DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CANDILAMA
Jalan Dr. Wahidin No. 22 Semarang, Telepon (024) 8310515, Email: puskesmascandilama@gmail.com
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu :Menugaskan Petugas Program Gizi untuk :
1) Melakukan perencanaan program intervensi spesifik
dan sensitif untuk upaya pencegahan dan penurunan
stunting;
2) Melakukan koordinasi dan integrasi dalam upaya
pencegahan dan penurunan angka stunting baik lintas
program maupun lintas sector;
3) Melaksanakan bimbingan dan pendampingan
terhadap masyarakat terkait masalah gizi dan
stunting;
4) Melakukan sosialisasi upaya penurunan angka
stunting di wilayah Puskesmas Candi Lama;
5) Melakukan sweping masalah gizi buruk, gizi kurang
dan, stunting;
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya,
maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Semarang
pada Tanggal 20 Maret 2023
KEPALA UPTD
PUSKESMAS CANDILAMA
WAHYOTO
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS
CANDILAMA TENTANG PROGRAM
UPAYA PENCEGAHAN DAN
PENURUNAN STUNTING DI
WILAYAH KERJA
NOMOR : 121/SK/III/2023
TANGGAL : 20 Maret 2023
1. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan zat
gizi kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Anak
tergolong stunting apabila Panjang atau tinggi badan menurut umurnya
lebih rendah dari standar nasional yang berlaku. Standar yang dimaksud
terdapat pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa
dokumen lainnya.
2. Pencegahan dan penurunan stunting perlu dilakukan sedini mungkin
untuk menghindari dampak jangka Panjang yang merugikan seperti
terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting mempengaruhi
perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal.
Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting
juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting
berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya.
Bahkan, stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan
berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap
tahunnya.
3. Sasaran kegiatan pencegahan stunting adalah seluruh balita yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Candi Lama, sedangkan sasaran kegiatan
penurunan stunting adalah balita stunting yang ada di wilayah kerja
Puksesmas Candi Lama.
4. Waktu pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penurunan stunting
menyesuaikan kegiatan yang ada dan dapat dilakukan di dalam gedung
atau luar Gedung.
5. Pelaksana kegiatan pencegahan dan penurunan stunting adalah
nutrisionis.
6. Sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan pencegahan dan
penurunan stunting terdiri dari:
1. Alat pengukur tinggi badan.
2. Alat pengukur berat badan.
3. Alat pengukur lingkar kepala.
4. Alat pengukur lingkar lengan/ pita lila.
5. Buku pemantauan/ monitoring balita.
7. Kegiatan Pencegahan dan Penurunan Stunting di Puskesmas Candilama
dilakukan dengan cara melakukan intervensi yang terbagi menjadi 4
jenis antara lain:
a. Intervensi Spesifik
Intervensi gizi spesifik digunakan untuk menangani penyebab-
penyebab langsung terjadinya kurang gizi. Kebanyakan dari
intervensi ini dilaksanakan oleh sektor kesehatan. Intervensi gizi
spesifik meliputi konseling ASI, makanan pendamping ASI dan
makanan selama kehamilan, pemberian vitamin dan mineral,
penanganan balita gizi buruk, dan intervensi untuk mencegah dan
mengobati infeksi seperti misalnya diare, cacingan dan malaria.
Terdapat 9 poin intervensi gizi spesifik yaitu
1) Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita kurus
2) Tablet tambah darah bagi remaja, WUS, dan ibu hamil
3) Promosi dan konseling menyusui
4) Promosi dan konseling pemberian makanan bayi dan anak (PMBA)
5) Tata laksana gizi buruk
6) Pemantauan dan promosi pertumbuhan
7) Suplementasi micronutrient (zink)
8) Pemeriksaan kehamilan dan imunisasi
9) Manajemen Terpadu Balita Sakit
b. Intervensi Sensitif
Intervensi gizi sensitif (tidak langsung) digunakan untuk menangani
penyebab tidak langsung terjadinya kurang gizi, seperti ketahanan
pangan rumah tangga, air dan sanitasi serta kemiskinan. Intervensi-
intervensi ini dilaksanakan melalui berbagai sektor seperti misalnya
pertanian, kelautan dan perikanan, kesehatan, pendidikan,
perdagangan dan industri, pekerjaan umum, dan kesejahteraan
sosial.
Intervensi sensitif terbagi menjadi 4 jenis yaitu:
KEPALA UPTD
PUSKESMAS CANDILAMA
WAHYOTO