PENDAHULUAN
Rumah Sakit Umum Daerah (selanjutnya disebut UPTD Rumah Sakit Umum
Daerah Bolaang Mongondow Utara dibentuk berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/2035/2014 tentang Penetapan
Kelas Rumah sakit Umum Daerah ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum
kelas D, Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2021tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Keputusan
Bupati Bolaang Mongondow Utara Nomor 424 Tahun 2015 tentang Izin
Operasional RSUD Bolaang Mongondow Utara Kelas D.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Nama,Visi, Misi
UPTD RSUD BOLAANG MONGONDOW UTARA
Pasal 2
Sejarah Pendirian, Kelas, Kedudukan
Nama UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Bolaang Mongondow Utara adalah
Rumah Sakit Umum Daerah Bolaang Mongondow Utara diresmikan pada
tanggal 18 Juli 2013 oleh Bupati Bolaang Mongondow Utara dan kemudian
dikeluarkan Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2021 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah. Penetapan UPTD
Rumah Sakit Umum Daerah Bolaang Mongondow Utara sebagai Rumah
Sakit Kelas Dberdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.03/I/2035/2014 tentang Penetapan Kelas Rumah sakit Umum
Daerah ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum kelas D dan Keputusan
Bupati Bolaang Mongondow Utara Nomor 424 Tahun 2015 tentang Izin
Operasional RSUD Bolaang Mongondow Utara Kelas D.
UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Bolaang Mongondow Utara terletak
di Jalan Desa Talaga Tomoagu Kec.Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara.
Pasal 3
Nilai-nilai Motto
UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Bolaang Mongondow Utara Guna untuk
mewujudkan Visi dan Misi UPTD RSUD Kab. Bolaang Mongondow utara,
RSUD Menerapkan Motto yaitu “SERASI”
• S : Segera
Pelayanan yang tanggap, cepat, bermutu dan professional.
• E : Efektif
Memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur Rumah Sakit Umum
Daerah.
• R : Ramah
Pelayanan secara tulus dengan sapa, salam dan senyum
• A : Aman
Pelayanan yang memberikan rasa aman secara fisik, mental dan emosional.
• S : Simpatik
Pelayanan diberikan dengan rasa empatik
• I : Indah
Pelayanan dengan lingkungan yang asri, bersih dan tertib.
Pasal 4
Pengertian
BAB II
DEWAN PENGAWAS
Pasal 5
Kedudukan
Kedudukan Dewan Pengawas adalah Kepala Dinas Kesehatan Bolaang
Mongondow Utara
Pasal 6
Keanggotaan
Pasal 7
Ketua Dewan Pengawas
Pasal 8
Biaya
Pasal 10
Kewajiban Dewan Pengawas
Pasal 11
Wewenang Dewan Pengawas
Pasal 12
Peran Dewan Pengawas Terhadap Staf Medis
Pasal 13
Pengelola
1. Pengelola, pengurusan dan pelaksanaan Kegiatan Rumah Sakit secara
keseluruhan dilakukan oleh Direktur dan dibantu 1 orang kepala
bagian tata usaha dan dua orang kepala Sub Seksi.
2. Direktur bertanggung jawab kepada Bupati Bolaang Mongondow Utara
dalam hal pengelolaan dan pengawasan Rumah Sakit beserta
fasilitasnya, sumber daya manusia dan sumber daya terkait.
3. Direktur bertugas untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan Rumah
Sakit setelah ditetapkan olehpemilik sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangandan peraturan kebijakan serta segala
ketentuan umum yang berlaku, dan berbagai aturan dalam peraturan
Internal Rumah Sakit ini, serta memperhatikan hasil pelaksanaan
tindak/audit yang dilaksanakan oleh Komite Medik dan Satuan
Pemeriksa Intern di RumahSakit.
4. Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Direktur
ditentukan oleh Bupati Bolaang Mongondow
Utaradandiperincidalamuraiantugas secara tertulis.
Pasal 14
Pengangkatan dan Pemberhentian Direktur
Pasal 15
Persyaratan Menjadi Direktur
Pasal 16
Direktur
Pasal 17
Pengaturan
Pasal 18
Kelompok Staf Medis (KSM)
1. Kelompok Staf Medis adalah satuan kerja fungsional yang terdiri dari
kelompok dokter dan atau dokter gigi, yang dikelompokan berdasarkan
spesialisasi / keahlian / kompetensi yang sama atau dengan cara lain
berdasarkan pertimbangan khusus.
2. Kelompok Staf Medis dibentuk atau ditetapkan oleh Direktur.
3. Setiap KSM dalam Kelompok Staf Medis dipimpin oleh seorang Ketua
yang dipilih oleh anggotanya, dan ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur.
Pasal 19
Tugas Kelompok Staf Medis
Pasal 20
Kewajiban Kelompok Staf Medis
Pasal 21
Tanggung jawab Kelompok Staf Medis
Kelompok Staf Medis mempunyai tanggung jawab yang terkait dengan mutu,
etik dan pengembanganpendidikandanpelatihanstafmedis,meliputi :
1. Memberikan rekomendasi kepada Direktur melalui Komite Medik (Sub
Komite Kredensial) tentang penempatan anggota Staf Medis Fungsional
baru di Rumah sakit dan penempatan ulang anggota Staf Medis
Fungsional;
2. Melakukan evaluasi kinerja anggota Kelompok Staf Medis didalam
kelompoknya dan bersama-sama dengan Komite Medik menentukan
kompetensi dari anggota Kelompok Staf Medis tersebut
3. Memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mengikuti
continuing professional development (CPD);
4. Memberikan masukan kepada Direktur melalui Komite Medik tetang
hal-hal yang terkait dengan praktik kedokteran, misalnya mengenai
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, temuan terapi baru, dan
lain-lain;
5. Memberikan laporan (berkala maupun insidental) kepada Direktur
melalui Komite Medik antara lain meliputi hasil pemeriksaan indikator
mutu klinik, hasil evaluasi kinerja praktik klinis, pelaksanaan program
pengembangan staf dan lain-lain;
6. Melakukan evaluasi dan revisi / perbaikan (up-dating) secara berkala
terhadap standar prosedur operasional pelayanan medis (Standar
Pelayanan Medis dan Prosedur Tetap) dan dokumen terkaitnya sehingga
sesuai dengan situasi dan kondisi terbaru;
7. Bersama-sama Komite Medik melakukan evaluasi dan revisi/perbaikan
(up-dating) secara berkala terhadap Peraturan Internal Staf Medis
(Medical Staff By laws).
Pasal22
Hubungan Pengelola dengan Kelompok Staf Medis
1. Kelompok Staf Medis berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur.
2. Sebagai pengelola, Direktur mempunyai tugas dan wewenang untuk
menetapkan strategi organisasi dan tata kerja lengkap dengan rincian
tugasnya, menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban Kelompok Staf Medis sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Dalam pengelolaan sebagaimanan dimaksud dalam ayat (2) Direktur
berkewajiban menjamin Kelompok Staf Medis melaksanakan tugas dan
kewajiban sesuai Standar Pelayanan Medis dan Prosedur Tetap.
4. Kewajiban Kelompok Staf Medis untuk menjamin bahwa tugas dan
kewajiban dilaksanakan dengan baik, maka ketua Kelompok Staf Medis
bertanggung jawab kepada Direktur.
5. Pertanggung jawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat
bersifat pertanggung jawaban proporsional-administratif manajerial
antara pengelola dengan Staf Medis Fungsional atau bersifat
pertanggung jawaban secara mandiri oleh Staf Medis.
6. Direktur dan Kepegawaian melakukan penilaian kinerja yang bersifat
administratif terhadap Staf medis, misalnya mengenai disiplin
kepegawaian, DP3, motivasi kerja dan lain sebagainya sesuai peraturan
yang berlaku.
7. Direktur dengan persetujuan Dewan Pengawas mengangkat/
memberhentikan Staf Medis atas rekomendasi Komite Medik (Sub
Komite Kredensial) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB V
NAMA DAN TUJUAN ORGANISASI
Pasal 23
Nama
Tujuan dari pengorganisasian KSM adalah agar Staf Medis di Rumah Sakit
dapat lebih menata diri dengan focus terhadap kebutuhan pasien, sehingga
menghasilkan pelayanan medis yang berkualitas dan bertanggung jawab.
Pasal 25
Tanggung Jawab
BAB VI
PENERIMAAN, PENERIMAAN KEMBALI DAN PEMBERHENTIAN
ANGGOTA KSM
Pasal 26
Persyaratan Penerimaan Calon Anggota KSM
Pasal 27
Prosedur Penerimaan calon Anggota KSM
Pasal 28
Penerimaan Kembali Anggota KSM
Pasal 29
Pemberhentian Anggota KSM
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 30
Syarat Anggota KSM
Pasal 31
Kategori dan Masa Berlaku KSM
Pasal 32
Tugas, Fungsi, Tanggung Jawab dan Kewajiban KSM
a. Tugas KSM:
1. Melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur diagnosis,
pengobatan, pencegahan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan
dan pemulihan;
2. Memberikan pelayanan medis yang bermutu kepada pasien sesuai
dengan Standar Pelayanan Medis dan Prosedur Tetap yang berlaku
di Rumah Sakit;
3. Meningkatkan kemampuan profesinya melalui program pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan;
4. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik yang
ada dalam program KSM dan Rumah Sakit;
5. Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan medis dan etika kedokteran yang sudah
ditetapkan;
6. Menyusun, mengumpulkan, menganalisis dan membuat laporan
pementauan indicator mutu klinis dan melakukan audit medis.
b. Fungsi KSM sebagai pelaksana pelayanan medis, pendidikan dan
pelatihan serta penelitian dan pengembangan dibidang medis.
c. Wewenang masing masing anggota KSM disusun oleh Ketua KSM dan
kemudian disetujui dan dibuatkan rekomendasi oleh Komite Medik
untuk dibuatkan Surat Keputusan Direktur.
d. Tanggung jawab KSM:
1. Menyelesaikan dan melengkapi rekam medis pasien yang menjadi
tanggung jawabnya dalam waktu 2x24 jam;
2. Bertanggung jawab atas pelayanan medis yang dilaksanakan oleh
peserta didik yang sedang menjalani pendidikan di rumahSakit;
3. Memberikan rekomendasi melalui ketua Komite Medik cq Sub-
Komite Kredensial kepada Direktur terhadap permohonan
penempatan Staf Medis Baru di Rumahsakit;
4. Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktik Staf Medis
berdasarkan data yang komprehensif melalui peerreview, audit
medis atau program quality improvement;
5. Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik/Sub-Komite
Kredensial kepada Direktur terhadap permohonan penempatan
ulang Staf medis di Rumah Sakit;
6. Memberi kesempatan Staf medis untuk mengikuti “continuing
professional development’(CPD);
7. Memberikan masukan kepada Direktur melalui Ketua Komite
Medik, hal-hal yang terkait dengan praktik kedokteran;
8. Memberikan laporan melalui Ketua Komite Medik dan Keperawatan;
9. Melakukan perbaikan (updating) standar pelayanan medis, prosedur
tetap dan dokumen terkait lainnya.
e. Kewajiban KSM:
1. Menaati peraturan internal Staf Medis/Medical Staff By laws;
2. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab;
3. Menaati Kode Etik dan Disiplin Profesi Kedokteran Indonesia dan
Kode Etik Rumah Sakit;
4. Memiliki Surat Ijin Praktik di UPTD Rumah Sakit Daerah Bolaang
Mongondow Utara;
5. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
Prosedur tetap serta kebutuhan medis pasien;
6. Mematuhi kebijakan Rumah Sakit tentang penggunaan obat dan
formularium, Informedcon sent, dan Rekam Medis;
7. Merujuk pasien ke Staf medis yang mempunyai
kemampuan/keahlian yang lebih baik apabila tidak mampu
melakukan pemeriksaan dan/atau pengobatan;
8. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia;
9. Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali
bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu
melakukannya;
10. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya secara terus
menerus dengan ikut serta secara aktif dalam program pendidikan,
pelatihan dan penelitian yang berkesinambungan dan program-
program pengembangan di bidang medis lainnya yang diatur KSM
dan rumah Sakit.
11. Membangun dan membina kerja sama tim yang baik dengan sesama
sejawat anggota KSM, tenaga keperawatan/paramedic dan pegawai
Rumah Sakit lain demi kelancaran pelayanan medis di Rumah
Sakit;
12. Bersedia ikut dalam Sub-Komite dan Tim Klinis pada Komite Medik
dan Kepanitiaan di rumah Sakit;
13. Ikut dan aktif pada penelitian yang deprogram oleh KSM dan
Rumah Sakit;
14. Tidak melibatkan diri pada kegiatan yang patut diduga dapat
merugikan pasien dan Rumah Sakit.
Pasal 33
Hak-Hak Anggota KSM
Pasal 34
Hak Klinis Khusus (Clinical Privilege)
Pasal 35
Pembatasan Hak Klinis Khusus
1. Bila dipandang perlu, Komite Medik dapat memberi rekomendasi
kepada Direktur agar Hak Klinis Khusus anggota KSM dibatasi
berdasarkan atas keputusan dari Sub-Komite Etika dan Mutu.
2. Pembatasan Hak Klinis Khusus ini dapat di pertimbangan bila anggota
KSM tersebut dalam pelaksanaan tugasnya di Rumah Sakit dianggap
tidak sesuai dengan standar pelayanan medis dan prosedur tetap yang
berlaku; dapat dipandang dari aspek kinerja klinis, aspek etik dan
disiplin profesi medis serta aspek hukum.
3. Sub-Komite Etika dan Mutu membuat rekomendasi pembatasan Hak
Klinik Khusus anggota KSM melalui prosedur:
4. Ketua KSM mengajukan surat untuk mempertimbangkan pencabutan
Hak Klinis Khusus dari anggotanya kepada Ketua Komite Medik;
5. Komite Medik meneruskan permohonan tersebut kepada Sub-Komite
dan Mutu untuk meneliti kinerja klinis, etika dan disiplin profesi medis
anggota KSM yang bersangkutan;
6. SubKomite Etika dan Mutu berhak memanggil anggota KSM yang
bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan membela diri setelah
sebelumnya diberi kesempatan untuk membaca dan mempelajari bukti-
bukti tertulis tentang pelanggaran/penyimpangan yang telah
dilakukan;
7. Sub-Komite Etika dan Mutu dapat meminta pendapat dari pihak lain
yang terkait.
Pasal 36
Pencabutan/Pembatalan Hak Klinis Khusus
BAB VIII
PENGORGANISASIAN KELOMPOK STAF MEDIS
Pasal 37
Struktur Organisasi
1. Pemilihan Calon Ketua KSM dilakukan dalam rapat pleno KSM dengan
prosedur yang telah ditetapkan oleh Komite Medik.
2. Ketua KSM diangkat oleh Direktur dari calon yang diajukan.
3. Dalam menentukan pilihan Ketua KSM, Direktur dapat meminta
pendapat dari Komite Medik.
4. Bila anggota KSM hanya 2 orang, maka penentuan Ketua KSM
dilakukan dengan cara musyawarah berdasarkan saran/masukan dari
Komite Medik.
5. Ketua KSM terpilih adalah anggota Komite Medik.
6. Tugas Ketua KSM adalah mengkoordinasikan semua kegiatan anggota
KSM, menyusun uraian tugas, Wewenang dan tata kerja serta jasa
pelayanan anggota KSM dengan rincian sebagaiberikut:
a) Menyusun standar prosedur operasional pelayanan medis yang
terdiri dari:
Standar Pelayanan Medis, yaitu standar prosedur operasional
pelayanan medis bidang keilmuan /keprofesian, yang disusun
dibawah koordinasi Komite Medik.
Prosedur Tetap, yaitu standar prosedur operasional, bidang
manajerial / administrai, yang disusun dibawah koordinasi
Direktur dan Keperawatan; meliputi antara lain pengaturan
tugasrawat jalan, pengaturan tugas rawat inap, pengaturan
tugas jaga, pengaturan tugas rawatintensif, pengaturan tugas
dikamar operasi, kamar bersalin, dan lain sebagainya,
pengaturanvisite / ronde, pertemuan klinik, presentasi kasus
(kasus kematian, kasus langka, kasus sulit, kasus penyakit
tertentu), prosedur konsultasi dan lain-lain yang disusun
dibawah koordinasiDirekturdanKepegawaian.
b) Menyusun indicator mutu klinis/mutu pelayanan medis, berupa
indicator mutu output atau outcome.
c) Menyusun uraian tugas, kewenangan dan tata kerja masing-masing
Staf Medis yang menjadi anggotanya.
7. Ketua KSM mempunyai kewenangan mengatur anggota KSM yang
mempunyai jabatan rangkap dijajaran struktural, dan bila dianggap
perlu maka Ketua KSM dapat membebas tugaskan yang bersangkutan
dari kegiatan rutin di KSM dan menerima kembali sebagai anggota
setelah yang bersangkutan selesai dengan tugas/jabatan strukturalnya.
Pasal 39
Pelaksana Tata Usaha KSM
Pasal 42
Komite Medik
Pasal 43
Organisasi Komite Medik
Pasal 45
Tugas Komite Medik
Pasal 46
Fungsi Komite Medik
Pasal 47
Wewenang Komite Medik
Pasal 48
Sub-Komite
1. Sub Komite adalah kelompok kerja khusus dibawah Komite Medik yang
bertugas membantu pelaksanaan tugas-tugas klinis bidang medis
untuk mengatasi masalah khusus di Rumah sakit.
2. Keanggotaan Sub-Komite terdiri dari anggota tetap KSM dan tenaga
profesi lainnya secara ex-officio.
3. Sub Komite dibentuk sesuai dengan kebutuhan rumah Sakit dan
kepengurusannya ditetapkan dengan keputusan Direktur atas usul
Komite medik.
4. Susunan Kepengurusan Sub Komite terdiri dari:
a. Ketua; merangkap anggota,
b. Sekretaris; merangkap anggota,
c. Anggota.
5. Tata kerja Sub Komite:
a. Sub Komite membuat kebijakan, program dan prosedur tetap;
b. Sub Komite membuat program berkala dan laporan tahunan kepada
Komite Medik, dimana laporan tahunan berisi evaluasi kegiatan dan
rencana kegiatan berikutnya;
c. Sub Komite mempunyai masa kerja sama dengan periode masa
kerja Komite Medik;
6. Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Sub
Komite dibebankan kepada Rumah Sakit, dan muat dalam RBA Rumah
Sakit.
Pasal 49
Tim Klinis
Tim Klinis adalah tim yang dibentuk oleh Komite Medik, bertugas
menangani kasus-kasus pelayanan medis yang memerlukan koordinasi
lintas profesi di Rumah Sakit, dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur
atas usul Komite Medik. Tim Klinis di Rumah sakit terdiri dari:
1. Tim HIV /AIDS;
2. Tim Kanker Terpadu;
3. Tim Tumbuh kembang;
4. Tim Kesehatan Remaja;
5. Tim Perinatal Risiko Tinggi;
6. Tim Infeksi Khusus;
7. Tim Rekam Medis;
8. Tim Pelayanan Primer;
9. Tim Tranfusi Darah;
10. Tim Akut Flacid Paralisis;
11. Tim Lainnya, yang dipandang perlu
12. Apabila dipandang perlu, jumlah Tim Klinis dapat ditambah atau
dikurangi susuai dengan kebutuhan/perkembangan.
BAB X
KERAHASIAAN INFORMASI MEDIS
Pasal 50
Kerahasiaan Pasien
Pasal 51
Informasi medis
Pasal 52
Hak dan Kewajiban Dokter
1. Hak dan kewajiban dokter yang dimaksud adalah hak dan kewajiban
dokter sebagimana yang diatur dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Hak dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
3. Hak memperoleh perlindungan hukum (pidana/perdata) sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Prosedur Operasional;
4. Hak memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan
Standar Prosedur Operasional;
5. Hak memperoleh informasi yang lengkap dan jujur;
6. Hak menerima imbalan jasa sesuai dengan rekomendasi profesi;
7. Hak menambah IPTEK dan mengikuti perkembangan.
8. Kewajiban dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan
Standar Prosedur Operasional;
b. Merujuk ke dokter lain bila tidak mampu dan tidak sesuai dengan
kompetensi;
c. Merahasiakan informasi pasien, meskipun pasien sudah meninggal;
d. Melakukan pertolongan darurat, kecuali bil a yakin ada orang lain
yang bertugas dan mampu.
Pasal 53
Hak dan Kewajiban Pasien
BAB XI
AMANDEMEN / PERUBAHAN DAN PENUTUP
Pasal 55
Amandemen / Perubahan
1. Perubahan terhadap Peraturan Internal Rumah Sakit dapat dilakukan
sesuai kebutuhan.
2. Perubahan dapat dilakukan, apabila ada permohonan secara tertulis
dari salah satu Pihak yang terkait dengan Peraturan Internal Rumah Sakit,
yaitu Pengelola dan Staf Medis / Komite Medik.
3. Perubahan dapat dilakukan, apabila ada permohonan secara tertulis
dari salah satu Pihak yang terkait dengan Peraturan Internal Rumah Sakit,
yaitu Pengelola dan Staf Medis / Komite Medik.
4. Usulan untuk merubah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hanya
dapat dilaksanakan apabila ada pemberitahuan tertulis dari satu pihak
kepada pihak lainnya, yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) minggu
sebelumnya.
5. Perubahan dilakukan dengan meng-addendum Peraturan Internal
Rumah Sakit ini.
6. Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (4), merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari Peraturan Internal Rumah Sakit ini.
Pasal 56
Ketentuan Penutup
Ditetapkan di : Boroko
Pada Tanggal : 2023
MENYETUJUI
PENGELOLAH PEMILIK
DIREKTUR RSUD KEPALA DINAS KESEHATAN
KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA