Anda di halaman 1dari 68

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI GIZI

RSUD PAGELARAN KAB.CIANJUR


TAHUN 2023
Jl. Raya No 18 Pagelaran No. Telp (0263)2631093 Kode Pos 43266
Email: rsudpagelaran@gmail.com

1
KATA PENGANTAR DIREKTUR RS

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat-Nya sehingga penyusunan Pedoman Pelayanan Instalasi
Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran dapat terselesaikan dengan
baik.

Terimakasih dan apresiasi besar kami sampaikan kepada Tim


Penyusun Pedoman Pelayanan Instalasi Gizi yang telah memberikan
kontribusi besar terhadap keberhasilan penyusunan buku Pedoman ini.

Kami berharap dengan disusunnya pedoman ini dapat dijadikan


sebagai acuan dalam Pelayanan Instalasi Gizi di Rumah Sakit Umum
Daerah Pagelaran. Untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit
Umum Daerah Pagelaran.

DIREKTUR RSUD PAGELARAN

dr. JAN IZAAC FERDINANDUS, Sp.S


Pembina Tk. I-IV/b
NIP. 19730810 200604 1 010

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DIREKTUR RUMAH SAKIT ......................................2


DAFTAR ISI.............................................................................................3
SK Direktur Pedoman Pelayanan Instalasi Gizi.......................................4
BAB I PENDAHULUAN….........................................................................6
A. Latar Belakang.........................................................................6
B. Tujuan Pedoman......................................................................7
C. Ruang Lingkup Pelayanan........................................................9
D. Batasan Operasional................................................................9
E. Landasan Hukum.....................................................................11
F. Kerangka Konsep......................................................................12
BAB II STANDAR KETENAGAAN.............................................................20
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ...........................................20
B. Distribusi Ketenagaan..............................................................23
BAB III STANDAR FASILITAS..................................................................25
A. Denah Ruangan.......................................................................25
B. Standar Fasilitas......................................................................27
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN.......................................................30
BAB V LOGISTIK....................................................................................50
BAB VI KESELAMATAN PASIEN.............................................................52
BAB VII KESELAMATAN KERJA.........................................................60
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ……………………………………………... 64
BAB IX PENUTUP.............................................................................67

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAGELARAN


KABUPATEN CIANJUR

3
NOMOR : 445/284.7/RSUD-Pgl/I/2023

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI GIZI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAGELARAN KAB. CIANJUR

Menimbang : a. bahwa untuk tercapainya pelayanan yang bermutu


sesuai kemajuan ilmu pengetahuan terkini serta
mengacu pada falsafah dan tujuan pelayanan gizi;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf
a, perlu adanya Pedoman Pelayanan Instalasi Gizi di
Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran;
c. bahwa sesungguhnya dengan hal tersebut diatas
perlu ditetapkan Pedoman Pelayanan Instalasi Gizi
di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Pagelaran dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Pagelaran.
Mengingat : a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
d. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 23/KEP/M. Pan/4/2001 Tentang Jabatan
Fungsional Nutritionis dan Angka Kreditnya;
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
374/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi
Gizi.

4
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH


PAGELARAN KABUPATEN CIANJUR TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH PAGELARAN

KESATU : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Cianjur
Pada Tanggal : 04 Januari 2023

DIREKTUR RSUD PAGELARAN

TTD
dr. JAN IZAAC FERDINANDUS, Sp.S
Pembina Tk. I-IV/b
NIP. 19730810 200604 1 010

BAB I
PENDAHULUAN

5
A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit diperlukan


sumber daya manusia yang kompeten, sarana dan prasarana yang
memadai, agar pelayanan gizi yang di laksanakan memenuhi standar
yang telah di tetapkan. Pelayanan gizi merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang saling menunjang dan tidak
dipisahkan dengan pelayanan. Kesehatan dan gizi merupakan faktor
penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di
suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, umur
harapan hidup dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi
hanya dapat dicapai oleh orang yang sehat dan berstatus gizi baik.
Masalah gizi klinis adalah masalah gizi yang ditinjau secara
individual mengenai apa yang terjadi dalam tubuh seseorang, yang
seharusnya ditanggulangi secara individu. Demikian pula masalah gizi
pada berbagai keadaan sakit yang secara langsung ataupun tidak
langsung mempengaruhi proses penyembuhan, harus diperhatikan
secara individual. Adanya kecenderungan peningkatan kasus penyakit
yang terkait dengan nutrition related disease pada semua kelompok
rentan dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut,
semakin dirasakan perlunya penanganan khusus. Semua ini
memerlukan pelayanan gizi yang bermutu untuk mempertahankan
status gizi yang optimal, sehingga tidak terjadi kurang gizi dan untuk
mempercepat penyembuhan.
Resiko kurang gizi akan muncul secara klinis pada orang sakit,
terutama pada penderita anoreksia, kondisi mulut/gigi geligi buruk
serta kesulitan menelan, penyakit saluran cerna disertai mual, muntah
dan diare, infeksi berat, usila tidak sadar dalam waktu lama, kegagalan
fungsi saluran cerna dan pasien yang mendapat kemoterapi. Fungsi
organ yang terganggu akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit
dan kekurangan gizi. Disamping itu masalah gizi lebih dan obesitas
yang erat hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti diabetes
melitus, penyakit jantung koroner dan darah tinggi, penyakit kanker,

6
memerlukan terapi gizi medis untuk penyembuhan.
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap orang,
memerlukan adanya sebuah pedoman agar diperoleh hasil pelayanan
yang bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu di rumah sakit akan
membantu mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti pula
memperpendek lama hari rawat sehingga dapat menghemat biaya
pengobatan. Keuntungan lain jika pasien cepat sembuh adalah mereka
dapat segera kembali mencari nafkah untuk diri dan keluarganya.
Sehingga pelayanan gizi yang disesuaikan keadaan pasien dan
berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme
tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi klien/
pasien semakin buruk karena tidak di perhatikan keadaan gizi.
Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit
atau kondisi klinis yang harus diperhatikan agar pemberian tidak tidak
melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi
metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan dengan perubahan
fungsi organ. Pemberian diet pasien harus dievaluasi dan diperbaiki
sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya
peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam
maupun di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung- jawab
tenaga kesehatan, terutama tenaga yang bergerak di bidang gizi.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum

7
Tujuan umum pelayanan gizi rumah sakit adalah terciptanya
sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna terintegrasi
dengan pelayanan kesehatan lain di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin di capai adalah meningkatan


pelayanan gizi yang mencakup:
1. Menyelenggarakan Asuhan Gizi terstandar pada pelayanan gizi
rawat jalan dan gizi rawat inap
2. Mengadakan Makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan aman
dikonsumsi
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada
klien/pasien dan keluarganya
4. Menyelenggarakan penelitian aplikasi di bidang gizi dan
dietetik sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tenaga pelayanan


gizi yang mempunyai kompetensi dan kemampuan sebagai berikut:
a. Melakukan pengkajian Gizi, faktor yang berpengaruh terhadap
gangguan gizi dan status gizi dengan cara anamnese diet.
b. Menegakkan diagnosis gizi berdasarkan hasil pemeriksaan yang
dilakukan.
c. Menentukan intervensi gizi dengan menghitung kebutuhan zat
gizi, bentuk makanan, jumlah serta pemberian makanan yang
sesuai dengan keadaan klinis dan keadaan pasien.
d. Merancang dan merubah preskripsi diet dan menerapkannya
mulai dari perencanaan menu sampai menyajikan makanan
e. Memberikan pelayanan dan penyuluhan gizi dan konseling gizi
pada pasien dan keluarganya.
f. Mengelola sumber daya dalam pelayanan penyelenggaraan
makanan bagi konsumen di rumah sakit
g. Melakukan penelitian dan pengembangan gizi sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

8
h. Menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan gizi di Rumah Sakit terdiri dari
:
1. Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan
2. Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap
3. Pengadaan Makanan
4. Penelitian dan Pengembangan

Untuk meningkatkan pelayanan paripurna kepada pasien, maka


perlu dibentuk Tim Asuhan Gizi yang bertugas menyelenggarakan
rawat inap dan rawat jalan, termasuk pelayanan Klinik Gizi yang
merupakan bagian dari Instalasi Rawat Jalan.

D. Batasan Operasional
Batasan Operasional ini merupakan batasan istilah, sesuai dengan
kerangka konsep pelayanan gizi di rumah sakit yang tertuang didalam
pedoman pelayanan gizi
1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit : adalah kegiatan pelayanan gizi di
rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah
sakit baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk keperluan
metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun mengoreksi
kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventif, kuratif,
rehabilitatif, dan promotif.
2. Pelayanan Gizi : suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi,
makanan dan dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien
yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran,
implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
3. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang
terorganisir/terstruktur yang memungkinkan untuk identifikasi

9
kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan gizi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
4. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan
sistematik dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang
berkualitas, melalui serangkaian aktifitas yang terorganisir meliputi
identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan gizi.
5. Tim Asuhan Gizi : adalah sekelompok petugas rumah sakit yang
terkait dengan pelayanan gizi klien/pasien beresiko tinggi malnutrisi
yang terdiri dari dokter/dokter spesialis, nutrisionist/dietisien,
perawat dan farmasis dari setiap unit pelayanan bertugas bersama
menyelenggarakan asuhan gizi (nutrition care) untuk mencapai
pelayanan paripurna yang bermutu.
6. Terapi Gizi : adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada
klien/pasien untuk penyembuhan penyakit berdasarkan pengkajian
gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian
makanan khusus dalam rangka penyembuhan penyakit pasien
sesuai dengan hasil diagnosa medis baik sebelum perawatan dan
sesudah perawatan.
7. Preskripsi Diet atau Rencana Diet : adalah Perencanaan
kebutuhan zat gizi klien/pasien yang dihitung berdasarkan status
gizi, degenerasi penyakit dan kondisi kesehatannya. Preskripsi diet
dibuat oleh dokter sedangkan Rencana diet dibuat oleh
nutrisionis/dietisien.
8. Konseling Gizi : adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi
2 (dua) arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap,
dan perilaku klien/pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukan yang
dilaksanakan oleh nutrisionis/dietisien.
9. Nutrisionis : seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan
kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan, dan
dietetik, baik di masyarakat maupun rumah sakit, dan unit

10
pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar akademi gizi.
10. Dietisien : adalah seorang nutrisionis yang telah mendalami
pengetahuan dan keterampilan dietetik, baik melalui lembaga
pendidikan formal maupun pengalaman bekerja dengan masa kerja
minimal satu tahun, atau yang mendapat sertifikasi dari Persatuan
Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), dan bekerja di unit pelayanan yang
menyelenggarakan terapi dietetik.
11. Food Model : adalah bahan makanan atau contoh makanan yang
terbuat dari bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan
ukuran dan satuan tertentu, yang digunakan untuk konseling gizi,
kepada pasien rawat inap maupun pengunjung rawat jalan.
12. Klien : adalah pengunjung poliklinik rumah sakit, dan atau pasien
rumah sakit yang sudah berstatus rawat jalan.
13. Nutrition related disease : penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan masalah gizi dan dalam tindakan serta pengobatan
memerlukan terapi gizi.

E. Landasan Hukum
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan
pelayanan gizi dirumah sakit diperlukan perundang-undangan
pendukung (legal aspect). Beberapa ketentuan perundang, undangan
yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009;
3. Peraturan MENKES Nomor :1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang
Rumah Sakit;tentang Pedoman Organisasi Rumah Salit di
Lingkungan Departemen Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
374/MENKES/SKIII/2007 tentang Standart Profesi Gizi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
147/Menkes/Per/I/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah

11
Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi.
F. Kerangka Konsep
Berikut merupakan alur mekanisme pelayanan gizi di Rumah
Sakit Umum Daerah Pagelaran :

Gambar 1.1 Mekanisme Pelayanan Gizi di Rumah Sakit

12
1. Mekanisme Kegiatan Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan meliputi kegiatan koseling individual
dan penyuluhan secara berkelompok. Pasien konseling individu
meliputi pasien yang datang sendiri, rujukan poli lain, rujukan balai
kesehatan lain atau rujukan praktek dokter mandiri. Konseling gizi
individual dilaksanakan pada poli gizi.
Pelayanan Penyuluhan berkelompok secara mandiri. Adapun
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :

a. Pemberian edukasi di kelompok pasien diabetes (Diabetisi)


b. Edukasi Ibu hamil dan menyusui
c. Penyuluhan di Ruang Tunggu dll
Mekanisme pasien berkunjung untuk mendapatkan asuhan gizi
dirawat jalan berupa konseling gizi untuk pasien dan keluarga serta
penyuluhan gizi untuk kelompok adalah sebagai berikut :
a. Konseling Gizi
1) Pasien datang keruang konseling gizi dengan membawa surat
rujukan dokter dari poliklinik yang ada di rumah sakit atau
dari luar rumah sakit.
2) Dietisien melakukan pencatatan data pasien dalam buku
register.
3) Dietisien melakukan assesmen gizi dimulai dengan
pengukuran antropometri pada pasien yang belum ada data
BB dan TB.
4) Dietisien melanjutkan assesmen/pengkajian gizi berupa
anamnesa riwayat makan, riwayat personal, membaca hasil
pemeriksaan lab dan fisik klinis (bila ada). Kemudian
menganalisa semua data assesmen gizi.
5) Dietisien menetapkan diagnosa gizi.
6) Dietisien memberikan intervensi gizi berupa edukasi dan
konseling dengan langkah menyiapkan dan mengisi leaflet
flyer/brosur diet sesuai penyakit dan kebutuhan gizi pasien
serta menjelaskan tujuan diet, jadwal, jenis, jumlah bahan

13
makanan sehari menggunakan alat peraga food model,
menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan, cara pemasakan dan lain-lain yang disesuaikan
dengan pola makan dan keinginan serta kemampuan pasien.
7) Dietisien menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang,
untuk mengetahui keberhasilan intervensi (monev) dilakukan
monitoring dan evaluasi gizi.
8) Pencatatan hasil konseling gizi dengan format ADIME
(Assesment, Diagnosa, Intervensi, Monitoring & Evaluasi)

b. Penyuluhan Gizi
1) Persiapan penyuluhan :
a) Menentukan materi sesuai kebutuhan
b) Membuat susunan/outline materi yang akan disajikan
c) Merencanakan media yang akan digunakan
d) Pengumuman jadwal dan tempat penyuluhan
e) Persiapan ruangan dan alat bantu/media yang dibutuhkan
2) Pelaksanaan Penyuluhan ;
a) Peserta mengisi daftar hadir (absensi)
b) Dietisien menyampaikan materi penyuluhan
c) Tanya jawab

2. Mekanisme Kegiatan Pelayanan Gizi Rawat Inap


a. Skrining Gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan
skrining/penapisan gizi oleh perawat ruangan dan penetapan
order diet awal (preskripsi diet awal) oleh dokter. Skrining gizi
bertujuan untuk mengidentifikasi pasien/klien yang beresiko,
tidka beresiko malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus
yang dimaksud adalah pasien dengan kelainan metabolik,
hemodialisis, anak, geriatrik, kanker dengan kemoterapi/radiasi,
luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan
sebagainya.

14
b. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
3) Assasment (Pengkajian Gizi)
a) Anamnesa Riwayat Gizi
Anamnesa riwayat gizi adalah data meliputi asupan
makanan termasuk komposisi, pola makan, diet saat ini dan
data lain yang terkait.
b) Biokimia
Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status
metabolik dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh
terhadap timbulnya masalah gizi.
c) Antropometri
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu.
d) Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelaiana klinis yang berkaitan dengan ganguan gizi atau
dapat menimbulkan masalah gizi.
e) Riwayat Personal
Data riwayat personal meliputi 4 area yaitu riwyat obat-
obatan atau suplemen yang sering dikonsumsi, sosial
budaya, riwayat penyakit dan data umum pasien.
4) Diagnosa Gizi
Pada langkah ini dicari pola dan hubungan antar data yang
terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilah
masalah gizi yang spesifik dan menyatakan masalah gizi
berdasarkan Problem, Etiologi, Signs&Symptoms. Secara singkat
dan jelas menggunakan terminologi yang ada. Pengelompokan
diagnosis gizi :
(1) Domain Asupan
(2) Domain Klinis
(3) Domain Perilaku-Lingkungan
5) Intervensi Gizi
a) Perencaaan Intervensi

15
Intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi yang
ditegakkan. Output dari intervensi ini adalah tujuan yang
terukur, preskripsi diet dan strategi pelaksanaan
(implementasi).
(1) Tujuan Intervensi
Penetapan tujuan harus dapat diukur, dicapai dan
ditentukan waktunya. Idealnya penetapan tujuan
dilakukan bersama dengan pasien dan keluarganya. Bila
tujuan tidak tercapai, dapat dikatakan bahwa intervensi
gizi tersebut tidak berhasil. Menurut waktunya, tujuan
dapat ditetapkan sebagai tujuan jangka Panjang
(misalnya selama dirawat) dan jangka pendek (misalnya
pada kunjungan berikutnya).
(2) Preskripsi Diet
Preskripsi diet menggambarkan rekomendasi mengenai
kebutuhan energi dan zat gizi individual, jenis diet,
bentuk makanan, komposisi zat gizi dan frekuensi
makan. Preskripsi diet dirancang berdasarkan data dari
pengkajian gizi, diagnosis gizi (komponen P-E-S), rujukan
rekomendasi, kebijakan dan prosedur, serta kesukaan
dan nilai-nilai yang dianut pasien.
b) Implementasi Intervensi
Implementasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi dimana
dietisien melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana
asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga
lain yang terkait.
Intervensi gizi dikelompokkan menjadi 4 (empat) domain,
yaitu :
(1) Pemberian makanan dan zat gizi
(2) Edukasi gizi yaitu merupakan proses formal dalam
melatih keterampilan atau memberikan pengetahuan
dalam mengelola atau memodifikasi diet dan perilaku

16
secara sukarela untuk menjaga atau meningkatkan
Kesehatan
(3) Konseling gizi yaitu kegiatan yang bersifat supportive
process ditandai dengan hubungan kerja sama antara
Nutriotionist dengan pasien dalam menentukan prioritas,
tujuan, target, merancang rencana kegiatan yang
dipahami dan membimbing kemandirian dalam merawat
diri sesuai kondisi dan menjaga Kesehatan
(4) Koordinasi pelayanan gizi yaitu kegiatan berkonsultasi,
merujuk atau koordinasi pemberian asuhan gizi dengan
tenaga Kesehatan atau institusi lain yang dapat
membantu dalam merawat atau mengelola masalah yang
berkaitan dengan gizi.
6) Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk
mengetahui respon pasien terhadap intervensi dan tingkat
keberhasilannya. Hasil monitoring dan evaluasi gizi ini
merupakan titik balik untuk Kembali melakukan pengkajian
gizi bila diperlukan. Setelah penilaian gizi ulang dilakukan,
maka proses selanjutnya sesuai dengan proses asuhan gizi
terstandar. Hal ini terus berulang sampai pasien tidak
membutuhkannya lagi.
a) Komponen Monitoring dan Evaluasi Gizi
(1) Memonitor perkembangan kondisi pasien
Tujuan dalam kegiatan ini adalah untuk melihat apakah
hasil sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh pasien
maupun tim. Kegiatan ini antara lain :
(a) Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien
(b) Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai
dengan rencana/preskripsi diet
(c) Menentukan apakah status gizi pasien tetap atau
berubah

17
(d) Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun
negative
(e) Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alas an
tidak adanya perkembangan dari kondisi pasien.
(2) Mengukur hasil Intervensi/Dampak
Indikator dampak ditentukan oleh masalah gizi, etiologi
dan gejala serta tanda (P-E-S). Kegiatan yang terkait
dengan mengukur dampak adalah :
(a) Memilih indicator dampak asuhan gizi untuk
mengukur dampak yang diinginkan
(b) Menggunakan indicator dampak asuhan gizi yang
terstandar untuk meningkatkan validitas dan
reliabilitas perubahan pengukuran. Indikator dampak
asuhan gizi meliputi : asupan makanan dan zat gizi,
komposisi tubuh dan pertumbuhan, pengetahuan
tentang makanan dan zat gizi, sikap dan perilaku,
akses makanan, nilai laboratorium, kemampuan fisik
seperti aktivitas fisik dan persepsi pasien terhadap
asuhan gizi dan hasilnya.
(3) Evaluasi dampak
Evaluasi dampak merupakan kegiatan membandingkan
hasil antara data terbaru dengan data (status)
sebelumnya, tujuan intervensi dan atau rujukan standar
yang ditetapkan secara sistematis. Evaluasi dampak ini
dapat dipakai untuk memutuskan menghentikan atau
melanjutkan asuhan gizi.
b) Pengelompokan Monitoring dan Evaluasi Gizi
Terdapat 4 (empat) domain dalam Monitoring dan Evluasi
Gizi, yaitu :
(1) Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi, yaitu
meliputi tingkat pemahaman, perilaku, akses dan
kemampuan yang mungkin mempunyai pengaruh pada
asupan makanan dan zat gizi

18
(2) Dampak asupan makanan dan zat gizi, yaitu meliputi
asupan makanan atau zat gizi dari berbagai sumber,
misalnya makanan, minuman, suplemen dan melalui
rute enteral maupun parenteral
(3) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik terkait gizi, yaitu
pengukuran yang terkait dengan antropmetri, biokimia
dan parameter pemeriksaan fisik
(4) Dampak terhadap pasien terkait gizi, yaitu pengukuran
yang terkait dengan persepsi pasien terhadap intervensi
yang diberikan dan dampaknya pada kualitas hidup.

19
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Kepala Instalasi Gizi
Kepala Instalasi Gizi adalah penanggung jawab umum
organisasi unit pelayanan gizi di sebuah Rumah Sakit, yang
ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit dengan berdasarkan
ketentuan dan peraturan kepegawaian yang berlaku. Kepala Instalasi
Gizi yang bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan
Penunjang Medis.
a) Tugas Pokok
Membantu Direktur dalam Pengelolaan Pelayanan Gizi sesuai
dengan standar yang ditetapkan dan sumber daya yang tersedia
secara efektif dan efisien.
b) Fungsi
1) Pengelola Pelayanan Gizi :
- Mengkoordinir Perencanaan Pelayanan Gizi
- Mengkoordinir Perencanaan Evaluasi Pelayanan Gizi
- Melaksanakan Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan
Pelayanan Gizi
2) Pelayanan Food Service dan Asuhan Gizi
- Melaksanakan kegiatan pelayanan Food Service
- Melaksanakan kegiatan asuhan gizi mulai dar screening
lanjutan, assasment, diagnosa gizi, menentukan intervensi
gizi, monitoring dan evaluasi gizi.
Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran saat ini berada pada
kelas C, untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut maka seorang
kepala unit pelayanan gizi Rumah Sakit harus memenuhi kriteria
tertentu sebagai berikut :
a) Seorang Ahli Gizi dengan Pendidikan dasar minimal lulusan DIII
Gizi
b) Memiliki pengalaman kerja tertentu

20
c) Telah memperoleh pendidikan Manajemen Pelayanan Gizi
d) Masa kerja minimal 5 tahun di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
Daerah Pagelaran.
2. Pelaksana Gizi
Pelaksana Gizi adalah seorang Ahli Gizi yang berada dibawah
Kepala Instalasi Gizi yang bertugas mengendalikan dan mengawasi
pelayanan gizi rumah sakit mulai dari perencanaan sampai dengan
pendistribusian makan pasien. Bidang tugas aspek yang diawasi
adalah mencakup aspek dietetic dan non dietetic.
a) Tugas Pokok
Membantu Kepala Instalasi Gizi dalam Pengelolaan Pelayanan Gizi
sesuai dengan standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
b) Fungsi
1) Pengelola Pelayanan Gizi :
- Mengkoordinir Perencanaan Pelayanan Gizi
- Mengkoordinir Perencanaan Evaluasi Pelayanan Gizi
- Melaksanakan Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan
Pelayanan Gizi
2) Pelayanan Food Service dan Asuhan Gizi
- Melaksanakan kegiatan pelayanan Food Service
- Melaksanakan kegiatan asuhan gizi mulai dar screening
lanjutan, assasment, diagnosa gizi, menentukan intervensi
gizi, monitoring dan evaluasi gizi.
Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran saat ini berada pada
kelas C, untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut maka seorang
kepala unit pelayanan gizi Rumah Sakit harus memenuhi kriteria
tertentu sebagai berikut :
e) Seorang Ahli Gizi dengan Pendidikan dasar minimal lulusan DIII
Gizi
f) Memiliki pengalaman kerja tertentu
g) Telah memperoleh pendidikan Manajemen Pelayanan Gizi

21
3. Administrasi Gizi
Administrasi Gizi adalah petugas yang bertanggung jawab
dalam hal surat menyurat/administrasi yang dibutuhkan pada
pelayanan gizi berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
a) Tugas Pokok
Membantu Kepala Instalasi Gizi dan Petugas Pelaksana Gizi dalam
hal pengadministrasian pengelolaan pelayanan gizi sesuai dengan
standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
b) Fungsi
1) Membuat surat-menyurat Instalasi Gizi
2) Mengimput data yang diperoleh dari coordinator Instalasi Gizi
3) Mengurus kepegawaian Instalasi Gizi meliputi (Absensi, Jadwal
Dinas dan lain-lain)
4. Tenaga Pemasak
Tenaga Pemasak adalah seseorang yang bertugas yang memiliki
keahlian memasak untuk mempersiapkan dan mengolah bahan
makanan yang diperlukan untuk pasien dan karyawan di Rumah
Sakit.
a) Tugas Pokok
Membantu Instalasi Gizi dalam hal mempersiapkan dan mengolah
bahan makanan serta minuman untuk pelayanan gizi sesuai
dengan standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
b) Fungsi
1) Merencanakan pola menu bersama dengan Ahli Gizi
2) Merencanakan cara kerja, memasak, waktu agar sesuai degan
menu dan jadwal pembagian makanan yang ditentukan
3) Membersihkan peralatan dan menjaga peralatan masak yang
digunakan
4) Melakukan penilaian terhadap resep baru serta melaporkannya
kepada Kepala Instalasi Gizi
5) Mengembangkan buku resep untuk digunakan.

22
5. Pramusaji
Pramusaji adalah seorang yang bertugas dalam bidang
penyajian makanan dan minuman kepada pasien serta staff di
Rumah Sakit.
a) Tugas Pokok
Membantu Instalasi Gizi dalam hal pelayanan gizi sesuai dengan
standar yang ditetapkan secara efektif dan efesien.
b) Fungsi
1) Mengantar makanan dan minuman baik pasien/staff karyawan
sesuai jadwal dan SPO Distribusi yang berlaku
2) Memasukkan dan menata makanan ke dalam trolly
3) Membuat label makanan pasien dan di cross cek oleh Ahli Gizi
4) Menyiapkan sendok (bungkus) dan fasilitas harian lainnya
sesuai standar pelayanan (sedotan, tissue, gelas plastic, mika,
alas baki, warpping dll)
5) Mencatat pemakaian fasilitas setiap hari
6) Memberikan informasi kepada bagian logistic jika stock fasilitas
menipis
7) Menjaga kebersihan dan keraphan area ruang gizi dan dapur
8) Membuat laporan stockalat saji yang terpakai dan yang belum
Kembali

B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi tenaga gizi disesuaikan dengan tingkat Pendidikan pada
unit pelayanan gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran :

No Jabatan Pendidikan Jumlah


1 Kepala Instalasi Gizi DIII Gizi 1 orang
2 Petugas Pelaksana Gizi S1 Gizi 1 orang
3 Administrasi Gizi S1 Keperawatan 1 orang
4 Tenaga Pemasak SMA 4 orang
5 Pramusaji SMA 3 orang

23
C. Pengaturan Jadwal
1. Kepala Instalasi & Petugas Pelaksana Gizi (08.00 s/d 16.00 WIB)
2. Administrasi Gizi (08.00 s/d 15.00 WIB)
3. Tenaga Pemasak
Shift Pagi (07.00 s/d14.00 WIB)
Shift Siang (14.00 s/d 21.00 WIB)
4. Pramusaji
Shift Pagi (08.00 s.d 15.00 WIB)
Shift Siang (14.00 s/d 21.00 WIB)

24
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Kegiatan Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran
dapat berjalan dengan baik dan optimal bila didukung dengan fasilitas
yang memadai baik untuk melaksanakan asuhan gizi rawat jalan,
asuhan gizi rawat inap dan penyelenggaraan makanan.
Berikut merupakan denah ruang Poliklinik Instalasi Gizi Rumah
Sakit Umum Daerah Pagelaran :

Gambar 3. Denah Poliklinik Gizi

25
Berikut merupakan denah ruang Penyelenggaraan Makanan
Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran :

Keterangan :
A : Pintu Masuk O : Wastafel Cuci Alat
B : Kulkas (Pendingin) P : Lemari Penyimpanan Alat
C : Dispenser Q : Lemari Penyimpanan Alat
D : Meja Kerja R : Lemari Penyimpanan BM
E : Instalasi Listrik Kering
F : Meja Prasmanan S : Lemari Penyimpanan BM
G : Meja Pemorsian Segar
H : Meja Persiapan T : Pintu Keluar
I : Meja Persiapan
J : Meja Kompor
K : Meja Kompor
L : Meja Kompor
M : Wastafel

26
N : WC/Toilet
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas di Poliklinik Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran
Berikut beberapa fasilitas yang tersedia diruang pelayanan Poliklinik
Gizi yaitu :

No Nama Barang Jumlah


1 Meja kerja 2
2 Kursi kerja 3
3 AC 1
4 Lemari display/arsip 1
5 Loker 1
6 Komputer 1
7 Printer 1
8 Dispenser 1
9 Wastafel 1
10 Cermin 1
11 Lemari piring 1
12 Piring makan 20
13 Gelas minum 20
14 Alat makan (sendok, garpu) 20
15 Papan tulis 1
16 ATK dan buku pedoman ~
17 Food model ~
18 Leaflet ~
19 SPO pelayanan gizi ~
20 Formulir Asuhan Gizi ~
21 Formulir Skrining Gizi ~
22 Timbangan digital 1
23 Alat ukur tinggi lutut 1
24 Alat ukur tinggi badan 1
25 Alat ukur panjang badan
1
anak/infantometer
26 Alat ukur lingkar lengan 6
27 Alat ukur tebal lemak/skinfold 3
28 Jam dinding 1

27
2. Fasilitas di Ruang Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit Umum
Daerah Pagelaran
a) Ruang Penerimaan Bahan Makanan
Sarana dan prasarana : meja + kursi penerimaan, timbangan
bahan makanan duduk, pisau, wastafel cuci tangan, tempat cuci
bahan makanan, kranjang sayuran, trolly bahan makanan, buku
pencatatan penerimaan bahan makanan, tempat sampah
sementara tertutup.
b) Ruang Penyimpanan Bahan Makanan
Fasilitas : ac 1 pk. freezer 1 buah, refrigerator 1 buah, rak bahan
makanan besi, box bahan makanan, toples, timbangan, gelas ukur
dan alat pemorsi lainnya, kartu stock, buku pencatatan keluar
masuk bahan makanan, alat tulis, tempat sampah sementara.
c) Ruang Persiapan Bahan Makanan
Fasilitas : alat pemotong, pengupas, penggiling, meja persiapan
bahan makanan, alat pengemas, keranjang sayuran, wadah-wadah
bahan makanan, box penyimpanan, tempat pencucian bahan
makanan, refrigerator, freezer, blender, pisau dan talenan yang
berbeda-beda untuk sayuran, lauk hewani, lauk nabati, sayuran,
buah.
d) Ruang Pengolahan Bahan Makanan
Fasilitas : rice cooker, magic com, kompor, wajan, griller, dandang,
panci, ceret, solet, serok, irus, cerobong asap lengkap dengan
exhaust air fresh, timbangan bahan makanan, pisau, talenan, tray
tempat makanan matang, trolley tempat makanan matang dan alat
pengolahan lainnya. alat pengaduk, tempat sampah sementara
tertutup.
e) Ruang Distribusi Makanan
Fasilitas : meja pemorsian 2 buah, trolley distribusi makan pasien
1 buah belum menggunakan pemanas, trolley distribusi air minum
1 buah, trolley distribusi snack rapat, alat makan pasien sesuai
klas perawatan, alat pemorsian, timbangan makanan, buku

28
fooding, almari makanan, almari alat makan, wastafel, tempat
sampah sementara.
f) Ruang Pencucian Alat Makan
Fasilitas : washbak stainless 1 buah, water heater, rak alat makan.

3. Alur Kerja Pengadaan Makanan


Berikut merupakan alur kerja pengadaan makanan didapur
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran :

Gambar 2. Alur Kerja Pengadaan Makanan

29
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Pengadaan Makan
1. Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan
pendistribusian makanan kepada pasien dalam rangka pencapaian
status Kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat.
Tujuan untuk menyediakan makanan yang berkualitas baik dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan yang layak
dan memadai bagi pasien yang membutuhkannya. Sasaran
penyelenggaraan makanan di RSUD Pagelaran adalah pasien sesuai
kebijkan pimpinan.
Bentuk penyelenggaraan makanan dirumah sakit bisa secara Sistem
Outsouching dan Sistem Swakelola. Pada system outsourching,
pengusaha jasa boga catering selakuk penyelenggaraan makanan
dimana ahli gizi rumah sakit merencanakan menu, menentukan
standar porsi dan memesan makanan serta mengawasi mutu dan
jumlah makanan yang dipesan sesuai dengan spesifikasi standar
hidangan yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit dalam lembar
kontrak kerja. Sistem pelayanan makan pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Pagelaran yang dikelola oleh Instalasi Gizi
menggunakan system outsourching.
2. Ruang Lingkup Pekerjaan
Memberikan pelayanan makan pasien yang sesuai dengan :
a. Daftar permintaan makanan pasien
b. Diet yang sudah diberikan dan dianjurkan oeh Ahli Gizi di Rumah
Sakit dan tenaga Kesehatan lainnya
c. Jadwal pemberian makan pasien
3. Konsep Operasional
Penyediaan makanan pasien dilakukan dengan system
Sentralisasi, yaitu proses produksi dan pemorsian dilakukan di dalam

30
Rumah Sakit dengan pengawasan Ahli Gizi kemudian makanan
didistribusikan ke pasien.
4. Persyaratan Penyedia
a. Memiliki izin usaha bidang jasa boga/catering
b. Telah terdaftar pada Dinas Kesehatan setempat
c. Telah mendapat izin Penyehatan Makanan Golongan B (Sertifikat
Laik Hygiene) yang dikeluarkan oeh instansi setempat
d. Memiliki sertifikat halal dari MUI
e. Semua karyawan bebasa penyakit menular dan bersih.
f. Memiliki NPWP atas nama perusahaan
5. Persyaratan Teknis
a. Memiliki Pegawai :
1) Ahli Gizi minimal Pendidikan DIII Gizi dan memiliki Surat
Tanda Registrasi (STR)
2) Tenaga pemasak yang sudah berpengalaman dibidangnya
3) Tenaga pramusaji dengan Pendidikan minimal SMA sederajat
b. Memiliki Sarana dan Prasarana berupa :
1) Memiliki kendaraan tertutup untuk distribusi makanan dari
dapur produksi makanan ke tempat pemorsian makanan di
Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran
2) Memiliki trolley makanan yang dipergunakan untuk mengantar
makanan dari dapur tempat pemorsian makanan ke ruangan
pasien
3) Memiliki alat saji makanan
c. Memiliki Pedoman Menu Makanan yang terdiri dari :
1) Master menu sesuai dengan diet gizi seimbang
2) Ahli Gizi Rumah Sakit bersama dengan Ahli Gizi Pihak
Ketiga/Penyedia membuat siklus menu 10 hari + menu 31
dengan komposisi terdiri dari Karbohidrat, Protein Hewani,
Protein Nabati, Sayuran dan Buah yang diperbaharui setiap 6
bulan sekali.

31
d. Memiliki minimal Standar Prosedur Operasional (SPO) diantaranya
:
1) SPO Perencanaan Menu
2) SPO Pengadaan Bahan Makanan
3) SPO Permintaan Makan Pasien
4) SPO Pemesanan Bahan Makanan
5) SPO Penerimaan Bahan Makanan
6) SPO Penyimpanan Bahan Makanan Segar
7) SPO Penyimpanan Bahan Makanan Kering
8) SPO Persiapan Bahan Makanan
9) SPO Pengolahan Bahan Makanan
10) SPO Pemeriksaan Makanan Matang
11) SPO Pemorsian Makanan
12) SPO Distribusi Makan Pasien
13) SPO Pemeriksaan Usap Alat Makan Pasien
14) SPO Pemeriksaan Rectal Swab
15) SPO Pemakaian Alat Perlindungan Diri
16) SPO Skrining Gizi Awal
17) SPO Skirining Gizi Lanjut
18) SPO Assasment Gizi
19) SPO Diagnosa Gizi
20) SPO Intervensi Gizi
21) SPO Monitoring dan Evaluasi Gizi
22) SPO Perencanaan Terapi Nutrisi
23) SPO Pemberian Terapi Nutrisi
24) SPO Penatalaksaan Visite Bersama
25) SPO Konseling Gizi Pasien Rawat Inap
26) SPO Konseling Gizi Pasien Rawat Jalan

32
6. Sistem Operasional Produksi
a. Sistem produksi dan distribusi makanan yang digunakan adalah
Sentralisasi yaitu dilakukan secara terpusat
b. Perencanaan anggaran belanja, menu, perhitungan kebutuhan
bahan makanan dan pembelian bahan makanan dilakukan oleh
penyedia
c. Penerimaan dan penyimpanan bahan makanan dilaksanakan oleh
penyedia
7. Pelayanan Makan Pasien
a. Dasar Acuan
1) Permenkes No. 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang diajurkan
bagi Bangsa Indonesia
2) Buku standart makanan penuntun diet yang diterbitkan oleh RSCM dan ASDI
b. Pola Pelayanan Makanan

Kelas
No Uraian Keterangan
Perawatan
Makan Minum 3x makan utama + 3x
Pasien buah
1 I
1x snack (1 air mineral +
Snack
1 macam snack)
Makan Minum 3x makan utama + 2x
Pasien buah
2 II dan III
1x snack (1 air mineral +
Snack
1 macam snack)

c. Jenis Makanan yang dilayani


1) Makanan Non Diet/Biasa
Adalah makanan lengkap bagi pasien yang berdasarkan
penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus (diet).
Makanan non diet terdiri dari makanan pokok, lauk hewani,
lauk nabati, sayur, buah dan snack yang diberikan dengan

33
ukuran standard dengan bentuk makanan biasa, lunak dan
saring.
2) Makanan Diet
Adalah makanan lengkap bagi pasien dengan komposisi
jumlah, jenis, rasa makanan yang disesuaikan dengan
kebutuhan diet pasien sesuai jadwal yang ditentukan mulai
dari makan biasa, lunak dan saring. Jenis makanan diet antara
lain untuk diet DM, DJ, RG1, RG2, RG3, RP, DL, DH, RL, TKTP,
RS,
3) Makanan Khusus
Adalah makanan yang disediakan dalam bentuk khusus,
jumlah zat gizi khusus dengan komposisi khusus untuk
kondisi tertentu berdasarkan kebutuhan individu yang dipesan
oleh tenaga kesehatan berdasarkan kondisi pasien.
d. Nilai Gizi Makanan
Komposisi nilai gizi secara umum terdiri dari 60-65%
Karbohidrat, 10-15% protein, 20-30% Lemak. Kebutuhan gizi
mengacu pada Permenkes No. 75 tahun 2013, tentang Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia dan Buku
standard makanan penuntun Diet yang diterbitkan oleh RSCM
dan ASDI.
e. Standar Pola Makan Pasien

Jenis Diet Nilai Gizi Makanan Keterangan


Energi 1700 – 2100
Makanan Biasa
kkal
Energi 1700 – 2100
Makanan Lunak
kkal
Dapat digunakan untuk
Energi 1200 – 1800 kebutuhan pasien anak
Makanan Diet
kkal dan atau permintaan Ahli
Gizi/Dokter
Makanan TKTP Energi 1900 – 2200 Tergantung kebutuhan

34
perindividu, sesuai dengan
kkal permintaan Ahli Gizi
RS/Dokter
Makanan Energi 1500 – 1700
Saring/Cair kkal
Snack Energi 150 – 200 kkal

f. Standar Porsi Makan Pasien

Bahan Nilai Gizi Kelas 3


Waktu Penuka Gra
Makana Energi Protei Lema Karbohidra
Makan r m
n (kkal) n (gr) k (gr) t (gr)
Beras 1 100 175 4 0 40
Hewani 1 40 50 7 2 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
PAGI
Sayur 1 100 25 1 0 5
Buah 1 100 50 0 0 12
Minyak 2 10 100 0 10 0
JUMLAH 475 17 15 64
Beras 2 200 350 8 0 80
Hewani 1.5 60 75 10.5 3 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
SIANG
Sayur 1.5 150 37.5 1.5 0 7.5
Buah 2 200 100 0 0 24
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 837.5 25 26 118.5
Beras 1.5 150 262.5 6 0 60
Hewani 1.5 60 75 10.5 3 0
MALA Nabati 1 100 75 5 3 7
M Sayur 1.5 150 37.5 1.5 0 7.5
Buah 1 100 50 0 0 12
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 700 23 26 86.5
TOTAL NILAI GIZI/HARI 2012. 65 67 269
5

35
Nilai Gizi Kelas 2
Waktu Bahan
Penukar Gram Energi Protei Lemak Karbohidrat
Makan Makanan
(kkal) n (gr) (gr) (gr)
Beras 1 100 175 4 0 40
Hewani 1 40 50 7 2 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
PAGI
Sayur 1 100 25 1 0 5
Buah 1 100 50 0 0 12
Minyak 2 10 100 0 10 0
JUMLAH 475 17 15 64
Beras 2 200 350 8 0 80
Hewani 1.5 60 75 10.5 3 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
SIANG
Sayur 1.5 150 37.5 1.5 0 7.5
Buah 2 200 100 0 0 24
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 837.5 25 26 118.5
Beras 1.5 150 262.5 6 0 60
Hewani 1.5 60 75 10.5 3 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
MALAM
Sayur 1.5 150 37.5 1.5 0 7.5
Buah 1 100 50 0 0 12
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 700 23 26 86.5
TOTAL NILAI GIZI/HARI 2012.5 65 67 269

36
Bahan Nilai Gizi Kelas 1
Waktu Penuka Gra
Makana Energi Protei Lema Karbohidra
Makan r m
n (kkal) n (gr) k (gr) t (gr)
Beras 1 100 175 4 0 40
Hewani 1 52.5 50 7 2 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
PAGI
Sayur 1 100 25 1 0 5
Buah 1 100 50 0 0 12
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 575 17 25 64
Beras 2 200 350 8 0 80
Hewani 1.5 52.5 75 10.5 3 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
SIANG
Sayur 1.5 150 37.5 1.5 0 7.5
Buah 2 200 100 0 0 24
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 837.5 25 26 118.5
Beras 1.5 150 262.5 6 0 60
Hewani 1.5 52.5 75 10.5 3 0
MALA Nabati 1 100 75 5 3 7
M Sayur 1.5 150 37.5 1.5 0 7.5
Buah 1 100 50 0 0 12
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 700 23 26 86.5
TOTAL NILAI GIZI/HARI 2112. 65 77 269
5

g. Standar Porsi Snack Pasien

Nilai Gizi
Bahan
Menu Penukar Gram Lema
Makanan Energi Protein Karbohidrat
k
Kacang
1.5 35 112.5 7.5 4.5 10.5
Bubur hijau
Kacang Gula merah 1 50 50 0 0 12
Hijau
Santan 0.75 25 37.5 0 3.7 0
JUMLAH 200 7.5 8.25 22.5

37
h. Standar Porsi Makanan Cair

Takaran Frekuensi Energi


Produk Gram Harga Gram
Saji Pemberian (kkal)
Entrasol 350 Rp. 6 (sdm) 70 6x 1.560
68.500
Diabetasol 180 Rp. 4 (sdk 60 6x 1.560
55.200 takar)

i. Standar Porsi Makanan Saring (Sonde)

Satuan Energi Protein Lemak


Bahan Makanan Gram Karbohidrat
Penukar (kkal) (gr) (gr) (gr)
Nasi ¼ 25 43.75 1 - 10
Daging ayam 1 40 50 7 2 -
Tahu ½ 10 37.5 2.5 1.5 3.5
Wortel ¼ 25 6.25 0.25 - 1.25
Susu ½ 10 37.5 1.75 - 5
Minyak 2 10 100 - 10 -
TOTAL 275 12.5 13.5 19.75
TOTAL 6X PEMBERIAN 1.650 75 81 118.5

j. Standar Pola Makan Pasien


1) Pola makan standart : 3x makan utama + 3x buah + 1x
snack
(sore)
2) Makanan cair : 4-8x pemberian/hari (diet khusus)
3) Formula bayi dan diet khusus disesuaikan dengan advice DPJP
berikan

38
k. Spesifikasi Makanan

No Kelas Perawatan Uraian


a. 3x makan minum pasien yang terdiri dari :
1) Makan Utama dengan komposisi :
a) Sumber Karbohidrat
b) Sumber Protein Hewani (ayam tanpa tulang, siklus daging merah 12x
dalam siklus menu 10 hari)
c) Sumber Protein Nabati
d) Sayur
1 I (satu)
e) Buah 3x (makan pagi, siang, sore) dengan pilihan buah apel, pear,
jeruk, melon, semangka.
Untuk pasien Diabetes Militus) saat siklus buah semangka diganti
pear/jeruk
f) Air mineral dalam kemasan minimal ukuran 330 ml
b. 1x snack sore terdiri dari 2 jenis snack makanan asin dan manis serta
minuman susu/teh manis/air mineral
2 II (dua) a. 3x makan minum pasien yang terdiri dari :
1) Makan Utama dengan komposisi :
a) Sumber Karbohidrat
b) Sumber Protein Hewani (ayam tanpa tulang, siklus daging merah 8x

39
dalam siklus menu 10 hari)
c) Sumber Protein Nabati
d) Sayur
e) Buah 2x (makan siang dan sore) dengan pilihan buah jeruk,
melon,papaya, semangka.
Untuk pasien Diabetes Militus saat siklus buah semangka diganti
pear/jeruk
f) Air mineral dalam kemasan ukuran 220 ml
b. 1x snack sore terdiri dari 1 jenis snack makanan asin dan manis serta air
mineral
3 III (tiga) a. 3x makan minum pasien yang terdiri dari :
1) Makan Utama dengan komposisi :
a) Sumber Karbohidrat
b) Sumber Protein Hewani (ayam dengan tulang, siklus daging merah 4x
dalam siklus menu 10 hari
c) Sumber Protein Nabati
d) Sayur
e) Buah 2x (makan siang dan sore) dengan pilihan buah pisang, melon,
papaya, semangka.
Untuk pasien Diabetes Militus saat siklus buah semangka diganti
menjadi pear/jeruk

40
f) Air mineral dalam kemasan ukuran 220 ml
b. 1x snack sore terdiri dari 1 jenis snack makanan asin dan manis serta air
mineral

41
l. Alat Penyajian Makanan

No Jenis Alat Spesifikasi Keterangan


Keramik (food grade)
1 Piring
atau kaca
Keramik (food grade)
2 Mangkuk
atau kaca
3 Plato Melamin
Sendok dan
4 Stainless steel
Garpu
5 Nampan Kayu persegi panjang
6 Wrapping Best fress
7 Gelas Kaca atau keramik
8 Trolly Stainless steel

Bahan Alat
No Kelas Perawatan Alat Saji Makan
Saji Makan
Menggunakan alat
makan terpisah
antara Karbohidrat,
1 Kelas I Piring
Protein Hewani,
Protein Nabati dan
Sayur
Menggunakan alat
makan terpisah
antara Karbohidrat,
2 Kelas II Plato
Protein Hewani,
Protein Nabati dan
Sayur
Menggunakan alat
makan terpisah
antara Karbohidrat,
3 Kelas III Plato
Protein Hewani,
Protein Nabati dan
Sayur

m. Jenis Menu
Menu yang digunakan adalah menu tradisional / Nusantara
dengan modifikasi resep sesuai dengan standard diet. Untuk
makan cair menggunakan formula enteral komersial. Untuk
pasien Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) atau yang memerlukan
extra fooding diberikan extra makan sesuai dengan yang diminta

42
oleh Ahli Gizi/tenaga kesehatan Rumah Sakit berdasarkan diet
pasien.
n. Jadwal Makan Pasien

Waktu Penyajian
Waktu Makan Keterangan
(WIB)
Waktu clear up satu
Makan Pagi 06.00 – 07.00 jam setelah penyajian

Waktu clear up satu


Makan Siang 11.30 – 12.30 jam setelah penyajian

Snack Sore 14.30 – 15.00


Waktu clear up satu
Makan Malam 16.30 – 17.30 jam setelah penyajian

o. Sistem Operasional Produksi


1) Sistem produksi dan distribusi makanan yang digunakan
adalah desentralisasi yaitu dilakukan di tempat yang
berbeda dapat diluar RS dengan pengawasan Ahli Gizi
kemudian makanan pasien diantar, diporsikan di dapur RS
dan didistribusikan kepada pasien.
2) Perencanaan anggaran belanja, menu, perhitungan
kebutuhan bahan makanna, dan pembelian bahan
makanan dilaksanakan oleh penyedia
3) Penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
dilaksanakan oleh Penyedia.
4) Pengemasan makanan dilaksankan di ruang pantry Rumah
Sakit oleh penyedia dengan pengawasan dari pihak
pengawas Rumah sakit menggunakan alat hidang yang
menarik sesuai dengan standard, aman, berkelas,
dilengkapi garnish dan ditutup dengan wrapping serta
menggunakan baki..
5) Pelayanan makanan pasien dilaksanakan dari pukul
06.00-17.30.
6) Penyedia wajib menyimpan sample makanan lengkap

43
setiap jadwal penyajian makan.

8. Peraturan Makan Pasien


a. Pasien mendapatkan makanan sesuai dengan jadwal makan
dan menu standard rumah sakit berdasarkan diet pasien
yang sudah dipesan oleh ruangan dalam form Daftar
Permintaan Makan Pasien (DPMP)
b. Pasien dianjurkan mengikuti peraturan diet yang telah
ditentukan oleh Dokter atau Ahli Gizi untuk kepentingan
terapi dan arahan penyembuhan sesuai dengan jenis
penyakit. Oleh karena itu pasien dihimbau untuk tidak
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit.
c. Pola makan makanan diet hampir sama dengan non diet,
tetapi bentuk, porsi dan jenis makanan disesuaikan dengan
standard diet nya. Kecuali untuk diet khusus atas permintaan
Ahli Gizi atau Dokter yang merawat
d. Pasien yang berpantangan makanan tertentu karena alergi
berhak mendapatkan makanan pengganti sesuai standard
rumah sakit atas persetujuan Ahli Gizi.
e. Pasien dengan diet TKTP atau dengan pertimbangan tertentu
(hasil kajian NCP ahli gizi) atau intruksi dokter yang merawat
berhak mendapatkan extra fooding
f. Untuk pasien dalam kondisi puasa karena pemeriksaan maka
makanan pasien tersebut akan diberikan untuk keluarga atau
penunggu pasien
g. Untuk pasien bayi 0-6 bulan pemberian makan akan
diberikan untuk keluarga/penunggu pasien
h. Untuk pasien baru yang tiba diruangan dan belum terdaftar
dalam DPMP dapat diberikan makan oleh petugas outsourcing
berdasarkan intruksi perawat ruangan dan dikoordinasikan
dengan instalasi gizi

44
i. Untuk pasien baru yang tiba diruangan sesudah lewat jadwal
makan akan diberikan pelayanan makan pada jadwal makan
berikutnya
j. Untuk perubahan pesanan makanan yang setara akan
dipenuhi bila masih cukup waktu atau pada makan
berikutnya, sedangkan perubahan ke bentuk yang lebih
rendah akan langsung dipenuhi.
k. Untuk pembatalan pemesanan makanan dari ruangan
maksimal 1 jam sebelum waktu makan atau sebelum
makanan didistribusikan ke ruangan sesuai dengan
kesepakatan.
l. Pendistribusian makan pada pasien wajib dilengkapi etiket
makan yang di isi lengkap (nama ruangan, nama pasien, usia,
kelas, jenis diet, keterangan alergi, kadaluarsa).

9. Pemesanan, Pendistribusian Makanan dan Pengambilan Alat


Bekas Makan
a. DPMP dan etiket makan disiapkan oleh pihak penyedia
b. Makanan dipesan berdasarkan formulir DPMP setiap ruangan
yang masuk ke unit gizi setiap kali waktu makan
c. DPMP diserahkan kepada pihak penyedia maksimal 1 jam sebelum
waktu makan
d. Makanan yang dikirim pihak penyedia akan dilakukan uji cita rasa
sebelum diterima oleh Instalasi Gizi untuk dilakukan pemorsian
sesuai permintaan
e. Makanan yang lulus uji cita rasa dapat langsung diporsi sesuai
permintaan makan (DPMP)
f. Makanan yang tidak lulus uji cita rasa diperbaiki/diganti segera
sebelum dilakukan pemorsian
g. Makanan yang sudah diporsi dalam alat hidang akan diperiksa
kembali oleh petugas gizi Rumah Sakit berdasarkan kesesuain diet
h. Makanan yang sudah sesuai diet didistribusikan pada pasien oleh

45
pramusaji
i. Petugas pramusaji membagikan makanan sesuai dengan DPMP
j. Penarikan alat bekas makan dilakukan 60 menit/1 jam setelah
makanan disajikan
k. Bila pasien belum menyentuh makanan, alat makan akan diambil
pada pengantaran makan berikutnya

10. Sanitasi dan Hygiene


Setiap Penyedia Jasa Boga wajib memiliki Standart Prosedur
Operasional (SPO) meliputi cara Pemilihan Bahan Makanan,
Penyimpanan Bahan Makanan, Pengolahan Bahan Makanan,
Penyimpanan Makanan Jadi/Masak, Pengangkutan/Pengiriman
Makanan dan Penyajian Makanan. SPO yang disusun memenuhi
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga.

B. Asuhan Gizi Rawat Jalan


1. Pengertian
Asuhan gizi rawat jalan adalah kegiatan pelayanan gizi yang
berkesinambungan terhadap pasien rawat jalan, meliputi kegiatan :
a. Pengkajian status gizi/ Assesment

(Anthropometri, Biokimia/Laboratorium yang berkaitan dengan


Gizi, Fisik Klinis, Diatery Histori)
b. Penentuan Diagnosa Gizi

Domain Intake, Clinis dan Behavior, Penulisan Diagnosa Gizi


menggunakan PES (Problem Sign Symptom)
c. Penentuan Intervensi Gizi (Kebutuhan gizi sesuai dengan status
gizi dan penyakit, Penentuan macam atau jenis diet, sesuai
dengan penyakit dan cara pemberian makanan, Perencanaan
Konseling Gizi)
d. Monitoring/Pemantauan, evaluasi
2. Tujuan

46
Memberikan pelayanan gizi kepada pasien/ klien rawat jalan dan
keluarganya agar mampu mengatasi masalah gizinya.

3. Pelaksana
Asuhan gizi rawat jalan dilaksanakan oleh ahli gizi sesuai jadwal yang
telah disusun oleh Ka Sub Instalasi Gizi Rawat Jalan. Kegiatan
Asuhan Gizi dilaksananan di Ruang layanan Konsultasi Gizi.
4. Mekanisme
Pasien/Klien Rawat Jalan dilayani atas permintaan sendiri, rujukan
dari dokter praktek/ pelayanan kesehatan lain dan rujukan dari poli
lain. Pasien atas permintaan sendiri mendaftar dengan tujuan poli
gizi/Klinik Layanan Konsultasi Gizi, baik dengan BPJS, Umum atau
Tagihan Asuransi Kesehatan lain. Pasien dilayanani sesuai masalah
gizi pasien. Segala Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Jalan di
dokumentasikan dalam Rekam Medik Pasien dan Buku Bantu
Catatan Pasien Rawat Jalan yang ada di Instalasi Gizi.

C. Asuhan Gizi Rawat Inap


1. Pengertian
Asuhan gizi rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan
gizi yang berkesinambungan dimulai dari Assesment/Pengkajian gizi
hingga Monitoring dan evaluasi Diet pasien di ruang rawat inap.
Asuhan Gizi Rawat Inap ditujukan kepada pasien rawat Inap yang
beresiko Malnutrisi.
2. Tujuan
Tujuan Asuhan Gizi Rawat Inap adalah memberikan pelayanan
kepada pasien rawat inap agar memperoleh gizi yang sesuai dengan
kondisi penyakit, dalam upaya mempercepat proses penyembuhan.
Kegiatan Asuhan Gizi pasien rawat inap meliputi :
1) Pengkajian status gizi/ Assesment
2) Penentuan Diagnosa Gizi

47
3) Penentuan Intervensi Gizi (Kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi
dan masalah gizi pasien, Penentuan macam atau jenis diet sesuai
dengan masalah gizi pasien dan cara pemberian makanan,
Perencanaan Konseling dan edukasi Gizi)
4) Monitoring/Pemantauan, evaluasi
3. Pelaksana
Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Inap dilaksanakan oleh Ahli Gizi selaku
Petugas Pemberi Asuhan.
4. Mekanisme
Perawat melakukan screening gizi terhadap pasien baru dengan
metode MUST. Bila Pasien Beresiko malnutrisi/menderita penyakit
berat Ahli Gizi melakukan screening Lanjutan. Pasien tidak beresiko
Malnutrisi diberikan edukasi tentang Fungsi Makanan untuk
Penyembuhan dan diintervensi dengan pemberian makanan. Bila
Pasien beresiko Malnutrisi sedang dan Berat harus segera dilakukan
ASUHAN GIZI. Proses Asuhan Gizi didokumentasikan dalam Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi Rekam Medis Pasien.

D. Penelitian dan Pengembangan


1. Pengertian
Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi di instalasi gizi Rumah
Sakit Umum Daerah Pagelaranmerupakan pendukung kegiatan
PGRS, yang dilaksanakan secara terencana dan terus menerus
seperti halnya kegiatan gizi yang lain, dalam rangka meningkatkan
pelayanan gizi di rumah sakit. Unit pelayanan gizi menyusun
program- program penelitian dan pengembangan yang bermanfaat
dalam meningkatkan mutu pelayanan gizi, yang disusun berdasarkan
kaidah- kaidah penelitian yaitu adanya usulan penelitian atau
proposal, laporan hasil penelitan, serta dokumen hasil penelitian.
Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan diupayakan
dengan mendayagunakan sarana, fasilitas, dan dana yang tersedia.
2. Tujuan
a) Sebagai bahan masukan bagi perencanaan kegiatan PGRS

48
b) Evaluasi kegiatan PGRS
c) Mengembangkanteori, tatalaksana atau standar baru
3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dapat dikelompokkan berdasarkan aspek
asuhan gizi dan penyelenggaraan makanan di rumah sakit seperti
Survey Kepuasan Pasien, Daya terima masakan, Penelitian Waste
Pasien, Penelitian Kesalahan Diet dll.
4. Ruang Lingkup Pengembangan
Kegiatan pengembangan di unit pelayanan gizi dapat dilakukan pada
berbagai aspek penting untuk pengembangan mutu pelayanan gizi.
Beberapa aspek penting adalah aspek sumber daya manusia, standar
terapi diet, standar sarana prasarana dan penggunaan berbagai
perangkat lunak serta berbagai tehnik pengolahan makanan.
Kegiatan yang di laksanakan antara lain : Pengembangan Resep,
HACCP menu, Pendidikan Pelatihan Pegawai, In House Training,
Khursus.

49
BAB V
LOGISTIK

A. Pengertian
adalah Gudang Bahan makanan yang system kerjanya mulai dari
penentuan kebutuhan bahan makanan, pemesanan, penerimaan,
penyimpanan, penyaluran bahan makanan ke bagian lain di instalasi
gizi dan bagian/Ruang/Instalasi lain di Rumah Sakit Umum Daerah
Pagelaran.
B. Tujuan
tujuan adanya Logistik adalah Tersedianya bahan makanan yang siap
pakai dan siap saji sesuai mutu, jumlah dan kebijakan pemberian
makanan.
C. Pelaksanaan Logistik
Kegiatan Logistik dilaksanakan oleh unit Logistik dan petugas lain yang
ditunjuk oleh Ka instalasi Gizi untuk membantu kegiatan logistic.
D. Penentuan Kebutuhan
1) Pemesanan Bahan Makanan Basah
Penentuan Kebutuhan Bahan Makanan Basah (sayuran, buah, lauk
nabati) dilakukan setiap hari. Penentuan Kebutuhan Lauk hewani
dilaksanakan sesuai siklus menu dan daya tampung tempat
penyimpanan lauk hewani.
2) Pemesanan Bahan Makanan Kering
Penentuan Bahan makanan kering dilakukan setiap bulan sekali
dengan memperhitungkan saldo bahan makanan yang ada.
E. Pemesanan Bahan Makanan
1) Pemesanan Bahan Makanan Basah
Pemesanan bahan makanan basah dibuat setiap hari untuk menu
siang dan sore besok dan menu pagi hari berikutnya. Pemesanan
dilaksanakan oleh secretariat gizi atau secretariat program gizi atau
petugas lain bila secretariat berhalangan hadir/libur. Pemesanan di

50
buat berdasarkan jumlah pasien siang hari dengan penambahan 10%
untuk antisipasi penambahan pasien.
2) Pemesanan Bahan Makanan Kering
Pemesanan Bahan Makanan kering dibuat satu bulan sekali, dengan
dasar rekap pengeluaran bahan makanan kering dari logistic, saldo
bahan makanan yang ada dan pedoman pemberian
makanan.Pemesanan dilaksanakan oleh secretariat gizi.
F. Penerimaan
Penerimaan dilaksanakan oleh staff gizi dengan dasar nota pesanan dan
spesifikasi bahan makanan yang telah ditentukan.
G. Penyimpanan
Bahan makanan yang telah diterima, diperiksa dan dicatat serta tidak
digunakan pada hari itu, Bahan Makanan saldo/sisa disimpan dalam
ruang penyimpanan Bahan makanan sesuai jenis dan
pengelompokannya serta peraturan penyimpanan.
H. Penyaluran
Bahan Makanan yang sesuai dengan menu saat itu langsung di salurkan
ke bagian persiapan. Penyaluran dilakukan oleh petugas unit logistic
atau petugas lain yang ditunjuk menggantikan bila ka unit logistic
berhalangan hadir/sakit sesuai bon permintaan, dibantu oleh pelaksana
persiapan.

51
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Kegiatan keselamatan pasien dalam penyelenggaraan makanan di
Instalasi Gizi adalah menjaga sanitasi makanan. Sanitasi makanan
merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan pada
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak
kesehatan mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama proses
pengolahan, penyiapan, pendistribusian sampai pada saat makanan dan
minuman tersebut siap dikonsumsi.
B. Tujuan
Kegiatan untuk menjaga keselamatan pasien berupa kegiatan
penyehatan makanan dan minuman di rumah sakit bertujuan untuk :
1. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi
kesehatan konsumen.

2. Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguan


kesehatan melalui makanan.
3. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan
makanan.
C. Pelaksanaan dalam Penyelenggaraan Makanan
1. Ruang Pengolahan (Dapur)
a) Luas Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran adalah
Panjang 10m, Lebar 6m, Tinggi 3,20m. Sehingga cukup untuk
bekerja dan terhindar dari kemungkinan terkontaminasinya
makanan serta memudahkan pembersihannya
b) Ruang dalam dapur dijaga selalu kebersihannya
c) Dilengkapi dengan tempat penyimpanan bahan makanan basah
maupun kering sehingga terlindung dari gangguan serangga, tikus
maupun hewan lainnya

52
d) Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran tersedia 4
tempat sampah sementara pengambilannya 2 kali sehari oleh
petugas kebersihan untuk selanjutnya di bawa ke tempat
pengumpulan sampah sementara rumah sakit untuk selanjutnya
dibuang ke tempat pembuangan akhir
e) Sampah sisa makanan pasien tidak diperbolehkan masuk ke
dapur/ruang pengolahan, tetapi ada di luar ruang pencucian
peralatan makan pasien, dibuang di tempat sampah sementara
selanjutnya dibuang 2 kali sehari oleh petugas kebersihan untuk
selanjutnya dibawa ke tempat pengumpulan sampah sementara
rumah sakit untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan
akhir.
2. Bangunan
a) Dapur/ruang penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah
Sakit Umum Daerah Pagelaran berada di lantai 2 dimana pintu
masuk bahan makanan (kotor) dan pintu makanan bersih terpisah
b) Langit-langit tertutup dan tinggi langit kurang lebih dari 10m
diatas lantai
c) Dinding sebagian menggunakan porselen berwarna menutupi
1,5m dinding dari lantai sehingga mudah dibersihkan, tidak
membahayakan, tahan terhadap cairan dan memantulkan cahaya
yang cukup bagi ruangan
d) Lantai mempergunakan keramik sehingga mudah dibersihkan,
tidak membahayakan dan tidak licin
e) Saluran limbah sebagai pembuangan menggunakan pipa dibawah
lantai
f) Penerangan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah
Pagelaran cukup terang. Penerangan menggunakan lampu dan
Sebagian tembok memiliki jendela kaca sehingga cukup terang
agar pekerjaan dapat dilakukan dengan optimal. Ventilasi ruang
pengolahan menggunakan exhaust hood cukup untuk menyedot
asap, bau makanan, uap, hawa panas sehingga diharapkan
terdapat sirkulasi udara yang baik.

53
3. Sarana dan Peralatan
a) Air bersih
Sumber air bersih yang digunakan di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Umum Daerah Pagelaran yaitu air RO (Reverse Osmosis) dan
dilakukan tes secara berkala difasilitasi oleh Instalasi Sanitasi.
b) Alat pengangkut makanan/food service trolley
Trolley makanan yang digunakan tertutup, terbuat dari bahan
stainless steel
c) Peralatan makan pasien
1) Kelas 1
Terdiri dari piring & mangkok berbahan dasar keramik, sendok
& garpu berbahan dasar stainless steel dan gelas berbahan
dasar kaca
2) Kelas 2
Terdiri dari plato yang berbahan dasar keramik, sendok makan
berbahan dasar plastic dan gelas berbahan dasar plastik
3) Kelas 3
Terdiri dari plato yang berbahan dasar keramik, sendok makan
berbahan dasar plastic dan gelas berbahan dasar plastic.
d) Peralatan masak

1) Peralatan/wadah untuk bahan makanan mentah terpisah


dengan peralatan untuk bahan makanan jadi
2) Peralatan untuk persiapan bahan makanan (mentah) terbuat
dari plastic dan steinlesssteel
3) Peralatan untuk memasak/mengolah bahan makanan
terbuat dari bahan steinlessteel atau aluminium
4) Peralatan untuk menyimpanmakananmatang yang siap
disajikan menggunakan bahan steinlesssteel.

54
D. Prinsip Penyehatan Makanan dalam Penyelenggaraan Makanan
1. Bahan Makanan
a) Sumber Bahan Makanan

Sumber bahan makanan dari rekanan yang memasok barang


berdasarkan surat perjanjian kontrak pengiriman bahan
makanan dengan pihak rumah sakit melalui Unit Layanan
Pengadaan.
b) Mutu Bahan Makanan
Mutu Bahan makanan yang dibeli sesuai dengan spesifikasi
bahan makanan yang ditetapkan (Spesifikasi Bahan Makanan
terlampir).
c) Cara Penanganan
Bahan makanan yang dibeli menggunakan kemasan yang
memenuhi persyaratan.
2. Tenaga Penjamah Makanan
a) Syarat
Tenaga penjamah makanan yaitu semua karyawan yang bekerja di
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran yang memiliki
persyaratan:
1) Mengikuti pemeriksaan kesehatan
2) Tidak menderita penyakit kulit, penyakit menular maupun luka
bakar
3) Bersih diri, pakaian dan seluruh badan
4) Mengetahui proses kerja dan pelayanan makanan yang benar
dan tepat
5) Mengetahui Teknik dan cara menerapkan kebersihan dan
sanitasi dalam penyelenggaraan makanan
6) Berperilaku yang benar untuk terwujudnya penyehatan
makanan.

55
b) Perilaku/Kebiasaan dalam Bekerja
Instalasi Gizi RSU Duta Mulya Majenang mempunyai peraturan
yang harus ditaati oleh seluruh karyawan gizi sebagai penjamah
makanan yaitu:
a) Cuci tangan dengan sabun sebelum/sesudah bekerja, setiap
keluar dari toilet, sesudah menjamah bahan yang kotor
b) Menggunakan pakaian khusus untuk bekerja, berupa
celemek, dan penutup kepala.
c) Sebelum dan selama bekerja tidak menggaruk kepala, muka,
hidung dan bagian tubuh lain yang dapat menimbulkan
kuman.
d) Bila batuk dan bersin, tutup mulut dan alihkan muka dari
makanan dan peralatan makanan
e) Pada saat pengolahan dan menjamah makanan matang selalu
menggunakan masker.
f) Tidak melakukan kebiasaan yang tidak diperbolehkan dalam
menjamah makanan seperti menggaruk – garuk anggota
badan, mencungkil, mengorek, menjilat atau meludah.
g) Tidak makan/mengunyah saat bekerja

h) Mempergunakan masker/penutup hidung dalam bekerja

i) Pengolahan makanan dilakukan menurut proses dan standar


yang ditetapkan, sesuai dengan peralatan, waktu, suhu
ataupun tingkat pemasakan
j) Mempergunakan sendok, garpu, atau alat lainnya bila
menjamah makanan yang sudah masak
k) Tidak diperbolehkan merokok di dalam maupun di lingkungan
RSU Duta Mulya Majenang
l) Mempergunakan sarung tangan bila menjamah
makanan dan mengolah/mencampur bahan
makanan mentah
m) Pakaian kerja dalam kondisi bersih, kuku selalu dipotong dan
tidak memakai perhiasan selama bekerja

56
n) Selalu menggunakan penutup rambut untuk mencegah
jatuhnya rambut ke dalam makanan dan mencegah kebiasaan
mengusap/menggaruk rambut.
3. Prosedur Kerja
Perilaku penjamah makanan yang tidak menjalankan suatu pekerjaan
sesuai dengan prosedur kerja, bisa mengakibatkan terjadinya
kontaminasi terhadap makanan. Oleh karena itu, untuk menghindari
terjadinya hal tersebut, maka di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
Daerah Pagelaran terdapat prosedur kerja :
a) Mencuci tangan dengan air dan sabun (handwash)
b) Mencuci tangan dengan handrub
c) Pencucian peralatan makan
d) Pencucian peralatan makan pada pasien dengan penyakit
menular/infeksi
e) Kebersihan kereta makan/foord service trolley
4. Upaya Pengendalian
a) Proses Pembersihan Bahan Makanan

1) Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran bahan


makanan yang datang diterima dan diperiksa di ruang
penerimaan barang/ bahan makanan, untuk selanjutnya
diperiksa apakah sesuai dengan pesanan baik kesesuaian
dalam jumlah maupun spesifikasi bahan makanannya.
2) Barang yang diterima dari rekanan, baik bahan makanan
basah maupun bahan makanan kering sudah dalam kondisi
bersih
3) Setelah barang diterima dalam kondisi bersih selanjutnya
dimasukkan di gudang penyimpanan.
b) Proses Persiapan Bahan Makanan

1) Bahan makanan yang akan digunakan/diolah kemudian


disiapkan lebih lanjut melalui proses pembersihan/pencucian
di tempat cuci bahan makanan
2) Bahan makanan basah yang sudah dicuci kemudian dipotong

57
– potong sesuai dengan menu.
c) Proses Penyimpanan Bahan Makanan
Untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kontaminasi, maka
proses penyimpanan di Instalasi Gizi RSU Duta Mulya Majenang
adalah :
1) Penyimpanan Bahan Makanan Kering
1. Penyimpanan dalam ruang/gudang penyimpanan bahan
makanan kering dengan suhu ruangan 19 - 21 o C untuk
mengurangi pertumbuhan serangga, bakteri atau
kerusakan lain.
2. Rak – rak penyimpanan bahan makanan dengan
ketinggian dari lantai 10 – 20 cm, hal ini untuk
memudahkan pembersihan, mencegah infeksi serangga
dan menghindari kontaminasi karena genangan air
3. Pintu gudang tertutup/terkunci
4. Menggunakan kartu stock untuk mengontrol pemasukan
dan pengeluaran bahan makanan
2) Penyimpanan Bahan Makanan Basah
5. Ruang/gudang penyimpanan Bahan makanan basah
mampu menampung penyimpanan bahan untuk satu hari
6. Bahan makanan diatur/ditata sesuai macam bahan
makanannya (tidak ditumpuk)
7. Suhu penyimpanan bahan makanan basah sesuai
ketentuan yang berlaku.
d) Proses Pemasakan Makanan
Proses pemasakan bahan makanan menjadi makanan matang
harus dilakukan oleh penjamah makanan (pramumasak) dengan
pengawasan ahli gizi pengawas produksi dengan sikap dan perilaku
sehat dan bersih sesuai siklus menu, standar resep dan standar
porsi yang berlaku.
e) Proses Pencucian Peralatan Masak

1) Proses pencucian peralatan masak dilakukan segera setelah


selesai proses pemasakan/pengolahan makanan.

58
2) Pencucian peralatan masak dilakukan di ruang pencucian alat.
f) Proses Penyajian Makanan
1) Peralatan makanan yang akan digunakan selalu dalam keadaan
bersih
2) Ruang pengolahan makanan/dapur di Instalasi Gizi Rumah
Sakit Umum Daerah Pagelaran dijaga kebersihannya dengan
pembersihan rutin lantai 2 kali sehari oleh petugas kebersihan
3) Terdapat alat perangkap lalat/serangga di ruang pengolahan
bahan makanan
4) Penyajian makanan dalam keadaan tertutup
5) Makanan yang siap disajikan selalu diletakkan dalam wadah
bersih dan dijamah dengan peralatan bersih dan dilakukan
oleh petugas penyaji/pengolah makanan yang sehat dan
berpakaian bersih dengan peraturan yang berlaku sebagai
penjamah makanan.
g) Proses Distribusi/Pengangkutan Makanan
Kereta makan/food service troly di Instalasi Gizi mempergunakan
kereta makan yang tertutup dan dibersihkan setiap kali
dipergunakan.

E. Pengawasan Sanitasi dalam Penyelenggaraan Makanan


Pada proses penyelenggaraan makanan, khususnya di ruang
pengolahan/produksi/dapur Instalasi Gizi RSU Duta Mulya Majenang
sangat penting adanya pengawasan terhadap sanitasi makanan.
Pengawasan terhadap sanitasi makanan untuk menjaga keselamatan
pasien adalah sebagai berikut :

1. Penjamah makanan (karyawan gizi) mendapatkan pemeriksaan


kesehatan satu kali dalam setahun
2. Penilaian pada areal ruang produksi di Instalasi Gizi RSU Duta
Mulya Majenang adalah:
a) Melihat kebersihan dan kerapihan areal ruang produksi/dapur
Instalasi Gizi secara umum setiap saat
b) Melihat kerapihan dan kebersihan karyawan gizi dalam

59
melaksanakan tugas di ruang pengolahan
c) Melihat ada tidaknya serangga/hewan pengganggu lainnya

d) Memantau suhu ruang penyimpanan

e) Melihat kebersihan dan kerapihan gudang gizi dan memeriksa


kondisi bahan makanan.

60
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselaman Kerja merupakan kegiatan yang berkaitan


erat dengan kejadian yang disebabkan kelalaian petugas yang dapat
menimbulkan kontaminasi bakteri terhadap makanan dan bahaya
pembusukan bahan makanan. Bahaya kontaminasi dan kecelakaan kerja
dapat diminimalkan bila proses pengadaan makanan terorganisir dengan
baik dan dikerjakan sesuai prosedur, area kerja memenuhi persyaratan
hygiene sanitasi, dan istirahat yang cukup. Kecelakaan kerja terjadi tidak
direncanakan dan tiba-tiba sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada
alat, makanan dan melukai pekerja.
A. Pengertian
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang
harus diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi
akibat kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian / kesengajaan.
B. Tujuan
Menurut Undang- undang Keselamatan Kerja Tahun 1970, Syarat-
syarat keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang
berbahaya, dengan tujuan :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik/ psikis, keracunan, infeksi dan penularan
8. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup

61
9. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
10. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat perlakuan
dan penyimpanan barang
11. Mencegah terkena aliran listrik.

C. Prinsip Keselamatan Kerja Karyawan dalam Proses Pengadaan


Makanan
1. Pengendalian Teknis

a) Letak, bentuk dan kontruksi sesuai dengan kegiatan dan


memenuhi syarat yang telah ditentukan
b) Ruangan dapur cukup cukup luas, denah sesuai arus kerja,
bahan- bahan kontruksi yang memenuhi syarat.
c) Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan
yang praktis
d) Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat
e) Tersedianya ruang istirahat untuk pegawai
2. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab
dan terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh pegawai
3. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan
kerja dari pegawai
4. Volume kerja yang dibebankan hendaknya sesuai dengan jam kerja
yang telah ditetapkan.
5. Maintenence (perawatan) alat dilakukan secara kontinyu agar
peralatan tetap dalam kondisi yang layak dipakai
6. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai

7. Adanya fasilitas /peralatan pelindung keselamatan bagi pegawai


(Pemakaian APD bagi seluruh pegawai yang memasuki area
pengadaan makanan meliputi Baju kerja, celemek, penutup kepala,
masker, sepatu boat/sandal.
8. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja.

62
D. Prosedur
1. Keselamatan Kerja di Ruang Penerimaan dan Penyimpanan
Keselamatan dan keamanan kerja di Ruang penerimaan dan
Penyimpanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur sebagai berikut :
a) Membuka kemasan/pembungkus bahan makanan dengan
sangat tepat agar tidak merusak bahan makanan
b) Bahan makanan yang berat diletakkan di rak bagian bawah agar
mudah mengambil dan menata kembali
c) Mengangkat bahan makanan dengan alat pengangkut khusus
barang yang bersedia
d) Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang melebihi
kemampuan

e) Mematikan peralatan listrik bila tidak digunakan termasuk


lampu bila tidak diperlukan
f) Membersihkan bahan yang tumpah atau lantai jika dalam
keadaan licin.
2. Keselamatan Kerja di Ruang Persiapan dan Pengolahan
Keselamatan dan keamanan kerja di Ruang Persiapan dan
Pengolahan dilaksanakan sesuai dengan prosedur sebagai berikut :
a) Menggunakan APD lengkap (baju Kerja, Celemek, Topi, Masker,
Sesandal khusus)
b) Menggunakan peralatan yang sesuai dengan fungsinya dan
sesuai petunjuk pemakaian
c) Membersihkan mesin/peralatan listrik lainnya setiap selesai
digunakan sesuai prosedur
d) Mematikan peralatan listrik apabila sudah tidak digunakan
e) Mengisi makanan sesuai kapasitas alat dan tidak melebihi porsi
yang ditetapkan
f) Bila Membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan
mengisi terlalu penuh.
g) Bila Membawa makanan pada baki, jangan sampai tertumpah
atau makanan tercampur

63
3. Keselamatan Kerja di Ruang Distribusi
Keselamatan dan keamanan kerja di Ruang Distribusi dilaksanakan
sesuai dengan prosedur sebagai berikut :
a) Mengisi piring/alat saji sesuai kapasitas dan tidak terlalu penuh
b) Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas
c) Meletakkan alat dengan teratur dan rapi
d) Berhati-hati saat distribusi air panas.
4. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri yang dipergunakan dalam menjaga Keselamatan
dan keamanan kerja dalam pengadaan makanan di Rumah Sakit
Umum Daerah Pagelaran sebagai berikut :
a) Baju kerja, Celemek, Topi terbuat dari bahan yang tidak panas,
tidak licin, nyaman di pakai dan mudah dibersihkan.
b) Menggunakan sandal khusus yang tidak licin bila berada di area
pengadaan makanan
c) Menggunakan cempal dan serbet pada tempatnya

d) Tersedia alat sanitasi yang sesuai misalnya air bersih yang


cukup, handscrub dan handwash, hand towel.
e) Tersedia 3 alat pemadam kebakaran di area pengadaan makanan
dan mudah dijangkau
f) Tersedia alat P3K

64
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana,
instruksi, pedoman, standar, peraturan dan hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Pengendalian

Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk


melakukan pembetulan atau perbaikan pelaksanaan yang terjadi
sesuai dengan arah yang ditetapkan. Pengertian pengawasan dan
pengendalian hampir sama. Perbedaannya jika pengawasan
mempunyai dasar hukum dan tindakan administratif, sedangkan
pengendalian tidak. Pengawasan dan pengendalian bertujuan agar
semua kegiatan- kegiatan dapat tercapai secara berdaya guna dan
berhasil guna, dilaksanakan sesuai dengan rencana, pembagian
tugas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan dan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
3. Evaluasi/Penilaian
Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi
menajemen. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai pelaksanan sesuai
dengan rencana dan kebijaksanaan yang disusun sehingga dapat
mencapai sasaran yang dikehendaki. Melalui penilaian, pengelola
dapat memperbaiki rencana yang lalu bila perlu, ataupun membuat
rencana program yang baru.
B. Bentuk-bentuk Pengawasan dan Pengendalian
1. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah serangkaian kegiatan
pengumpulan data dan pengolahan data kegiatan pelayanan gizi
rumah sakit dalam jangka waktu tertentu, untuk menghasilkan

65
bahan bagi penilaian kegiatan pelayanan gizi rumah sakit maupun
untuk pengambilan keputusan.
a) Pencatatan dan Pelaporan Logistik
1) Formulir pemesanan bahan makanan harian
2) Pencatatan bahan makanan yang diterima oleh bagian gudang
instalasi gizi pada hari itu
3) Pencatatan bahan makanan yang dikeluarkan oleh bagian
gudang instalasi gizi pada hari itu
4) Pencatatan sisa bahan makanan (harian/bulanan) meliputi
bahan makan basah dan bahan makanan kering
5) Pencatatan dan permintaan/pesanan bahan makanan
berdasarkan bon-bon pemesanan dari masing-masing.
b) Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Bahan Makanan
1) Buku laporan Produksi (berisi pesan- pesan yang penting)
2) Buku Laporan harian masing-masing petugas (persiapan,
pengolahan, distribusi)
3) Buku rekap fooding pagi, siang dan sore
4) Buku laporan rekap pasien yang berdiet khusus
5) Buku laporan rekap pasien harian
6) Buku laporan pergantian diet pasien
7) Buku Uji Cita rasa
8) Buku Rekap Makanan Cair Harian
9) Buku Tukar dinas Pegawai
c) Pencatatan dan Pelaporan tentang Perlengkapan Peralatan
Instalasi Gizi
1) Membuat kartu inventaris peralatan Kantor
2) Menbuat Kartu Inventaris Peralatan Dapur

3) Buku Pencatatan Pemasukan dan Pengeluaran Alat Dapur


d) Pencatatan dan Pelaporan Anggaran Belanja Bahan Makanan
1) Pencatatan tentang pemakaian Anggaran Belanja bahan
makanan Mingguan, Bulanan, Tribulan, Tahunan

66
2) Perhitungan tentang rencana kebutuhan bahan makanan dan
bahan bakar untuk yang akan datang selama triwulan/
tahunan
3) Pencatatan tentang penggunaan bahan bakar bulanan,
Triwulan, Tahun.
e) Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap
1) Formulir permintaan makanan untuk pasien makan Pagi, Siang
dan Sore
2) Buku Penambahan diet
3) Laporan tentang kegiatan Asuhan Gizi
f) Pencatatan dan Pelaporan di Ruang Penyuluhan dan Konsultasi
Gizi/Poliklinik Gizi
1) Membuat / mengisi leaflet sesuai standar dan penyakitnya.
2) Buku Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan
3) Laporan penyuluhan PKRS.
2. Pengawasan Standar Porsi
a) Untuk bahan makanan (pada) pengawasan porsi dilakukan dengan
penimbangan.

b) Untuk bahan makanan yang cair atau setengah cair seperti susu
dan bumbu dipakai gelas ukuran/liter matt, sendok ukuran atau
alat ukur lain yang sudah distandarisasi atau bila perlu
ditimbang.
c) Untuk pemotongan bentuk bahan makanan yang sesuai untuk
jenis hidangan. Dapat dipakai alat-alat pemotong.
d) Untuk memudahkan persiapan sayuran dapat diukur dengan
standart porsi dan standar resep.
e) Untuk mendapatkan porsi yang tetap(tidak berubah-ubah) harus
digunakan standar porsi dan standar resep.

C. Indikator Keberhasilan Pelayanan Gizi di Rumah Sakit


1. Ketepatan Waktu Penyajian Makanan
2. Tidak Adanya Kesalahan Diet

67
3. Adanya sisa makanan

BAB IX
PENUTUP

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di


bidang kesehatan dan kedokteran, berdampak pula pada bidang gizi
dan dietetik. Pelayanan gizi yang dilaksanakan di rumah sakit
tentunya akan disesuaikan dengan perkembangan jaman.
Pelayanan Gizi Rumah Sakit (GPRS) ,merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan lainnya di rumah sakit dan cara
menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap
maupun rawat jalan.
Pedoman pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) bertujuan untuk
memberikan acuan yang jelas dan profesional dalam mengelola dan
melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit yang tepat bagi
klien/pasien sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Selain
itu, dalam mengimlementasikan dan mengevaluasi kemajuan dan
perkembangan gizi yang holistik.

68

Anda mungkin juga menyukai