A. LATARBELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Peraturan Presiden no 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan
Stunting
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
e. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi.
g. Permenkes No. 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaran Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan
Seksual.
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak.
i. Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 Tahun 2014 tentang Pengendalian
Penyakit menular
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
l. Permenkeu No. 119/PMK.2/2020 tahun 2020 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2021
2. Gambaran Umum
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi
dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Stunting
juga dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta
ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap
layanan kesehatan. Pemeriksaan kehamilan menjadi salah satu intervensi yang
dilakukan untuk menghindari risiko terjadinya stunting.
Berdasarkan hasil review capaian indikator sasaran RPJMN bidang
kesehatan yang dilakukan Bappenas, diperkirakan bahwa indikator Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Stunting belum mencapai target yang ditentukan. Target AKI di tahun
2024 mencapai 183 per 100.000 KH. Angka ini masih sangat jauh dari kondisi saat
ini 305 per 100.000 KH, demikian juga dengan perkiraan prevalensi balita stunting di
tahun 2024 dengan target 14%, masih jauh dari kondisi saat ini 24.4%. Salah satu
faktor risiko yang berkontribusi pada kematian ibu dan stunting adalah anemia pada
ibu hamil. Berdasarkan Riskesdas, prevalensi anemia pada ibu hamil mengalami
peningkatan yaitu dari 37.1% di tahun 2013 menjadi 48.9% di tahun 2018.
Dalam rangka percepatan penurunan AKI dan prevalensi balita stunting,
salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan ibu hamil (antenatal care) menjadi 6 kali seperti tertuang dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan
Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual. Dari laporan rutin Bulan Oktober,
pelayanan kesehatan ibu hamil 6 kali baru menjangkau 2.583.073 ibu hamil dari
target 4.897.988 ibu hamil, dan lebih rendah jumlah ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan pemeriksaan Hb yaitu 1.474.723 ibu, yang diperiksa dokter pada
kunjungan ke-1 (K1) 771.936 ibu, dan yang diperiksa dokter pada kunjungan ke-5
(K5) sebanyak 543.510 ibu.
Gerakan Bumil Sehat diimplementasikan dalam mewujudkan ibu hamil yang
sehat dan berpengetahuan serta mendapatkan pelayanan kesehatan selama
kehamilan sebagai salah satu upaya pencegahan stunting sejak sebelum bayi
dilahirkan.
Sebagai Upaya Percepatan Penurunan Stunting di kabupaten Bolaang
Mongondow Timur, Dinas Kesehatan bermaksud mengadakan Gerakan Nasional
Bumil Sehat melalui kampanye #BumilSehat dan Talkshow. Kegiatan ini melibatkan,
Organisasi Perangkat Daerah, swasta, organisasi profesi, organisasi masyarakat,
Kader Kesehatan serta seluruh masyarakat, khususnya ibu hamil, sebagai penerima
manfaat langsung dari kegiatan ini.
B. Tujuan
Tujuan Umum:
Menurunkan stunting dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan kepatuhan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
minimal 6 kali dan 2 kali diantaranya USG oleh Dokter, mengikuti kelas ibu hamil
minimal 4 kali, konsumsi Tablet Tambah Darah setiap hari, makan sesuai
rekomendasi dan pantau peningkatan berat badan, serta melakukan persalinan di
fasyankes
2. Mendorong peran keluarga, lingkungan kerja, dan komunitas dalam
pendampingan ibu hamil
3. Meningkatkan komitmen dan kolaborasi lintas sektor terkait dalam rangka
penyelenggaraan Bumil Sehat
4. Menyebarluaskan informasi, edukasi, dan penggerakan melalui media sosial
C. Output
1. Sebanyak kurang lebih 500 Ibu Hamil mendapat manfaat dan pemahaman dari
Kegiatan ini
3. Terlaksananya Workshop Penggerakan Bumil Sehat
4. Terlaksananya Pekan Gerakan Bumil Sehat
5. Dukungan pelaksanaan Gerakan “Kami Sayang Ibu” oleh seluruh OPD Terkait,
swasta, dunia usaha, organisasi profesi, organisasi masyarakat, asosiasi/komunitas
pemerhati kesehatan, dan media social.
D. Waktu Pelaksanaan
` Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tgl,,,,,,, September 2023.
E. Sasaran dan Lokus
Sasaran kegiatan ini adalah ibu hamil serta individu/kelompok/institusi yang peduli
untuk mendukung ibu hamil serta upaya pencegahan dan percepatan penurunan
stunting di Indonesia
Lokus:
Lokus kegiatan ini adalah di Lapangan Gogaluman Tutuyan.
a. Senam Bersama
Jam 07.00 Semua Peserta Melaksanakan Senam Bersama Di Lapangan
Gogaluman Tutuyan. Khusus Untuk Ibu Hamil melaksankan Senam hanya 1 Lagu.
b. Kudapan Bersama
Makan Bersama Bubur Ilosingan sebagai bentuk Perhatian kepada Ibu Hamil, dan
memperkenalkan makanan Khas daerah Bolaang Mongondow Timur PMT
(Pemberian Makanan Tambahan) Lokal Bubur Ilosingan di tambah telur juga bisa
menjadi makanan Lokal bagi Ibu hamil yang diperkaya Protein Hewani.
➢ Makan makanan sehat sesuai rekomendasi dan pantau peningkatan berat badan