OLEH
NAIMAH HARGIANTI ABDURAHMAN
NIM. R014191001
CI LAHAN CI INSTITUSI
[ ] [ ]
Nama/RM : Tn SD /890004
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 28 Tahun
Ruangan : Lontara 2 Atas Depan (Bedah Digestif )
Data Pengkajian
Tanggal : 26 Agustus 2019 Jam : 08.00 S :36,9oC P :24x/i N : 95x/i
Wita
Cara dengan : TD : 105/65 mmHG
⃝ Jalan kaki ⃝ Kursiroda Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝Berbaring ⃝ Duduk
⃝Brankard ⃝ Lainnya :
Datang melalui : TB : 174 cm BB : - kg IMT : -
⃝ UGD ⃝ Poliklinik Lingkar lengan : 19 cm
⃝ OK ⃝Lainnya :
Diagnosa Masuk : Fistel enterokutan
Diagnosis Medis : Fistel Enterokutaneus
Keluhan utama :
Lemah dan badan terasa berat karena bengkak
Riwayat Alergi : Tidak ada
⃝ Makanan laut : ⃝ Udara dingin ⃝ Lainnya :
⃝ Obat : ⃝Debu
Penggunaan alat bantu : Tidak ada
⃝ Kacamata ⃝ Alat bantu dengar ⃝ Lainnya :
⃝ Gigi palsu ⃝ Kruk
Riwayat Pasien
Riwayat penyakit :
⃝Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : ⃝ Kanker:
⃝ Penyakit jantung : ⃝Asma : ⃝ Hepatitis : ⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental : ⃝ Lainnya : Gastritis
Riwayat operasi : YA
Merokok : YA
Konsumsi alkohol : YA
Riwayat Penyakit Keluarga
⃝ Hipertensi : - ⃝ PPOK : - ⃝ Diabetes : - ⃝ Kanker: -
⃝ Penyakitjantung : ⃝ Asma : - ⃝ Hepatitis : - ⃝ Stroke: -
⃝ TB : - ⃝ Gangguan mental : -
⃝ Lainnya : -
Psikososial/Ekonomi
Status pernikahan : ⃝ belum menikah ⃝ Menikah ⃝ Janda/duda
Keluarga : ⃝tinggal bersama ⃝ tinggal sendiri
Tempattinggal : ⃝Rumah ⃝ Panti ⃝ Lainnya :
Pekerjaan : ⃝ PNS ⃝ Wiraswasta ⃝ Pensiunan ⃝ Lainnya :
Status emosi : ⃝Kooperatif ⃝ Tidak kooperatif
Pengalaman hospitalisasi : Ya
Keterangan : Operasi usus buntu pada tanggal 9 April 2019 di RS Sorong
Sumber informasi : ⃝ Pasien ⃝Keluarga ⃝ Lainnya :
PemeriksaanFisik (Ceklist pada bagian yang tidak normal)
⃝Gangguan Penglihatan : -
⃝Gangguan pendengaran : -
MATA, TELINGA,
⃝ Gangguan penciuman : -
HIDUNG
⃝Batuk : ⃝Dispnea
⃝Wheezing:⃝Kananatas/bawah ⃝Kiriatas/bawah ⃝ ModulasiO2 : …lpmvia…
Catatan : Normal
Catatan : Normal
⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :
⃝Anoreksia: ⃝ Diare: ⃝ Inkontinensia:
INTESTINAL
Catatan :
Normal
Catatan :
1. Abses di tempat post APP bagian abdomen kanan tertutup kasa
2. Fistel pada abdomen kiri terpasang kantong kolostomy one piece drainable cairan
berwarna merah ± 150cc
Kondisi fisik 1. Sangat 2. Buruk 3. Sedang 4. Baik 3
buruk
NORTON SCALE (Skin Risk Assessment)
CATATAN :
Pasien mengatakan nyeri pada perut sebelah kanan bila makan terlalu kenyang dan nyeri
biasanya timbul apabila posisi miring kekiri atau ditekan pada bagian perutnya
Obat Dosis/Rute Tujuan Cara Kerja Obat
Meropenem 1 gr/IV/8 Jam Meropenem adalah Meropenem bekerja
obat dengan fungsi untuk menghentikan
menangani pertumbuhan bakteri
penyebaran berbagai dan membunuh bakteri
variasi infeksi bakteri dengan cara
menghambat
pembentukan dinding
sel bakteri.
MEDIKASI
terpasang CVC pada hemithoraks kiri melalui subcalavia kiri yang melewati midline,
kanan depan kesan pada cavoatrial junction
COR : kesan Normal dan aorta normal
Kedua sinus dan diafragma terselubung
Tulang-tulang intake
Jaringan luka sekitar kesan baik
Kesan : terpasang CVC pada hemithoraks kiri dengan tip kesan pada cavoatrial junction
Ureum Normal
Pemeriksaan
14 10-50
Kreatinin 0.22 <1.3 Normal
SGOT 59 < 38 Hiper
SGPT 11 < 41 Normal
Albumin 2.1 3.5-5.0 Hipoelbuminemia
HBsAg Non reactive Non reactive Normal
Anti HCV Non reactive Non reactive Normal
Natrium 127 136-145 Hiponatremia
Klorida 95 97-111 Hipoklorida
Kalium 2.8 3.5-5.1 Hipokalium
RBC 2.30 4,50-6,50 106/mm3
HGB 6,1 13.0-17.0 g/dl
HCT 18,4 40,0-54,0 %
MCV 80 80-100 µm3
MCH 26,5 27,0-32,0 Pg
MCHC 33,2 32,0-36,0 g/dl
RDWcv 14,4 11,0-16,0 %
RDWsd 41 39-52 µm3
PLT 79 150-500 106/mm3
MPV 7,6 6,0-11,0 µm3
PCT 0,059 0,150-0,500 %
PDW 12,3 11,0-18,0 %
WBC 11.0 4.0-10,0 103/ᶙl
NEU 77.8 52-75 103/ᶙl
LYM 11,7 20-40 103/ᶙl
MON 9,4 2,0-8,0 103/ᶙl
EOS 0,7 1,0-3,0 103/ᶙl
BAS 0,4 0,0-1,5 103/ᶙl
ALY 0,9 0,0-2,5 103/ᶙl
LIC 2,5 0,0-3,0 103/ᶙl
B. ANALISA DATA DAN RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA
ANALISA MASALAH KEPERAWATAN
No. RM : 890004
Inisial Pasien : Tn SD
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan/ Sasaran Intervensi
(Nanda) (NOC) (NIC)
1. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah perawatan selama 3x24 jam, Manajemen nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh diharapkan diagnosa dapat teratasi 1) Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
b.d ketidakmampuan dengan kriteria: pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
mengabsorpsi nutrient, yang Status nutrisi: 2) Identifikasi adanya alergi atau intoleransi
ditandai dengan : 1. Asupan gizi tidak menyimpang makanan yang dimiliki pasien
DS : dari rentang normal 3) Monitor kalori dan asupan makanan
Pasien mengatakan berat
2. Asupan makanan tidak 4) Monitor kecenderungan terjadinya penurunan
badan sebelum sakit 75 kg menyimpang dari rentang normal dan kenaikan berat badan
Pasien mengatakan tidak 3. Asupan cairan tidak menyimpang 5) Anjurkan keluarga untuk membawa makanan
ada napsu makan dari rentang normal favorit pasien sementara pasien berada di
Isteri pasien mengatakan rumah sakit
pasien makan bubur dan 6) Bantu pasien membuka kemasan makanan,
sedikit saja yang dimakan memotong makanan, dan makan, jika
pagi ini kurang lebih 3 diperlukan
sendok saja 7) Tawarkan makanan ringan yang padat gizi.
DO : 8) Anjurkan pasien untuk makan sedit tapi
Pasien tidak sering
menghabiskan porsi
9) Kolaborasi : lanjutkan/tingkatkan diit sesuai
makan yang disediakan indikasi
Pasien tidak mengikuti 10) Beri dukungan nutrisi : TPN (total parenteral
jadwal pemberian diet nutrsi) IV
yang diberikan
Tampak kurus dan oedem
ekstermitas bawah
Albumin 2,2 g/dl
Hb 6,1 g/dl
2 Intoleransi aktivitas b.d Ketahanan Manajemen Energi
ketidakseimbangan antara o Melaporkan peningkatan toleransi 1) Kaji kemampuan pasien dalam melakukan
suplai dengan kebutuhan aktivitas aktivitas harian yang normal dengan
oksigen, yang ditandai o Menunjukan penurunan tanda memperhatikan laporan kelemahan,
dengan : fisiologis intoleran (tanda vital keletihan, dan kesulitan dalam beraktivitas
DS : dalam rentang normal) 2) Pantau tekanan darah, denyut nadi dan
Pasien mengatakan o Menunjukan nilai laboratorium pernapasan selama dan setelah beraktivitas
lemah dan sesak (Hb/Ht) dalam rentang normal 3) Anjurkan tirah baring atau periode istirahat
napas bila beraktivitas sesuai indikasi
DO : 4) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai
Hb : 6,1 g/dl
toleransi
Konjungtiva anemis 5) Anjurkan pasien untuk mengganti posisi
CRT > 3 detik secara perlahan
Tingkat 6) Berikan bantuan terkait aktivitas/ ambulasi
ketergantungan berat sesuai kebutuhan yang memungkinkan pasien
Dispnoe menjadi partisipan aktif seoptimal mungkin
RR : 24 x/menit 7) Instruksikan pasien untuk menghentikan
aktivitas apabila terdapat keluhan sesak
napas, nyeri atau pusing
Kolaborasi : pantau pemeriksaan laboratorium
(Hb, Ht), Beri oksigen dan beri terapi
transfuse darah sesuai indikasi
3 Defisit pengetahuan b.d Setelah perawatan selama 3x24 jam, 1) Identifikasi gejala yang memerlukan evaluasi
kurang informasi, yang diharapkan defisit pengetahuan dapat medis (seperti oedem)
ditandai dengan : teratasi dengan kriteria: 2) Tentukan persepsi pasien atau keluarga
DS : Pengetahuan : tentang kondisi pasien
Isteri pasien mengatakan 1) Menyatakan pemahaman tentang 3) Beri dan tinjau informasi mengenai penyebab
tidak tahu kenapa kondisi proses penyakit dan komplikasi bengkak dan penurunan aktivitas
suaminya semakin menurun. potensial 4) Tinjau regimen obat. Kemungkinan efek
Awal masuk bisa berjalan dan 2) Menyatakan pemahaman tentag samping dengan cepat
badanya tidak bengkak, kebutuhan terapeutik
namun sekarang suaminya 3) Berpartisipasi dalam regimen
cenderung tidur dan badanya terapi
bengkak.
DO :
Pasien dan keluarga
mengatakan tidak tahu
penyebab kondisinya semakin
menurun.
4 Risiko ketidakstabilan kadar Setelah perawatan selama 3x24 jam, Manajemen hipoglikemi
gula darah factor resiko diharapkan diagnosa dapat teratasi 1) Monitor kadar glukosa darah sesuai indikasi
gangguan status kesehatan dengan kriteria: 2) Monitor tanda dan gejala hipoglikemi
fisik dan penurunan berat Status nutrisi : Energi 3) Beri sumber karbohidrat sederhana/kompleks
badan secara berlebihan o Stamina dan daya tahan tidak sesuai indikasi
menyimpang dari rentang normal 4) Pertahankan kepatenan jalan napas bila
Kebugaran fisik : diperlukan
o Indeks masa tubuh dan Kekuatan 5) Pertahankan akses intra vena
otot tidak terganggu 6) Instruksikan pasien untuk patuh terhadap
diitnya
7) Instruksikan kepada pasien atau keluarga
untuk selalu menyediakan sumber karbohidrat
sederhana
8) Kolaborasi Berikan glukosa secara intravena
sesuai indikasi
9) Konsultasikan dengan tim perawatan diabetes
Monitor nutrisi :
1) Timbang BB dan ukur antropometri
2) Identifikasi perubahan BB terakhir
3) Monitor adanya mual muntah
4) Monitor diit dan asupan kalori
5) Identifikasi perubahan napsu makan dan
aktivitas akhir-akhir ini
6) Kolaborasi lakukan pemeriksaan laboratorium
& monitor hasilnya (mis : kolesterol,albumin)
5 Risiko infeksi Penyembuhan luka : primer dan Perawatan Luka
Factor risiko prosedur sekunder 1) Monitor karakteristik luka, termasuk drainase,
invasive Setelah dilakukan tindakan warna, ukuran dan bau
keperawatan selama 3x24 jam 2) Bersihkan luka dengan normal salinberi
kerusakan integritas kulit pasien balutan yang sesuai dengan luka
teratasi dengan kriteria hasil: 3) Ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat
a. Mencapai penyembuhan luka tepat dan drainase
waktu tanpa komplikasi 4) Periksa luka setia ganti balutan
b. Menunjukkan perilaku untuk 5) Catat dan bandingkan setiap perubahan luka
meningkatkan penyembuhan dan 6) Posisikan pasien untuk mengurangi
mencegah kerusakan kulit. ketegangan pada area luka
7) Anjurkan pada pasien dan keluarga mengenai
cara dan pembuangan balutan yang tepat
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
No. RM : 890004
Inisial Pasien : Tn S
Ruang rawat : Lontara 2 Atas Depan (Bedah Digestif)
Jam (WITA)
26 Agustus 2019 Pasien Tn. S tampak lemah, makan per oral bisa S :
tetapi porsi yang diberi tidak dihabiskan. Isterinya
Pasien mengatakan masih lemah, makan bisa
mengatakan Cuma makan 3 – 4 seendok saja. Diit
(Hari Pertama) tapi sedikit-sedikit karena kurang napsu makan
bubur standar. Keluarga mengatakan BB pasien
sebelum sakit 75 kg dan saat ini menurun yang O :
besar hanya bengkak pada kaki. Pasien tidak ada
Pasien tampak lemah, sakit sedang, kesadaran
riwayat alergi makanan.
compos mentis, napsu makan berkurang, intake
Terpasang infus CVC pada subclavicula sinistra
oral bisa tetapi sedikit, porsi makan yang diberi
dengan cairan infus D10% 20 tetes/menit cabang
tidak dihabiskan, minum juga sedikit
infus RL drip cocktail 20 tetes/menit.
08.00 2. Mengobservasi kesadaran dan tanda vital (±150cc)/8jam. Terpasang CVC pada
GCS : 15 kesadaran : compos mentis subclavicula sinistra dengan cairan infus D10%
TD : 105/65 mmHg, S : 36,9 ºC, N : 95 x/mnt, P : 20 tetes/menit cabang infus D5% 20
24 x/mnt. tetes/menit.
3. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit-sedikit
08.30 A:
tetapi sering.
4. Mengobservasi cairan infus (tetesan lancer) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum
08.55
5. Membantu memberi makan siang pasien (diit teratasi
09.00
lunak standar) pasien Cuma menghabiskan 3 P:
sendok.
Pertahankan intervensi
09.10 6. Menanyakan makan yang disukai pasien (pasien
suka makanan pedas) 1) Monitor status gizi pasien
7. Menganjurkan pasien untuk mengikuti diit selama 2) Anjurkan pasien makan sedikit tetapi
12.00 dirumah sakit dan hindari makanan yang pedis sering
dulu. 3) Ciptakan kondisi yang nyaman saat pasien
makan
4) Beri diit sesuai indikasi baik oral ataupun
parenteral.
2 15.00 1. Memonitoring kondisi pasien dan memberi terapi Pukul : 21.00
injeksi IV(meropenem 1 gr/iv) dan obat oral (B S :
kompleks 2 tablet)
Pasien mengatakan masih lemah, bisa makan
16.00 Pasien masih lemah, makan dan minum sedkit.
tapi masih sedikit-sedikt, tidak ada napsu
17.00 2. Mengobservasi tanda vital :
makan
TD : 97/62 mmHg, S : 36,7 ºC, N : 111 x/mnt,
P : 24 x/mnt. O:
18.00 3. Membantu memberi diit lunak standar Pasien tampak lemah, sakit sedang, kesadaran
compos mentis, napsu makan berkurang, intake
19.00 4. Memberi obat Zinc 20 mg dan metil prednisolone
oral bisa tetapi sedikit, porsi makan yang diberi
62,5 mg/iv
tidak dihabiskan, minum juga sedikit.
Terpasang CVC pada subclavicula sinistra
dengan cairan infus D10% 20 tetes/menit
cabang infus D5% 20 tetes/menit.
A:
A:
P:
Pertahankan intervensi
27 Agustus 2019 Tampak lemah, makan per oral bisa tetapi porsi S :
yang diberi tidak dihabiskan. Diit bubur standar.
Pasien mengatakan masih lemah, makan bisa
Terpasang infus CVC pada subclavicula sinistra
(Hari Kedua) tapi masih sedikit-sedikit, kurang napsu
dengan cairan infus D10% 20 tetes/menit cabang
makan, sedikit mual.
infus D5% 20 tetes/menit.
08.00 2. Mengobservasi kesadaran dan tanda vital O:
GCS : 15 kesadaran : compos mentis
Pasien tampak lemah, sakit sedang, kesadaran
TD : 109/62 mmHg, S : 36 ºC, N : 103 x/mnt, P :
compos mentis, napsu makan berkurang, intake
22 x/mnt.
oral bisa tetapi sedikit, porsi makan yang diberi
08.30 3. Menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien
tidak dihabiskan. Terpasang CVC pada
saat makan dengan membersihkan pasien dan
subclavicula sinistra dengan cairan infus D10%
menganjurkan untuk membersihkan mulut sebelum
20 tetes/menit cabang infus D5% 20
dan setelah makan
tetes/menit.
08.55 4. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit-sedikit
tetapi sering.
12.00 5. Membantu memberi makan siang pasien (diit A:
lunak standar) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
P:
Pertahankan intervensi
A:
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
P:
Pertahankan intervensi
1) Monitor status gizi pasien
2) Anjurkan pasien makan sedikit tetapi
sering.
3) Ciptakan kondisi yang nyaman saat pasien
makan.
4) Beri diit sesuai indikasi baik oral ataupun
parenteral.
A:
P:
Pertahankan intervensi
1 Rabu 07.00 1) mengobservasi kondisi pasien, porsi makan yang Pukul : 14.00
A:
P:
Pertahankan intervensi
A:
P:
Pertahankan intervensi
18.00 4) Membantu memberi diit lunak standar Pasien tampak lemah, sakit sedang, kesadaran
P:
Rencana Tindakan :
P:
Rencana Tindakan :
A:
Intoleransi aktivitas belum teratasi
P:
Rencana tindakan :
P:
Rencana Tindakan :
P:
Rencana Tindakan :
A:
Intoleransi aktivitas belum teratasi
P:
Rencana tindakan :
P:
Rencana Tindakan :
P:
Pertahankan Tindakan :
Pertahankan intervensi
18.00 4) Membantu memberi diit lunak standar Pasien tampak lemah, sakit sedang, kesadaran
compos mentis, kadang cenderung tidur, kadar
gula darah tidak stabil. Terpasang CVC pada
subclavicula sinistra dengan cairan infus D10%
20 tetes/menit cabang infus D5% 20
tetes/menit.
A:
Risiko ketidakstabilan kadar gula darah belum
teratasi
P:
Pertahankan intervensi
Pertahankan intervensi
1) Monitor kadar gula darah
2) Anjurkan pasien untuk patuh terhadap diit
3) Beri pasien sumber karbohidrat sederhana
atau kompleks
4) Anjurkan keluarag untuk selalu
menyediakan sumber karbohidrat
sederhana atau kompleks
5) Pertahankan akses intra vena
6) Kolaborasi beri glukosa secara intra vena
2 15.00 1) Mengecek GDS stick : 36 mg/dl Pukul : 21.00
15.05 2) Memberi D40% intra vena 2 flacon S:
16.00 3) Mengecek GDS stick : 75 mg/dl
Pasien mengatakan lemah.
16.10 4) Menganjurkan keluarga untuk memberikan air gula
pada pasien bila pasien lemas sekali. O:
16.20
5) Mengobservasi tetesan infus dan kepatenannya Pasien tampak lemah, sakit sedang, kesadaran
17.30
6) Membantu memberi diit lunak standar compos mentis, kadang cenderung tidur, kadar
18.00
7) Menganjurkan untuk makan sesuai diit dan jadwal gula darah tidak stabil. Terpasang CVC pada
subclavicula sinistra dengan cairan infus D10%
20 tetes/menit cabang infus D5% 20
tetes/menit.
A:
Risiko ketidakstabilan kadar gula darah belum
teratasi
P:
Pertahankan intervensi
00.10 5) Menganjurkan keluarga memberi minum air gula Pasien tampak lemah, sakit sedang, kesadaran
06.00 4) Mengecek GDS stick : 35 mg/dl compos mentis, kadang cenderung tidur, kadar
06.05 5) Memberi pasien minum air gula gula darah tidak stabil. Terpasang CVC pada
06.10 6) Mengobservasi tanda vital : subclavicula sinistra dengan cairan infus D10%
TD : 100/70 mmHg, S : 36 ºC, N : 102 x/mnt, 20 tetes/menit cabang infus D5% 20
06.00 P : 24 x/mnt. tetes/menit.
7) Mennganjurkan pasien untuk makan sesuai diit
A:
dan jadwal makan
Risiko ketidakstabilan kadar gula darah belum
teratasi
P:
Pertahankan intervensi
A:
Pertahankan intervensi
1) Monitor kadar gula darah
2) Anjurkan pasien untuk patuh terhadap diit
3) Beri pasien sumber karbohidrat sederhana
atau kompleks
4) Anjurkan keluarag untuk selalu
menyediakan sumber karbohidrat
sederhana atau kompleks
5) Pertahankan akses intra vena
6) Kolaborasi beri glukosa secara intra vena
2 15.00 1) Mengobservasi tanda vital Pukul : 21.00
TD : 117/79 mmHg, S : 36,2 ‘C, N : 91 x/menit P : S :
24 x/menit
Pasien mengatakan lemah.
16.00 2) Membantu pasien memberi air gula 2 sendok
makan O:
16.10 3) Menganjurkan asien untuk makan meski sedkit Pasien tampak lemah, sakit sedang, kesadaran
tetapi harus makan sering-sering agar gula darahnya compos mentis, kadang cenderung tidur, kadar
stabil gula darah tidak stabil. Terpasang CVC pada
18.00 4) Memberi diit bubur lunak standar subclavicula sinistra dengan cairan infus D10%
20.00 5) Mengecek GDS stick : 18 mg/dl 20 tetes/menit cabang infus D5% 20
20.05 6) Memberi injeksi D40% 2 flacon tetes/menit.
20.30 7) Mennyambung cairan infus D 10% 20 tetes/menit
A:
Risiko ketidakstabilan kadar gula darah belum
teratasi
P:
Pertahankan intervensi
06.05 6) Memberi injeksi D 40% 3 flacon Pasien tampak lemah, sakit sedang, kesadaran
06.00 7) Mengecek GDS stick : 199 mg/dl compos mentis, cenderung tidur, kadar gula
06.15 8) Mengobservasi tanda vital : darah tidak stabil. Terpasang CVC pada
TD : 100/70 mmHg, S : 36 ºC, N : 102 x/mnt, subclavicula sinistra dengan cairan infus D10%
P : 24 x/mnt. 20 tetes/menit cabang infus D5% 20
06.30 Mennganjurkan pasien untuk makan sesuai diit tetes/menit.
dan jadwal makan
A:
P:
Pertahankan intervensi
1 Senin 07.200 1) Memonitoring kondisi luka : luka pada abdomen Pukul : 14.00
Rencana tindakan :
A:
P:
Rencana tindakan :
A:
P:
Rencana tindakan :
1 Selasa 07.00 1) Memberi injeksi meropenem 1 gr/iv drip dalam Pukul : 14.00
A:
Rencana tindakan :
A:
P:
Rencana tindakan :
A:
P:
Rencana tindakan :
1 Rabu 07.00 1) Memberi injeksi meropenem 1 gr/iv drip dalam Pukul : 14.00
A:
Rencana tindakan :
A:
P:
Rencana tindakan :
A:
P:
Rencana tindakan :