i
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JEMAJA
Jl. Padang Melang Desa Batu Berapit – Kecamatan Jemaja 29792
KEPUTUSAN
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN
UNIT KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
ii
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;
6. Permenkes No. 27 tahun 2017 tetang Pedoman
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
7. Surat Edaran Dirjen Bina Pelaynana Medik No.
HK.03.02/III/3744/08 tentang pembentukan Komite PPI RS
dan Tim PPI Rumah Sakit
8. Permenkes RI No. 1096/MENKEA/PER/VI/2011 Tentang
Hygine Sanitasi Jasa Boga.
M E M U T U S K A N;
Ditetapkan di : Jemaja
Pada Tanggal:
iv
dr. Muhammad Husni Lubis
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
ridho-Nya Pedoman Pelayanan Unit Kebidanan dan Kandungan telah tersusun. Pedoman ini
sangatlah penting untuk membantu kelancaran operasional pelayanan di Unit Kebidanan dan
Kandungan khususnya dan Rumah Sakit pada umumnya.
Semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit dan pihak-pihak lain yang terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan di Unit Kebidanan dan Kandungan.
Dan seperti pedoman pelayanan unit lainnya, evaluasi berkala terhadap pedoman ini harus
terus dilakukan sesuai perkembangan pelayanan di Unit Kebidanan dan Kandungan.
Akhirnya saran dan koreksi demi perbaikan pedoman ini sangat kami harapkan
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................................
....................................................................................................................................
Tujuan Pedoman...............................................................................................................
Ruang Lingkup Pelayanan................................................................................................
Batasan Operasional.........................................................................................................
Landasan Hukum..............................................................................................................
BAB II STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi Sumber Daya Manusia ....................................................................................
Distribusi Ketenagaan ......................................................................................................
Pengaturan Jaga ..............................................................................................................
BAB III STANDAR FASILITAS
Denah Ruang ...................................................................................................................
Standar Fasilitas ...............................................................................................................
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.................................................................................
BAB V LOGISTIK...................................................................................................................
BAB VI KESELAMATAN PASIEN..........................................................................................
BAB VII KESELAMATAN KERJA...........................................................................................
BAB VIIIPENGENDALIAN MUTU..........................................................................................
vi
BAB IX PENUTUP..................................................................................................................
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang
berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan
upaya kesehatan penunjang. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan
fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit.
Unit Kebidanan adalah suatu unit khusus di rumah sakit umum jemaja
yang berfungsi sebagai unit pelayanan pasien untuk persalinan maupun sehabis
melahirkan tanpa atau dengan komplikasi, serta pasien dengan kasus
ginekologi atau penyakit kandungan.
Pelayanan di unit Kebidanan merupakan salah satu pelayanan yang
mungkin beresiko tinggi. Untuk itu management Rumah Sakit menuntut adanya
pelayanan di unit Kebidanan dan Kandungan dapat berjalan aman, lancar dan
sukses dengan memperhatikan kaidah – kaidah patient safety.
Berdasarkan hal tersebut maka di unit Kebidanan memerlukan
pedoman pelayanan yang diperlukan agar seluruh pengguna pelayanan
Kebidanan dan Kandungan dapat memperoleh pelayanan yang optimal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan di unit Kebidanan dan Kandungan sehingga
diharapkan terjadi penurunan angka kesakitan dan kematian ibu dan
bayi.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pelayanan baik dari aspek administrasi maupun
pelayanan Kebidanan dan kandungan di unit Kebidanan dan
Kandungan Rumah Sakit Umum dengan baik.
b. Sebagai acuan untuk memudahkan petugas kamar bersalin
memahami dan menjalankan tugasnya sebagaimana yang
seharusnya dijalankan dan yang dikerjakan di Kebidanan dan
Kandungan.
c. Memberi petunjuk agar suatu perencanaan, pengelolaan dan
pelaksanaan asuhan pelayanan dapat berjalan sesuai dengan aturan
dan tata tertib yang berlaku di kamar bersalin.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
1. Assessment ulang setelah pasien datang dari IGD
Pasien yang sudah diserahterimakan dari petugas IGD dilakukan
identifikasi ulang. Hal ini untuk mencegah terjadinya kekeliruan.
Pasien dilakukan anamnesa ulang, pemeriksaan fisik lain yang
diperlukan dan pengisian rekam medis secara lengkap dalam waktu 1
x 24 jam.
Apabila akan dilakukan tindakan/ operasi maka pasien dan keluarga
diberikan informasi mengenai tindakan / operasi yang akan dilakukan (
tehnik, lokasi, dll), setelah setuju maka pasien dan keluarga
menandatangani informed consent.
2. Penanganan persalinan normal oleh bidan / dokter obgyn
Pelayanan di unit kebidanan dan kandungan antara lain adalah
pertolongan persalinan normal baik oleh bidan maupun oleh dokter
spesialis obgyn pada usia kehamilan cukup bulan. Dilakukan
anamnesa kebidanan tentang riwayat kehamilan dan persalinan yang
lalu, riwayat penyakit penyerta yang pernah dialami, riwayat
kehamilan saat ini, sehingga akan didapat kesimpulan bahwa pasien
tersebut boleh ditangani oleh tenaga bidan atau harus segera dirujuk
ke dokter spesialis obgyn di Rumah Sakit Djatiroto, demi untuk
mendapatkan pelayanan persalinan yang aman bagi ibu dan bayi.
3. Penanganan cepat dan tepat untuk kasus persalinan dengan
komplikasi
Persalinan dengan komplikasi bisa terjadi tiba-tiba pada saat pasien
diobservasi dengan rencana persalinan normal, atau komplikasi itu
sudah ada pada saat pasien datang dengan inpartu. Pasien dan
keluarga ( terutama suami ) harus segera diberi penjelasan tentang
kemungkinan yang akan terjadi, sehingga apabila kemungkinan
komplikasi persalinan terjadi baik pasien, suami dan keluarga sudah
siap apabila persalinan tidak bisa dilanjutkan secara normal. Dalam
hal ini inform choice dan informed consent sudah harus disiapkan.
Dibutuhkan observasi ketat oleh bidan dan dokter penanggung jawab.
4. Perawatan ibu post partum dan bayi baru lahir
Perawatan ibu post partum dilakukan di kamar bersalin selama 2 jam
post partum, dengan senantiasa memeriksa tinggi fundus uteri,
kontraksi rahim, jumlah perdarahan, observasi tekanan darah secara
periodik sesuai dalam partograf. Pemeriksaan kebersihan payudara,
dilakukan IMD ( inisiasi menyusui dini ) segera setelah bayi lahir
normal. Dilanjutkan dengan rawat gabung di ruangan masing masing
setelah 2 jam post partum.
Perawatan bayi baru lahir dilakukan dengan segera membersihan
cairan ketuban kecuali telapak tangan, mengeringkan,
menghangatkan, merawat tali pusat, pemberian vitamin k, zalf mata,
pemberian gelang identitas, dan segera menyusukan bayi untuk IMD.
Dilakukan penimbangan dan pengukuran berat dan panjang badan,
lingkar kepala, dada dll. Melakukan cap kaki bayi sebagai identitas
lanjutan.
Selanjutnya memberikan bayi kepada ibu untuk sebanyak mungkin
diberikan ASI eksklusif, dengan pengawasan langsung dari suami /
keuarga dan petugas /bidan.
5. Pelayanan asuhan antenatal
Pelayanan asuhan antenatal dilakukan oleh bidan pelaksana, meliputi
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran
tekanan darah, pemeriksaan kehamilan , pemberian penyuluhan
berdasarkan hasil temuan pemeriksaan, mengatur jadwal kontrol
ulang, dan melakukan rujukan kepada dokter obgyn apabila
ditemukan pemeriksaan yang abnormal.
6. Pelayanan penyakit kandungan.
Pelayanan penyakit kandungan dimaksud sebagai tindak lanjut dari
pasien yang dikirim dari poli kandungan melalui IGD atau pelayanan
pasien yang dikirim langsung dari dokter IGD. Assessment ulang
dilakukan kembali untuk kemudian dilaporkan kepada dokter obgyn
penanggungjawab. Hasil laporan / instruksi yang didapat segera
diinformasikan kepada pasien dan keluarga / suami. Jika dari hasil
konfirmasi dokter penanggungjawab memerlukan kolaborasi dengan
profesi lain maka harus segera dilakukan konfirmasi dengan petugas
yang terkait ( misalnya kamar operasi / dokter anaestesi ). Jika dari
hasil pemeriksaan dokter penanggungjawab memerlukan rujukan
profesi lain sebagai konsulan, maka pasien dan keluarga segera
diberitahu agar pasien mendapatkan pelayanan yang paripurna.
E. Landasan Hukum
Penyelenggaraan pelayanan di Unit Kebidanan dan Kandungan Rumah
Sakit Djatiroto sesuai dengan:
1. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes /SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di
Rumah Sakit.
6. Standart Profesi Bidan no.938 / Menkes / SK / VIII / 2007 tentang
Standart Asuhan Kebidanan
7. Permenkes no.369 / Menkes / SK / III 2007 tentang Standart Profesi
Bidan
8. Permenkes no.28 / 2017 tentang Ijin Penyelenggaraan Praktik Bidan
9. Permenkes no 604/ Menkes/ SK/ VII/2008 tentang Pedoman Pelayanan
Maternal Perinatal pada Rumah Sakit Umum Kelas B, Kelas C dan Kelas
D
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/menkes/per/III/2008
Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. Undang-undang
Nomor 4 tahun 2019 tentang Kebidanan;
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
DIREKTUR RSUD
JEMAJA
DOKTER SPESIALIS
OBGIN
KOORDINATOR UNIT
KEBIDANAN
BIDAN PELAKSANA
B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pemberian asuhan pelayanan kebidanan, perlu menyediakan
sumber daya manusia yang kompeten, cekatan dan mempunyai
kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga dapat
memberikan pelayanan yang optimal, efektif dan efisien . Atas dasar
tersebut diatas maka perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan
mendayagunakan sumber-sumber yang ada. Untuk menunjang pelayanan
di unit Kebidanan dan Kandungan, maka dibutuhkan tenaga dokter, bidan
yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan pelayanan bagi bidan
untuk melaksanakan tugas pelayanan di unit Kebidanan dan Kandungan,
sehingga semua kegiatan pelayanan dapat terkoordinir dengan baik.
Pengaturan dinas dibagi menjadi 3 shift dalam 24 jam yaitu:
1. Dinas pagi jam 08.00 WIB sampai dengan jam 14.00 WIB
2. Dinas sore jam 14.00 WIB sampai dengan jam 21.00 WIB
3. Dinas malam jam 21.00 WIB sampai dengan jam 08.00 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
1. Ruang Bersalin
LAMPU TROLI
OBAT
SOROT
INFRAWARMER
TEMPAT TIDUR
PEMERIKSAAN
OKSIGEN
USG
KURSI
TEMPAT TIDUR
GENEKOLOGI
MEJA KURSI
WASTAFEL TTROLY ALKES
Tong MEJA TINDAKAN
sampa
Pintu masuk
h
9 meter
USG
KURSI
INFEKSIUS
TANGGA
KURSI KURSI
MEJA
POLI
LEMARI
KB
KURSI
3meter
Tempat
tidur bayi
Infrawarmer
Pintu masuk
B. STANDAR FASILITAS
Secara umum lingkungan Unit Kebidanan dan Kandungan terdiri dari 2 area,
yaitu:
1. Publik/ Area Bebas / Un Restrected Area
Pada area ini tidak ada batasan jumlah penunggu pasien maupun
pengunjung.
Area bebas meliputi:
1. Ruangan perawatan pasien
2. Ruang poli kebidanan
3. Ruang pojok laktasi
4. Kamar mandi atau toilet
4. INSTRUMENT
Daftar instrument unit Kebidanan dan Kandungan RSUD JEMAJA
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 Partus set 3 set Disiapkan untuk pelayanan persalinan
normal
2 Vacum Ekstraksi set 1 set Disiapkan jika dalam pelayanan
persalinan normal melebihi batas waktu
dan memungkinkan untuk tindakan VE
( Vacum Ekstraksi )
3 Curetage set 1 set Disiapkan untuk tindakan curetage kasus
abortus atau tindakan pervaginam lainnya
untuk penegakkan diagnosa
4 Emergency set 1 set Disiapkan untuk pasien yang mengalami
kegawatdaruratan
5 HPP Set 1 set Disiapkan jika dalam pelayanan
perdarahan pervaginam lainnya untuk
penegakkan diagnosa
6 IUD Set 1 set Disipkan untuk pasien pemasangan dan
pelepasan IUD
c. Pembersihan Sewaktu
1. Bila kamar bersalin digunakan untuk kasus infeksi tertentu.
2. Dinding, meja tindakan gynekologi, meja instrument dan
semua peralatan dibersihkan.
3. Instrument dan alat bekas pakai diberi desinfektan.
d. Penanganan Limbah
1) Penanganan limbah padat terpisah dengan limbah cair
2) Limbah cair dibuang ditempat khusus yang dicampur dengan
larutan desinfektan
3) Limbah padat ditempatkan dalam kantong tertutup
4) Limbah non infeksi kering dan basah di tempatkan tertutup.
5) Limbah infeksi tertutup, label merah “ dimusnahkan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
E. Sistem rujukan.
1. Rujukan adalah penyelenggaraan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas atau wewenang dan tanggung jawab secara timbal balik baik horizontal
maupun vertical terhadap kasus atau permasalahan kesehatan karena
adanya keterbatasan dalam memberikan pelayanan yang di butuhkan oleh
pasien.
2. Jenis rujukan yang di lakukan adalah
a. Rujukan eksternal (rujukan antar fasilitas pelayanan kesehatan) yang
terdiri dari :
a) Rujukan vertikal yaitu rujukan yang terjadi dari kamar bersalin RSUD
Jemaja ke kamar bersalin RS lain yang memiliki fasilitas lebih lengkap
atau kamar bersalin RSUD Jemaja menerima rujukan dari fasilitas
kesehatan lain yang kurang memadai.
b) Rujukan horizontal yaitu rujukan yang terjadi dari kamar bersalin
RSUD Jemaja ke kamar bersalin rumah sakit lain fasilitas yang
setara.
b. Rujukan internal merupakan rujukan di dalam RSUD Jemaja dari tenaga
kesehatan ke tenaga kesehatan lainnya; dokter umum ke dokter
spesialis, antar dokter sepesialis yang terdiri dari :
a) Rujukan kasus penyakit atau masalah penyakit yaitu rujukan yang
dilakukan berkaitan dengan pengobatan dan pemulihan berupa
pengiriman pasien (kasus), spesimen dan pengetahuan tentang
penyakit.
b) Rujukan permasalahan kesehatan yaitu rujukan yang dilakukan
berkaitan dengan upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan
berupa fasilitas, teknologi dan operasional.
3. Rumah Sakit Umum Daerah Jemaja mempunyai kewajiban untuk merujuk
pasien yang memerlukan pelayanan di luar kemampuanya. RS penerima
rujukan harus mampu menjamin bahwa pasien yang dirujuk tersebut akan
mendapat penanganan segera. Rujukan balik ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang merujuk dilakukan segera setelah alasan rujukan sudah
tertangani, oleh karena itu rujukan merupakan proses timbale balik.
4. Tujuan dilakukan system rujukan antara lain adalah :
a. Membutuhkan pendapat dari ahli (second opinion)
b. Memerlukan pemeriksaan yang tidak tersedia difasilitas RSUD Jemaja
c. Memerlukan intervensi medis diluar kemampuan RSUD Jemaja
d. Memerlukan penatalaksanaan bersama dengan ahli lainnya
e. Memerlukan perawatan dan pemantauan lanjutan
BAB V
LOGISTIK
A. Definisi
Merupakan proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
aliran yang efisien dari barang atau jasa dan informasi terkait mulai dari titik
asal sampai titik penggunaan untuk memenuhi keperluan pelanggan.
Logistik di unit Kebidanan dan Kandungan meliputi proses
pengadaan, penyimpanan, persediaan alat-alat kesehatan yang diperlukan
untuk menunjang pelayanan.
B. Tujuan
Tujuan logistik di unit Kebidanan dan Kandungan antara lain untuk
mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga
mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien
sehingga dapat menunjang pelayanan di Kebidanan dan Kandungan.
A. PENGERTIAN
Keselamatan Pasien (Patient Safety)
adalah suatu sistem dimana Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih
aman.
Sistem tersebut meliputi:
a. Asesmen risiko
b. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
e. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh:
a. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
b. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Pelaksanaan keselamatan kerja adalah berkaitan dengan upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh berbagai
factor bahaya, baik berasal dari pelaksanaan pekerjaan maupun lingkungan
kerja serta tindakan pekerja sendiri.
B. Tujuan
1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaaanya untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas kerja
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
9. Angka Kepatuhan Pemberian Asi Ekslusif bayi baru lahir selama rawat inap
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data
Judul Indikator Menurunkan angka insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di rumah
sakit
Dasar pemikiran Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien RS.
Target ≤3%
Pencapaian
Kriteria eksklusi -
Formula (Jumlah kejadian pasien jatuh dibagi jumlah pasien rawat inap) x 100%
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data
Defenisi Operasional Gelang identitas adalah gelang yang dipasng oleh perawat kepada
pasien rawat ianap yang berisi nama lengkap,tanggal lahir,dan nomor
rekam medis
Denominator
Jumlah pasien yang diarawat dalm satu bulan
Kriteria Eksklusi
Metodologi Concurrent
Pengumpulan Data
Penanggung Jawab Ka Unit Kebidanan, seluruh bidan, dam komite keselamatan pasien
Pengumpul Data
DEFINISI Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis sebagai DPJP adalah kunjungan dokter
spesialis untuk melihat perkembangan pasien yang menjadi tanggung jawabnya
OPERASIONAL setiap hari sebelum jam 14.00.
Catatan :
1.pasien baru masuk
2.batasan pukul 14.00
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome v
NUMERATOR Jumlah visite dokter spesialis sebelum jam 14:00 pada hari berjalan
Target ≥ 80%
Pencapaian
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data
Rencana Analisis Data akan dikumpulkan dan dianalisis oleh jajaran Bidang Pelayanan Medik
Data
Target Perdarahan ≤ 1 %
Pencapaian
Kriteria eksklusi -
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data
Target Preeklamsi/eklamsi ≤ 30 %
Pencapaian
Kriteria eksklusi -
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data
Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Data
Numerator
Jumlah pasien dengan diagnosa PREKLAMPSI yang memiliki Clinical
pathway.
Denominator
Jumlah semua pasien dengan diagnosa PREKLAMPSI
Rencana Analisis Data - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu
Penanggung Jawab Ka. Unit Kebidanan, seluruh bidan, dam komite keselamatan pasien
Pengumpul Data
9. Angka Kepatuhan Pemberian Asi Ekslusif bayi baru lahir selama rawat inap
JUDUL INDIKATOR Angka Kepatuhan Pemberian ASI Eksklusif Bayi Baru Lahir Selama
Rawat Inap
Dasar Pemikiran Pemerintah telah membuat peraturan untuk melaksanakan ASI
eksklusif untuk semua ibu melahirkan di pelayanan kesehatan
mengingat manfaat pemberian ASI
Dimensi Mutu Mutu pelayanan, Tipe indikator, Outcome
Tujuan Agar ibu mengerti dan menjalankan pemberian ASI ekslusif kepada
bayinya
Definisi Operasional Tingkat ketaatan ibu untuk memberikan ASI pada bayi baru lahir
sampai bayi pulang
Jenis Indikator Struktur Proses Outcome Proses & outcome v
Numerator Jumlah bayi baru lahir yang hanya mendapatkan ASI di rumah sakit
dalam 1 bulan
Denominator Jumlah bayi yang lahir dalam 1 bulan
Ditetapkan oleh
Direktur