Syafar
Udara diatmosfer 20% tiap liter O2 ditambah 4% untuk mengetahui konsentrasi O2 pada
pasien.
Venture biasa pada pasien PPOK dan sudah jarang dipakai
a. Hijau : 35%
b. Putih : 31%
Volume tidal normal (8-10) ml/kgBB
WSD : milking memijat selang dari atas ke bawah
King-king : terlipat
Posisi yang kurang bagus ( tiup balon untuk melihat ekspansi paru )
Foto thoraks
System 2 botol ( menggunakan vacuum/penghisap)
Contoh :
60 kg RR 28x/m
NRM : memiliki flat/katub, ada 3 katub sehingga CO2 dapat keluar melalui katub
(asidosis)
RM : tidak memiliki katub CO2 dan O2 bercampur sehingga perlu pemeriksaan
AGD (alkalosis)
Bagian-bagian tabung O2 :
WSD
a. Persiapan alat
- Hanskoen steril
- Pinset anatomi
- Klem, kom, perlak
- Hipavix
- Gunting
- Kain kasa
- Betadine
- Nacl atau chlorhexidine dan botol baru
b. Pelaksanaan
- Menjelaskan kepada pasien
- Pasang perlak
- Pasang hanscoen bersih ( sebelum cuci tangan dan pake masker), Buka
balutan lama
- lepas handscoen, gunting plester dengan model key hole.
- Mencuci tangan, pasang handscoen steril ( jika sudah steril pertahankan
posisi tangan di atas )
- Buka alat steril
- Siapkan kasa Key hole dressing ( untuk balutannya digunting seperti
celana/renda ), atur alat steril ( tehnik cuci 1 kali kasa dalam kom yang
berisi Nacl atau chlorhexidine, siapkan kasa secukupnya)
- Bersihkan area luka dengan nacl/chlorhexidine dari dalam keluar untuk
selang WSD dari atas ke bawah
- Tutup kembali luka dengan posisi keyhole timbal balik (atas bawah)
Nb : untuk botol kaca tidak perlu digantung, letakkan saja dibawah.
Perawat menggunakan masker karena luka steril
- Ganti botol WSD
Klem slang WSD
Botol sudah disiapkan terlebih dahulu berisi cairan 200 cc
dengan membuat 2 lubang 1 untuk ventilasi lubang 2 sambungan
selang dan botol, sebelum dimasukkan ke botol selang
dibersihkan dari atas ke bawah ± 10 cm ( tehnik penggantian
botol 1 tangan steril 1 tangan on)
Pasang botol baru, cek undulasi, jika ada gelembung udara
pasien tiup balon, mika-miki, dalam dalam, selang di urut dari
atas ke bawah, ( botol kaca jangan di gantung, peniti agar tidak
tertarik ulur )
Jika cairan keluar 100cc/jam maka laporkan segera untuk
tindakan thoracotomy
1. Sebutkan metode terapi O2
Metode Flow Konsentrasi
1 Kateter nasal 1-2 liter 21-30%
2 Binasal/Nasal kanul 2-5 liter 24-45%
3 Simple mask 6-8 liter 40-60%
4 Non rebreathing mask 10-15 liter 80-100%
5 Rebreathing mask 8-12 liter 60-80%
6 Ventury 4-8 liter 24-55%
2. BB 50 Kg, RR 32 kali/menit, berapa liter yang harus diberikan O2 dan metode apa yang
tepat?
MV = VT – RR ( volume tidal 8-10 ml/kgbb) 8 x 50 = 400, 10 x 50 = 500
= 50 x 8 x 32 = 500 x 32
= 12.800 ml = 12,8 liter/menit, = 16.000 ml = 16 liter/menit
Metode yang digunakan NRM ditambah dengan nilai AGD
3. Bagaiamana tanda WSD berfungsi ?
Ada undulasi
4. Jika tidak ada tanda tersebut apa yang dilakukan?
Jika ada sumbatan :
a. Cek selang apakah terlipat atau tindak
b. anjurkan pasien napas dalam lalu batuk efektif
c. tiup balon
d. foto thoraks
5. Botol pecah apa yang harus dilakukan?
a. Klem terlebih dahulu slang WSD
b. Observasi pasien
c. Siapkan botol baru yang steril untuk mengganti botol yang pecah
d. Desinfeksi terlebih dahulu dari terjauh yang paling ujung bawah botol (tehnik steril)
6. Merawat pasien dengan WSD dengan botol WSD banyak gelombang dan pasien tampak
sesak. Apa yang harus dilakukan dan indikasi kecurigaan?
Indikasi : pneumothoraks, slang tertarik ke atas / terendam ke dasar botol
Tindakan : cek slang WSD. Apakah tercabut/terendam
RUMUS :
Lama penggunaan (menit) = tekanan pada manometer – 200 x konstanta / kecepatan aliran
CARA PEMBERIAN O2
Jelaskan prosedur
Cuci tangan
Atur posisi semi fowler
Cek aliran O2 dengan menggunakan punggung tangan
Pasang O2 kanul atau sungkup sesuai instruksi dokter
Rapikan pasien dan alat
Ns. Titi
N II :
N VIII : keseimbangan
Test rombert : berdiri kaki saling menindis tangan dilipat depan dada sambil lihat ( apa pasien
oleng atau tidak )
Test steping : berjalan sambil tutup mata dalam garis lurus sebanyak 50 langkah ( lihat apa
keluar jalur )
N XI : pasien diminta menoleh kiri dan kanan lalu tahan dengan tangan pemeriksa, pasien
diminta melawan kearah.
*reflex fisiologis
*reflex patologis
MUSKULOSKELETAL
*true length : mulai sias sampai mata kaki bandingkan kiri/kanan untuk melihat sama atau tidak,
jika tidak mungkin ada dislokasi/fraktur.
ROM
3 : kaku
(tekuk kaki kea rah dada, tidak normal jika kaki yang lainnya ikut )
*Bulge test ( pegang patella/fiksasi dengan jari atas bawah lalu pukul-pukul dengan telunjuk)
*ballotementtest : sama dengan bulge tetapi patella di tekan dan akan terasa melayang.
*lachman test : patella difleksi, lipat, fleksi, stabilkan jika ada gerakan pada patella berarti
tidak normal.
*mcmurry test : tahan lutut dengan tangan pemeriksa, kaki digerakkan. Jika ada bunyi krek
berarti cairan synovial berkurang
*aply test : tahan lutut seperti pada mcmurry tetapi gerakannya untuk difleksikan untuk
melihat/merasakan bunyi krek.
PEMBERIAN INSULIN
Pasien BB 23Kg
Jumlah tetesan = jumlah cairan (kolf) – faktor tetes / lamanya waktu x 60 menit
BB 50 kg
= 30cc/KgBB/24 jam
1. Pemasangan IV line
Alat dan bahan :
Abocath
Dewasa = no 18-20
Anak = no 26-24
Pungsi = 14-16
Infus set
Cairan infus yanf akan digunakan
Swab / kapas alcohol
Larutan betadine secukupnya
Kasa steril
Pengalas
Plester, gunting
Handskoen
Bengkok, tourniquet
Pelaksanaan
Jelaskan prosedur, validasi biodata nama dan perasaan pasien. Informed content
Cuci tangan, pasang handscoen
Jika perawat hanya sendiri
Ambil infus set, cek expired
Buka dengan cara Luruskan infus set setelah lurus dorong klem ke atas
lalu tutup. Lakukan desinfeksi pada tutup botol cairan infus. Tusuk selang
infus ke botol cairan. Gantung ditiang.
Buka klem isi bilik 1/3 atau ½ bagian. Alirkan sampai tidak ada udara.
Tutup klem.
Siapkan plester ( tulis tanggal pemasangan infus diplester )
Pasangang pengalas, dibawah tangan yang akan dipasangi infus
Dekatkan nierbekken
Posisi vena apa saja yang digunakan
Pasang tourniquet, anjurkan pasien mengepalkan tangan
Desinfeksi secara keseluruhan area yang akan di pasangi infus dengan
tehnik satu arah lalu dengan melingkar ( dalam keluar)
Ambil abocath, masukkan jarum menghadap ke atas (sudut 15-30)
Perhatikan keluarnya darah melalui jarum abocath, jika ada darah tarik
jarum bagian dalam keluar dan dorong jarum bagian luar ke dalam
Plester/fiksasi tidak menutupi lumen penusukan
Lepaskan tourniquet sambungkan abocath dengan infus set
Buka klem atur tetesan cairan infus sesuai intruksi (Hitung tetesan 1 menit
full dengan cara jam tangan dan bilik infus sejajar saat menghitung
tetesan)
Rapikan alat dan pasien
TRANSFUSI DARAH
Konstanta
a. WBC : 6
b. PRC : 3
c. Trombosit : 0,5
d. Plasma : 10
1. Prosedur transfuse darah
Yang harus diperhatikan saat pemberian tranfusi
a. Informed content
b. Ambil specimen untuk mencocokkan darah yang dibutuhkan
c. Profilaksis (difenhidramint 1cc/IV atau dexa 30 menit sebelum tranfusi )
d. Lama pemberian
PRC kurang dari 4 jam
Trombosit 20 menit
Plasma 20-40 menit
Untuk satu kantong\
e. Double cek
f. Cek expired, identitas pasien
g. Dokumentasikan tindakan dan data yang terkait
Catat waktu mulai dari selesai transfuse, termasuk TTV, jenis komponen
darah, nomor kantong darah, golongan darah, resus darah, jumlah darah
dan tanggal ekspired darah.
Rumus :
Waktu (jam) x 60
Contoh soal :
Hb target = 14 g/dl
Darah PRC, BB 30 Kg
Dit :
Jawab :
Pelaksanaan :
a. Prosedur seperti biasanya, perkenalkan dan cek indentitas pasien validasi kembali
pengantar lab
b. Informed content
c. Cuci tangan, pasang perlak, pasang handskoen
d. Alent test untuk melihat sirkulasinya, ambil sirkulasi yang paling bagus. Kepal
tangan tekan arteri ulnaris dan radialis lalu lepas jika CRT < 2detik normal
e. Siapkan spuit 3 cc ambil heparin sebanyak 1 cc tarik spuit sampai ke ujung
kemudian dorong sampai full. Ganti jarum spuit 3 cc dengan jarum 1 cc ( setelah
itu tarik dan dorong kembali spuit agar jarum terkena heparin juga) tarik spuit
berikan udara 1 cc
f. Siapkan plester, kasa dan batalan gabus. Dekatkan bengkok
g. Siapkan alcohol swab ditangan
h. Ganjal tangan dengan kain/tissue gulung (tinggikan tangan) yang akan dilakukan
pengambilan AGD
i. Anjurkan mengepal tangan dan hiperekstensi
j. Desinfeksi area yang akan dilakukan pengambilan sampel AGD
- Arteri radiali atau femoralis ( lansia yang shock atau terpasang IV line )
tehnik satu sapuan dan sirkuler
k. Ambil spuit heparin. Tusukkan pada area pengambilan AGD dengan sudut 90
derajat ambil specimen darah ± 3 cc
l. Tarik jarum spuit dan letakkan kapas alcohol diatas daerah penusukkan dan
lakukan penekanan segera ± 10 menit
m. Pasang kasa dan plester
n. Tusukkan ujung jarum ke bantalan gabus
o. Pasang label identitas pada spuit ( pemasangan label ini bisa dilakukan sebelum
penusukkan)
p. Rapikan alat dan pasien
q. Segera kirim specimen ke lab
r. Jangan lupa monitor tempat penusukan terhadap adanya perdarahan.
s. Darah arteri akan muncrat
Asidosis metabolic ( renal)
Asidosis respiratorik ( NRM = paru)
Alkalosis = sungkup karena CO2 rendah
Kanan (bikarbonat)
Kiri (asam laktat)
3. Balance cairan ( dalam 24 jam dihitung)
Rumus balance cairan :
Intake ( cairan masuk) = output ( cairan keluar ) + IWL
Indikasi : ginjal,jantung,chf
a. IWL = 10-15 cc/KgBB/24 jam
output :
a. Peningkatan suhu tubuh
b. Draine
c. Urine
d. Muntal dll
Intake
a. Obat
b. Makan/minum
c. Infus
Positif : diturunkan intake
Negative : dinaikkan intake
Alat yang dibutuhkan gelas ukur