Anda di halaman 1dari 34

PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BOLAANG
MONGONDOW UTARA

PROFIL MUTU (IMP-RS DAN IMP-UNIT) RSUD BOLAANG


MONGONDOW UTARA TAHUN 2023

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BOLAANG MONGONDOW


UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
segala limpahan berkat dan anugerah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
tugas dan kewajiban sampai selesai dengan segala baik serta dalam
lindungan-Nya
Pada kesempatan ini Tim Mutu RSUD Bolaang Mongondow Utara
membuat Profil Indikator Mutu yang terdiri dari Indikator Mutu Prioritas RS
(IMP-RS) dan Indikator Mutu Prioritas Unit (IMP-Unit) sebagai acuan dalam
menjalankan pengumpulan data indikator mutu di RSUD Bolaang
Mongondow Utara dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari bahwa profil indikator mutu ini belum masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi kuantitas dan kualitasnya, namun dapat
diharapkan dapat memotivasi kami untuk meningkatkan kinerja bagi Tim
Mutu RSUD Bolaang Mongondow Utara.
Akhirnya, semoga Profil Indikator Mutu ini akan semakin memberikan
semangat dan dorongan kepada segenap staff di RSUD Bolaang Mongondow
Utara sebagai pedoman dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
serta bagi kegiatan Tim Mutu untuk kedepannya.

DIREKTUR RSUD BOLAANG

MONGONDOW UTARA

drg. FIRLIA MOKOAGOW


PROFIL INDIKATOR MUTU RSUD BOLMUT

I. Profil Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit

1. Indikator Mutu Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

(1). Ketepatan Identifikasi Pasien


Judul Indikator Kepatuhan Pemakaian Gelang Identitas Pasien
Dasar Pemikiran Kepatuhan identifikasi pasien merupakan bagian penting dari
penerapan standar sasaran keselamatan pasien, dimana
Rumah Sakit harus mampu memenuhi standar yang sesuai
dengan perundang-undangan.

Dimensi Mutu 1. Keselamatan


2. Fokus kepada pasien
Tujuan Tersedianya gelang identitas pasien.
Definisi Operasional Setiap pasien yang dirawat terpasang gelang identitas dengan
benar yaitu: tercantum nama, tanggal lahir dan nomor rekam
medis. Warna gelang identifikasi diberikan kepada pasien
berdasarkan jenis kelamin dewasa dan anak (warna merah muda
untuk perempuan dan warna biru untuk laki-laki).

Jenis Indikator Input


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien rawat inap yang terpasang gelang identitas saat
diobservasi
Denominator
Jumlah pasien rawat inap dalam bulan tersebut
(penyebut)
Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah pasien rawat inap yang
terpasang gelang identitas
x100%
Jumlah pasien rawat inap
dalam bulan tersebut

Metode Pengumpulan Observasi


Data

Sumber Data Formulir observasi


Instrumen
Pengambilan Formulir pengumpulan data

Data
Populasi / Sampel Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
(2). Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Judul Indikator Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium
Dasar Pemikiran Ketepatan Komunikasi dalam pelaporan hasil laboratorium kritis
sangat penting untuk tata laksana pasien. Pelaporan dan
komunikasi yang tepat mewujudkan pelayanan dan mencegah
terjadinya kegawatan lanjutan pada penanganan pasien

Dimensi Mutu 1. Keselamatan


2. Fokus kepada pasien
3. Efektif

Tujuan Terwujudnya komunikasi yang efektif serta efisien antar PPA


dalam hal ini melibatkan Dokter dan Analis Kesehatan
Definisi Operasional 1. Hasil kritis adalah hasil pemeriksaan yang termasuk kategori
kritis sesuai kebijakan rumah sakit dan memerlukan
penatalaksanaan segera.
2. Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu yang
dibutuhkan sejak hasil pemeriksaan keluar dan telah dibaca oleh
dokter/analis yang diberi kewenangan hingga dilaporkan
hasilnya kepada dokter yang meminta pemeriksaan.
3. Standar waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu
pelaporan ≤ 20 menit.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah hasil lab kritis yang terlapor ≤ 20 menit
Denominator
Jumlah hasil kritis laboratorium yang diobservasi
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi : Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang
memenuhi kategori hasil kritis
Eksklusi : -
Formula Jumlah hasil lab kritis
yang terlapor ≤ 20 menit
x100%
Jumlah hasil kritis laboratorium
yang diobservasi

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data

Sumber Data Catatan Data Laporan Hasil Tes Kritis Laboratorium


Instrumen
Pengambilan Formulir pengumpulan data

Data
Populasi / Sampel Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Laboratorium
(3). Pemberian label High Alert pada obat Kategori High Alert
Judul Indikator Pemberian label High Alert pada obat Kategori High Alert
Dasar Pemikiran Penggunaan dan penyimpanan obat yang sesuai mendorong
upaya keselamatan pasien dalam tatalaksana terhadap pasien.
Kesalahan dalam penggunaan dan penyimpanan dapat
berdampak buruk untuk kualitas mutu dan pelayanan.

Dimensi Mutu 1. Keselamatan


2. Fokus kepada pasien
3. Efisien dan Efektif

Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan asuhan pasien


2. Peningkatan mutu dengan memprioritaskan ketepatan
penyimpanan dan penggunaan obat.
Definisi Operasional Obat yang perlu diwaspadai (High alert ) adalah obat yang
memiliki risiko lebih tinggi untuk menyebabkan / menimbulkan
adanya komplikasi atau membahayakan pasien secara signifikan
jika terdapat kesalahan penggunaan dan penyimpanan.

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah Obat yang diberi label Obat High Alert
Denominator
Jumlah Semua Obat High Alert
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah Obat yang diberi
label Obat High Alert
x100%
Jumlah Semua Obat High Alert

Metode Pengumpulan Observasi


Data

Sumber Data Pencatatan distribusi obat High Alert dari Farmasi


Instrumen
Pengambilan Data Formulir Observasi

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Farmasi
(4). Ketepatan Penandaan (Marking) dalam proses pembedahan
Judul Indikator Ketepatan Penandaan (Marking) dalam proses pembedahan
Dasar Pemikiran Rumah sakit harus menjamin ketepatan dalam memberikan
pelayanan termasuk tindakan operasi, sesuai dengan kebutuhan
pasien untuk mendapatkan hasil pelayanan seperti yang
diinginkan dan menghindari komplikasi akibat keselahan
penandaan lokasi operasi.
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien

Tujuan Mencegah terjadinya salah lokasi dalam prosedur


pembedahan

Definisi Operasional Penandaan (Marking) yang dilakukan oleh operator pada tubuh
pasien yang akan dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya
kesalahan bagian tubuh yang akan dioperasi. Sebelum memberikan
tanda pasien dijelaskan prosedur dan manfaat pemberian tanda
tersebut. Prinsip pemberian marker site (tanda lokasi operasi) yaitu
benar :
a. Marker Site (tanda lokasi operasi) yang benar dari operasi
harus ditentukan ketika prosedur dijadwalkan
b. Tanda lokasi operasi yang benar harus dicatat pada Rekam
Medis
c. Tanda lokasi operasi yang benar ditulis pada lembar
informed consent.
d. Tanda lokasi operasi dilakukan dengan memakai spidol
permanen oleh operator.
e. Buatlah tanda pada atau dekat lokasi sayatan dengan tanda
(√).
f. Menandai semua kasus yang melibatkan organ bilateral,
struktur ganda (jari,ruas jari) atau beberapa tingkat (tulang
belakang).
g. Pengecualian penandaan :
1) Kasus satu organ / organ tunggal (misalnya Caesarean
Section, Operasi jantung, sirkumsisi dll)
2) Kasus intervensi misalnya Laringoscopi, Bronkoskopi,
Laparoscopy.
3) Penandaan lokasi operasi pada rahang pasien bedah mulut
hanya menunjukkan sisi yang akan dilakukan operasi
4) Kasus luka bakar tidak perlu dilakukan marking
5) Pada kasus bedah saraf, marking dilakukan di kamar
operasi oleh operator pembedahan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pembedahan yang dilakukan penandaan (marking) dalam
pembedahan
Denominator
Jumlah seluruh pembedahan yang memenuhi kriteria dilakukan
(penyebut) penandaan (Marking)
Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi :
1. Kasus satu organ / organ tunggal (misalnya Caesarean
Section, Operasi jakuntung, sirmsisi dll)
2. Kasus intervensi misalnya Laringoscopi, Bronkoskopi,
Laparoscopy.
3. Penandaan lokasi operasi pada rahang pasien bedah mulut
hanya menunjukkan sisi yang akan dilakukan operasi
4. Kasus luka bakar tidak perlu dilakukan marking
5. Pada kasus bedah saraf, marking dilakukan di kamar
operasi oleh operator pembedahan.
Formula Jumlah pembedahan yang dilakukan
penandaan (marking) dalam pembedahan
x100%
Jumlah seluruh pembedahan yang
memenuhi kriteria dilakukan penandaan (Marking)

Metode Pengumpulan Observasi


Data

Sumber Data Pencatatan di Rekam Medik pada pasien tindakan Operasi di


Kamar Operasi
Instrumen
Pengambilan Data Formulir Observasi

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Ruangan Kamar Operasi
(5). Angka Kepatuhan Kebersihan Tangan
Judul Indikator Angka Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Rumah sakit harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan cuci tangan sesuai dengan
ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai


dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan
agar dapat menjamin keselamatan petugas dan pasien
dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.

Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan


menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak kotor
atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-
based handrubs) dengan kandungan alkohol 60-80% bila tangan
tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah
kebersihan tangan sesuai indikasi dan langkah kebersihan tangan
sesuai rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan dilakukan
pada saat tertentu sebagai upaya untuk menghentikan penularan
mikroba selama perawatan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum menyentuh
tubuh/permukaan tubuh pasien atau pakaian pasien, sebelum
menangani obat-obatan dan sebelum menyiapkan makanan pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah menyentuh
tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik adalah kebersihan
tangan yang dilakukan sebelum melakukan tindakan steril atau
aseptik, contoh: pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan
luka, pemasangan kateter urin, suctioning, pemberian suntikan
dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti
muntah, darah, nanah, urin, feses, produksi drain, setelah melepas
sarung tangan steril dan setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien adalah
melakukan kebersihan tangan setelah tangan petugas menyentuh
permukaan, sarana prasarana, dan alat kesehatan yang ada di
lingkungan pasien, meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen
yang terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien atau
peralatan lain yang digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana tangan
terpapar kuman setelah menyentuh permukaan (lingkungan atau
pasien) atau tangan menyentuh zat yang terdapat pada permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah
kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang yang
diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
kepatuhan pemberi pelayanan yang melakukan kebersihan tangan
dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan
untuk mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan tangan di
unit sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk melakukan
observasi dalam satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
observasi maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah jumlah
pemberi pelayanan yang diobservasi dalam satu periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu
observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar dapat mencatat semua
indikasi kegiatan yang dilakukan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
Denominator
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(penyebut) dilakukan dalam periode observasi
Target ≥85%
Kriteria Inklusi : Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi
pelayanan terindikasi harus melakukan kebersihan tangan
Eksklusi : -
Formula Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
x100%
Jumlah total peluang kebersihan tangan
yang seharusnya dilakukan dalam periode observasi

Metode Pengumpulan Observasi


Data

Sumber Data Hasil Observasi


Instrumen
Pengambilan Data Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
(6). Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
Judul Indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan dalam


menjalankan upaya pencegahan jatuh agar terselenggara
asuhan pelayanan yang aman dan mencapai pemenuhan
sasaran keselamatan pasien.

Definisi Operasional 1. Upaya pencegahan risiko jatuh meliputi:


a. Asesment awal risiko jatuh
b. Assesment ulang risiko jatuh
c. Intervensi pencegahan risiko jatuh
2. Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh adalah
pelaksanaan ketiga upaya pencegahan jatuh pada pasien rawat
inap yang berisiko tinggi jatuh sesuai dengan standar yang
ditetapkan rumah sakit.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh yang
mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko jatuh
Denominator
Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh yang diobservasi
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi : Pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh
Eksklusi : Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang
maupun edukasi seperti pasien meninggal, pasien gangguan jiwa
yang sudah melewati fase akut, dan pasien menolak intervensi
Formula Jumlah pasien rawat inap berisiko
tinggi jatuh yang mendapatkan
ketiga upaya pencegahan risiko jatuh
x100%
Jumlah pasien rawat inap yang berisiko
tinggi jatuh yang diobservasi
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Data sekunder menggunakan data dari rekam medis


Instrumen
Pengambilan Data Formulir Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
Populasi / Sampel Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Pelaporan Data Setiap 3 Bulan
Penyajian Data • Tabel
• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
2. Indikator Pelayanan Klinis Prioritas
Judul Indikator Penundaan Operasi Seksio Sesarea
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai Rumah Sakit
2. Rumah sakit harus menjamin ketepatan waktu dalam
memberikan pelayanan termasuk tindakan operasi, sesuai
dengan kebutuhan pasien untuk mendapatkan hasil pelayanan
seperti yang diinginkan dan menghindari komplikasi akibat
keterlambatan operasi.
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
3. Efektifitas
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan bedah Seksio Sesarea dan
ketepatan penjadwalan operasi
Definisi Operasional Penundaan operasi elektif adalah perubahan jadwal operasi yang
direncanakan. Operasi Elektif adalah operasi atau tindakan yang
dijadwalkan.

Jenis Indikator Proses & Outcome


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien operasi Seksio Sesarea yang jadwalnya tertunda
Denominator
Jumlah pasien operasi Seksio Sesarea
(penyebut)

Target ≤ 5%
Kriteria Inklusi : Semua pasien yang dilakukan tindakan operasi
Seksio Sesarea
Eksklusi : Penundaan atas indikasi medis
Formula Jumlah pasien operasi Seksio Sesarea
yang jadwalnya tertunda
x100%
Jumlah pasien operasi Seksio Sesarea

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data

Sumber Data Data pasien yang dijadwalkan operasi dan data pelaksanaan
operasi.
Instrumen
Pengambilan Data Formulir pengumpulan data

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
3. Indikator Sesuai Tujuan Strategi Rumah Sakit

(1). Waktu Tunggu Rawat Jalan Poli Kebidanan Dan Kandungan


Judul Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan Poli Kebidanan Dan Kandungan
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang tentang Rumah Sakit.
2. Rumah sakit harus menjamin ketepatan pelayanan kesehatan
termasuk di unit rawat jalan. Walaupun tidak dalam kondisi
gawat maupun darurat namun tetap harus dilayani dalam waktu
yang ditetapkan. Hal ini untuk menjamin terpenuhinya
kebutuhan pasien akan rencana diagnosis dan pengobatan.
Waktu tunggu yang lama dapat menyebabkan ketidakpuasan
pasien dan keterlambatan diagnosis maupun pengobatan pasien.
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
3. Efisien
Tujuan Tergambarnya waktu pasien menunggu di pelayanan sebagai
dasar untuk perbaikan proses pelayanan di Poli Kandungan dan
Kebidanan agar lebih tepat waktu dan efisien sehingga
meningkatkan kepuasan pasien.
Definisi Operasional 1. Waktu tunggu rawat jalan adalah waktu yang dibutuhkan
mulai saat pasien kontak dengan petugas pendaftaran sampai
mendapat pelayanan dokter/dokter spesialis.
2. Kontak dengan petugas pendaftaran adalah proses saat
petugas pendaftaran menanyakan dan mencatat/menginput data
sebagai pasien atau pada saat pasien melakukan konfirmasi
kehadiran untuk pendaftaran online.
a. pasien datang langsung, maka dihitung sejak pasien kontak
dengan petugas pendaftaran sampai mendapat pelayanan
dokter/ dokter spesialis.
b. pasien mendaftar online, maka dihitung sejak pasien
melakukan konfirmasi kehadiran kepada petugas pendaftaran
sesuai jam pelayanan pada pendaftaran online sampai mendapat
pelayanan dokter/ dokter spesialis.
c. Pasien anjungan mandiri, maka dihitung sejak bukti
pendaftaran tercetak pada anjungan mandiri sampai mendapat
pelayanan dokter/ dokter spesialis.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien berobat di Poli Kandungan dan Kebidanan dengan
waktu tunggu ≤ 60 menit
Denominator
Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi
(penyebut)

Target ≥ 80%
Kriteria Inklusi : Pasien yang berobat di Poli Kandungan dan
Kebidanan
Eksklusi :
a. Pasien yang mendaftar online atau anjungan mandiri datang
lebih dari 60 menit dari waktu yang sudah ditentukan
b. Pasien yang ada tindakan pasien sebelumnya
Formula Jumlah pasien rawat jalan
dengan waktu tunggu ≤ 60 menit
x100%
Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data

Sumber Data Sumber data sekunder antara lain dari:


1. Catatan Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
2. Rekam Medik Pasien Rawat Jalan
3. Formulir Waktu Tunggu Rawat Jalan
4. Kertas Penanda Waktu Pelayanan
Instrumen
Pengambilan Data Formulir pengumpulan data

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
(2). Kepatuhan Waktu Visite Dokter Kebidanan Dan Kandungan
Judul Indikator Kepatuhan Waktu Visite Dokter Kebidanan Dan Kandungan
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
3. Pelayanan kesehatan harus berorientasi kepada kebutuhan
pasien, bukan kepada keinginan rumah sakit.

Dimensi Mutu 1. Fokus kepada pasien


2. Efisien
Tujuan 1. Tergambarnya kepatuhan Dokter Kandungan dan Kebidanan
melakukan visitasi kepada pasien rawat inap sesuai waktu yang
ditetapkan.
2. Waktu yang ditetapkan untuk visite adalah pukul 07.00 –
12.00.
Definisi Operasional Waktu visite dokter adalah waktu kunjungan dokter untuk
melihat perkembangan pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien Kebidanan dan Kandungan yang di-visite dokter
pada pukul 07.00 – 12.00
Denominator
Jumlah pasien Kebidanan dan Kandungan yang diobservasi
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi : Visite dokter pada pasien rawat inap Kandungan dan
Kebidanan
Eksklusi :
a. Pasien yang baru masuk rawat inap hari itu
b. Pasien konsul
Formula Jumlah pasien Kandungan dan Kebidanan yang di-visite dokter
pada pukul 07.00-12.00
x100%
Jumlah pasien Kandungan dan Kebidanan
yang diobservasi

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data

Sumber Data Data sekunder berupa laporan visite rawat inap dalam rekam
medik
Instrumen
Pengambilan Data Formulir Kepatuhan Waktu Visite Dokter

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
4. Indikator Terkait Perbaikan Sistem
Judul Indikator Kepatuhan Inisiasi Menyusui Dini Pasien Pasca Melahirkan Di
Rawat Inap Kandungan Dan Kebidanan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Pemerintah tentang Pemberian ASI Eksklusif.
2. Rumah sakit harus mampu mengedukasi masyarakat untuk
mengutamakan Pemberian ASI Ekskulsif yang sebagaimana
dinilai nyata begitu berpengaruh untuk perkembangan dan
pertumbuhan bayi.
Dimensi Mutu 1. Fokus Kepada Pasien

Tujuan Tergambarnya pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Baru Lahir di


Rumah Sakit Umum Daerah Bolaang Mongondow Utara.
Definisi Operasional 1. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif
adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan
makanan atau minuman lain
2. inisiasi menyusu dini terhadap bayi yang baru lahir kepada
ibunya paling singkat selama 1 (satu) jam, jika tidak ada kontra
indikasi medis
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah Bayi Baru Lahir yang diberikan ASI Eksklusif
Denominator
Jumlah semua Bayi Baru Lahir
(penyebut)

Target 100 %
Kriteria Inklusi : Semua Bayi Baru Lahir
Eksklusi : Bayi Baru Lahir yang Punya Kontra Indikasi untuk
diberi ASI Eksklusif
Formula Jumlah Bayi Baru Lahir
yang diberikan ASI Eksklusif
x100%
Jumlah semua Bayi Baru Lahir

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data

Sumber Data Rekam Medis Bayi

Instrumen
Pengambilan Data Formulir pengumpulan data

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
5. Indikator Terkait Manajemen Risiko
Judul Indikator Angka Kejadian Tertusuk Jarum Di Rawat Inap Kandungan Dan
Kebidanan
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien

Dimensi Mutu 1. Keselamatan

Tujuan Mengetahui peran manajemen rumah sakit dalam


mengidentifikasi insiden tertusuk jarum serta kualitas
manajemen dalam perlindungan petugas
Definisi Operasional Kejadian tertusuk jarum suntik adalah keadaan dimana petugas
kesehatan terpajan jarum bekas pakai sesaat setelah melakukan
tindakan invasif.

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah kejadian tertusuk jarum suntik pada staff medis di
Ruang VK/IRDO RSUD Bolaang Mongondow Utara
Denominator
Jumlah staff medis yang berisiko tertusuk jarum suntik di Ruang
(penyebut) VK/IRDO RSUD Bolaang Mongondow Utara
Target 0%
Kriteria Inklusi : Semua staff medis di Ruang VK/IRDO RSUD Bolaang
Mongondow Utara
Eksklusi : -
Formula Jumlah kejadian tertusuk jarum suntik
pada staff medis di Ruang VK/IRDO
RSUD Bolaang Mongondow Utara
x100%
Jumlah staff medis yang berisiko
tertusuk jarum suntik di Ruang VK/IRDO
RSUD Bolaang Mongondow Utara
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Form Laporan Kejadian


Instrumen
Pengambilan Data Formulir pengumpulan data

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
II. Profil Indikator Mutu Prioritas Unit

1. Kelengkapan Assesment Awal Medis (IGD)


Judul Indikator Kelengkapan Assesment Awal Medis
Dasar Pemikiran Untuk menegakkan diagnose pasien dan dalam rangka
membantu proses penyembuhan penyakit dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Tanpa didukung oleh suatu system
pengkajian pasien yang baik dan benar, maka penegakan
diagnosa tidak akan berhasil. Sehingga kelengkapan
pengkajian pasien harus dipastikan dan dipatuhi untuk
dilaksanakan.
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan pasien
3. Fokus kepada pasien
Tujuan Tergambarnya tangung jawab staff medis dalam kelengkapan
informasi pengkajian pasien dalam waktu selambat-lambatnya 24
jam setelah ditetapkan rawat inap
Definisi Operasional Asesmen awal medis yang lengkap meliputi: Anamnesa,
Pemeriksaan Fisik, Status Lokalis, Pemeriksaan Penunjang,
Diagnosa Kerja.

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Pasien yang akan rawat inap dengan asesmen medis lengkap
Denominator
Total pasien yang akan rawat inap
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Pasien yang akan rawat inap
dengan asesmen medis lengkap
x100%
Total pasien yang akan rawat inap

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data

Sumber Data Rekam Medik


Instrumen
Pengambilan Formulir pengumpulan data

Data
Populasi / Sampel Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
2. Waktu Tunggu Hasil Laboratorium Pemeriksaan Urine Rutin (IRDO)
Judul Indikator Waktu Tunggu Hasil Laboratorium Pemeriksaan Urine Rutin
Dasar Pemikiran Waktu tunggu hasil laboratorium dalam pelayanan Gawat
Darurat Obstetri Ginekologi merupakan bagian penting dalam
memberikan informasi yang mempermudah pengambilan
keputusan untuk tindak lanjut pelayanan
pasien demi meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
Dimensi Mutu 1. Efisien
2. Keselamatan pasien
3. Tepat Waktu
Tujuan Tergambarnya ketepatan waktu hasil pemeriksaan yang
menunjang dalam pelayanan pasien gawat darurat obstetri
ginekologi
Definisi Operasional Waktu tunggu hasil laboratorium pemeriksaan Cito kimia darah
adalah waktu tunggu yang dihitung sejak ditulis permintaan
sampai dengan hasil yang diterima

Jenis Indikator Output


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah hasil pemeriksaaan urine rutin yang kurang dari 30
menit
Denominator
Total seluruh permintaan pemeriksaan urine rutin
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah hasil pemeriksaaan urine rutin
yang kurang dari 30 menit
x100%
Total seluruh permintaan
pemeriksaan urine rutin
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Rekam Medik


Instrumen
Pengambilan Formulir pengumpulan data

Data
Populasi / Sampel Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
3. Kepatuhan Sign In Dan Time Out Operasi (Kamar Operasi)
Judul Indikator Kepatuhan Sign In Dan Time Out Operasi
Dasar Pemikiran Pelayanan kamar operasi membutuhkan staff yang kompeten
dalam pelaksanaan tugas sehingga ketepatan komunikasi antar
staf pelaksana tindakan operasi bernilai baik guna meningkatkan
aspek keselamatan pada pasien yang menerima layanan operasi.

Dimensi Mutu 1. Keselamatan Pasien


2. Tepat Waktu

Tujuan Tergambarnya ketepatan waktu Sign In Dan Time Out Operasi


Definisi Operasional Pelaksanaan Sign In dan Time Out menunjang kesesuaian
tindakan Operasi untuk lebih Profesional dilakukan dengan
memerhatikan kepastian Tindakan, Lokasi Tindakan, Operator,
Asisten Operator, Anestesiolog, Penata Anestesi, dan Perkiraan
waktu Operasi yang begitu memengaruhi untuk keberhasilan dan
kualitas tindakan Operasi.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah Pasien Operasi yang dilakukan Sign In dan Time Out
Denominator
Jumlah Semua Pasien Operasi
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah Pasien Operasi
yang dilakukan Sign In dan Time Out
x100%
Jumlah Semua Pasien Operasi

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data

Sumber Data Rekam Medik


Instrumen
Pengambilan Formulir pengumpulan data

Data
Populasi / Sampel Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
4. Ketersediaan Obat Dan Bahan Habis Pakai Emergency (ICU)
Judul Indikator Ketersediaan Obat Dan Bahan Habis Pakai Emergency
Dasar Pemikiran Dalam perawatan ICU Obat dan Bahan Habis Pakai Emergency
merupakan bagian penting dalam proses perawatan. Rumah
sakit bertanggung jawab terkait ketersediaan Obat dan Bahan
Habis Pakai Emergency untuk mengutamakan aspek
keselamatan pasien dalam penanganan. Pada kenyataannya
bahan habis pakai masih ditemukan adanya kekurangan
Dimensi Mutu 1. Keselamatan Pasien

Tujuan Tersedianya Obat dan Bahan Habis Pakai Emergency


Definisi Operasional Ketersediaan Obat dan Bahan Habis Pakai Emergency lewat
menyediakan Isi Obat dan Bahan Habis Pakai yang Sesuai Dalam
Troli Emergensi di Ruang Rawat ICU. Ketersediaan Obat dan
Bahan Habis Pakai Emergensi dievaluasi berdasarkan laporan
Ruang ICU kepada Farmasi untuk ditata secara teratur.
Ketersediaan Obat dan Bahan Habis Pakai Emergensi dievaluasi
minimal 1 kali dalam 1 bulan
Jenis Indikator Input
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah Kesesuaian Penataan Obat dan Bahan Habis Pakai di
Troli Emergensi
Denominator
Jumlah Evaluasi Penataan Obat dan Bahan Habis Pakai di Troli
(penyebut) Emergensi dalam 1 Bulan
Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah Kesesuaian Penataan
Obat dan Bahan Habis Pakai
di Troli Emergensi
x100%
Jumlah Evaluasi Penataan Obat
dan Bahan Habis Pakai di Troli Emergensi dalam 1 Bulan

Metode Pengumpulan Observasi


Data

Sumber Data Laporan Evaluasi Troli Emergensi


Instrumen
Pengambilan Data Formulir Observasi

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
5. Kepatuhan Petugas Dalam Pencatatan Buku Visite (NICU)
Judul Indikator Kepatuhan Petugas Dalam Pencatatan Buku Visite
Dasar Pemikiran Dalam pelaksanaan visite oleh DPJP seringkali terdapat kendala
dalam pencatatan instruksi verbal yang disampaikan oleh DPJP
oleh sebab itu perlu adanya buku pembantu sebagai validasi
instruksi yang disampaikan, buku visite pada sebagian besar
tidak dijalankan sebagaimana tujuan utama sehingga dapat
berisiko komunikasi yang tidak efektif dalam pelayanan
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Efisien
3. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya proses komunikasi efektif yang baik melalui
dokumentasi informasi yang penting pada buku visite
Definisi Operasional Patuh dalam pencatatan buku visite adalah : kejelasan informasi
terutama pada advis DPJP dan rencana perawatan selanjutnya

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah Visite yang ditulis dibuku visite
Denominator
Jumlah keseluruhan visite
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah Visite yang ditulis dibuku visite
x100%
Jumlah keseluruhan visite

Metode Pengumpulan Observasi


Data

Sumber Data Buku Visite


Instrumen
Pengambilan Data Form Observasi

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
6. Kepatuhan Penulisan Jam Visite Di CPPT (Ranap Interna)
Judul Indikator Kepatuhan Penulisan Jam Visite Di CPPT
Dasar Pemikiran Penulisan CPPT yang lengkap menggambarkan kepatuhan staff
terhadap aturan yang berlaku. Sering ditemukan banyak berkas
rekam medis yang tidak diisi seusai dengan standar penulisan
sehingga berdampak pada kuantitas pengisian rekam medis.

Dimensi Mutu 1. Keselamatan Pasien


2. Efisien
3. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya dokumentasi dalam berkas rekam medis yang
lengkap pada Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
terutama dalam Pengisian Jam Visite DPJP
Definisi Operasional Kelengkapan penulisan Jam Visite oleh Profesional Pemberi
Asuhan (DPJP)

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah berkas Rekam Medis CPPT diisi lengkap dengan jam
Visite yang diobservasi
Denominator
Jumlah berkas Rekam Medis yang diobservasi
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah berkas Rekam Medis CPPT diisi lengkap
dengan jam Visite yang diobservasi
x100%
Jumlah berkas Rekam Medis
yang diobservasi
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Rekam Medis


Instrumen
Pengambilan Data Form Pengambilan Data

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
7. Kepatuhan Pengisian Identitas Pasien Di Berkas Rekam Medis

(Ranap Anak)
Judul Indikator Kepatuhan Pengisian Identitas Pasien Di Berkas Rekam Medis
Dasar Pemikiran Identitas pasien di berkas rekam medis merupakan bagian
penting dalam identifikasi, pada implementasinya kebanyakan
pengisian identitas ini tidak dilengkapi

Dimensi Mutu 1. Keselamatan Pasien


2. Efektif
3. Fokus Kepada Pasien
Tujuan Tercapainya kelengkapan berkas rekam medis
Definisi Operasional Kepatuhan pengisian identitas pasien di berkas rekam medis
yaitu seluruh berkas rekam medis lengkap terisi identitas pada
setiap lembar rekam medis baik dengan stiker identitas maupun
ditulis secara manual
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah berkas rekam medis yang lengkap diisi (identitas)
Denominator
Jumlah seluruh berkas rekam medis
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah berkas rekam medis
yang lengkap diisi (identitas)
x100%
Jumlah seluruh berkas rekam medis

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data

Sumber Data Rekam Medis


Instrumen
Pengambilan Data Form Pengambilan Data

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
8. Kepatuhan Assesment Lanjutan Pada Pasien Baru (Ranap Bedah)
Judul Indikator Kepatuhan Assesment Lanjutan Pada Pasien Baru
Dasar Pemikiran Terdapat ketidaksesuaian antara pengkajian awal IGD dengan
Unit Perawatan. Ketidaksesuaian ini lebih berfokus pada Berat
Badan (BB) dan Umur pasien.
Dimensi Mutu 1. Keselamatan Pasien
2. Efektif
3. Fokus Kepada Pasien
Tujuan Terlaksananya pengkajian lanjutan berfokus pada Berat Badan
(BB) dan Umur pasien yang sesuai.
Definisi Operasional Kepatuhan yang disertai kesesuaian data pasien untuk menjamin
Kualitas Pengkajian yang dilakukan Para Profesional Pemberi
Asuhan (PPA)
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pengkajian lanjutan yang dilakukan oleh perawat
Denominator
Jumlah pasien baru yang masuk di rawat inap
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah pengkajian lanjutan
yang dilakukan oleh perawat
x100%
Jumlah pasien baru
yang masuk di rawat inap
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Rekam Medis


Instrumen
Pengambilan Data Form Pengambilan Data

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
9. Kepatuhan DPJP Dalam Melakukan Verifikasi Di TBAK (Ranap VIP)
Judul Indikator Kepatuhan DPJP Dalam Melakukan Verifikasi Di TBAK
Dasar Pemikiran Komunikasi efektif antara Perawat dengan DPJP tergambar
melalui proses TBAK dalam pelayanan pada pasien, namun
masih ditemukan tidak lengkapnya verifikasi TBAK yang harus
dilakukan oleh DPJP
Dimensi Mutu 1. Keselamatan Pasien
2. Efektif
3. Fokus Kepada Pasien
Tujuan Tergambarnya kepatuhan DPJP dalam melakukan melakukan
verifikasi di TBAK (Tulis, Bacakan kembali dan, Konfirmasi)
Definisi Operasional Kepatuhan DPJP dalam melakukan TBAK meliputi kelengkapan
verifikasi berkas dalam proses komunikasi efektif

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah TBAK yang diverifikasi dalam 1 bulan
Denominator
Jumlah seluruh TBAK dalam 1 bulan
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah TBAK yang diverifikasi
dalam 1 bulan
x100%
Jumlah seluruh TBAK dalam 1 bulan

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data

Sumber Data Rekam Medis


Instrumen
Pengambilan Data Form Pengambilan Data

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
10. Kepatuhan Pelaksanaan Komunikasi Efektif Pada Proses Serah

Terima Pasien/Operan (Ranap Isolasi)


Judul Indikator Kepatuhan Pelaksanaan Komunikasi Efektif Pada Proses Serah
Terima Pasien/Operan
Dasar Pemikiran Hand over yang dilakukan dengan benar merupakan komunikasi
efektif yang terjadi di unit perawatan, pada pelaksanaannya
masih banyak operan yang dilakukan tidak sesuai dengan
standar komunikasi efektif
Dimensi Mutu 1. Keselamatan Pasien
2. Efektif
3. Fokus Kepada Pasien
Tujuan Terciptanya komunikasi efektif ruang rawat
Definisi Operasional Kepatuhan mengisi buku operan dan melaksanakan operan antar
shift secara lengkap dengan kelengkapan terhadap: insntruksi
DPJP dan rencana perawatan selanjutnya
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah kesesuaian operan antar shift yang lengkap dalam 1
bulan
Denominator
Jumlah seluruh operan yang tertulis pada buku dalam 1 bulan
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah kesesuaian operan antar shift
yang lengkap dalam 1 bulan
x100%
Jumlah seluruh operan
yang tertulis pada buku dalam 1 bulan
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Buku Hand Over


Instrumen
Pengambilan Data Form Pengambilan Data

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
11. Respon Time Bidan Terhadap Penanganan Keluhan Pasien

(Ruang VK)
Judul Indikator Respon Time Bidan Terhadap Penanganan Keluhan Pasien
Dasar Pemikiran Waktu tanggap terhadap keluhan pasien di rawat inap oleh
perawat menggambarkan pelayanan prima yang diberikan oleh
perawat saat pasien dirawat di unit perawatan. Pada
kenyataannya masih ditemukan keluhan pasien terkait respon
time perawat yang kurang sehingga dibutuhkan suatu perubahan
dalam peningkatan kualitas layanan yang diberikan.
Dimensi Mutu 1. Keselamatan Pasien
2. Efektif
3. Fokus Kepada Pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan prima yang diberikan oleh perawat
melalui waktu tanggap terhadap setiap keluhan pasien yang
berhubungan dengan pelayanan medis dan non medis
Definisi Operasional Respon time perawat terhadap penanganan keluhan pasien
adalah : kecepatan dalam menanggapi keluhan yang dikeluhkan
oleh pasien/penjaga pasien terkait perawatan pasien
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah keluhan pasien yang mendapatkan respon tidak melebihi
20 Menit
Denominator
Jumlah semua keluhan pasien di ruang rawat
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah
keluhan pasien yang mendapatkan respon
tidak melebihi 20 Menit
x100%
Jumlah semua keluhan pasien
di ruang rawat
Metode Pengumpulan Observasi
Data

Sumber Data Buku Penanganan Keluhan


Instrumen
Pengambilan Data Form Observasi

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
12. Kepatuhan Pemberian Label Makanan Pasien Di Ruang Rawat Inap

(Ruang Gizi)
Judul Indikator Kepatuhan Pemberian Label Makanan Pasien Di Ruang Rawat
Inap
Dasar Pemikiran Identifikasi pasien diikuti identitas yang tepat begitu
berpengaruh dalam keberhasilan pelayanan dan mencegah
kesalahan penanganan yang mampu membawa dampa kerugian.
Rumah Sakit bertanggungjawab untuk melakukan pemantauan
identifikasi pasien dalam pelayanan
Dimensi Mutu 1. Keselamatan Pasien
2. Efektif
3. Fokus Kepada Pasien
Tujuan Tergambarnya identifikasi pasien dalam Pelayanan Gizi Rumah
Sakit yang bertujuan mengatur agar lebih tepat sasaran dan
mencegah terjadinya kesalahan pengelolaan pelayanan gizi.
Definisi Operasional Label Makanan Pasien berisi Identitas Pasien, Maksimal Dua
Indikator Identitas (Nama Lengkap, Umur, Tanggal Lahir, Nomor
Rekam Medis) disertai Nama Ruang Perawatan Pasien.
Jenis Indikator Observasi
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah Makanan Pasien yang diberi Label
Denominator
Jumlah Semua Pelayanan Makanan
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah Makanan Pasien
yang diberi Label
x100%
Jumlah Semua Pelayanan Makanan

Metode Pengumpulan Observasi


Data

Sumber Data Buku Rekap Pelayanan Makanan Pasien


Instrumen
Pengambilan Data Form Observasi

Populasi / Sampel Sampel


Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
13. Kepatuhan Pelaporan Hasil Laboratorium Pada Pasien Emergency

Kategori Triase Merah (Laboratorium)


Judul Indikator Kepatuhan Pelaporan Hasil Laboratorium Pada Pasien Emergency
Kategori Triase Merah
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien.
2. Kecepatan dan ketepatan pelaporan hasil laboratorium kritis
sangat penting dalam kelanjutan tata laksana pasien. Hasil kritis
menunjukkan kondisi pasien yang membutuhkan keputusan
klinis yang segera untuk upaya pertolongan pasien dan
mencegah komplikasi akibat keterlambatan.
Dimensi Mutu 1. Keselamatan Pasien
2. Fokus Kepada Pasien
Tujuan 1. Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium.
2. Tergambarnya sistem yang menunjukkan bagaimana hasil
laboratorium dilaporkan dan didokumentasikan untuk
menurunkan risiko keselamatan pasien.
Definisi Operasional 1. Hasil laboratorium pada pasien kategori Triase Merah adalah
hasil pemeriksaan yang termasuk kategori kritis berdasarkan
kondisi klinis pasien sesuai pengkajian Dokter, sesuai kebijakan
rumah sakit dan memerlukan penatalaksanaan segera.
2. Waktu lapor hasil laboratorium pada pasein Kategori Triase
Merah adalah waktu yang dibutuhkan sejak hasil pemeriksaan
keluar dan telah dibaca oleh dokter/analis yang diberi
kewenangan hingga dilaporkan hasilnya kepada dokter yang
meminta pemeriksaan.
3. Standar waktu lapor hasil laboratorium pada pasien kategori
Triase Meras adalah waktu pelaporan ≤ 30 menit.
Jenis Indikator Observasi
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah hasil laboratorium pada pasein Kategori Triase Merah
yang dilaporkan ≤ 30 Menit
Denominator
Jumlah semua hasil laboratorium pada pasein Kategori Triase
(penyebut) Merah
Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah hasil laboratorium
pada pasein Kategori Triase Merah
yang dilaporkan ≤ 30 Menit
x100%
Jumlah semua hasil laboratorium
pada pasein Kategori Triase Merah
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Catatan Data Laporan Hasil Laboratorium


Instrumen
Pengambilan Data Form pengumpulan data
Populasi / Sampel Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
14. Jumlah Kerusakan Pada Pelayanan Radiologi (Human Error)

(Radiologi)
Judul Indikator Jumlah Kerusakan Pada Pelayanan Radiologi (Human Error)
Dasar Pemikiran Kerusakan film pada pelayanan radiologi dapat disebabkan
karena 2 faktor yaitu faktor mekanik dan kelalaian petugas.
Masalah yang ditemukan yaitu masih banyak kesalahan film ini
akibat kelalain petugas (Human Error)
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Efisien
3. Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kualitas pelayanan radiologi dengan
mengutamakan perilaku kerja yang baik sehingga dapat
meminimalisir jumlah kerusakan film akibat Human Error
Definisi Operasional Kerusakan film yaitu: Reject Analisys karna kesalahan atau
kekurang telitian personal atau radiografer dalam mengatur
faktor eksposi ehingga gambaran yang dihasilkan tidak
memberikan informasi yang jelas untuk menegakkan diagnosa
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah film yang rusak karena faktor Human Error
Denominator
Jumlah keseluruhan film yang rusak
(penyebut)

Target ≤ 10%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah film yang rusak
karena faktor Human Error x100%

Jumlah keseluruhan film yang rusak

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data

Sumber Data Laporan dan rekapan data periksa Radiologi


Instrumen
Pengambilan Data Form pengumpulan data
Populasi / Sampel Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
15. Jumlah Catatan Rekam Medis Yang Belum Lengkap Dan Benar

Dalam 14 Hari (Rekam Medik)


Judul Indikator Jumlah Catatan Rekam Medis Yang Belum Lengkap Dan Benar
Dalam 14 Hari
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Rekam Medis

Dimensi Mutu 1. Terintegrasi

Tujuan Tergambarnya mutu administrasi dokter dan perawat yang


merawat pasien pada periode tertentu dalam mengisi catatan
rekam medis
Definisi Operasional Ketidaklengkapan pengisian catatan medis yang berisi seluruh
informasi tentang pasien sesuai dengan formulir yang disediakan,
khususnya resume medis dan resume keperawatan termasuk
seluruh hasil pemeriksaan penunjang, dalam waktu 14 hari
setelah pasien keluar dari Rumah Sakit
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah catatan rekam medis yang belum lengkap dan benar
dalam 14 hari per bulan
Denominator
Jumlah catatan rekam medis dalam bulan tersebut
(penyebut)

Target 0%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah catatan rekam medis
yang belum lengkap dan benar
dalam 14 hari per bulan
x100%
Jumlah catatan rekam medis
dalam bulan tersebut
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Rekam Medis Pasien


Instrumen
Pengambilan Data Form pengumpulan data
Populasi / Sampel Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
16. Kepatuhan Penanganan Keluhan Pada Pasien Rawat Jalan

(Poli Rawat Jalan)


Judul Indikator Kepatuhan Penanganan Keluhan Pada Pasien Rawat Jalan
Dasar Pemikiran Kepuasan pasien yaitu keadaan pasien dan keluarga puas
dengan pelayanan sehingga berdampak pada mutu dan
keselamatan pasien lewat ketepatan dan kecepatan dalam
menangani keluhan yang disampaikan pasien dalam ruang
lingkup pelayanan kesehatan
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Efisien
3. Fokus kepada pasien
Tujuan Terselenggaranya pelayanan Rawat Jalan yang mampu
memberikan kepuasan pelanggan lewat penanganan keluhan
yang tersistemasi secara baik.
Definisi Operasional Keluhan pasien adalah pernyataan komplain tentang persepsi
pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh dokter,
perawat, kebersihan ruangan, kerapian ruangan
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah keluhan pasien rawat jalan yang tertangani secara baik
dalam periode observasi
Denominator
Jumlah semua keluhan pasien di rawat jalan
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah keluhan pasien rawat jalan
yang tertangani secara baik
dalam periode observasi
x100%
Jumlah semua keluhan pasien di rawat jalan
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Buku Laporan Pengaduan Keluhan


Instrumen
Pengambilan Data Form pengumpulan data
Populasi / Sampel Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
17. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi Di Apotek Rawat Jalan (Apotek)
Judul Indikator Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi Di Apotek Rawat Jalan
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan tentang standar pelayanan
Kefarmasian
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Efisien
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah rata-rata waktu yang
dibutuhkan sejak pasien menyerahkan resep obat di loket apotek
sampai dengan menerima/mendapatkan obat jadi dari petugas
farmasi. Waktu tunggu pelayanan Obat Jadi ≤ 30 menit
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pelayanan Obat Jadi yang tidak melebihi 30 Menit
Denominator
Jumlah semua pelayanan Obat Jadi
(penyebut)

Target 100%
Kriteria Inklusi :-
Eksklusi : -
Formula Jumlah pelayanan Obat Jadi
yang tidak melebihi 30 Menit
x100%
Jumlah semua pelayanan Obat Jadi

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data

Sumber Data Catatan Penerimaan Resep


Instrumen
Pengambilan Data Form pengumpulan data
Populasi / Sampel Sampel
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data

Pelaporan Data Setiap 3 Bulan

Penyajian Data • Tabel


• Run Chart
Penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Medik Keperawatan
PENUTUP

Demikian Profil Indikator Mutu RSUD Bolaang Mongondow Utara ini


disusun yang didalamnya terdiri dari indikator mutu prioritas RS dan Unit.
Semoga apa yang dibuat ini dapat dimanfaatkan bagi peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di Rumah Sakit.

DIREKTUR RSUD BOLAANG

MONGONDOW UTARA

drg. FIRLIA MOKOAGOW

Anda mungkin juga menyukai