TIM
PROGRAM NASIONAL (PROGNAS)
RUMAH SAKIT ENCIK MARIYAM
KABUPATEN LINGGA
2023
PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA
DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ENCIK MARIYAM
Jl. Masjid Sultan Lingga No. 46 KampungDarat, DaikLinggaKodePos: 29872
e-mail :rsud.encikmariyam@gmail.com
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ENCIK MARIYAM
KABUPATEN LINGGA
NOMOR : /SK/RSUD.EM/I/2023
TENTANG
PEDOMAN PENANGGULANGAN
STUNTING DAN WASTING
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ENCIK MARIYAM KABUPATEN LINGGA
Ditetapkan Di : DaikLingga
PadaTanggal : 02 Januari 2023
DIREKTUR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada di bawah standar. Masalah ini disebabkan oleh multifactor
dan membutuhkan penanganan multisectoral. Stunting saat ini menjadi prioritas
nasional dalam penanggulangannya. Percepatan penurunan stunting melalui
optimalisasi cakupan intervensi-intervensi yang berbasis bukti terus dilakukan agar
target penurunan menjadi………………. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting menyebutkan bahwa intervensi
penanggulangan stunting yang dilakukan mencangkup intervensi sensitive yang
dilakukan oleh lintas sektor dan intervensi spesifik yang dilaksanakan oleh sektor
Kesehatan. Seperti yang disampaikan The Lancet (2021) intervensi gizi spesifik
dapat berkontribusi 30% dalam menurunkan prevalensi stunting, jika cakupan
intervensi gizi spesifik tersebut mencapai minimal 90%. Upaya penanggulangan
stunting untuk mencapai target cakupan yang direkomendasikan menghadapi
tantangan yang cukup banyak, baik dari sisi supply maupan demand. Di sisi supply
teridentifikasi kualitas layanan gizi yang masih belum memadai karena sumber daya
manusia yang belum memadai dari sisi kapasitas maupun kuantitas, sarana dan
prasarana yang belum mencukupi, alokasi dana untuk untuk program gizi terutama
di tingkat implementasi. Sementara disisi demand tantangan yang dihadapi adalah
prilaku masyarakat seperti kepatuhan terhadap kosumsi TTD baik ibu hamil maupun
remaja putri, praktik pemberian MP-ASI yang belum tepat, keterampilan kader dan
tingkat partisipasi masyarakat, ketahanan pangan dan gizi ditingkat keluarga,
hingga pemanfaatan data surveilans gizi oleh daerah. Sebagai Upaya untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan pendekatan yang komprehensif yang menyasar
sisi supply dan demand melalui pendamping oleh pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi bekerjasama dengan rumah sakit daerah dalam program penurunan
prevalensi stunting dan wasting.
B. Tujuan
1. Adanya kebijakan Rumah Sakit Umum Daerah Encik Mariyam dan dukungan
penuh manajemen dalam kegiatan program nasional gizi stunting dan wasting.
2. Terbentuknya Tim Stunting dan Wasting Rumah Sakit Umum Daerah Encik
Mariyam
3. Adanya pedoman yang dapat menjadi acuan bagi Rumah Sakit untuk
melaksanakan kegiatan program nasional gizi stunting dan wasting.
4. Adanya koordinasi dan singkronisasi antara pengelolaan penanggung jawab
dalam manajeman program stunting dan wasting.
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup program nasional gizi stunting dan wasting rumah sakit
meliputi:
a. Peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien, dan keluarga
tentang msalah stunting dan wasting.
b. Intervensi spesifik di rumah sakit.
c. Penetapan rumah sakit saying ibu bayi.
d. Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan wasting.
e. Rumah sakit sebagai pendamping klinis dan menajemen serta merupakan
jejaring rujukan.
f. Ptogram pemantauan dan evaluasi.
D. Batasan Operasional
1. Program nasional gizi stunting dan wasting rumah sakit suatu uapaya
memperbaiki, meningkatkan status gizi masyarakat, kelompok, individu atau
klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan,
pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi dalam
rangka mencapai status kesehtan optimal.
2. Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan
pengkajian gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian
makanan khusus dalam rangka penyembuhan penyakit pasien. (Nutrition and
Theraphy Dictionary, 2004).
3. Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah
yang dilaksanakan oleh ahli gizi/dietisen untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertisn, sikap dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah
gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.
4. Rujukan balik adalah system dalam pelayanan rumah sakit yang memberikan
pelimpahan wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah medis,
baik secara vertical maupun horizontal.
5. Tim program nasional gizi stunting dan wasting adalah sekelompok tenaga
profesi di rumah sakit yang terkait dengan pelayanan gizi pasien beresiko tinggi
malnutrisi, terdiri dari dokter/dokter spesialis anak, ahli gizi/dietisen, perawat,
bidan, farmasi, fisioterapi, dan humas rumah sakit bertugas Bersama
memberikan pelayanan patipurna bermutu.
E. Landasan Hukum
1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah
Sakit.
3. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
4. Peraturan Presiden No.72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting .
5. Keoutusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Antropometri Anak
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor 29 Tahun 2019 tentang
Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Upaya Perbaikan Gizi.
9. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Encik Mariyam
No…………../2023 tetang Pedoman Penanggulangan stunting dan Wasting
Rumah Sakut Umum Daerah Encik Mariyam.
BABI II
PROGRAM PENURUNAN PREVALENSI DAN WASTING
Program penurunan stunting dan wasting di Rumah Sakit umum Daerah Encik Mariyam
meliputi :
A. Peningkatan Pemahaman dana kesadran seluruh staff teanaga kesehatab rumah
sakit tentang program penurunan stunting dan wasting.
B. Peningkatan efektifitas intervensi spesifik di rumah sakit.
1. Promosi Program 1000 HPK.
2. Suplementasi tablet besi folat pada ibu hamil.
3. Pemberian makanan ta,bahan pada iibu hamil.
4. Promosi dan konseling IMD dan Asi esklusif.
5. Promosi dan konseling pemberian makanan bayi dan anak (PMBA).
6. Pemantauan dan pertumbuhan (pelayanan tumbuh kembang bayi dan balita).
7. Pemberian imunisasi.
8. Pemberian makanan tambahan balita gizi kurang.
9. Pemberian vitamin A.
C. Penerapan rumah sakit saying ibu bayi.
D. Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan wasting.
E. Rumah sakit sebagai pendamping klinis dan manajemen serta merupakan jejaring
rujukan.
F. Program pemantauan dan evaluasi.
]
BAB IV
TATA LAKSANA PROGRAM PENURUNAN STUNTING DAN WASTING
A. Alur Pelayanan
Pengukuran Antopometri
di Poli Anak
Ketua Tim
Sekretaris
D. Sistim Rujukan
1. Pengertian rujukan
System rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik vertical maupun
horizontal, maupun structural dan fungsional terhadap kasus penyakit atau
masalah penyakit atau permasalahan kesehatan. Kegiatan rujukan mancangkup:
a. Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah
sakit
b. Rujukan eksternal adalah rujukan antara spesialis keluar rumah sakit dengan
mengikuti system rujukan yang ada
c. Rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk peningkatan kemampuan
tenaga kesehatan (dana, alat dan sarana)
d. Rujukan manajemen dapat berupa permintaan kepada unit yang lebih
mampu atau bantuan kepada unit yang kurang mampu untuk menyelesaikan
suatu masalah tertentu yang tidak dapat diatasi sendiri.
2. Sisitem pelayanan rujukan stunting dan wasting RSUD Encik Mariyam
Rumah Sakit Umum Daerah Encik Mariyam menerima rujukan pasien
stunting dan wasting dari FKTP disekitarnya. Pada pasien-pasien stunting dan
wasting yang tidak dapat ditangani sendiri di RSUD Encik Mariyam maka akan di
rujuk ke sarana kesehatan dengan fasilitas yang lebih lengkap. Rujukan
eksternal mengikuti mekanisme rujukan sesuai jejaring pelayanan.
Persiapan rujukan pasien ke jenjang pelayanan yang lebih tinggi:
a. Menyiapkan oetugas yang terlatih untuk mendampingi pasien.
b. Memberi penjelasan kepada pihak keluarga alas an pasien di rujuk ke rumah
sakit lain.
c. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala
Tindakan yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan pasien.
d. Pada saat merujuk pasien harus disertakan surat rujukan dengan resume
medik pasien meliputi : Riwayat penyakit, penilaian kondisi pasien yang
dibuat saat kasus diterima perujuk, Tindakan atau pengobatan yang telah
diberikan dan keterangan lain yang perlu atau ditemukan sehubungan
dengan kondisi pasien.
e. Proses pelaksanaan rujukan harus mendapat persetujuan dari dokter dan
keluarga.
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU
Ditetapkan Di : DaikLingga
PadaTanggal : 02 Januari 2023
DIREKTUR