Anda di halaman 1dari 81

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK


DAN KELUARGA BERENCANA
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JEMAJA
Jl. Padang Melang Desa Batu Berapit – Kecamatan Jemaja 29792

KEPUTUSAN DIREKTUR
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JEMAJA
Nomor : /UPT.RSUD-JMJ.800/SK/I/2019
TENTANG
PENETAPAN INDIKATOR MUTU KLINIS, MANAJEMEN DAN SASARAN KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT DI UPT RSUD JEMAJA
Menimbang : a. bahwa dalam rangka implementasi Akreditasi Rumah Sakit Standar
2012 maka perlu ditetapkan Indikator Mutu klinis, manajemen dan
keselamatan pasien Rumah Sakit;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf


a dipandang perlu menetapkan Keputusan Direktur tentang Indikator
Mutu klinis, manajemen dan keselamatan pasien Rumah Sakit di Rsud
Jemaja.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072) ;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/2008 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;

1
MEMUTUSKAN
Menetapkan : INDIKATOR MUTU AREA KLINIS, MANAJEMEN DAN SASARAN
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT DI UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH JEMAJA

Kesatu : Indikator Mutu Rumah Sakit tampak pada lampiran.

Kedua : Judul Indikator dan profile indikator sebagaimana dimaksud pada diktum
KESATU (terlampir)

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, maka akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jemaja
Pada : 6 April 2019

DIREKTUR UPT RSUD JEMAJA,

dr. AGUSTINO AHDIA PUTRA


Penata/III.c
NIP. 19860824 201412 1 001

2
LAMPIRAN 01 KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD JEMAJA

TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT AREA KLINIS DI RSUD


JEMAJA

ISKP 1. Kepatuhan Identifikasi Pasien (SKP 1)

Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien


Dasar Permenkes Nomor 11 Tahun 2017
pemikiran
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus kepada pasien

Tujuan Terlaksananya proses identifikasi pasien agar menjamin keselamatan pasien.

Definisi Identifikasi pasien adalah proses pengecekan identitas pasien menggunakan


Operasional minimal 2 identitas dari 3 identitas yang tercantum pada gelang, label atau
bentuk identitas lainnya sebelum memberikan pelayanan sesuai dengan regulasi
yang berlaku di rumah sakit.

Disebut patuh bila proses identifikasi pasien dilakukan secara benar oleh
petugas pada saat, antara lain :
1. pemberian obat
2. pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. pemberian darah dan produk darah
4. pengambilan specimen
5. sebelum melakukan tindakan diagnostik / therapeutic.

Pengukuran dilakukan terpisah untuk masing-masing proses tersebut diatas dan


menghasilkan lima sub indikator yaitu:
1. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pemberian obat
2. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pengobatan termasuk
pemberian nutrisi pada diet khusus
3. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pemberian transfusi
darah dan produk darah.
4. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pengambilan spesimen
pemeriksaan
5. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum melakukan tindakan
diagnostik ( contoh: pungsi lumbal, endoskopi dsb) dan terapi (operasi,
debridement dll)
Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & Outcome

Numerator Jumlah proses yang telah dilakukan identifikasi secara benar


(pembilang)
Denominator Jumlah proses pelayanan yang di observasi
(penyebut)

3
Target 100%
Pencapaian
Kriteria:
- Inklusi Semua pasien

Formula N/D x 100%


Sumber data sensus pada saat pengambilan data/ observasi
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode 3 bulan
analisis
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data
Rencana Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:
Analisis Data
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan antar unit
Instrumen 1. formulir sensus harian
Pengambilan 2. formulir rekapitulasi bulanan
Data

Penanggung Ketua Pokja SKP


Jawab

4
ISKP 2.Angka insiden karena salah komunikasi di Rawat inap (SKP 2)

Judul Indikator Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan prinsip READBACK dari petugas
Rawat Inap Kepada DPJP ditandatangani dalam waktu 24 jam

Dasar Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien RS


pemikiran
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus kepada pasien

Tujuan Terlaksananya Komunikasi efektif agar menjamin keselamatan pasien.

Definisi Kepatuhan prosedur pemberian obat pada instruksi verbal yang dimaksud
Operasional adalah kesesuaian antara order dan tindakan ketika dilakukan instruksi verbal
dengan dilakukan read back dengan tepat dan benar untuk instruksi obat.

Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap intruksi verbal
agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan
membacakan kembali instruksi; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah
dituliskan dengan dibaca ulang dan/atau dengan ejaan huruf alfabet instruksi
obat sound a like.

Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & Outcome

Numerator Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal dilakukan prinsip read
(pembilang) back dengan tepat dan benar dalam 1 bulan

Denominator Jumlah seluruh hasil pemberian obat pada instruksi verbal dilakukan prinsip
(penyebut) read back dalam satu bulan yang dilaporkan kepada DPJP oleh petugas rawat
inap

Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Seluruh hasil pemberian obat pada instruksi verbal dilakukan prinsip read back
- Inklusi yang dilaporkan oleh petugas rawat inap kepada DPJP

Eksklusi Tidak ada

Formula Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal dilakukan prinsip read
back dengan tepat dan benar dalam 1 bulan (kali) : Jumlah seluruh instruksi

5
verbal yang terdokumentasi dalam 1 bulan (kali) x 100% = ___%

Sumber data Rawat inap

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode 3 bulan
analisis
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data
Rencana Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:
Analisis Data
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan antar unit

Instrumen formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Karu rawat inap


Jawab

6
ISKP 3. Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi di gudang obat farmasi
(skp 3)
Judul Indikator Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi di gudang obat farmasi

Dasar Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien RS


pemikiran
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus kepada pasien

Tujuan Terlaksananya pemberian obat high alert agar menjamin keselamatan pasien.

Definisi Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi yang dimaksud adalah
Operasional ketepatan pemberian label obat high alert sesuai dengan standar yang
ditetapkan rumah sakit dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien.

Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang
sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang
beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse event).

Yang termasuk obat high alert (lihat SPO Obat High Alert) akan dibuat dalam
daftar obat High Alert.

Label harus diisi pada obat-obat diatas pada bagian obat yang tidak menutupi
Identitas obat.Apabila obat diatas tidak diberikan label high alert sesuai standar
maka harus dilaporkan sebagai KNC.

Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & Outcome

Numerator Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam 1
(pembilang) bulan

Denominator Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam 1 bulan
fantibiotik
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria:
- Inklusi
Seluruh prosedur pemberian obat high alert yang dilaksanakan

7
Eksklusi -

Formula Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam 1
bulan (pcs) : Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam 1 bulan (pcs) x
100 = ___%

Sumber data Sensus harian indikator mutu farmasi

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode 3 Bulan
analisis
Cara Restropektif
Pengumpulan
Data
Rencana Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:
Analisis Data
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan antar unit

Instrumen formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Farmasi
Jawab

8
ISKP 4a.Angka pasien dengan infeksi jarum infus (skp 5)

Judul Indikator Infeksi Aliran Darah Perifer / Phlebitis


Dasar Permenkes 27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan pengendalian
Pemikiran infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan Menurunnya kejadian infeksi aliran darah
Definisi Phlebitis merupakan inflamasi pada vena, yang ditandai dengan adanya daerah
operasional yang merah, nyeri dan pembengkakan di daerah penusukan atau sepanjang
vena (Brunner dan Sudarth, 2002)
Jenis Indikator
struktur Proses Outcome Proses & Outcome

Perspektif Proses Bisnis Internal


Sasaran Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu
Strategis dan keselamatan pasien dalam pencegahan dan pengendalian infeksi rumah
sakit
Numerator Jumlah kasus Phlebitis
Denominator Seluruh pasien yang terpasang kateter intravena
Target ≤5%
Pencapaian
Inklusi Pasien rawat inap yang terpasang kateter intravena
Formula (Jumlah kasus phlebitis dibagi Seluruh pasien yang terpasang kateter intravena)
x 100%
Sumber Data Instalasi Rawat Inap
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode 3 bulan
analisis

Cara Concurrent
Pengumpulan
Data

Rencana Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:


Analisis Data
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan antar unit
Instrumen 1. formulir sensus harian
Pengambilan 2. formulir rekapitulasi bulanan
Data

Penanggung Ka Instalasi rawat inap


JAwab

9
ISKP 4b.Angka pasien dengan ILO (skp 5)

Judul Indikator Angka Kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO) pada Operasi Bersih

Dasar pemikiran Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan


pasien RS.

Infeksi luka operasi merupakan salah satu jenis infeksi nosokomial


yang menunjukkan mutu keperawatan / pelayanan bedah. Infeksi luka
operasi dapat menimbulkan komplikasi yang dapat menghambat
proses penyembuhan dan bisa memperburuk kondisi pasien

Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus kepada pasien

Tujuan Terlindungnya pasien dari kejadian infeksi akibat peralatan yang tidak
disterilkan.

DEFINISI ILO adalah infeksi pada luka operasi bersih yang dilaksanakan di
Rumah Sakit ditandai dengan rasa panas, kemerahan, pengerasan
OPERASIONAL dan keluarnya pus dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam.

Operasi bersih adalah semua jenis operasi yang tidak mengenai


daerah yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi misalnya daerah
pencernaan makanan, daerah ginjal dan saluran kencing, daerah
mulut dan tenggorokan serta daerah saluran kelamin perempuan.

Operasi bersih yang dimaksud disini adalah operasi yang


dipersiapkan lebih dahulu ( bedah elektif ).

Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah infeksi luka operasi bersih dalam periode waktu tertentu

DENOMINATOR Jumlah seluruh operasi bersih dalam periode waktu yang sama

10
Target < 1,5 %
Pencapaian

Kriteria inklusi Pasien yang dilakukan operasi bersih

Kriteria eksklusi Pasien yang dilakukan operasi di rumah sakit lain sebelumnya.

Formula Jumlah infeksi luka operasi bersih dalam periode waktu tertentu
x100%

Jumlah seluruh operasi bersih dalam periode waktu yang sama

Sumber data Rawat inap

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan

Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Metode cek dokumen rekam medik pasien


PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:


Data
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu

- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan


antar unit

Instrumen formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Ka. Kamar operasi


Jawab

11
12
ISKP 4c.Angka pasien dengan decubitus (skp 5)

Judul Indikator Angka pasien dengan decubitus

Dasar pemikiran Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan


pasien RS.

Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus kepada pasien

Tujuan Sasaran Strategis Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan


keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien
DEFINISI Kejadian dekubitus adalah terjadinya pasien yang mengalami
dekubitus selama dalam perawatan di rawat inap RS.
OPERASIONAL Dekubitus adalah luka pada jaringan kulit yang disebabkan oleh
tekanan yang berlangsung lama dan terus menerus (Doh, 1993 dalam
Martin, 1997)
Kriteria :
A. Pasien paling tidak mempunyai 2 gejala dan tanda berikut,
yang tidak diketahui penyebab lainnya : kemerahan sakit atau
pembengkakan ditepian luka decubitus
B. Minimal ditemukan 1 dari bukti berikut :
a. Hasil kultur positif dari cairan atau jaringan yang diambil
secara benar
b. Hasil kultur darah positif

C. Dokter yang merawat menyatakan adanya dekubitus dan


diberi pengobatan antimikroba.

Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah kejadian dekubitus

DENOMINATOR Denominator Jumlah hari tirah baring

Target ≤ 1,5 ‰
Pencapaian

Kriteria inklusi Pasien rawat inap tirah baring

13
Kriteria eksklusi Pasien yang masuk rawat inap RS sudah mengalami dekubitus

Formula (Jumlah kejadian dekubitus dibagi Jumlah hari tirah baring) x 1000

Sumber data Rekam Medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Metode cek dokumen rekam medik pasien


PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:


Data
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu

- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan


antar unit
Instrumen formulir rekapitulasi
Pengambilan
Data

Penanggung Ka Rawat Inap


Jawab

14
ISKP 4d.Angka Infeksi saluran Kemik (skp 5)

Judul Indikator Angka Infeksi saluran Kemik

Dasar pemikiran Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan


pasien RS.

Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus kepada pasien

Tujuan Menurunkan kejadian infeksi saluran kencing (ISK).

DEFINISI Infeksi Saluran Kencing (ISK) adalah Infeksi yang terjadi sebagai
akibat dari pemasangan kateter > 48 jam
OPERASIONAL Kriteria :
A. Gejala dan Tanda :
Umum : demam, urgensi, frekuensi, disuria, nyeri suprapubik
Usia < 1 tahun : demam, hipotermi, apneu, bradikardi, letargia,
muntah-muntah
B. Nitrit dan/atau leukosit esterase positip dengan carik celup
(dipstick)
C. Pyuria > 10 leukosit/LPB sedimen urin atau >10 leukosit/mL atau >
3 leukosit/LPB dari urine tanpa dilakukan sentrifus
D. Terdapat koloni mikroorganisme pada hasil pemeriksaan urine
kultur
E. Diagnosis dokter yang merawat menyatakan adanya ISK
F. Terapi dokter sesuai ISK

Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)

DENOMINATOR Jumlah lama hari pemakaian kateter urin menetap

Target ≤ 4.7 ‰
Pencapaian

Kriteria inklusi Pasien rawat inap dengan kateter terpasang > 48 jam

15
Kriteria eksklusi Pasien yang terpasang kateter urin ≤ 48 jam

Formula (Jumlah kasus ISK dibagi Jumlah lama hari pemakaian kateter urin
menetap) x 1000

Sumber data Rekam Medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan

Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

Metode Metode cek dokumen rekam medik pasien


Pengumpulan
data

Rencana Analisis Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:


Data
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu

- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan


antar unit

Instrumen formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Ka unit rawat inap/Tim PPI


Jawab

16
ISKP 5. Pengurangan risiko jatuh (skp 6)

Judul Indikator Menurunkan angka insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap
di rumah sakit

Dasar pemikiran Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan


pasien RS.

Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus kepada pasien

Tujuan Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan efektif bagi


pasien dalam upaya mencapai pemenuhan sasaran keselamatan
pasien internasional (IPSG 6)
DEFINISI Tidak adanya kejadian pasien jatuh adalah tidak terjadinya pasien
jatuh selama pasien mendapatkan pelayanan rawat inap di rumah
OPERASIONAL sakit, baik akibat jatuh dari tempat tidur, dikamar mandi dsb.
Ketika pasien baru pertama kali masuk perawatan maka dalam 24 jam
harus dilakukan asesmen awal keperawatan dimana dalam asesmen
tsb dapat diketahui kemungkinan pasien berisiko jatuh dengan skoring
tertentu menggunakan instrumen penilaian risiko jatuh.
Penilaian resiko jatuh menggunakan skala Morse untuk pasien
dewasa, skala Humpty Dumpty untuk pasien anak - anak, dan skala
jatuh untuk pasien geriatri. Tujuannya untuk dilakukan intervensi dan
monitoring yang intensif terhadap pasien beresiko jatuh dan harus
dilakukan reasesmen jatuh dengan waktu sesuai derajat skornya.
Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah pasien jatuh

DENOMINATOR Jumlah pasien rawat inap

Target ≤3%
Pencapaian

Kriteria inklusi Semua pasien rawat inap

Kriteria eksklusi -

Formula (Jumlah kejadian pasien jatuh dibagi jumlah pasien rawat inap) x
100%

17
Sumber data Rekam Medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Metode cek dokumen rekam medik pasien


PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:


Data
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu

- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan


antar unit
Instrumen formulir rekapitulasi
Pengambilan
Data

Penanggung Ka Rawat Inap


Jawab

18
ISKP 6. Kepastian tepat lokasi , tepat prosedur, tepat pasien operasi

Judul Indikator Menggunakan prosedur Time Out pada setiap pasien yang masuk
dalam kamar bedah dan sebelum di lakukan tindakan operasi

Dasar pemikiran Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan


pasien RS.

Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus kepada pasien

Tujuan Terselenggaranya pelayanan bedah yang aman dan efektif bagi


pasien
DEFINISI Menggunakan prosedur Time Out pada setiap pasien yang masuk
dalam kamar bedah dan sebelum di lakukan tindakan operasi.
OPERASIONAL

Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Jumlah seluruh pelaksanaan time out dalam 1 bulan

DENOMINATOR Jumlah seluruh operasi

Target 100%
Pencapaian

Kriteria inklusi Seluruh pelaksanaan time out sebelum tindakan operasi

Kriteria eksklusi -

Formula Jumlah seluruh pelaksanaan time out dalam 1 bulan X 100%


jumlah seluruh operasi dalam 1 bulan

Sumber data Log Book OK

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data

19
METODOLOGI Metode cek log book OK
PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Ka OK
Jawab

20
IAK 1. Waktu lapor hasil kritis laboratorium

Judul Indikator Waktu lapor hasil kritis laboratorium

Dasar pemikiran Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan


pasien RS.

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium

DEFINISI Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium adalah waktu yang diperlukan
untuk memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah
OPERASIONAL keluar hasil pemeriksaan dan mulai dibaca oleh Dokter/ Analis
Laboratorium sampai hasilnya diterima oleh dokter yang mengirim
(lisan atau tulisan).

Standar : harus diterima oleh dokter yang mengirim dalam waktu


kurang dari 30 (tiga puluh) menit baik secara lisan maupun tulisan

Yang dimaksud dengan kritis adalah adalah hasil pemeriksaan yang


termasuk dalam kategori kritis yang ditetapkan dengan kebijakan RS.
RED Category Condition adalah keadaan yang masuk dalam kondisi
kategori kritis atau yang memerlukan penatalaksanaan segera. Waktu
tunggu yang memanjang dapat berakibat:
 Menurunkan kepercayaan terhadap layanan laboratorium
 Memperpanjang diagnosa dan terapi penderita
Jenis Indikator

Struktur Proses Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan < 30 menit

DENOMINATOR Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis

Target 100%
Pencapaian

Kriteria inklusi Semua hasil Laboratorium

Kriteria eksklusi Semua pemeriksaan dan hasil pemeriksaan laboratorium yang bukan
Kritis dan tidak termasuk RED Category Condition ; hasil pemeriksaan
laboratorium patologi klinik kritis yang sudah dapat dilihat oleh
DPJP/perujuk melalui sistem informasi dan sudah ditindaklanjuti.

21
Formula Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan < 30 menit/
Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis X 100 %

Sumber data Catatan data Instalasi Laboratorium ; Rekam Medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Sensus harian
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Metode cek dokumen hasil laboratorium


PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis grafik garis


Data

Instrumen formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Ka Laboratorium
Jawab

22
IAK 2.Kepatuhan penggunaan formularium nasional
Judul Indikator Kepatuhan penggunaan formularium nasional

Dasar pemikiran Kepmenkes No.137 Tahun 2016


Dimensi Mutu Efisiensi, efektifitas, kesinambungan

Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan


daftar yang ditetapkan secara nasional.

DEFINISI Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional adalah kepatuhan


para dokter meresepkan obat kepada pasien sesuai dengan daftar
OPERASIONAL obat-obatan Formularium Nasional.
Disebut patuh bila seluruh obat dalam resep mengikuti formularium
nasional.

Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Jumlah R/ yang patuh dengan formularium nasional.

DENOMINATOR Jumlah seluruh R/

Target ≥ 80%
Pencapaian

Kriteria inklusi Semua resep yang dilayani di RS

Kriteria eksklusi - Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS tetapi dibutuhkan
oleh pasien dan telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Medik
dan mendapatkan persetujuan dari Direktur.
- Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS karena stok obat
nasional berdasarkan e-katalog habis/kosong.
Formula Numerator x 100%
Denominator

Sumber data Lembar resep di Instalasi Farmasi

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data

23
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Metode cek resep pasien


PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:


Data
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu

- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan


antar unit
Instrumen Formulir Pengumpulan data Kepatuhan Penggunaan Formularium
Pengambilan Nasional
Data Rormulir rekapitulasi data Kepatuhan Penggunaan Formularium
Formulir validasi data Kepatuhan Penggunaan Formularium

Penanggung Kepala Instalasi Farmasi


Jawab

24
IAK 3.Kepatuhan terhadap Clinical Pathway

Judul Indikator Kepatuhan terhadap Clinical Pathway

Dasar pemikiran Permenkes 1438/2010 tentang standar pelayanan kedokteran


Standar Akreditasi Rumah Sakit

Dimensi Mutu Efisiensi, efektifitas dan kesinambungan

Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis di rumah sakit


sehingga dapat memberikan jaminan kepada pasien untuk
memperoleh pelayanan klinis berdasarkan pada nilai ilmiah sesuai
kebutuhan medis/klinis pasien.

DEFINISI Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah kepatuhan para staf


medis/ DPJP dalam menggunakan clinical pathway untuk memberikan
OPERASIONAL asuhan klinis pasien secara terstandarisasi dan terintegrasi sehingga
dapat meminimalkan adanya variasi proses asuhan klinis.
Setiap RS menetapkan 5 clinical pathway untuk penyakit atau kondisi
yang memenuhi satu atau lebih kriteria yang berlaku di RS tersebut
berdasarkan:
a.Penyakit atau kondisi yang paling sering atau banyak terjadi (High
Volume)
b.Penyakit atau kondisi yang memiliki risiko tinggi (High Risk)
c.Penyakit atau kondisi yang memerlukan biaya tinggi (High Cost)
d.Penyakit atau kondisi yang terdapat variasi/keragaman dalam
pengelolaannya.
Setiap CP mampu menunjukan komponen standar LOS, obat dan
penunjang.
Disebut patuh apabila mengikuti ketiga proses asuhan yang telah
distandarisasi dalam CP.

Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome
v

NUMERATOR Jumlah kasus yang penanganannya patuh dengan kriteria 5 clinical


pathways

DENOMINATOR Jumlah total kasus yang masuk dalam kriteria 5 clinical pathways
yang ditetapkan.

Target 80%
Pencapaian

25
Kriteria inklusi Semua pasien yg menderita penyakit yg ditetapkan dalam CP

Kriteria eksklusi Pasien yang pulang atas permintaan sendiri selama perawatan.
Pasien yang meninggal.

Formula N/ D x 100%

Sumber data Format clinical pathways yang telah terisi

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan

Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

Metode Metode cek CP di dokumen rekam medik pasien


Pengumpulan
data

Rencana Analisis - Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu.

- Diagram batang digunakan untuk menampilkan data pembanding


masing-masing Clinical Pathway

Instrumen Formulir Kepatuhan CP


Pengambilan
Data

Penanggung Bidang Pelayanan


Jawab

26
IAK 4.Kematian pasien di IGD

Judul Indikator Kematian pasien di IGD

Dasar pemikiran Kepmenkes RS nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar


Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan pasien

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan


pasien gawat darurat yang ditangani di IGD
DEFINISI Kematian pasien di IGD adalah kematian pasien yang terjadi dalam
periode ≤ 8 jam sejak pasien datang ke IGD
OPERASIONAL

Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome v Proses & outcome

NUMERATOR jumlah pasien meninggal di IGD ≤ 8 jam sejak datang

DENOMINATOR jumlah seluruh pasien yang ditangani di IGD

Target ≤ 2.5 %
Pencapaian

Kriteria inklusi Pasien yang meninggal di IGD ≤ 8 Jam

Kriteria eksklusi Pasien DOA (Death On Arrival)

Formula (Jumlah pasien meninggal di IGD ≤ 8 jam dibagi Jumlah seluruh


pasien di IGD) x 100%

Sumber data Rekam Medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

27
METODOLOGI Metode cek dokumen rekam medik dan catatan pasien di IGD
PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Ka IGD
Jawab

28
IAK 5.Nett death rate
Judul Indikator Nett death rate

Dasar pemikiran Kepmenkes RS nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar


Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang aman dan efektif serta mampu


menyelamatkan pasien yang ditangani di ruang perawatan
DEFINISI Nett Death Rate adalah banyaknya kejadian kematian pasien yang
terjadi sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk
OPERASIONAL rumah sakit.

Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam

DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien rawat inap yang keluar hidup dan mati

Target ≤ 24 ‰
Pencapaian

Kriteria inklusi Pasien yang meninggal setelah masuk rawat inap > 48 Jam

Kriteria eksklusi Pasien yang meninggal dirawat inap ≤ 48 Jam

Formula (Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dibagi Jumlah
seluruh pasien rawat inap yang keluar hidup dan mati) x 1000

Sumber data Rekam Medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Metode cek dokumen rekam medik pasien


PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:

29
Data

- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke


waktu

- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan


antar unit
Instrumen formulir rekapitulasi
Pengambilan
Data

Penanggung Ka Rawat Inap


Jawab

30
IAK 6.Kematian ibu persalinan karena perdarahan

Judul Indikator Kematian ibu persalinan karena perdarahan

Dasar pemikiran Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan


pasien RS.

Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien

Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan


kegawatdaruratan obstetri secara aman dan efektif
DEFINISI Kejadian Kematian Ibu Persalinan karena perdarahan adalah jumlah
kematian ibu melahirkan yang disebabkan perdarahan.
OPERASIONAL Perdarahan yang dimaksud adalah perdarahan yang terjadi pada saat
kehamilan semua skala persalinan dan nifas.
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome
v

NUMERATOR Jumlah kematian pasien persalinan karena perdarahan

DENOMINATOR Jumlah pasien persalinan dengan perdarahan

Target Perdarahan ≤ 1 %
Pencapaian

Kriteria inklusi Semua pasien persalinan dengan perdarahan

Kriteria eksklusi -

Formula (Jumlah kematian pasien persalinan karena perdarahan dibagi total


Jumlah pasien persalinan dengan perdarahan) X 100 %

Sumber data Rekam Medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data

31
METODOLOGI Metode cek dokumen rekam medik pasien
PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:


Data
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu

- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan


antar unit
Instrumen formulir rekapitulasi
Pengambilan
Data

Penanggung Ka Unit Kebidanan


Jawab

32
IAK 7.Kematian persalinan karena preeklamsia/eklamsia

Judul Indikator Kematian persalinan karena preeklamsia/eklamsia

Dasar pemikiran Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan


pasien RS.

Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien

Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan


kegawatdaruratan obstetri secara aman dan efektif
DEFINISI Kejadian kematian ibu persalinan karena Pre-eklampsia/
eklampsia adalah Jumlah kematian ibu melahirkan karena
OPERASIONAL Preeklampsia/ eklampsia.
Pre-eklampsia/ eklampsia mulai terjadi pada kehamilan trimester
kedua. Tanda-tanda pre-eklampsia adalah:
a. Tekanan darah sistolik > 160 mg dan diastolik > 120 mmHg
b. Proteinuria > 5 mg/24 jam dan Positif 3 atau 4 pada
pemeriksaan kualitatif
c. Oedem tungkai
Eklampsia adalah tanda pre eklampsia yang disertai dengan
kejang dan atau penurunan kesadaran
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Jumlah kematian pasien persalinan karena pre-eklampsia/


eklampsia

DENOMINATOR Jumlah pasien persalinan dengan pre-eklampsia/ eklampsia

Target Preeklamsi/eklamsi ≤ 30 %
Pencapaian

Kriteria inklusi pasien persalinan dengan pre-eklampsia/ eklampsia

Kriteria eksklusi -

Formula Jumlah kematian pasien persalinan karena pre-eklampsia/


eklampsia dibagi total Jumlah pasien persalinan dengan
preeklampsia/ eklampsia X 100 %

33
Sumber data Rekam Medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Metode cek dokumen rekam medik pasien


PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Ka Unit Kebidanan


Jawab

34
IAK 8.Angka Kecelakaan kerja pada petugas di Laboratorium

Judul Indikator Angka Kecelakaan kerja pada petugas di Laboratorium

Dasar pemikiran Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan


pasien RS.

Dimensi Mutu Keselamatan petugas

Tujuan untuk melihat tingkat keselamatan kerja di laboratorium

DEFINISI Angka kejadian kecelakaan kerja pada petugas di laboratorium


adalah banyaknya jumlah kecelakaan kerja di laboratorium
OPERASIONAL selama 1 bulan

Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Jumlah kecelakaan kerja perbulan

DENOMINATOR Hari kerja perbulan

Target <1
Pencapaian

Formula Jumlah kecelakaan kerja perbulan dibagi Hari kerja perbulan

Sumber data Laporan Kecelakaan Kerja

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Melihat laporan kecelakaan kerja


PENGUMPULAN
DATA

35
Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Ka Unit Laboratorium


Jawab

36
IAK 9.Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium
Judul Indikator Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium

Dasar pemikiran Dengan menghindari pengulangan pemeriksaan maka akanTerwujud


efisiensi pelaksanaan pemeriksaan laboratorium

Dimensi Mutu Hasil pemeriksaan Laboratorium

Tujuan Terjaminnya efisiensi pemeriksaan laboratorium

DEFINISI Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium (APL) adalah


jumlah rata-rata pengulangan pemeriksaan yang dilakukan diluar
OPERASIONAL prosedur tetap (tidak termasuk duplo) selama 1 bulan

Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome v Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah pemeriksaan laboratorium yang diulang

DENOMINATOR Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium

Target <5
Pencapaian

Formula Jumlah pemeriksaan laboratorium yang diulang dibagi Jumlah


seluruh pemeriksaan laboratorium

Sumber data Rekam Medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Log book laboratorium


PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

37
Instrumen formulir rekapitulasi
Pengambilan
Data

Penanggung Ka Laboratorium
Jawab

38
IAK 10.Kegagalan pengambilan sampel uji

Judul Indikator Kegagalan pengambilan sampel uji

Dasar pemikiran Snars edisi 1.

Dimensi Mutu Efektivitas pelayanan

Tujuan Terjaminnya mutu dan keberhasilan pengambilan sampel uji

DEFINISI Kegagalan pengambilan sampel uji (KS) adalah banyaknya kegagalan


dalam pengambilan sampel uji klinis dan kesehatan masyarakat pada
OPERASIONAL suatu periode waktu

Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Jumlah kegagalan pengambilan sampel uji

DENOMINATOR Jumlah pengambilan sampel uji

Target <5%
Pencapaian

Formula (Jumlah kegagalan pengambilan sampel uji dibagi Jumlah


pengambilan sampel uji) X 100%

Sumber data laporan kegagalan pengambilan sampel di Laboratorium dan laporan


jumlah pengambilan sampel

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Melihat Log book laboratorium


PENGUMPULAN
DATA

39
Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Ka Unit Laboratorium


Jawab

40
IAK 11. Kejadian nyaris cidera peresepan obat (medication eror)

Judul Indikator Angka ketepatan waktu pemberian injeksi antibiotika pada pasien
rawat inap

DIMENSI MUTU Keselamatan pasien

TUJUAN Meningkatkan kepatuhan petugas dalam pemberian injeksi


antibiotika secara tepat waktu

DEFINISI Ketepatan waktu pemberian injeksi antibiotika adalah ketepatan


petugas yang merawat pasien dalam memberikan injeksi antibiotika .
OPERASIONAL

DASAR Ketepatan waktu pemberian injeksi antibiotika sangat mempengaruhi


PEMIKIRAN tingkat kesembuhan pasien dalam proses perawatan.

Frekuensi Bulanan
PENGUMPULAN
DATA

METODOLOGI • Concurrent
PENGUMPULAN
DATA • Sampel 20 % dari populasi

PERIODE Triwulan
ANALISA

NUMERATOR Jumlah pasien rawat inap yang tepat waktu pada pemberian injeksi
antibiotika dalam periode waktu tertentu.

DENOMINATOR Jumlah pasien rawat inap yang mendapatkan injeksi antibiotika pada
periode waktu yang sama.

SUMBER DATA Dokumen keperawatan

Kriteria inklusi Pasien yang mendapat injeksi antibiotika tepat waktu

Kriteria eksklusi -

Jenis Indikator

Struktur Proses Outcome Proses & outcome v

STANDAR 100 %

41
PJ PENGUMPUL Ka Instalasi Rawat inap
DATA

42
IAK 12. Tidak adanya kejadian salah sisi

Judul Indikator Tidak adanya kejadian salah sisi

Dasar pemikiran Permenkes 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan


pasien RS.

Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang aman dan efektif bagi pasien


dalam upaya mencapai pemenuhan sasaran keselamatan pasien
DEFINISI Tidak Adanya Kejadian Salah Sisi yang dimaksud adalah tidak
terjadinya operasi salah sisi.
OPERASIONAL Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian pembedahan di kamar
operasi yang dilakukan pada sisi yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan sebelumnya, hal tersebut tidak disadari oleh operator
maupun oleh asisten bedahnya.
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Jumlah pasien yang dilakukan operasi salah sisi

DENOMINATOR Jumlah pasien yang dilakukan operasi

Target 0%
Pencapaian

Formula (Jumlah pasien yang dilakukan operasi salah sisi dibagi Jumlah
pasien yang dilakukan operasi) x 100 %

Sumber data Rekam Medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Laporan insiden, laporan operasi

43
PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Ka Unit OK
Jawab

44
IAM 1. 1.Emergensi respon time
Judul Indikator Emergensi respon time

Dasar pemikiran UU 44/2009 pasal 29

Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan yang cepat dan tepat


sehingga mampu mengoptimalkan upaya menyelamatkan pasien
gawat darurat.
DEFINISI Emergency Response Time (Waktu tanggap) adalah waktu yang
dibutuhkan mulai pasien dilakukan Triage di IGD sampai mendapat
OPERASIONAL pelayanan dokter.
Triage adalah usaha pemilahan pasien sebelum ditangani
berdasarkan tingkat kegawatdaruratan/trauma/penyakit dengan
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada.
Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Jumlah pasien gawat, darurat, dan gawat-darurat yang mendapatkan


pelayanan kegawatdaruratannya dalam waktu ≤ 5 menit.

DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien pasien gawat, darurat, dan gawat-darurat yang
mendapatkan pelayanan kegawatdaruratan di rumah sakit tersebut

Target 100%
Pencapaian

Formula Numerator . x100%


Denominator

Sumber data Sensus harian

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan

45
Data

METODOLOGI Melihat log book IGD, melihat status IGD pasien


PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen Formulir Pengumpulan data emergency response time


Pengambilan
Data Formulir Rekapitulasi Bulanan

Penanggung Ka IGD
Jawab

46
IAM 2.Waktu tunggu rawat jalan
Judul Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan

Dasar pemikiran UU 44/2009 pasal 29

Dimensi Mutu Efisiensi, Efektifitas, aksesibilitas, focus pada pasien, kesinambungan

Tujuan Tersedianya pelayanan dokter/ dokter spesialis di rawat jalan yang


mudah dan cepat diakses oleh pasien pada hari kerja
DEFINISI Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien kontak
dengan petugas pendaftaran sampai dilayani oleh dokter/ dokter
OPERASIONAL spesialis.
Catatan:
Yang dimaksud kontak dengan petugas pendaftaran adalah waktu
petugas mencatat identitas pasien.
Yang dimaksud dilayani oleh dokter/ dokter spesialis adalah waktu
pasien kontak awal dengan dokter/ dokter spesialis.
Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Jumlah waktu pasien yang sudah terdaftar sejak tiba di poliklinik
sampai dengan dilayani dokter

DENOMINATOR Jumlah seluruh sampel atau seluruh pasien rawat jalan

Target ≤ 60 Menit
Pencapaian

Formula Numerator . x100%


Denominator

Sumber data Sensus harian

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan

47
Data

METODOLOGI Melihat catatan rawat jalan


PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen Formulir waktu pelayanan rawat jalan


Pengambilan
Data

Penanggung Ka rawat jalan


Jawab

48
IAM 3. Penundaan operasi elektif

Judul Indikator Penundaan operasi elektif

Dasar pemikiran UU 44/2009 pasal 29

Dimensi Mutu Fokus pada pasien, keselamatan

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan bedah dan ketepatan


penjadwalan operasi

DEFINISI Penundaan operasi elektif adalah perubahan jadwal operasi yang


direncanakan.
OPERASIONAL Operasi Elektif adalah operasi atau tindakan yang dijadwalkan.

Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya berubah

DENOMINATOR Jumlah pasien operasi elektif

Target <5%
Pencapaian 2 hari
Formula Numerator . x100%
Denominator

Sumber data Data pasien yang dijadwalkan operasi dan data pelaksanaan operasi.

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Melihat log book OK, melihat status pasien


PENGUMPULAN

49
DATA

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen Formulir harian data operasi elektif yang mengalami penundaan pada
Pengambilan bulan berjalan.
Data

Penanggung Ka OK
Jawab

50
IAM 4.Kepatuhan jam visit dokter

Judul Indikator Kepatuhan jam visit dokter

Dasar pemikiran UU No 29 tahun 2004


UU No. 44 Tahun 2009
UU No 25 tahun 2009 ttg Pelayanan Publik
Dimensi Mutu Efisiensi, aksesibilitas, focus pada pasien

Tujuan Tergambarnya kepatuhan Dokter Spesialis terhadap ketepatan waktu


melakukan visitasi kepada pasien rawat inap.

DEFINISI Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis sebagai DPJP adalah


kunjungan dokter spesialis untuk melihat perkembangan pasien yang
OPERASIONAL menjadi tanggung jawabnya setiap hari sebelum jam 14.00.

Catatan :
1.pasien baru masuk
2.batasan pukul 14.00
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Jumlah visite dokter spesialis sebelum jam 14:00 pada hari berjalan

DENOMINATOR Jumlah visite dokter spesialis pada hari berjalan

Target ≥ 80%
Pencapaian

Formula Numerator . x100%


Denominator

Sumber data Laporan Visite Rawat Inap dalam rekam medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif

51
Pengumpulan
Data

METODOLOGI Melihat log book OK, melihat status pasien


PENGUMPULAN
DATA

Rencana Analisis Data akan dikumpulkan dan dianalisis oleh jajaran Bidang Pelayanan
Data Medik

Instrumen Formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Ka Pelayanan Medik


Jawab

52
IAM 5.Kepatuhan Cuci tangan
Judul Indikator Kepatuhan Cuci tangan

Dasar pemikiran Permenkes No.11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien

Dimensi Mutu Fokus pada pasien

Tujuan Terwujudnya layanan kesehatan yang berorientasi pada standar


keselamatan pasien untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.

DEFINISI Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha yang


dilakukan untuk membersihkan kotoran yang secara kasat mata
OPERASIONAL terlihat dan pengangkatan mikroorganisme yang tinggal sementara di
tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir (hand wash)
atau dengan cairan berbasis alkohol (handrub) dalam 6 langkah
(WHO,2009)

Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian kepatuhan


petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi dari WHO
yaitu sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien,
sebelum melakukan tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak
dengan cairan tubuh, dan setelah kontak dengan lingkungan dengan
menjalankan 6 tahap teknik melakukan kebersihan tangan.

Lima indikasi kebersihan tangan:


1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum masuk ruangan
perawatan pasien
2. Kontak dengan pasien meliputi menyentuh tubuh pasien, baju atau
pakaian
3. Prosedur aseptik contoh: tindakan transfusi, perawatan luka,
pemasangan kateter urin, suctioning, perawatan daerah tindakan
invasif
4. Tindakan invasif contohnya pemasangan kateter intravena (vena
pusat/ vena perifer), kateter arteri
5. Cairan tubuh pasien seperti muntah, darah, nanah, urin, feces,
produksi drain, dll
6. Menyentuh lingkungan meliputi: menyentuh tempat tidur pasien,
linen yang terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien atau
peralatan lain yang digunakan pasien, kertas/lembar untuk menulis
yang ada di sekitar pasien

Enam langkah teknik melakukan kebersihan tangan sesuai WHO


1. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua telapak tangan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

53
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
6. Gosokkan dengan memutar ujung jari–jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya, telapak tangan kiri dan sebaliknya

Petugas yang dinilai mencakup SEMUA PETUGAS yang bertugas di


ruangan (dokter, perawat, peserta didik, pekarya, cleaning service).

Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Total kebersihan tangan yang dilakukan

DENOMINATOR Peluang kebersihan tangan

Target ≥ 85%
Pencapaian

Formula Total kebersihan tangan yang dilakukan x 100%


Peluang kebersihan tangan

Sumber data Catatan data dan pengamatan kebersihan tangan di semua unit
pelayanan pasien

Inklusi Semua peluang kebersihan tangan

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Concurrent dengan observasi langsung
Pengumpulan
Data

Rencana Analisis -Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu.
-Diagram batang digunakan untuk menampilkan data pembanding
masing-masing indikasi (5 indikasi), unit layanan, dan jenis
ketenagaan
Instrumen formulir monitoring kebersihan tangan (hand hygiene)
Pengambilan
Data

54
Penanggung Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Jawab Bidang Pelayanan Medik

55
IAM 6.Kepuasan pasien dan keluarga

Judul Indikator Kepuasan Pasien dan Keluarga

Dasar pemikiran UU No 25/ 2014tentang Pelayanan Publik


UU No 44/ 2009 tentang RS
Kepmenpan No. KEP/25/M.PAN/2/2004
Kepmenkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM RS

Dimensi Mutu Fokus pada pasien dan kesinambungan

Tujuan Terwujudnya pemantauan dan pengukuran tingkat kepuasan pasien


dan keluarga sebagai dasar upaya – upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan
kepuasan pelanggan
DEFINISI Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap
jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS. Kepuasan
OPERASIONAL pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai
atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan
melakukan survei kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat
kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan
berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
Pemantauan dan pengukuran Kepuasan Pasien dan Keluarga adalah
kegiatan untuk mengukur tingkatan kesenjangan pelayanan RS yang
diberikan dengan harapan pasien dan keluarga di Rawat Jalan,
Rawat Inap dan Gawat Darurat
Kepuasan Pasien keluarga diukur dengan mendapatkan gambaran
persepsi pasien dan keluarga pada saat mendapatkan pengalaman
selama dilayani di RS melalui :
metode kuesioner atau interview dengan konversi Rentang angka
*Tidak Puas* sampai *Puas* ->1 – 5
Jumlah Responden berdasarkan sampling pasien Rawat Jalan/ Rawat
Inap dan Gawat Darurat
Pelayanan yang diukur berdasarkan persepsi dan pengalaman pasien
terhadap:
Fasilitas : Sarana, Prasarana, Alat
SDM : Perawat, Dokter, Petugas Lain
Farmasi : Kecepatan, Sikap Petugas, Penjelasan Penggunaan Obat
Service > Pendaftaran, Ruang Tunggu dan Pelayanan: , kecepatan,
Kemudahan, Kenyamanan
Pengambilan kuesioner > sesuai Kebijakan RS minimal 1x per
semester dan dilaksanakan oleh internal/ eksternal RS
Pengukuran IKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan
metode dan ketentuan sebagaimana diatur dalam pedoman umum
penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat unit layanan instansi
pemerintah.

56
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome
v

NUMERATOR Hasil Penilaian IKM


Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
DENOMINATOR Skala Maksimal Penilaian IKM
Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)

Target Angka kepuasan Pasien dan keluarga > 80%


Pencapaian

Formula Hasil Penilaian IKM


________________________ X 100%
Skala Maksimal Penilaian IKM
Sumber data Hasil Kuesioner dan Rekapitulasi Hasil Kuesioner
Hasil Survei

Inklusi Semua pasien, keluarga, pengunjung

Frekuensi Sesuai Kebijakan RS


pengumpulan 3 Bulan Setiap 6 bulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Melakukan Survei kepuasan pasien dan keluarga dengan alat bantu
Pengumpulan kuesioner
Data Survei

Rencana Analisis Hasil Akhir Kuesioner


Data - Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu.
- Diagram batang digunakan untuk membandingkan nilai antar unit
yang disurvei
Instrumen 1.Formulir Kuesioner untuk Responden
Pengambilan 2.Formulir Rekapitulasi Responden sebanyak sample yang diambil
Data 3. Formulir survei kepuasan pelanggan (IKM)

Penanggung Bidang Pelayanan Medik


Jawab

IAM 7.Kecepatan respon terhadap komplain

57
Judul Indikator Kecepatan respon terhadap komplain

Dasar pemikiran UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Dimensi Mutu Efektifitas

Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan


kepuasan pelanggan.

DEFINISI Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan Rumah sakit


dalam menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui mass
OPERASIONAL media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko
dengan penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah),
Tinggi (kuning), Rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan
tindak lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan
kategorisasi/grading/dampak risiko.
Warna Merah:
cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian,
mengancam sistem/kelangsungan organisasi, poptensi kerugian
material dll.
Warna Kuning:
cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian
in material, dll.
Warna Hijau:
tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun immaterial.
Kriteria Penilaian :
1. Melihat data rekapitulasi komplain yang dikategorikan merah,
kuning, hijau
2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap kategori yan dilakukan
dalam kurun waktu sesuai standar
3. Membuat persentase jumlah komplain yang ditindaklanjuti terhadap
seluruh komplain disetiap kategori
a. Komplain kategori merah (KKM) ditanggapi dan ditindaklanjuti
maksimal 1x24 jam
b. Komplain kategori kuning (KKK) ditanggapi dan ditindaklanjuti
maksimal 3 hari
c. Komplain kategori hijau (KKH) ditanggapi dan ditindaklanjuti
maksimal 7 hari
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome v Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan ditindaklanjuti

58
DENOMINATOR Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH

Target >75%
Pencapaian

Formula Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan ditindaklanjuti

Sumber data Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH

Inklusi Komplain baik tertulis, lisan atau melalui media massa

Frekuensi Sesuai Kebijakan RS


pengumpulan 3 Bulan Setiap 6 bulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Hasil kompilasi komplain yang diterima berupa lisan, tertulis, dan
Pengumpulan media massa
Data

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen 1. Kotak Saran


Pengambilan 2.Survei kepuasan pelanggan
Data 3.Form pengaduan/keluhan
4. Laporan komplain
Penanggung Bidang Pelayanan Medik
Jawab

59
IAM 8.Waktu tunggu penanganan kegawatdaruratan respirasi di IGD

Judul Indikator Waktu tunggu penanganan kegawatdaruratan respirasi di IGD

Dasar pemikiran UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan (continuoum of care) dan keselamatan


pasien
Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis, mengurangi
risiko proses asuhan klinis, mengurangi adanya variasi asuhan klinis
dan memberikan asuhan klinis yang tepat waktu serta penggunaan
sumber daya yg efisien dan konsisten sehingga menghasilkan mutu
pelayanan yang tinggi dengan menggunakan praktek klinik yang
berbasis bukti.
DEFINISI Waktu Tunggu Penanganan Kegawatdaruratan Respirasi di IGD
adalah waktu yang dibutuhkan pasien yang datang dengan
OPERASIONAL kegawatdaruratan respirasi untuk mendapatkan penanganan
segera, sejak pasien datang di IGD RS.
Kegawatdaruratan respirasi adalah penyakit atu kondisi pada
saluran pernapasan / respirasi dan atau paru yang dapat
menimbulkan distress atau gagal napas yang mengancam jiwa,
misalnya : Pneumothorax,effuse pleura massif, asma acute, PPOK
eksaserbasi akut dan hemoptisis masif
Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penanganan


kegawatdaruratan respirasi sejak pasien datang di IGD

DENOMINATOR Seluruh pasien IGD dengan kasus kewatdaruratan respirasi

Target ≤ 30 menit
Pencapaian

Formula Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penanganan


kegawatdaruratan respirasi sejak pasien datang di IGD dibagi
Seluruh pasien IGD dengan kasus kewatdaruratan respirasi
Sumber data Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Inklusi Semua kasus kegawatdaruratan respirasi

Frekuensi Bulanan

60
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Catatan IGD
Pengumpulan
Data

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen Formulir kerja


Pengambilan
Data

Penanggung Ka IGD
Jawab

61
IAM 9.Bed occupancy rate (BOR)

Judul Indikator Bed occupancy rate (BOR)

Dasar pemikiran UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Dimensi Mutu Efektivitas dan Mutu Pelayanan

Tujuan Tergambarnya pemanfaatan pelayanan rawat inap

DEFINISI Bed Occupancy Rate adalah prosentase pemakaian tempat


tidur pada satuan waktu tertentu
OPERASIONAL

Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome v Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah hari perawatan di rumah sakit

DENOMINATOR Jumlah tempat tidur × Jumlah hari dalam satu periode

Target 70-80%
Pencapaian

Formula [Jumlah hari perawatan di rumah sakit dibagi (Jumlah tempat


tidur × Jumlah hari dalam satu periode)] x 100%
Sumber data Rekam Medik

Inklusi -

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Melihat data rekam medik
Pengumpulan
Data

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

62
Instrumen Formulir kerja
Pengambilan
Data

Penanggung Ka Rekam Medik


Jawab

63
IAM 10.Waktu tunggu pelayanan laboratorium

Judul Indikator Waktu tunggu pelayanan laboratorium

Dasar pemikiran UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium.

DEFINISI Waktu tunggu pelayanan laboratorium adalah rata-rata waktu yang


dibutuhkan sejak pasien mulai mendaftar di loket laboratorium
OPERASIONAL dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah sampai dengan
keluarnya hasil yang sudah di ekspertise dan divalidasi oleh dokter
spesialis patologi klinik. Jika belum terdapat Spesialis Patologi Klinik
maka waktu yang dihitung adalah sampai hasil dikeluarkan.
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome v Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien mendaftar di loket


laboratorium sampai dengan keluarnya hasil yang sudah
diekspertise
DENOMINATOR Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan darah rutin

Target ≤ 2 Jam
Pencapaian

Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien mendaftar di loket


laboratorium sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di
ekspertise dibagi Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh
pemeriksaan darah rutin
Sumber data Laboratorium

Inklusi pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leu, Tr)

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Melihat catatan lab
Pengumpulan
Data

64
Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen Formulir kerja


Pengambilan
Data

Penanggung Ka Lab
Jawab

65
IAM 11.Prosentase temuan ketidaktersediaan media dan reagen yang ditindaklanjuti

Judul Indikator Prosentase temuan ketidaktersediaan media dan reagen yang


ditindaklanjuti

Dasar pemikiran UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Dimensi Mutu Efektivitas dan mutu pelayanan

Tujuan Tergambarnya kesiapan RS dalam menyediakan


pelayanan laboratorium.
DEFINISI Ketidaktersediaan media dan reagensia yang
ditindaklanjuti adalah jumlah jenis media dan reagensia di
OPERASIONAL instalasi laboratorium yang kosong dalam satu bulan, yang
dipenuhi sehingga tidak terjadi kekosongan.
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome v Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah jenis media dan reagensia yang kosong dalam 1


bulan yang ditindaklanjuti

DENOMINATOR jumlah jenis media dan


reagensia yang kosong dalam bulan tersebut

Target > 80%


Pencapaian

Formula Jumlah jenis media dan reagensia yang kosong dalam 1


bulan yang ditindaklanjuti dibagi jumlah jenis media dan
reagensia yang kosong dalam bulan tersebut
Sumber data Laporan permintaan media dan reagensia

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Melihat catatan Pengajuan media dan reagensia
Pengumpulan
Data

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen Formulir kerja

66
Pengambilan
Data

Penanggung Ka Farmasi
Jawab

67
IAM 12.Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi

Judul Indikator Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi

Dasar pemikiran UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan resep obat jadi

DEFINISI Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi adalah rata-rata waktu
yang dibutuhkan sejak pasien menyerahkan resep obat di loket
OPERASIONAL apotek sampai dengan menerima/mendapatkan obat jadi dari
petugas farmasi di apotik rawat jalan.
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome v Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien menyerahkan resep di


loket apotek sampai dengan menerima obat

DENOMINATOR Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh resep obat jadi

Target ≤ 30 menit
Pencapaian

Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien menyerahkan resep di


loket apotek sampai dengan menerima obat dibagi jumlah seluruh
sample atau Jumlah seluruh pasien yang menyerahkan resep obat
jadi
Sumber data Instalasi Farmasi

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Melihat catatan farmasi
Pengumpulan
Data

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

68
Instrumen Formulir kerja
Pengambilan
Data

Penanggung Ka Farmasi
Jawab

69
IAM 13.Pengembalian rekam medis lengkap dalam 24 jam

Judul Indikator Pengembalian rekam medis lengkap dalam 24 jam

Dasar pemikiran UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Dimensi Mutu Efektivitas dan Mutu Pelayanan

Tujuan Tergambarnya tanggung jawab pemberi pelayanan dalam


pengembalian rekam medis tepat waktu.
DEFINISI Pengembalian Rekam Medik Lengkap dalam 24 jam yang
dimaksud adalah jumlah dokumen rekam medik pasien rawat
OPERASIONAL inap yang diisi lengkap dan dikembalikan ke pengelola rekam
medik dalam waktu ≤ 24 jam setelah pasien pulang.
Kriteria lengkap mengacu pada Permenkes nomor 269
Tahun 2008 tentang rekam medis
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & outcome v

NUMERATOR Jumlah dokumen rekam medis yang diisi lengkap dan


dikembalikan dalam waktu ≤ 24 jam setelah pasien pulang

DENOMINATOR Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pasien pulang

Target >80%
Pencapaian

Formula (Jumlah dokumen rekam medis yang diisi lengkap dan


dikembalikan dalam waktu ≤ 24 jam setelah pasien pulang
dibagi jumlah seluruh sampel atau Jumlah pasien pulang) x
100%
Sumber data Instalasi Rekam Medis

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Melihat catatan rekam medis
Pengumpulan
Data

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

70
Instrumen Formulir kerja
Pengambilan
Data

Penanggung Ka Rekam medis


Jawab

71
I-AMI-1 Aspirin yang diterima dalam 24 jam setelah pasien infark miokard akut sampai di RS.

Judul Indikator Aspirin yang diterima dalam 24 jam setelah pasien infark miokard akut
sampai di RS.

Dasar pemikiran Tatalaksana infark miokard akut sesuai panduan ESC tentang
NSTEMI 2015 dan ESC 2017 tentang STEMI.

Dimensi Mutu Proses

Tujuan Tergambar kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan


kegawat daruratan pada pasien dengan serangan jantung
DEFINISI Jumlah pemberian Aspirin dalam waktu ≤ 24 jam sejak pasien tiba di
rumah sakit untuk pasien yang berumur ≥ 18 tahun dengan diagnosa
OPERASIONAL AMI

Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah Pasien AMI yang di berikan aspirin dalam waktu ≤ 24 jam
sejak pasien tiba di rumah sakit

DENOMINATOR Total Pasien AMI yang berumur ≥ 18 tahun yang datang di rumah
sakit

Target ≥80%
Pencapaian

Formula Numerator/denumerator x 100%

Sumber data Rekam medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen Formulir rekapitulasi


Pengambilan

72
Data

Penanggung Pelayanan Medis


Jawab

73
2.I-AMI-2 Aspirin diresepkan untuk pasien infark miokard akut.
Judul Indikator Aspirin diresepkan untuk pasien infark miokard akut.

Dasar pemikiran Tatalaksana infark miokard akut sesuai panduan ESC tentang
NSTEMI 2015 dan ESC 2017 tentang STEMI.

Dimensi Mutu Proses

Tujuan Tergambar kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan


kegawat daruratan pada pasien dengan serangan jantung
DEFINISI Semua pasien infark miokard akut yang mendapat aspirin

OPERASIONAL

Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah Pasien AMI yang di berikan aspirin

DENOMINATOR Total Pasien AMI yang berumur ≥ 18 tahun yang datang di rumah
sakit

Target ≥80%
Pencapaian

Formula Numerator/denumerator x 100%

Sumber data Rekam medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen Formulir rekapitulasi


Pengambilan

74
Data

Penanggung Pelayanan Medis


Jawab

75
3. I-AMI-4 Edukasi stop rokok bagi pasien infark miokard akut.
Judul Indikator Edukasi stop rokok bagi pasien infark miokard akut.

Dasar pemikiran Mencegah serangan ulang

Dimensi Mutu Proses

Tujuan Tergambar kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan


komprehensif pada pasien setelah serangan jantung
DEFINISI Semua pasien infark miokard akut yang mendapat aspirin

OPERASIONAL

Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah Pasien post AMI yang di edukasi stop rokok

DENOMINATOR Total Pasien AMI yang berumur ≥ 18 tahun yang datang di rumah
sakit

Target ≥80%
Pencapaian

Formula Numerator/denumerator x 100%

Sumber data Rekam medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen Formulir rekapitulasi


Pengambilan

76
Data

Penanggung Pelayanan Medis


Jawab

77
4.I-AMI-5 Beta bloker diresepkan saat pasien infark miokard akut pulang
Judul Indikator Beta bloker diresepkan saat pasien infark miokard akut pulang

Dasar pemikiran Tatalaksana optimal agar pasien lebih cepat recovery

Dimensi Mutu Proses

Tujuan Tergambar kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan


komprehensif pada pasien setelah serangan jantung
DEFINISI Semua pasien infark miokard akut yang mendapat beta bloker saat
pulang
OPERASIONAL

Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah Pasien post AMI yang di berikan beta bloker saat pulang

DENOMINATOR Total Pasien AMI yang berumur ≥ 18 tahun yang datang di rumah
sakit

Target ≥80%
Pencapaian

Formula Numerator/denumerator x 100%

Sumber data Rekam medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen Formulir rekapitulasi

78
Pengambilan
Data

Penanggung Pelayanan Medis


Jawab

79
5.I-PC-05 Pemberian ASI ekslusif pada bayi baru lahir selama dirawat di RS
Judul Indikator Pemberian ASI ekslusif pada bayi baru lahir selama dirawat di RS

Dasar pemikiran Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi
merupakan tujuan utama WHO dan organisasi ibu dan anak lainnya.
Penelitian terkini menunjukkan manfaat kegiatan menyusui eksklusif
pada bayi baru lahir
Dimensi Mutu Proses

Tujuan Memberikan ASI eksklusif kepada bayi

DEFINISI Memberikan ASI ekslusif selama bayi yang baru lahir dirawat di rumah
sakit yang dimaksud adalah apabila bayi masih berada dirumah sakit
OPERASIONAL maka bayi
diharapkan harus benar‐benar mengkonsumsi hanya ASI tanpa
adanya susu
formula yang diberikan. KIE diberikan kepada ibu untuk selanjutnya
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama
Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & outcome

NUMERATOR Jumlah bayi baru lahir yang hanya diberikan hanya ASI selama di
rumah sakit sejak dilahirkan

DENOMINATOR Jumlah Bayi baru lahir yang pulang / keluar rumah sakit dalam periode
1 bulan

Target 100%
Pencapaian

Formula Numerator/denumerator x 100%

Sumber data Rekam medik

Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulanan
Inklusi Bayi sehat yang lahir hidup
Bayi tidak ada kontra indikasi pemberian ASI
Eksklusi -
Cara Prospektif

80
Pengumpulan
Data

Rencana Analisis - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data waktu

Instrumen Formulir rekapitulasi


Pengambilan
Data

Penanggung Ka Kebidanan
Jawab

81

Anda mungkin juga menyukai