INSTALASI GIZI
1
KATA PENGANTAR DIREKTUR RS
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat-Nya sehingga penyusunan Pedoman Pelayanan Instalasi
Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran dapat terselesaikan dengan
baik.
2
DAFTAR ISI
3
NOMOR : 445/284.7/RSUD-Pgl/I/2023
TENTANG
4
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Cianjur
Pada Tanggal : 04 Januari 2023
TTD
dr. JAN IZAAC FERDINANDUS, Sp.S
Pembina Tk. I-IV/b
NIP. 19730810 200604 1 010
BAB I
PENDAHULUAN
5
A. Latar Belakang
6
memerlukan terapi gizi medis untuk penyembuhan.
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap orang,
memerlukan adanya sebuah pedoman agar diperoleh hasil pelayanan
yang bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu di rumah sakit akan
membantu mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti pula
memperpendek lama hari rawat sehingga dapat menghemat biaya
pengobatan. Keuntungan lain jika pasien cepat sembuh adalah mereka
dapat segera kembali mencari nafkah untuk diri dan keluarganya.
Sehingga pelayanan gizi yang disesuaikan keadaan pasien dan
berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme
tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi klien/
pasien semakin buruk karena tidak di perhatikan keadaan gizi.
Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit
atau kondisi klinis yang harus diperhatikan agar pemberian tidak tidak
melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi
metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan dengan perubahan
fungsi organ. Pemberian diet pasien harus dievaluasi dan diperbaiki
sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya
peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam
maupun di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung- jawab
tenaga kesehatan, terutama tenaga yang bergerak di bidang gizi.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
7
Tujuan umum pelayanan gizi rumah sakit adalah terciptanya
sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna terintegrasi
dengan pelayanan kesehatan lain di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
8
h. Menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi.
D. Batasan Operasional
Batasan Operasional ini merupakan batasan istilah, sesuai dengan
kerangka konsep pelayanan gizi di rumah sakit yang tertuang didalam
pedoman pelayanan gizi
1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit : adalah kegiatan pelayanan gizi di
rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah
sakit baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk keperluan
metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun mengoreksi
kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventif, kuratif,
rehabilitatif, dan promotif.
2. Pelayanan Gizi : suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi,
makanan dan dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien
yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran,
implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
3. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang
terorganisir/terstruktur yang memungkinkan untuk identifikasi
9
kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan gizi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
4. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan
sistematik dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang
berkualitas, melalui serangkaian aktifitas yang terorganisir meliputi
identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan gizi.
5. Tim Asuhan Gizi : adalah sekelompok petugas rumah sakit yang
terkait dengan pelayanan gizi klien/pasien beresiko tinggi malnutrisi
yang terdiri dari dokter/dokter spesialis, nutrisionist/dietisien,
perawat dan farmasis dari setiap unit pelayanan bertugas bersama
menyelenggarakan asuhan gizi (nutrition care) untuk mencapai
pelayanan paripurna yang bermutu.
6. Terapi Gizi : adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada
klien/pasien untuk penyembuhan penyakit berdasarkan pengkajian
gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian
makanan khusus dalam rangka penyembuhan penyakit pasien
sesuai dengan hasil diagnosa medis baik sebelum perawatan dan
sesudah perawatan.
7. Preskripsi Diet atau Rencana Diet : adalah Perencanaan
kebutuhan zat gizi klien/pasien yang dihitung berdasarkan status
gizi, degenerasi penyakit dan kondisi kesehatannya. Preskripsi diet
dibuat oleh dokter sedangkan Rencana diet dibuat oleh
nutrisionis/dietisien.
8. Konseling Gizi : adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi
2 (dua) arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap,
dan perilaku klien/pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukan yang
dilaksanakan oleh nutrisionis/dietisien.
9. Nutrisionis : seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan
kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan, dan
dietetik, baik di masyarakat maupun rumah sakit, dan unit
10
pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar akademi gizi.
10. Dietisien : adalah seorang nutrisionis yang telah mendalami
pengetahuan dan keterampilan dietetik, baik melalui lembaga
pendidikan formal maupun pengalaman bekerja dengan masa kerja
minimal satu tahun, atau yang mendapat sertifikasi dari Persatuan
Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), dan bekerja di unit pelayanan yang
menyelenggarakan terapi dietetik.
11. Food Model : adalah bahan makanan atau contoh makanan yang
terbuat dari bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan
ukuran dan satuan tertentu, yang digunakan untuk konseling gizi,
kepada pasien rawat inap maupun pengunjung rawat jalan.
12. Klien : adalah pengunjung poliklinik rumah sakit, dan atau pasien
rumah sakit yang sudah berstatus rawat jalan.
13. Nutrition related disease : penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan masalah gizi dan dalam tindakan serta pengobatan
memerlukan terapi gizi.
E. Landasan Hukum
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan
pelayanan gizi dirumah sakit diperlukan perundang-undangan
pendukung (legal aspect). Beberapa ketentuan perundang, undangan
yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009;
3. Peraturan MENKES Nomor :1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang
Rumah Sakit;tentang Pedoman Organisasi Rumah Salit di
Lingkungan Departemen Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
374/MENKES/SKIII/2007 tentang Standart Profesi Gizi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
147/Menkes/Per/I/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah
11
Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi.
F. Kerangka Konsep
Berikut merupakan alur mekanisme pelayanan gizi di Rumah
Sakit Umum Daerah Pagelaran :
12
1. Mekanisme Kegiatan Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan meliputi kegiatan koseling individual
dan penyuluhan secara berkelompok. Pasien konseling individu
meliputi pasien yang datang sendiri, rujukan poli lain, rujukan balai
kesehatan lain atau rujukan praktek dokter mandiri. Konseling gizi
individual dilaksanakan pada poli gizi.
Pelayanan Penyuluhan berkelompok secara mandiri. Adapun
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
13
makanan sehari menggunakan alat peraga food model,
menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan, cara pemasakan dan lain-lain yang disesuaikan
dengan pola makan dan keinginan serta kemampuan pasien.
7) Dietisien menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang,
untuk mengetahui keberhasilan intervensi (monev) dilakukan
monitoring dan evaluasi gizi.
8) Pencatatan hasil konseling gizi dengan format ADIME
(Assesment, Diagnosa, Intervensi, Monitoring & Evaluasi)
b. Penyuluhan Gizi
1) Persiapan penyuluhan :
a) Menentukan materi sesuai kebutuhan
b) Membuat susunan/outline materi yang akan disajikan
c) Merencanakan media yang akan digunakan
d) Pengumuman jadwal dan tempat penyuluhan
e) Persiapan ruangan dan alat bantu/media yang dibutuhkan
2) Pelaksanaan Penyuluhan ;
a) Peserta mengisi daftar hadir (absensi)
b) Dietisien menyampaikan materi penyuluhan
c) Tanya jawab
14
b. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
3) Assasment (Pengkajian Gizi)
a) Anamnesa Riwayat Gizi
Anamnesa riwayat gizi adalah data meliputi asupan
makanan termasuk komposisi, pola makan, diet saat ini dan
data lain yang terkait.
b) Biokimia
Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status
metabolik dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh
terhadap timbulnya masalah gizi.
c) Antropometri
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu.
d) Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelaiana klinis yang berkaitan dengan ganguan gizi atau
dapat menimbulkan masalah gizi.
e) Riwayat Personal
Data riwayat personal meliputi 4 area yaitu riwyat obat-
obatan atau suplemen yang sering dikonsumsi, sosial
budaya, riwayat penyakit dan data umum pasien.
4) Diagnosa Gizi
Pada langkah ini dicari pola dan hubungan antar data yang
terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilah
masalah gizi yang spesifik dan menyatakan masalah gizi
berdasarkan Problem, Etiologi, Signs&Symptoms. Secara singkat
dan jelas menggunakan terminologi yang ada. Pengelompokan
diagnosis gizi :
(1) Domain Asupan
(2) Domain Klinis
(3) Domain Perilaku-Lingkungan
5) Intervensi Gizi
a) Perencaaan Intervensi
15
Intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi yang
ditegakkan. Output dari intervensi ini adalah tujuan yang
terukur, preskripsi diet dan strategi pelaksanaan
(implementasi).
(1) Tujuan Intervensi
Penetapan tujuan harus dapat diukur, dicapai dan
ditentukan waktunya. Idealnya penetapan tujuan
dilakukan bersama dengan pasien dan keluarganya. Bila
tujuan tidak tercapai, dapat dikatakan bahwa intervensi
gizi tersebut tidak berhasil. Menurut waktunya, tujuan
dapat ditetapkan sebagai tujuan jangka Panjang
(misalnya selama dirawat) dan jangka pendek (misalnya
pada kunjungan berikutnya).
(2) Preskripsi Diet
Preskripsi diet menggambarkan rekomendasi mengenai
kebutuhan energi dan zat gizi individual, jenis diet,
bentuk makanan, komposisi zat gizi dan frekuensi
makan. Preskripsi diet dirancang berdasarkan data dari
pengkajian gizi, diagnosis gizi (komponen P-E-S), rujukan
rekomendasi, kebijakan dan prosedur, serta kesukaan
dan nilai-nilai yang dianut pasien.
b) Implementasi Intervensi
Implementasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi dimana
dietisien melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana
asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga
lain yang terkait.
Intervensi gizi dikelompokkan menjadi 4 (empat) domain,
yaitu :
(1) Pemberian makanan dan zat gizi
(2) Edukasi gizi yaitu merupakan proses formal dalam
melatih keterampilan atau memberikan pengetahuan
dalam mengelola atau memodifikasi diet dan perilaku
16
secara sukarela untuk menjaga atau meningkatkan
Kesehatan
(3) Konseling gizi yaitu kegiatan yang bersifat supportive
process ditandai dengan hubungan kerja sama antara
Nutriotionist dengan pasien dalam menentukan prioritas,
tujuan, target, merancang rencana kegiatan yang
dipahami dan membimbing kemandirian dalam merawat
diri sesuai kondisi dan menjaga Kesehatan
(4) Koordinasi pelayanan gizi yaitu kegiatan berkonsultasi,
merujuk atau koordinasi pemberian asuhan gizi dengan
tenaga Kesehatan atau institusi lain yang dapat
membantu dalam merawat atau mengelola masalah yang
berkaitan dengan gizi.
6) Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk
mengetahui respon pasien terhadap intervensi dan tingkat
keberhasilannya. Hasil monitoring dan evaluasi gizi ini
merupakan titik balik untuk Kembali melakukan pengkajian
gizi bila diperlukan. Setelah penilaian gizi ulang dilakukan,
maka proses selanjutnya sesuai dengan proses asuhan gizi
terstandar. Hal ini terus berulang sampai pasien tidak
membutuhkannya lagi.
a) Komponen Monitoring dan Evaluasi Gizi
(1) Memonitor perkembangan kondisi pasien
Tujuan dalam kegiatan ini adalah untuk melihat apakah
hasil sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh pasien
maupun tim. Kegiatan ini antara lain :
(a) Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien
(b) Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai
dengan rencana/preskripsi diet
(c) Menentukan apakah status gizi pasien tetap atau
berubah
17
(d) Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun
negative
(e) Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alas an
tidak adanya perkembangan dari kondisi pasien.
(2) Mengukur hasil Intervensi/Dampak
Indikator dampak ditentukan oleh masalah gizi, etiologi
dan gejala serta tanda (P-E-S). Kegiatan yang terkait
dengan mengukur dampak adalah :
(a) Memilih indicator dampak asuhan gizi untuk
mengukur dampak yang diinginkan
(b) Menggunakan indicator dampak asuhan gizi yang
terstandar untuk meningkatkan validitas dan
reliabilitas perubahan pengukuran. Indikator dampak
asuhan gizi meliputi : asupan makanan dan zat gizi,
komposisi tubuh dan pertumbuhan, pengetahuan
tentang makanan dan zat gizi, sikap dan perilaku,
akses makanan, nilai laboratorium, kemampuan fisik
seperti aktivitas fisik dan persepsi pasien terhadap
asuhan gizi dan hasilnya.
(3) Evaluasi dampak
Evaluasi dampak merupakan kegiatan membandingkan
hasil antara data terbaru dengan data (status)
sebelumnya, tujuan intervensi dan atau rujukan standar
yang ditetapkan secara sistematis. Evaluasi dampak ini
dapat dipakai untuk memutuskan menghentikan atau
melanjutkan asuhan gizi.
b) Pengelompokan Monitoring dan Evaluasi Gizi
Terdapat 4 (empat) domain dalam Monitoring dan Evluasi
Gizi, yaitu :
(1) Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi, yaitu
meliputi tingkat pemahaman, perilaku, akses dan
kemampuan yang mungkin mempunyai pengaruh pada
asupan makanan dan zat gizi
18
(2) Dampak asupan makanan dan zat gizi, yaitu meliputi
asupan makanan atau zat gizi dari berbagai sumber,
misalnya makanan, minuman, suplemen dan melalui
rute enteral maupun parenteral
(3) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik terkait gizi, yaitu
pengukuran yang terkait dengan antropmetri, biokimia
dan parameter pemeriksaan fisik
(4) Dampak terhadap pasien terkait gizi, yaitu pengukuran
yang terkait dengan persepsi pasien terhadap intervensi
yang diberikan dan dampaknya pada kualitas hidup.
19
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
20
c) Telah memperoleh pendidikan Manajemen Pelayanan Gizi
d) Masa kerja minimal 5 tahun di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
Daerah Pagelaran.
2. Pelaksana Gizi
Pelaksana Gizi adalah seorang Ahli Gizi yang berada dibawah
Kepala Instalasi Gizi yang bertugas mengendalikan dan mengawasi
pelayanan gizi rumah sakit mulai dari perencanaan sampai dengan
pendistribusian makan pasien. Bidang tugas aspek yang diawasi
adalah mencakup aspek dietetic dan non dietetic.
a) Tugas Pokok
Membantu Kepala Instalasi Gizi dalam Pengelolaan Pelayanan Gizi
sesuai dengan standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
b) Fungsi
1) Pengelola Pelayanan Gizi :
- Mengkoordinir Perencanaan Pelayanan Gizi
- Mengkoordinir Perencanaan Evaluasi Pelayanan Gizi
- Melaksanakan Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan
Pelayanan Gizi
2) Pelayanan Food Service dan Asuhan Gizi
- Melaksanakan kegiatan pelayanan Food Service
- Melaksanakan kegiatan asuhan gizi mulai dar screening
lanjutan, assasment, diagnosa gizi, menentukan intervensi
gizi, monitoring dan evaluasi gizi.
Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran saat ini berada pada
kelas C, untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut maka seorang
kepala unit pelayanan gizi Rumah Sakit harus memenuhi kriteria
tertentu sebagai berikut :
e) Seorang Ahli Gizi dengan Pendidikan dasar minimal lulusan DIII
Gizi
f) Memiliki pengalaman kerja tertentu
g) Telah memperoleh pendidikan Manajemen Pelayanan Gizi
21
3. Administrasi Gizi
Administrasi Gizi adalah petugas yang bertanggung jawab
dalam hal surat menyurat/administrasi yang dibutuhkan pada
pelayanan gizi berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
a) Tugas Pokok
Membantu Kepala Instalasi Gizi dan Petugas Pelaksana Gizi dalam
hal pengadministrasian pengelolaan pelayanan gizi sesuai dengan
standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
b) Fungsi
1) Membuat surat-menyurat Instalasi Gizi
2) Mengimput data yang diperoleh dari coordinator Instalasi Gizi
3) Mengurus kepegawaian Instalasi Gizi meliputi (Absensi, Jadwal
Dinas dan lain-lain)
4. Tenaga Pemasak
Tenaga Pemasak adalah seseorang yang bertugas yang memiliki
keahlian memasak untuk mempersiapkan dan mengolah bahan
makanan yang diperlukan untuk pasien dan karyawan di Rumah
Sakit.
a) Tugas Pokok
Membantu Instalasi Gizi dalam hal mempersiapkan dan mengolah
bahan makanan serta minuman untuk pelayanan gizi sesuai
dengan standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
b) Fungsi
1) Merencanakan pola menu bersama dengan Ahli Gizi
2) Merencanakan cara kerja, memasak, waktu agar sesuai degan
menu dan jadwal pembagian makanan yang ditentukan
3) Membersihkan peralatan dan menjaga peralatan masak yang
digunakan
4) Melakukan penilaian terhadap resep baru serta melaporkannya
kepada Kepala Instalasi Gizi
5) Mengembangkan buku resep untuk digunakan.
22
5. Pramusaji
Pramusaji adalah seorang yang bertugas dalam bidang
penyajian makanan dan minuman kepada pasien serta staff di
Rumah Sakit.
a) Tugas Pokok
Membantu Instalasi Gizi dalam hal pelayanan gizi sesuai dengan
standar yang ditetapkan secara efektif dan efesien.
b) Fungsi
1) Mengantar makanan dan minuman baik pasien/staff karyawan
sesuai jadwal dan SPO Distribusi yang berlaku
2) Memasukkan dan menata makanan ke dalam trolly
3) Membuat label makanan pasien dan di cross cek oleh Ahli Gizi
4) Menyiapkan sendok (bungkus) dan fasilitas harian lainnya
sesuai standar pelayanan (sedotan, tissue, gelas plastic, mika,
alas baki, warpping dll)
5) Mencatat pemakaian fasilitas setiap hari
6) Memberikan informasi kepada bagian logistic jika stock fasilitas
menipis
7) Menjaga kebersihan dan keraphan area ruang gizi dan dapur
8) Membuat laporan stockalat saji yang terpakai dan yang belum
Kembali
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi tenaga gizi disesuaikan dengan tingkat Pendidikan pada
unit pelayanan gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran :
23
C. Pengaturan Jadwal
1. Kepala Instalasi & Petugas Pelaksana Gizi (08.00 s/d 16.00 WIB)
2. Administrasi Gizi (08.00 s/d 15.00 WIB)
3. Tenaga Pemasak
Shift Pagi (07.00 s/d14.00 WIB)
Shift Siang (14.00 s/d 21.00 WIB)
4. Pramusaji
Shift Pagi (08.00 s.d 15.00 WIB)
Shift Siang (14.00 s/d 21.00 WIB)
24
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Kegiatan Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran
dapat berjalan dengan baik dan optimal bila didukung dengan fasilitas
yang memadai baik untuk melaksanakan asuhan gizi rawat jalan,
asuhan gizi rawat inap dan penyelenggaraan makanan.
Berikut merupakan denah ruang Poliklinik Instalasi Gizi Rumah
Sakit Umum Daerah Pagelaran :
25
Berikut merupakan denah ruang Penyelenggaraan Makanan
Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran :
Keterangan :
A : Pintu Masuk O : Wastafel Cuci Alat
B : Kulkas (Pendingin) P : Lemari Penyimpanan Alat
C : Dispenser Q : Lemari Penyimpanan Alat
D : Meja Kerja R : Lemari Penyimpanan BM
E : Instalasi Listrik Kering
F : Meja Prasmanan S : Lemari Penyimpanan BM
G : Meja Pemorsian Segar
H : Meja Persiapan T : Pintu Keluar
I : Meja Persiapan
J : Meja Kompor
K : Meja Kompor
L : Meja Kompor
M : Wastafel
26
N : WC/Toilet
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas di Poliklinik Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran
Berikut beberapa fasilitas yang tersedia diruang pelayanan Poliklinik
Gizi yaitu :
27
2. Fasilitas di Ruang Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit Umum
Daerah Pagelaran
a) Ruang Penerimaan Bahan Makanan
Sarana dan prasarana : meja + kursi penerimaan, timbangan
bahan makanan duduk, pisau, wastafel cuci tangan, tempat cuci
bahan makanan, kranjang sayuran, trolly bahan makanan, buku
pencatatan penerimaan bahan makanan, tempat sampah
sementara tertutup.
b) Ruang Penyimpanan Bahan Makanan
Fasilitas : ac 1 pk. freezer 1 buah, refrigerator 1 buah, rak bahan
makanan besi, box bahan makanan, toples, timbangan, gelas ukur
dan alat pemorsi lainnya, kartu stock, buku pencatatan keluar
masuk bahan makanan, alat tulis, tempat sampah sementara.
c) Ruang Persiapan Bahan Makanan
Fasilitas : alat pemotong, pengupas, penggiling, meja persiapan
bahan makanan, alat pengemas, keranjang sayuran, wadah-wadah
bahan makanan, box penyimpanan, tempat pencucian bahan
makanan, refrigerator, freezer, blender, pisau dan talenan yang
berbeda-beda untuk sayuran, lauk hewani, lauk nabati, sayuran,
buah.
d) Ruang Pengolahan Bahan Makanan
Fasilitas : rice cooker, magic com, kompor, wajan, griller, dandang,
panci, ceret, solet, serok, irus, cerobong asap lengkap dengan
exhaust air fresh, timbangan bahan makanan, pisau, talenan, tray
tempat makanan matang, trolley tempat makanan matang dan alat
pengolahan lainnya. alat pengaduk, tempat sampah sementara
tertutup.
e) Ruang Distribusi Makanan
Fasilitas : meja pemorsian 2 buah, trolley distribusi makan pasien
1 buah belum menggunakan pemanas, trolley distribusi air minum
1 buah, trolley distribusi snack rapat, alat makan pasien sesuai
klas perawatan, alat pemorsian, timbangan makanan, buku
28
fooding, almari makanan, almari alat makan, wastafel, tempat
sampah sementara.
f) Ruang Pencucian Alat Makan
Fasilitas : washbak stainless 1 buah, water heater, rak alat makan.
29
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Pengadaan Makan
1. Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan
pendistribusian makanan kepada pasien dalam rangka pencapaian
status Kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat.
Tujuan untuk menyediakan makanan yang berkualitas baik dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan yang layak
dan memadai bagi pasien yang membutuhkannya. Sasaran
penyelenggaraan makanan di RSUD Pagelaran adalah pasien sesuai
kebijkan pimpinan.
Bentuk penyelenggaraan makanan dirumah sakit bisa secara Sistem
Outsouching dan Sistem Swakelola. Pada system outsourching,
pengusaha jasa boga catering selakuk penyelenggaraan makanan
dimana ahli gizi rumah sakit merencanakan menu, menentukan
standar porsi dan memesan makanan serta mengawasi mutu dan
jumlah makanan yang dipesan sesuai dengan spesifikasi standar
hidangan yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit dalam lembar
kontrak kerja. Sistem pelayanan makan pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Pagelaran yang dikelola oleh Instalasi Gizi
menggunakan system outsourching.
2. Ruang Lingkup Pekerjaan
Memberikan pelayanan makan pasien yang sesuai dengan :
a. Daftar permintaan makanan pasien
b. Diet yang sudah diberikan dan dianjurkan oeh Ahli Gizi di Rumah
Sakit dan tenaga Kesehatan lainnya
c. Jadwal pemberian makan pasien
3. Konsep Operasional
Penyediaan makanan pasien dilakukan dengan system
Sentralisasi, yaitu proses produksi dan pemorsian dilakukan di dalam
30
Rumah Sakit dengan pengawasan Ahli Gizi kemudian makanan
didistribusikan ke pasien.
4. Persyaratan Penyedia
a. Memiliki izin usaha bidang jasa boga/catering
b. Telah terdaftar pada Dinas Kesehatan setempat
c. Telah mendapat izin Penyehatan Makanan Golongan B (Sertifikat
Laik Hygiene) yang dikeluarkan oeh instansi setempat
d. Memiliki sertifikat halal dari MUI
e. Semua karyawan bebasa penyakit menular dan bersih.
f. Memiliki NPWP atas nama perusahaan
5. Persyaratan Teknis
a. Memiliki Pegawai :
1) Ahli Gizi minimal Pendidikan DIII Gizi dan memiliki Surat
Tanda Registrasi (STR)
2) Tenaga pemasak yang sudah berpengalaman dibidangnya
3) Tenaga pramusaji dengan Pendidikan minimal SMA sederajat
b. Memiliki Sarana dan Prasarana berupa :
1) Memiliki kendaraan tertutup untuk distribusi makanan dari
dapur produksi makanan ke tempat pemorsian makanan di
Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran
2) Memiliki trolley makanan yang dipergunakan untuk mengantar
makanan dari dapur tempat pemorsian makanan ke ruangan
pasien
3) Memiliki alat saji makanan
c. Memiliki Pedoman Menu Makanan yang terdiri dari :
1) Master menu sesuai dengan diet gizi seimbang
2) Ahli Gizi Rumah Sakit bersama dengan Ahli Gizi Pihak
Ketiga/Penyedia membuat siklus menu 10 hari + menu 31
dengan komposisi terdiri dari Karbohidrat, Protein Hewani,
Protein Nabati, Sayuran dan Buah yang diperbaharui setiap 6
bulan sekali.
31
d. Memiliki minimal Standar Prosedur Operasional (SPO) diantaranya
:
1) SPO Perencanaan Menu
2) SPO Pengadaan Bahan Makanan
3) SPO Permintaan Makan Pasien
4) SPO Pemesanan Bahan Makanan
5) SPO Penerimaan Bahan Makanan
6) SPO Penyimpanan Bahan Makanan Segar
7) SPO Penyimpanan Bahan Makanan Kering
8) SPO Persiapan Bahan Makanan
9) SPO Pengolahan Bahan Makanan
10) SPO Pemeriksaan Makanan Matang
11) SPO Pemorsian Makanan
12) SPO Distribusi Makan Pasien
13) SPO Pemeriksaan Usap Alat Makan Pasien
14) SPO Pemeriksaan Rectal Swab
15) SPO Pemakaian Alat Perlindungan Diri
16) SPO Skrining Gizi Awal
17) SPO Skirining Gizi Lanjut
18) SPO Assasment Gizi
19) SPO Diagnosa Gizi
20) SPO Intervensi Gizi
21) SPO Monitoring dan Evaluasi Gizi
22) SPO Perencanaan Terapi Nutrisi
23) SPO Pemberian Terapi Nutrisi
24) SPO Penatalaksaan Visite Bersama
25) SPO Konseling Gizi Pasien Rawat Inap
26) SPO Konseling Gizi Pasien Rawat Jalan
32
6. Sistem Operasional Produksi
a. Sistem produksi dan distribusi makanan yang digunakan adalah
Sentralisasi yaitu dilakukan secara terpusat
b. Perencanaan anggaran belanja, menu, perhitungan kebutuhan
bahan makanan dan pembelian bahan makanan dilakukan oleh
penyedia
c. Penerimaan dan penyimpanan bahan makanan dilaksanakan oleh
penyedia
7. Pelayanan Makan Pasien
a. Dasar Acuan
1) Permenkes No. 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang diajurkan
bagi Bangsa Indonesia
2) Buku standart makanan penuntun diet yang diterbitkan oleh RSCM dan ASDI
b. Pola Pelayanan Makanan
Kelas
No Uraian Keterangan
Perawatan
Makan Minum 3x makan utama + 3x
Pasien buah
1 I
1x snack (1 air mineral +
Snack
1 macam snack)
Makan Minum 3x makan utama + 2x
Pasien buah
2 II dan III
1x snack (1 air mineral +
Snack
1 macam snack)
33
ukuran standard dengan bentuk makanan biasa, lunak dan
saring.
2) Makanan Diet
Adalah makanan lengkap bagi pasien dengan komposisi
jumlah, jenis, rasa makanan yang disesuaikan dengan
kebutuhan diet pasien sesuai jadwal yang ditentukan mulai
dari makan biasa, lunak dan saring. Jenis makanan diet antara
lain untuk diet DM, DJ, RG1, RG2, RG3, RP, DL, DH, RL, TKTP,
RS,
3) Makanan Khusus
Adalah makanan yang disediakan dalam bentuk khusus,
jumlah zat gizi khusus dengan komposisi khusus untuk
kondisi tertentu berdasarkan kebutuhan individu yang dipesan
oleh tenaga kesehatan berdasarkan kondisi pasien.
d. Nilai Gizi Makanan
Komposisi nilai gizi secara umum terdiri dari 60-65%
Karbohidrat, 10-15% protein, 20-30% Lemak. Kebutuhan gizi
mengacu pada Permenkes No. 75 tahun 2013, tentang Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia dan Buku
standard makanan penuntun Diet yang diterbitkan oleh RSCM
dan ASDI.
e. Standar Pola Makan Pasien
34
perindividu, sesuai dengan
kkal permintaan Ahli Gizi
RS/Dokter
Makanan Energi 1500 – 1700
Saring/Cair kkal
Snack Energi 150 – 200 kkal
35
Nilai Gizi Kelas 2
Waktu Bahan
Penukar Gram Energi Protei Lemak Karbohidrat
Makan Makanan
(kkal) n (gr) (gr) (gr)
Beras 1 100 175 4 0 40
Hewani 1 40 50 7 2 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
PAGI
Sayur 1 100 25 1 0 5
Buah 1 100 50 0 0 12
Minyak 2 10 100 0 10 0
JUMLAH 475 17 15 64
Beras 2 200 350 8 0 80
Hewani 1.5 60 75 10.5 3 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
SIANG
Sayur 1.5 150 37.5 1.5 0 7.5
Buah 2 200 100 0 0 24
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 837.5 25 26 118.5
Beras 1.5 150 262.5 6 0 60
Hewani 1.5 60 75 10.5 3 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
MALAM
Sayur 1.5 150 37.5 1.5 0 7.5
Buah 1 100 50 0 0 12
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 700 23 26 86.5
TOTAL NILAI GIZI/HARI 2012.5 65 67 269
36
Bahan Nilai Gizi Kelas 1
Waktu Penuka Gra
Makana Energi Protei Lema Karbohidra
Makan r m
n (kkal) n (gr) k (gr) t (gr)
Beras 1 100 175 4 0 40
Hewani 1 52.5 50 7 2 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
PAGI
Sayur 1 100 25 1 0 5
Buah 1 100 50 0 0 12
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 575 17 25 64
Beras 2 200 350 8 0 80
Hewani 1.5 52.5 75 10.5 3 0
Nabati 1 100 75 5 3 7
SIANG
Sayur 1.5 150 37.5 1.5 0 7.5
Buah 2 200 100 0 0 24
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 837.5 25 26 118.5
Beras 1.5 150 262.5 6 0 60
Hewani 1.5 52.5 75 10.5 3 0
MALA Nabati 1 100 75 5 3 7
M Sayur 1.5 150 37.5 1.5 0 7.5
Buah 1 100 50 0 0 12
Minyak 4 20 200 0 20 0
JUMLAH 700 23 26 86.5
TOTAL NILAI GIZI/HARI 2112. 65 77 269
5
Nilai Gizi
Bahan
Menu Penukar Gram Lema
Makanan Energi Protein Karbohidrat
k
Kacang
1.5 35 112.5 7.5 4.5 10.5
Bubur hijau
Kacang Gula merah 1 50 50 0 0 12
Hijau
Santan 0.75 25 37.5 0 3.7 0
JUMLAH 200 7.5 8.25 22.5
37
h. Standar Porsi Makanan Cair
38
k. Spesifikasi Makanan
39
dalam siklus menu 10 hari)
c) Sumber Protein Nabati
d) Sayur
e) Buah 2x (makan siang dan sore) dengan pilihan buah jeruk,
melon,papaya, semangka.
Untuk pasien Diabetes Militus saat siklus buah semangka diganti
pear/jeruk
f) Air mineral dalam kemasan ukuran 220 ml
b. 1x snack sore terdiri dari 1 jenis snack makanan asin dan manis serta air
mineral
3 III (tiga) a. 3x makan minum pasien yang terdiri dari :
1) Makan Utama dengan komposisi :
a) Sumber Karbohidrat
b) Sumber Protein Hewani (ayam dengan tulang, siklus daging merah 4x
dalam siklus menu 10 hari
c) Sumber Protein Nabati
d) Sayur
e) Buah 2x (makan siang dan sore) dengan pilihan buah pisang, melon,
papaya, semangka.
Untuk pasien Diabetes Militus saat siklus buah semangka diganti
menjadi pear/jeruk
40
f) Air mineral dalam kemasan ukuran 220 ml
b. 1x snack sore terdiri dari 1 jenis snack makanan asin dan manis serta air
mineral
41
l. Alat Penyajian Makanan
Bahan Alat
No Kelas Perawatan Alat Saji Makan
Saji Makan
Menggunakan alat
makan terpisah
antara Karbohidrat,
1 Kelas I Piring
Protein Hewani,
Protein Nabati dan
Sayur
Menggunakan alat
makan terpisah
antara Karbohidrat,
2 Kelas II Plato
Protein Hewani,
Protein Nabati dan
Sayur
Menggunakan alat
makan terpisah
antara Karbohidrat,
3 Kelas III Plato
Protein Hewani,
Protein Nabati dan
Sayur
m. Jenis Menu
Menu yang digunakan adalah menu tradisional / Nusantara
dengan modifikasi resep sesuai dengan standard diet. Untuk
makan cair menggunakan formula enteral komersial. Untuk
pasien Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) atau yang memerlukan
extra fooding diberikan extra makan sesuai dengan yang diminta
42
oleh Ahli Gizi/tenaga kesehatan Rumah Sakit berdasarkan diet
pasien.
n. Jadwal Makan Pasien
Waktu Penyajian
Waktu Makan Keterangan
(WIB)
Waktu clear up satu
Makan Pagi 06.00 – 07.00 jam setelah penyajian
43
setiap jadwal penyajian makan.
44
i. Untuk pasien baru yang tiba diruangan sesudah lewat jadwal
makan akan diberikan pelayanan makan pada jadwal makan
berikutnya
j. Untuk perubahan pesanan makanan yang setara akan
dipenuhi bila masih cukup waktu atau pada makan
berikutnya, sedangkan perubahan ke bentuk yang lebih
rendah akan langsung dipenuhi.
k. Untuk pembatalan pemesanan makanan dari ruangan
maksimal 1 jam sebelum waktu makan atau sebelum
makanan didistribusikan ke ruangan sesuai dengan
kesepakatan.
l. Pendistribusian makan pada pasien wajib dilengkapi etiket
makan yang di isi lengkap (nama ruangan, nama pasien, usia,
kelas, jenis diet, keterangan alergi, kadaluarsa).
45
pramusaji
i. Petugas pramusaji membagikan makanan sesuai dengan DPMP
j. Penarikan alat bekas makan dilakukan 60 menit/1 jam setelah
makanan disajikan
k. Bila pasien belum menyentuh makanan, alat makan akan diambil
pada pengantaran makan berikutnya
46
Memberikan pelayanan gizi kepada pasien/ klien rawat jalan dan
keluarganya agar mampu mengatasi masalah gizinya.
3. Pelaksana
Asuhan gizi rawat jalan dilaksanakan oleh ahli gizi sesuai jadwal yang
telah disusun oleh Ka Sub Instalasi Gizi Rawat Jalan. Kegiatan
Asuhan Gizi dilaksananan di Ruang layanan Konsultasi Gizi.
4. Mekanisme
Pasien/Klien Rawat Jalan dilayani atas permintaan sendiri, rujukan
dari dokter praktek/ pelayanan kesehatan lain dan rujukan dari poli
lain. Pasien atas permintaan sendiri mendaftar dengan tujuan poli
gizi/Klinik Layanan Konsultasi Gizi, baik dengan BPJS, Umum atau
Tagihan Asuransi Kesehatan lain. Pasien dilayanani sesuai masalah
gizi pasien. Segala Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Jalan di
dokumentasikan dalam Rekam Medik Pasien dan Buku Bantu
Catatan Pasien Rawat Jalan yang ada di Instalasi Gizi.
47
3) Penentuan Intervensi Gizi (Kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi
dan masalah gizi pasien, Penentuan macam atau jenis diet sesuai
dengan masalah gizi pasien dan cara pemberian makanan,
Perencanaan Konseling dan edukasi Gizi)
4) Monitoring/Pemantauan, evaluasi
3. Pelaksana
Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Inap dilaksanakan oleh Ahli Gizi selaku
Petugas Pemberi Asuhan.
4. Mekanisme
Perawat melakukan screening gizi terhadap pasien baru dengan
metode MUST. Bila Pasien Beresiko malnutrisi/menderita penyakit
berat Ahli Gizi melakukan screening Lanjutan. Pasien tidak beresiko
Malnutrisi diberikan edukasi tentang Fungsi Makanan untuk
Penyembuhan dan diintervensi dengan pemberian makanan. Bila
Pasien beresiko Malnutrisi sedang dan Berat harus segera dilakukan
ASUHAN GIZI. Proses Asuhan Gizi didokumentasikan dalam Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi Rekam Medis Pasien.
48
b) Evaluasi kegiatan PGRS
c) Mengembangkanteori, tatalaksana atau standar baru
3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dapat dikelompokkan berdasarkan aspek
asuhan gizi dan penyelenggaraan makanan di rumah sakit seperti
Survey Kepuasan Pasien, Daya terima masakan, Penelitian Waste
Pasien, Penelitian Kesalahan Diet dll.
4. Ruang Lingkup Pengembangan
Kegiatan pengembangan di unit pelayanan gizi dapat dilakukan pada
berbagai aspek penting untuk pengembangan mutu pelayanan gizi.
Beberapa aspek penting adalah aspek sumber daya manusia, standar
terapi diet, standar sarana prasarana dan penggunaan berbagai
perangkat lunak serta berbagai tehnik pengolahan makanan.
Kegiatan yang di laksanakan antara lain : Pengembangan Resep,
HACCP menu, Pendidikan Pelatihan Pegawai, In House Training,
Khursus.
49
BAB V
LOGISTIK
A. Pengertian
adalah Gudang Bahan makanan yang system kerjanya mulai dari
penentuan kebutuhan bahan makanan, pemesanan, penerimaan,
penyimpanan, penyaluran bahan makanan ke bagian lain di instalasi
gizi dan bagian/Ruang/Instalasi lain di Rumah Sakit Umum Daerah
Pagelaran.
B. Tujuan
tujuan adanya Logistik adalah Tersedianya bahan makanan yang siap
pakai dan siap saji sesuai mutu, jumlah dan kebijakan pemberian
makanan.
C. Pelaksanaan Logistik
Kegiatan Logistik dilaksanakan oleh unit Logistik dan petugas lain yang
ditunjuk oleh Ka instalasi Gizi untuk membantu kegiatan logistic.
D. Penentuan Kebutuhan
1) Pemesanan Bahan Makanan Basah
Penentuan Kebutuhan Bahan Makanan Basah (sayuran, buah, lauk
nabati) dilakukan setiap hari. Penentuan Kebutuhan Lauk hewani
dilaksanakan sesuai siklus menu dan daya tampung tempat
penyimpanan lauk hewani.
2) Pemesanan Bahan Makanan Kering
Penentuan Bahan makanan kering dilakukan setiap bulan sekali
dengan memperhitungkan saldo bahan makanan yang ada.
E. Pemesanan Bahan Makanan
1) Pemesanan Bahan Makanan Basah
Pemesanan bahan makanan basah dibuat setiap hari untuk menu
siang dan sore besok dan menu pagi hari berikutnya. Pemesanan
dilaksanakan oleh secretariat gizi atau secretariat program gizi atau
petugas lain bila secretariat berhalangan hadir/libur. Pemesanan di
50
buat berdasarkan jumlah pasien siang hari dengan penambahan 10%
untuk antisipasi penambahan pasien.
2) Pemesanan Bahan Makanan Kering
Pemesanan Bahan Makanan kering dibuat satu bulan sekali, dengan
dasar rekap pengeluaran bahan makanan kering dari logistic, saldo
bahan makanan yang ada dan pedoman pemberian
makanan.Pemesanan dilaksanakan oleh secretariat gizi.
F. Penerimaan
Penerimaan dilaksanakan oleh staff gizi dengan dasar nota pesanan dan
spesifikasi bahan makanan yang telah ditentukan.
G. Penyimpanan
Bahan makanan yang telah diterima, diperiksa dan dicatat serta tidak
digunakan pada hari itu, Bahan Makanan saldo/sisa disimpan dalam
ruang penyimpanan Bahan makanan sesuai jenis dan
pengelompokannya serta peraturan penyimpanan.
H. Penyaluran
Bahan Makanan yang sesuai dengan menu saat itu langsung di salurkan
ke bagian persiapan. Penyaluran dilakukan oleh petugas unit logistic
atau petugas lain yang ditunjuk menggantikan bila ka unit logistic
berhalangan hadir/sakit sesuai bon permintaan, dibantu oleh pelaksana
persiapan.
51
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Kegiatan keselamatan pasien dalam penyelenggaraan makanan di
Instalasi Gizi adalah menjaga sanitasi makanan. Sanitasi makanan
merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan pada
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak
kesehatan mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama proses
pengolahan, penyiapan, pendistribusian sampai pada saat makanan dan
minuman tersebut siap dikonsumsi.
B. Tujuan
Kegiatan untuk menjaga keselamatan pasien berupa kegiatan
penyehatan makanan dan minuman di rumah sakit bertujuan untuk :
1. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi
kesehatan konsumen.
52
d) Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran tersedia 4
tempat sampah sementara pengambilannya 2 kali sehari oleh
petugas kebersihan untuk selanjutnya di bawa ke tempat
pengumpulan sampah sementara rumah sakit untuk selanjutnya
dibuang ke tempat pembuangan akhir
e) Sampah sisa makanan pasien tidak diperbolehkan masuk ke
dapur/ruang pengolahan, tetapi ada di luar ruang pencucian
peralatan makan pasien, dibuang di tempat sampah sementara
selanjutnya dibuang 2 kali sehari oleh petugas kebersihan untuk
selanjutnya dibawa ke tempat pengumpulan sampah sementara
rumah sakit untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan
akhir.
2. Bangunan
a) Dapur/ruang penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah
Sakit Umum Daerah Pagelaran berada di lantai 2 dimana pintu
masuk bahan makanan (kotor) dan pintu makanan bersih terpisah
b) Langit-langit tertutup dan tinggi langit kurang lebih dari 10m
diatas lantai
c) Dinding sebagian menggunakan porselen berwarna menutupi
1,5m dinding dari lantai sehingga mudah dibersihkan, tidak
membahayakan, tahan terhadap cairan dan memantulkan cahaya
yang cukup bagi ruangan
d) Lantai mempergunakan keramik sehingga mudah dibersihkan,
tidak membahayakan dan tidak licin
e) Saluran limbah sebagai pembuangan menggunakan pipa dibawah
lantai
f) Penerangan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah
Pagelaran cukup terang. Penerangan menggunakan lampu dan
Sebagian tembok memiliki jendela kaca sehingga cukup terang
agar pekerjaan dapat dilakukan dengan optimal. Ventilasi ruang
pengolahan menggunakan exhaust hood cukup untuk menyedot
asap, bau makanan, uap, hawa panas sehingga diharapkan
terdapat sirkulasi udara yang baik.
53
3. Sarana dan Peralatan
a) Air bersih
Sumber air bersih yang digunakan di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Umum Daerah Pagelaran yaitu air RO (Reverse Osmosis) dan
dilakukan tes secara berkala difasilitasi oleh Instalasi Sanitasi.
b) Alat pengangkut makanan/food service trolley
Trolley makanan yang digunakan tertutup, terbuat dari bahan
stainless steel
c) Peralatan makan pasien
1) Kelas 1
Terdiri dari piring & mangkok berbahan dasar keramik, sendok
& garpu berbahan dasar stainless steel dan gelas berbahan
dasar kaca
2) Kelas 2
Terdiri dari plato yang berbahan dasar keramik, sendok makan
berbahan dasar plastic dan gelas berbahan dasar plastik
3) Kelas 3
Terdiri dari plato yang berbahan dasar keramik, sendok makan
berbahan dasar plastic dan gelas berbahan dasar plastic.
d) Peralatan masak
54
D. Prinsip Penyehatan Makanan dalam Penyelenggaraan Makanan
1. Bahan Makanan
a) Sumber Bahan Makanan
55
b) Perilaku/Kebiasaan dalam Bekerja
Instalasi Gizi RSU Duta Mulya Majenang mempunyai peraturan
yang harus ditaati oleh seluruh karyawan gizi sebagai penjamah
makanan yaitu:
a) Cuci tangan dengan sabun sebelum/sesudah bekerja, setiap
keluar dari toilet, sesudah menjamah bahan yang kotor
b) Menggunakan pakaian khusus untuk bekerja, berupa
celemek, dan penutup kepala.
c) Sebelum dan selama bekerja tidak menggaruk kepala, muka,
hidung dan bagian tubuh lain yang dapat menimbulkan
kuman.
d) Bila batuk dan bersin, tutup mulut dan alihkan muka dari
makanan dan peralatan makanan
e) Pada saat pengolahan dan menjamah makanan matang selalu
menggunakan masker.
f) Tidak melakukan kebiasaan yang tidak diperbolehkan dalam
menjamah makanan seperti menggaruk – garuk anggota
badan, mencungkil, mengorek, menjilat atau meludah.
g) Tidak makan/mengunyah saat bekerja
56
n) Selalu menggunakan penutup rambut untuk mencegah
jatuhnya rambut ke dalam makanan dan mencegah kebiasaan
mengusap/menggaruk rambut.
3. Prosedur Kerja
Perilaku penjamah makanan yang tidak menjalankan suatu pekerjaan
sesuai dengan prosedur kerja, bisa mengakibatkan terjadinya
kontaminasi terhadap makanan. Oleh karena itu, untuk menghindari
terjadinya hal tersebut, maka di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
Daerah Pagelaran terdapat prosedur kerja :
a) Mencuci tangan dengan air dan sabun (handwash)
b) Mencuci tangan dengan handrub
c) Pencucian peralatan makan
d) Pencucian peralatan makan pada pasien dengan penyakit
menular/infeksi
e) Kebersihan kereta makan/foord service trolley
4. Upaya Pengendalian
a) Proses Pembersihan Bahan Makanan
57
– potong sesuai dengan menu.
c) Proses Penyimpanan Bahan Makanan
Untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kontaminasi, maka
proses penyimpanan di Instalasi Gizi RSU Duta Mulya Majenang
adalah :
1) Penyimpanan Bahan Makanan Kering
1. Penyimpanan dalam ruang/gudang penyimpanan bahan
makanan kering dengan suhu ruangan 19 - 21 o C untuk
mengurangi pertumbuhan serangga, bakteri atau
kerusakan lain.
2. Rak – rak penyimpanan bahan makanan dengan
ketinggian dari lantai 10 – 20 cm, hal ini untuk
memudahkan pembersihan, mencegah infeksi serangga
dan menghindari kontaminasi karena genangan air
3. Pintu gudang tertutup/terkunci
4. Menggunakan kartu stock untuk mengontrol pemasukan
dan pengeluaran bahan makanan
2) Penyimpanan Bahan Makanan Basah
5. Ruang/gudang penyimpanan Bahan makanan basah
mampu menampung penyimpanan bahan untuk satu hari
6. Bahan makanan diatur/ditata sesuai macam bahan
makanannya (tidak ditumpuk)
7. Suhu penyimpanan bahan makanan basah sesuai
ketentuan yang berlaku.
d) Proses Pemasakan Makanan
Proses pemasakan bahan makanan menjadi makanan matang
harus dilakukan oleh penjamah makanan (pramumasak) dengan
pengawasan ahli gizi pengawas produksi dengan sikap dan perilaku
sehat dan bersih sesuai siklus menu, standar resep dan standar
porsi yang berlaku.
e) Proses Pencucian Peralatan Masak
58
2) Pencucian peralatan masak dilakukan di ruang pencucian alat.
f) Proses Penyajian Makanan
1) Peralatan makanan yang akan digunakan selalu dalam keadaan
bersih
2) Ruang pengolahan makanan/dapur di Instalasi Gizi Rumah
Sakit Umum Daerah Pagelaran dijaga kebersihannya dengan
pembersihan rutin lantai 2 kali sehari oleh petugas kebersihan
3) Terdapat alat perangkap lalat/serangga di ruang pengolahan
bahan makanan
4) Penyajian makanan dalam keadaan tertutup
5) Makanan yang siap disajikan selalu diletakkan dalam wadah
bersih dan dijamah dengan peralatan bersih dan dilakukan
oleh petugas penyaji/pengolah makanan yang sehat dan
berpakaian bersih dengan peraturan yang berlaku sebagai
penjamah makanan.
g) Proses Distribusi/Pengangkutan Makanan
Kereta makan/food service troly di Instalasi Gizi mempergunakan
kereta makan yang tertutup dan dibersihkan setiap kali
dipergunakan.
59
melaksanakan tugas di ruang pengolahan
c) Melihat ada tidaknya serangga/hewan pengganggu lainnya
60
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
61
9. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
10. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat perlakuan
dan penyimpanan barang
11. Mencegah terkena aliran listrik.
62
D. Prosedur
1. Keselamatan Kerja di Ruang Penerimaan dan Penyimpanan
Keselamatan dan keamanan kerja di Ruang penerimaan dan
Penyimpanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur sebagai berikut :
a) Membuka kemasan/pembungkus bahan makanan dengan
sangat tepat agar tidak merusak bahan makanan
b) Bahan makanan yang berat diletakkan di rak bagian bawah agar
mudah mengambil dan menata kembali
c) Mengangkat bahan makanan dengan alat pengangkut khusus
barang yang bersedia
d) Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang melebihi
kemampuan
63
3. Keselamatan Kerja di Ruang Distribusi
Keselamatan dan keamanan kerja di Ruang Distribusi dilaksanakan
sesuai dengan prosedur sebagai berikut :
a) Mengisi piring/alat saji sesuai kapasitas dan tidak terlalu penuh
b) Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas
c) Meletakkan alat dengan teratur dan rapi
d) Berhati-hati saat distribusi air panas.
4. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri yang dipergunakan dalam menjaga Keselamatan
dan keamanan kerja dalam pengadaan makanan di Rumah Sakit
Umum Daerah Pagelaran sebagai berikut :
a) Baju kerja, Celemek, Topi terbuat dari bahan yang tidak panas,
tidak licin, nyaman di pakai dan mudah dibersihkan.
b) Menggunakan sandal khusus yang tidak licin bila berada di area
pengadaan makanan
c) Menggunakan cempal dan serbet pada tempatnya
64
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana,
instruksi, pedoman, standar, peraturan dan hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Pengendalian
65
bahan bagi penilaian kegiatan pelayanan gizi rumah sakit maupun
untuk pengambilan keputusan.
a) Pencatatan dan Pelaporan Logistik
1) Formulir pemesanan bahan makanan harian
2) Pencatatan bahan makanan yang diterima oleh bagian gudang
instalasi gizi pada hari itu
3) Pencatatan bahan makanan yang dikeluarkan oleh bagian
gudang instalasi gizi pada hari itu
4) Pencatatan sisa bahan makanan (harian/bulanan) meliputi
bahan makan basah dan bahan makanan kering
5) Pencatatan dan permintaan/pesanan bahan makanan
berdasarkan bon-bon pemesanan dari masing-masing.
b) Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Bahan Makanan
1) Buku laporan Produksi (berisi pesan- pesan yang penting)
2) Buku Laporan harian masing-masing petugas (persiapan,
pengolahan, distribusi)
3) Buku rekap fooding pagi, siang dan sore
4) Buku laporan rekap pasien yang berdiet khusus
5) Buku laporan rekap pasien harian
6) Buku laporan pergantian diet pasien
7) Buku Uji Cita rasa
8) Buku Rekap Makanan Cair Harian
9) Buku Tukar dinas Pegawai
c) Pencatatan dan Pelaporan tentang Perlengkapan Peralatan
Instalasi Gizi
1) Membuat kartu inventaris peralatan Kantor
2) Menbuat Kartu Inventaris Peralatan Dapur
66
2) Perhitungan tentang rencana kebutuhan bahan makanan dan
bahan bakar untuk yang akan datang selama triwulan/
tahunan
3) Pencatatan tentang penggunaan bahan bakar bulanan,
Triwulan, Tahun.
e) Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap
1) Formulir permintaan makanan untuk pasien makan Pagi, Siang
dan Sore
2) Buku Penambahan diet
3) Laporan tentang kegiatan Asuhan Gizi
f) Pencatatan dan Pelaporan di Ruang Penyuluhan dan Konsultasi
Gizi/Poliklinik Gizi
1) Membuat / mengisi leaflet sesuai standar dan penyakitnya.
2) Buku Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan
3) Laporan penyuluhan PKRS.
2. Pengawasan Standar Porsi
a) Untuk bahan makanan (pada) pengawasan porsi dilakukan dengan
penimbangan.
b) Untuk bahan makanan yang cair atau setengah cair seperti susu
dan bumbu dipakai gelas ukuran/liter matt, sendok ukuran atau
alat ukur lain yang sudah distandarisasi atau bila perlu
ditimbang.
c) Untuk pemotongan bentuk bahan makanan yang sesuai untuk
jenis hidangan. Dapat dipakai alat-alat pemotong.
d) Untuk memudahkan persiapan sayuran dapat diukur dengan
standart porsi dan standar resep.
e) Untuk mendapatkan porsi yang tetap(tidak berubah-ubah) harus
digunakan standar porsi dan standar resep.
67
3. Adanya sisa makanan
BAB IX
PENUTUP
68