Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOEDARSO

A. LATAR BELAKANG.

Rumah sakit ini mulai dibangun pada tahun anggaran 1969 / 1970, berkat kerja
keras almarhum dr. Soedarso pada tanggal 10 Juli 1973, diresmikan pemakaiannya oleh
Direktur RI Almarhum Profesor Dr. Drajat Prawiranegara, dengan nama Rumah Sakit
Umum Provinsi Sungai Raya, dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 60 buah. Pada
tahun 1976 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan
Barat Nomor 181 tanggal 28 Oktober 1976 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Soedarso dan dikenal dengan RSDS, yang peresmiannya dilakukan oleh
Menteri Kesehatan RI Profesor Dr. G.A Sisabesy pada tanggal 24 November 1976 dan
pada tanggal ini dijadikan sebagai dasar hari Ulang Tahun Rumah Sakit. Pada tahun 2002
dengan berdasarkan Keputusan Gubernur No. 452 Tahun 2002, maka rumah sakit ini
menjadi Rumah Sakit Umum Dokter Soedarso.
Rumah sakit merupakan pelayanan publik di bidang kesehatan yang perlu
mendapatkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam pelaksanaan
pelayanannya perlu adanya pengawasan yang melibatkan pejabat di lingkungan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, tokoh masyarakat dan lembaga-lembaga lainnya
yang peduli akan kesehatan.
Adapun manfaat Hospital By Laws secara spesifik adalah sebagai aturan internal
untuk kelangsungan hidup organisasi rumah sakit.
B. TUJUAN.

1. Tujuan Umum :
Perawatan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) bertujuan untuk mengatur batas
kewenangan, hak, kewajiban dan tanggung jawab Pemilik, Direktur selaku pengelola,
Komite Medik, Staf Medis Fungsional dan tenaga non medis sebagai pemberi
pelayanan di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus :
a. Adanya kepastian aturan dalam penyelenggaraan rumah sakit.
b. Tercapainya kerjasama yang harmonis antara : Pemilik, Direktur dan Komite
Medik.
c. Tercapainya sinergi antara manajemen dengan profesi medis.
d. Terciptanya profesionalisme dan tanggung jawab Staf Medis Fungsional terhadap
mutu pelayanan medis.

C. MANFAAT.

Adapun manfaat dari Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) adalah :
1. Sebagai acuan Pemilik dalam melakukan pengawasan.
2. Sebagai acuan Manajemen dalam mengelola dan menyusun kebijakan teknis
operasional.
3. Sebagai pedoman aspek hukum dalam peraturan staf medis fungsional.
4. Sebagai sarana manajemen efektivitas, efisiensi dan mutu.
5. Sebagai sarana dan perlindungan hukum.
6. Sebagai acuan penyelesaian konflik.
7. Sebagai persyaratan akreditasi rumah sakit dan persyaratan suatu Badan Pelayanan
Umum.
BUKU KESATU
PERATURAN INTERNAL KORPORASI (CORPORATE BY LAWS)
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
Dalam Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Barat.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh Pemerintah Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan Prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintah daerah (Daerah Provinsi Kalimantan Barat).
4. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Barat.
5. Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu dalam penyelenggaraan Pemerintah
Daerah yang terdiri dari : Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kalimantan Barat.
7. Rumah Sakit Umum Daerah adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso.
8. Direktur adalah jabatan struktural tertinggi di Rumah Sakit yang bertanggung jawab atas
pengelolaan Rumah Sakit.
9. Wakil Direktur adalah Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso.
10. Paramedis Fungsional adalah paramedis perawat / bidan dan non perawat / non bidan yang
bertugas pada instansi dalam jabatan fungsional.
11. Tenaga non medis adalah tenaga yang bertugas di bidang pelayanan khusus dan tidak
berkaitan dengan pelayanan pasien.
12. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) adalah aturan dasar penyelenggaraan
Rumah Sakit terdiri dari peraturan internal korporasi dan peraturan internal staf medis.
13. Peraturan Internal Korporasi (Corporate By Laws) adalah aturan yang mengatur agar tata
kelola korporasi (corporate governance) terselenggara dengan baik melalui peraturan
hubungan antara pemilik atau yang mewakili pemilik, direktur dan komite medik di Rumah
Sakit.
14. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) adalah aturan tata kelola klinis
(clinical governance) untuk menjaga profesionalisme staf medik fungsional di Rumah
Sakit.
15. Pengawas adalah orang yang ditugaskan oleh pemilik untuk melakukan pengawasan
terhadap pengelolaan dan pengurusan Rumah Sakit.
16. Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical
governance) agar staf medis fungsional di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan pemeliharaan etika dan disiplin
profesi medis.
17. Sub Komite adalah kelompok kerja dari komite medik.
18. Kewenangan Klinis (Clinical Privilage) adalah hak khusus seorang staf medis fungsional
untuk melakukan pelayanan medis tertentu di Rumah Sakit untuk suatu periode tertentu
yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (Clinical Appointment).
19. Penugasan Klinis (Clinical Appointment) adalah penugasan Direktur Rumah Sakit kepada
seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis di Rumah Sakit tersebut
berdasarkan daftar kewenangan klinis (Clinical Privilage) yang telah ditetapkan baginya.
20. Staf Medis Fungsional (SMF) adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi
spesialis yang mempunyai penugasan klinis di Rumah Sakit.
21. Kelompok Staf Medis Fungsional (KSMF) adalah kumpulan staf medis fungsional dengan
keahlian sama atau serupa.
22. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis fungsional untuk menentukan
kelayakan diberikan kewenangan klinis (Clinical Privilage).
23. Kompetensi adalah kemampuan profesional yang meliputi penugasan ilmu pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai (knowledge, skill dan attitude) dalam melaksanakan tugas
profesionalnya.
IDENTITAS
BAGIAN KESATU
BAB II
KEDUDUKAN RUMAH SAKIT
PASAL 2
1. Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso yang disingkat RSUD Dr. Soedarso adalah
Satuan Kegiatan Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan
Barat, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur serta koordinasi dengan
Dinas Kesehatan.
2. Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso ditetapkan dengan
Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 71 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008.
3. Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso ditetapkan dengan Keputusan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 02.03/ 1/ 0723/ 2013 sebagai Rumah Sakit
umum dengan Klasifikasi kelas B Pendidikan.
4. Rumah Sakit ini beralamatkan di Jl. Dokter Soedarso No. 1 Kelurahan Bangka Belitung
Laut Kecamatan Pontianak Tenggara Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat.
5. Pemilik Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso adalah Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat.

BAGIAN KEDUA
VISI, MISI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT
PASAL 3
Visi Rumah Sakit sebagai berikut :
Menjadi Rumah Sakit terbaik mandiri dan profesional

PASAL 4
Misi Rumah Sakit sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau masyarakat.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan sumber daya manusia.
3. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.
PASAL 5

Dalam menyelenggarakan kegiatannya Rumah Sakit memiliki falsafah :


Kami mengedepankan pelayanan kesehatan yang prima

BAGIAN KETIGA
NILAI, MOTTO DAN LOGO RUMAH SAKIT
NILAI
PASAL 7
Nilai dasar pelayanan Rumah Sakit : Disiplin, Komitmen, Kejujuran, Tanggung Jawab, Kerja
Sama dan Inisiatif.

PASAL 8
Motto Pelayanan Rumah Sakit :
Bekerja keras melaksanakan pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk kepuasan pelanggan

PASAL 9
1. Logo Rumah Sakit :
Gambar Logo Rumah Sakit

2. Logo Rumah Sakit tersebut bermakna :


a. Bentuk logo berupa gambar dunia dengan warna biru melambangkan era globalisasi
sebagai tantangan ke depan yang harus dihadapi semua karyawan di Rumah Sakit
Umum Daerah Dokter Soedarso, agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu
dan sekaligus merupakan peluang untuk meraih khusus di bidang pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
b. Gambar pulau Kalimantan menunjukkan pulau tempat berdirinya rumah sakit.
c. Gambar ular yang melingkar melambangkan simbolisasi ke profesionalan tenaga
kesehatan yang ada di rumah sakit ini dalam menerapkan ilmu pengetahuan maupun
hasil kajian-kajian ilmiah dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
kepada masyarakat.
d. Tulisan RSUD Dr. Soedarso berwarna hitam merupakan nama institusi ini yang
bergerak di bidang perumah sakitan, dan melambangkan suatu kekuatan yang
memberikan semangat bagi karyawan dalam memenuhi kewajiban memberikan
semangat bagi karyawan dalam memenuhi kewajiban memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
e. Bentuk silhuet berjumlah 3 (tiga) buah melambangkan persatuan yang kokoh antar
tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit ini (dokter, perawat dan tenaga kesehatan
lainnya) dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, serta
senantiasa mengedepankan mutu pelayanan yang lebih baik.

BAB III
SATUAN PENGAWAS INTERNAL
BAGIAN KESATU
SATUAN PENGAWAS INTERN
PASAL 10
Satuan Pengawas Internal adalah tenaga yang bertugas membantu Direktur melaksanakan
pengawasan di RSUD Dr. Soedarso.
Satuan Pengawasan Internal ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Satuan Pengawas Internal mempunyai tugas :
a. Melakukan kajian dan analisis terhadap rencana investasi, khusunya sejauh mana aspek
pengkajian dan pengelolaan resiko telah dilaksanakan oleh unit yang bersangkutan.
b. Melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian pengelolaan, pemantauan efektivitas
dan efisiensi sistem dan prosedur dalam bidang keuangan, pemasaran, sumber daya
manusia dan pengembangan.
c. Melakukan penilaian dan pemantauan mengenai sistem pengendalian informasi dan
komunikasi.
d. Melakukan tugas khusus dalam lingkup pengendalian intern yang ditugaskan oleh
Dikrektur.
e. Pemeriksaan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada
rumah sakit termasuk kelayakan dan efektifitas kebijakan.
f. Pemeriksaan atas keandalan informasi keuangan dan informasi manajemen lainnya.
g. Pemeriksaan khusus lainnya sesuai dengan permintaan, manajemen dan perintah dari
direktur.

DIREKTUR
PASAL 11
Direktur sebagaimana dimaksud adalah unsur pimpinan yang mempunyai tugas memimpin,
mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengevaluasi dan mengendalikan kegiatan RSUD Dr.
Soedarso peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAGIAN KEDUA
TUGAS POKOK, FUNGSI, WEWENANG, TANGGUNG JAWAB DIREKTUR
PASAL 12
1. Direktur berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi Kalimantan
Barat.
2. Direktur mempunyai tugas pokok memimpin pengelolaan, pengurusan dan pelaksanaan
kegiatan rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur mempunyai
fungsi menetapkan kebijakan dalam seluruh aspek penyelenggaraan rumah sakit.
4. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Direktur dibantu oleh
Wakil Direktur Pelayanan (Wakil Direktur I) Dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan
(Wakil Direktur II).
5. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Direktur mempunyai wewenang dan
tanggung jawab.
6. Menetapkan sususnan organisasi dan tata laksana setiap satuan kerja di Rumah Sakit
setelah susunan jabatan dan rincian ditetapkan oleh Gubernur.
7. Menetapkan visi, misi, rencana strategis, rencana bisnis dan anggaran.
8. Menetapkan kebijakan pelayanan medik dan keperawatan, sumber daya manusia dan
pendidikan, keuangan serta umum dan operasional rumah sakit sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
9. Menetapkan pengadaan, pengangkatan, penempatan, penugasan, pemberhentian atau
usulan pemberhentian pegawai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
10. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pegawai sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
11. Menetapkan dan mencabut kewenangan klinis (clinical privilege), penugasan klinis
(clinical appointment) bagi setiap SMF.
12. Membentuk dan menetapkan tim/ panitia teknis untuk melaksanakan tugas-tugas berikut :
a. Bertindak untuk dan atas nama Rumah Sakit dan melakukan perbuatan hukum
b. Bertanggung jawab atas pengesahan laporan keuangan dan laporan akuntabilitas
kinerja rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
c. Bertanggung jawab atas pengelolaan rumah sakit, memimpin dan
mengkoordinasikan serta mengendalikan pengurusan dan pelaksanaan kegiatan
rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku
d. Bertanggung jawab atas pengelolaan seluruh kekayaan rumah sakit, berupa sarana
prasarana dan peralatan serta sumber daya lainnya

PASAL 13

1. Wakil Direktur Pelayanan (Wakil Direktur I) berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur.
2. Wakil Direktur Pelayanan mempunyai tugas membantu Direktur dalam memberikan
bimbingan dan mengkoordinasikan kegiatan bidang pelayanan, penunjang,
pengembangan dan instalasi-instalasi pelayanan melakukan pengelolaan sumber daya
manusia, pengelolaan keuangan pelayanan penunjang dan pengendalian melaksanakan
pengelolaan pelayanan medis dan pelayanan keperawatan.
PASAL 14
1. Wakil Direktur Umum dan Keuangan (Wakil Direktur II) berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dalam ayat (2), Wakil Direktur Umum dan
Keuangan mempunyai tugas membantu Direktur dalam memberikan bimbingan dan
mengkoordinasikan kegiatan bidang pengendalian, pengelolaan dan fungsional dan
bagian Tata Usaha.

BAB V
KOMITE DAN SATUAN
BAGIAN KESATU
PEMBENTUKAN KOMITE DAN SATUAN
PASAL 15
1. Komite dan Satuan adalah organisasi non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi
2. Pembentukan Komite dan Satuan bertujuan untuk memberikan pertimbangan strategis
kepada Direktur dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit
3. Pembentukan, perubahan dan penambahan Komite ditetapkan oleh Direktur
4. Komite dan Satuan di Rumah Sakit adalah :
a. Komite Pengendalian Penyakit Infeksi
b. Komite Medik
c. Komite Farmasi dan Terapi
d. Satuan Pengawas Internal

BAGIAN KEDUA
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KOMITE
PASAL 16
1. Komite diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
2. Masa jabatan komite adalah selama 3 (tiga) tahun
3. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite bertanggung jawab kepada Direktur
4. Komite dapat diberhentikan pada masa jabatannya apabila :
a. Tidak menunjukkan kinerja yang baik
b. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan rumah sakit
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana yang berkaitan
dengan kegiatan rumah sakit

KOMITE PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI


PASAL 17
1. Komite Pengendalian Penyakit Infeksi merupakan kelompok tenaga professional
kesehatan yang anggotanya terdiri dari dokter wakil dari sertiap SMF, Petugas
Laboraturium, Farmasi, Perawat, Bidan, Sterilisasi (CSSD), Binatu, IPSRS, Sanitasi, Gizi,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Kamar Jenazah.
2. Komite Pengendalian Penyakit Infeksi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur.
a. Komite Pengendalian Penyakit Infeksi dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih oleh
anggotanya dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur
b. Komite Pengendalian Penyakit Infeksi mempunyai tugas membantu Dirrektur dalam :
- Penyusunan dan evaluasi program, kebijakan dan standar operating procedure
pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi
- Melaksanakan pendidikan dan latihan pencegahan dan pengendalian penyakit
menular

BAGIAN KETIGA
KOMITE MEDIK
PASAL 18
1. Komite Medik beranggotakan para professional medis.
2. Komite Medik mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam hal
menyusun standar pelayanan medis, pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan medis,
hak klinis khusus pada staf medis fungsional, program pelayanan, pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai Komite Medik diatur dalam Peraturan Internal Staf Medis
(Medical Satff ByLaws)

BAGIAN KEEMPAT
KOMITE KEPERAWATAN
PASAL 19
1. Komite Keperawatan merupakan kelompok profesi perawat/ bidan yang anggotanya terdiri
dari perawat/ bidan.
2. Komite Keperawatan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
3. Komite Keperawatan dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh anggotanya dan
ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
4. Komite Keperawatan mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada direktur dalam
pembuatan standar asuhan keperawatan, penetapan kode etik keperawatan, ketenagaan
serta memberikan masukan dan pertimbangan pada bidang keperawatan.
5. Tata kerja dan mekanisme komite keperawatan ditetapkan oleh Direktur.

KOMITE FARMASI DAN TERAPI


PASAL 20
1. Komite Farmasi dan Terapi sebagaimana dimaksud merupakan kelompok tenaga
professional kesehatan yang mewakili hubungan komunikasi antara staf medis dengan staf
farmasi yang anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialis-spesialis yang ada di
rumah sakit dan apoteker yang mewakili rumah sakit.
2. Komite Farmasi dan Terapi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
3. Komite Farmasi dan Terapi dipimpin oleh seorang ketua yang dipimpin oleh anggotanya
dan ditetapkan dengan keputusan Direktur.
4. Komite Farmasi dan Terapi mempunyai tugas membantu Direktur dalam :
a. Penyusunan dan Pengembangan formularium rumah sakit
b. Pengaturan pengelolaan obat yang digunakan di rumah skait
c. Peninjauan penggunaan obat di rumah sakit terhadap standar gunaan obat di rumah
sakit terhadap standar diagnose dan terapi serta laporan mengenai efek smaping obat
d. Pelaksanaan bimbingan terhadap instalasi farmasi dalam pengembangan peninjauan
terhadap kebijakan dan peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit
e. Evaluasi berkenaan dengan produk obat dan dosis obat yang diusulkan oleh staf medis
f. Penyebarluasan ilmu pengetahuan obat kepada staf medis dan staf keperawatan

BAGIAN KELIMA
SATUAN PENGAWAS INTERN (SPI)
PASAL 21
1. Satuan Pengawas Intern (SPI) mempunyai tugas membantu Direktur dalam bidang
pengawasan pengelolaan sumber daya dan melaksanakan pemeriksaan intern di rumah
sakit.
2. Tata kerja dan mekanisme Satuan Pengawas Intern(SPI) ditetapkan oleh Direktur.

BAB VI
TATA KELOLA RUMAH SAKIT
PASAL 22
1. Masing-masing bidang/ unit/ instalasi wajib mengusulkan kebijakan dan pedoman yang
terkait dengan bidang tugasnya untuk ditetapkan oleh Direktur.
2. Masing-masing unit kerja wajib membuat standar prosedur operasional dan peraturan
pelaksanaan lainnya dengan matrik keterkaitan yang jelas antar pelayanan utama dan
pendukung pelayanan lainnya untuk ditetapkan oleh Direktur.
3. Kebijakan, pedoman dan standar prosedur operasional tidak boleh bertentangan dengan
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital ByLaws) ini.
4. Untuk menangani pengelolaan kegiatan tertentu, Direktur dapat membentuk panitia atau
kelompok kerja.
5. Dalam pelaksanaan tugas, wajib menerapkan prinsip kintegrasi dan sinkronisasi baik di
lingkungannya maupun dengan instansi lain sesuai bidang tugas masing-masing.
6. Setiap pimpinan unit kerja wajib melakukan bimbingan, pembinaan dan pengawasan
terhadap kendali mutu, kendali biaya, disiplin pegawai dan motivasi kerja bawahan dan
apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah sesuai ketentuan dan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai