persalinan
 lindungi kepala
 cek lilitan tali pusat
 tunggu putaran paksi
 biparietal
 sanggah
 susur
 nilai bayi
 keringkan bayi/ganti kain bayi
9) manajemen aktif kala III
 masasse fundus uteri
 beritahu ibu
 suntik oksitosin
10) penanganan BBL
 jepit tali pusat
 potong/ikat tali pusat
 IMD
11) Peregangan tali pusat terkendali
 Pindah bayi
 Atur posisi
 Tegangkan/kontraksi
12) Lahirkan Plasenta
 Tarik secara pelan
 Putar
 Masasse uterus
13) Menilai perdarahan
 Kelengkapan Plasenta
 Robekan jalan lahir
14) Pasca tindakan
 Kontraksi uterus baik
 Cuci/bilas air DTT/ ganti
 Kandung kemih bersih/aman
 Ajarkan ibu dan keluarga untuk masasse sendiri
 Menilai pendarahan
 Melakukan TTV
 Pantau Bayi
 Dekontaminasi alat
 Buang sampah
 Bersihkan ibu
 Pastikan ibu nyaman
 Dekontaminasi TT
 Celup sarung tangan
 Cuci tangan
 Pakai sarung tangan dtt
 Berikan bayi salep mata,vit.k dan pemeriksaan bayi
 Injeksi hb0
 Celup sarung tangan
 Cuci tangan
 Partograf
15) Observasi 2 Jam Post Partum
3. Tatalaksana Pelayanan Di Ruang Nifas
Pelayanan ibu nifas meliputi pemeriksaan umum, tekanan darah, nadi, suhu, respirasi,
pemeriksaan payudara,kontraksi Rahim, tinggi fundus uteri, pengeluaran (perdarahan dan
lochea) dan luka jalan lahir serta oedema tungkai jika ada.
Ibu nifas mendapatkan tablet FE 30 hari, vitamin A 200.000 IU 2 kali (warna merah),
paracetamol 10 tablet,amoxilin 10 tablet.
Setelah itu ibu nifas akan diberikan penyuluhan tentang tanda bahaya pada ibu nifas,
penyakit pada ibu nifas, cara menyusui, asi eksklusif, perawatan bayi baru lahir, dan KB.

B. PETUGAS PENANGGUNG JAWAB : BIDAN


BAB VI

LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka perlu di


dukung oleh penyedian logestik yang memadai dan optimal, melalui perencanaan yang baik dan
bedasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas bidan desa atas dasar kebutuhan pasien dan
demi kelancaran dari pelayanan KIA.. Ketersediaan logistic harus dijamin kecukupannya dan
pemeliharaannya yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan alat dan bahan dalam
pelaksanaan upaa klinis Puskesmas di selenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Logistic seperti alat kesehatan berupaya di ajukan melalui dan JKN tahunan, sedangkan
yang bersifat segera dapat di anggarkan dari dana umum/ Taktis Puskesmas atau dari internal
bidan Puskesmas Lenek.
Pengusulan perencanaan dilakukan sesuai kebutuhan dan masukan yang bersumber dari
rapat bulanan, monitoring penanggung jawab, maupun masukan pasien dengan dasar permenkes
75 tahun 2014.
BAB VII

KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di poskesdes menjadi lebih
aman dan nyaman.

B. TUJUAN
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.

C. SASARAN KESELAMATAN PASIEN


a. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien
b. Komunikasi efektif
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat
d. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan kebidanan
e. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas
f. Tidak terjadinya pasien jatuh atau cidera

Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien tersebut adalah :
1. Identifikasi Pasien Secara Benar
Indicator melakukan identifikasi pasien tersebut adalah :
a. Pasien di identifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama pasien dan tanggal
lahir pasien , jika pasien tidak tahu tanggal lahirnya, maka digunakan nama dan alamat
meliputi dusun, desa, dan kecamatan.
b. Pasien di identifikasi sebelum pemberian obat
c. Pasien di identifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain untuk keperluan
pemeriksaan.
d. Pasien diidentifikasi sebelum diberikan perawatan atau prosedur lainnya

Beberapa hal yang dapat dilakukan petugas adalah :

 Petugas meminta pasien untuk menyebut nama dan tanggal lahir sebelum melakukan
prosedur, dengan pertanyyan terbuka, contoh, “ Nama ibu siapa?” “tolong sebutkan
tanggal lahir ibu “ atau alamat ibu dimana,dusun, desa, dan kecamatannya?
 Bila pasien tidak dapat menyebut nama, identitas pasien dapat ditanyakan kepada
penunggu/ atau pengantar pasien.

2. Meningkatkan komunikasi efektif


Cara komunikasi efektif di Puskesmas :
a. Melakukan asuhan kebidanan dengan meode SBAR seperti pada table di bawah ini :
No Komponen Observasi Ya Tidak
A Situation ( kondisi terkini yang di alami pasien )
1. Bidan menyebutkan nama dan umur pasien
2 Bidan perawat menyebutkan tanggal pasien masuk ruangan dan
tanggal perawatannya
3 Bidan menyebutkan nama dokter yang merawat pasien
4 Bidan menyebutkan diagnose medis pasien/ masalah yang dialami
pasien
5 Bidan menyebutkan asuhan kebidanan yang belum dan sudah
teratasi
B Background ( info penting terkini pasien )
6 Bidan menjelaskan intervensi/ tindakan dari setiap masalah
keperawatan pasien
7 Bidan menyebut riwayat alergi, riwayat pembedahan pasien
8 Bidan menyebutkan pemasangan alat invasive (infus,kateter) dan
pemberian obat dan cairan infus
9 Bidan menjelaskan dan mengidentifikasi pengetahuan pasien
terhadap diagnose/ penyakit yang dialami pasien
C Assasment (hasil pengkajian dari kondisi pasien terkini)
10 Bidan menjelaskan hasil pengkajian pasien terkini
11 Bidan menjelaskan kondisi klinis lain yang mendukung seperti
laboraturium
D Recommendation (Rekomendasi)
12 Bidan menjelaskan intervensi / tindakan yang sudah belum teratasi
serta tindakan yang harus dihentikan, dilanjutkan atau di modifikasi
b. Komunikasi verbal ( writw down / tulis, red back/ baca kembali)
 Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh penerima intruksi
/ laporan
 Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali oleh
penerima instruksi/laporan
 Instruksi/laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh individu
pemberi instruksi/laporan
 Untuk istilah yang sulit atau obat-obatan kategori LASA (Look Alike Sound
Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhuruf, misalnya :
UBRETID
3. Meningkatkan keselamatan pengguanaan obat yang perlu diwaspadai (High Alert)
a. Obat – obatan yang perlu diwaspadai adalah : NORUM ( Nama Obat Rupa Ucapan Mirip
)/LASA ( Look Alike Sound Alike) yaitu obat yang terlihat mirip dan kedengarannya
mirip.
Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai :
 Penyimpanan dilokasi khusus dengan akses terbatan dan diberi penandaan yang
jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “HIGHT ALERT”
 Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
 Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan
 Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima/ memberi
instruksi

Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi yang ada dipuskesmas :

 Antiaritma
1. Lidokain
 Obat antagonis adrenergic
2. Efinefrin
 Sound alike look alike drugs
b. Penerapan 7 Benar Dalam Pemberian Obat ( benar pasien, obat, dosis cara/rute, waktu,
expired date, pendokumentasian
4. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Kebersihan tangan
a. Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui umum
b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif .
Semua petugas dipuskesmas termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5
MOMEN yang telah ditentukan, yakni :
 Sesudah kontak dengan pasien
 Sesudah kontak dengan pasien
 Sebelum tindakan asepsis
 Sesudah terkena cairan tubuh pasien
 Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Ada 2 cara cuci tangan yaitu :

1. HANDWASH : Dengan air mengalir , waktunya : 40-60 detik


2. HANDDRUB : Dengan gel bebasis alcohol , waktunya : 20-30 detik
Alat perlindungan diri
Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pejanan darah, cairan tubuh,
ekskreta, dan selaput lender pasien seperti sarung tangan, masker, tutup kepala,kacamata
pelindung,apron/jas, dan sepatu pelindung.
5. Pengurangan risiko cedera akibat pasien jatuh
Indicator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :
1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika diindikasikan oleh
perubahan kondisi pasien atau pengobatan dan lainnya
2. Hasil pengukuran dimonitor dan di tindak lanjuti sesuai derajat resiko jatuh pasien guna
mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
BAB VIII

KESELAMATAN KERJA

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh pasien dan keluarga maka
tuntutan pengelolaan program keselamatan kerja semakin tinggi, karena sumber daya manusia (SDM)
Poskesdes, pengunjung/pengantar pasien, pasien sekitar poskesdes ingin mendapatkan perlindungan dari
gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan
maupun karena kodisi saran dan prasarana yang ada di polindes yang tidak memenuhi standar.

Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri
yang di pengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya pasal 165 “pengelola
tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Berdasarkan pasal di atas maka pengelola tempat kerja di
puskesmas mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Puskesmas harus menjamin
kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia layanan atau pekerja maupunmasyarakat
sekitar dari berbagai potensi bahaya di puskesmas.

Program keselamatan kerja di ruang bersalin (KIA) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi SDM puskesmas,
pasien, keluarga pasien, masyarakat sekitar.

 Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM puskesmas, aman dan
sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga
proses pelayanan puskesmas berjalan baik dan lancer.
 Tujuan khusus
a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (penyakit akibat kerja) dan KAK
(kecelakaan akibat kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan rawat inap puskesmas
 Alat keselamat kerja
1. Pemadam kebakaran (hidrant)
2. APD (alat perlindungan diri)
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
7. Pembersih tangan di depan tiap-tiap ruangan pasien.
 Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
b. Pakailah APD saat bekerja
c. Orientasi pada petugas baru.
d. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran
e. Harus mengetahui cara mencuci tangan dengan benar.
f. Buanglah sampah pada tempatnya.
g. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodic.
h. Dilarang merokok.
BAB X

PENUTUP

Penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan klinis di poskesdes puskesmas lenek adalah


kepala puskesmas lenek. Sedangkan penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten Lombok timur sesuai
kemampuanya. Tujuan pembanguanan kesehatan yang di selenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembanguan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalm manajemen mutu merupakan suatu system kegiatan
teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang
diberikan pada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan klinis di perlukan agar produk
layanan klinis terjaf=ga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.

Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-langkah


yang telah di rencanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung sebagaimana mestinya,
sehingga mutu produk yang di rencanakan dapat tercapai dan terjamin. Dalam pengertian ishikawa
trsirat pula bahwa pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen.
Dalam bahasa layanan kesehatan keseluruhan proses yang di selenggarakan oleh puskesmas di
tujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.

Pada ruang KIA puskesmas lenek dilakukan survey kepuasan pelanggan berkala dengan
mengambil sempel 30 persen dari jumlah pasien untuk mengetahui tingkat kepuasan penerima
layanan di puskesmas lenek. Hasil dari survey pelanggan di analisa sehingga dapat merumuskan
follow up dari permaslahan yang ada.

Jika ada KTD, KPC dan KNC segera melaporkan kepada ketua tim mutu dan keselamatan pasien untuk
segera di follow up bersama-sama dengan anggota tim mutu dan keselamatan pasien

Anda mungkin juga menyukai