Anda di halaman 1dari 38

Asuhan Gizi Pada Bayi

Premature dan BBLR


Witri Priawantiputri, M.Gizi
Background

Target SDGs  menjamin Tahun 2030  mengakhiri


Preamaturitas 
kehidupan yang sehat dan penyebab kematian, pada
penyebab utama kematian
mendorong kesejahteraan bayi baru lahir dan bayi
bayi berusia kurang dari
bagi semua orang di berusia kurang dari lima
lima tahun
segala usia tahun, yang dapat dicegah
WHO  15 juta bayi lahir prematur
setiap tahunnya dan lebih dari 1 juta bayi
meninggal akibat komplikasi prematur

Angka Kematian Neonatus Akibat Premature


• 15 Juta bayi lahir prematur
setiap tahunnya dan lebih
dari 1 juta bayi meninggal
14% akibat komplikasi prematur
Neonatus 0-6 hari
• Indonesia merupakan
Neonatus 7-28 Hari negara kelima tertinggi di
dunia dengan jumlah
34%
kelahiran bayi prematur
sekitar 675.700 per tahun
pencegahan kematian bayi prematur

TUJUAN Pemberian nutrisi optimal pada 1000 hari pertama


kehidupan  memperbaiki luaran jangka panjang 
PEMBERIAN mencapai tumbuh kembang optimal.

NUTRISI
Bayi prematur mempunyai kemampuan penyediaan nutrisi yang
terbatas, metabolisme yang belum matur, jalur penyerapan yang belum
sempurna, dan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan belum
matangnya proses perkembangan organ  mencegah malnutrisi
Definition
Premature Baby : Infants Who were born before 37 weeks of
gestation

Low Birth Weight Baby : An infants weighing < 2500 g

Very Low Birth Weight Baby : An infant weighing < 1500 g

Extremely Low Birth Weight Infant : An infant weighing < 1000 g


Penyebab BBLR

Kurang bulan
(Usia Kehamilan
Kurang dari 37
Minggu)

Pertumbuhan
Keduanya janin yang
terhambat
Dampak BBLR

Kecerdasan Menurun

Pertumbuhan terganggu

Immunitas rendah, morbiditas meningkat

Mortalitas meningkat

Penyakit degeneratif
Permasalahan Nutrisi pada BBLR

Imaturitas fungsi
organ  refleks isap Potential untuk
Rendahnya
dan menelan yang pertumbuhan cepat
cadangan nutrisi
buruk terutama berkurang
sebelum 34 minggu
Masalah Bayi Kurang bulan

Ketidakstabilan Kesulitan Masalah Immaturitas


Imaturitas Hati
suhu tubuh bernafas Gastrointestinal Ginjal
Kematangan fungsi organ khususnya saluran cerna, sangat menentukan jenis dan cara
pemberian nutrisi pada BBLR.

Saluran cerna  berhubungan dengan proses digesti dan absorpsi makanan

Masalah saluran cerna pada BBLR  aktivitas enzim lebih rendah, kemampuan
pengosongan lambung lebih lambat, fungsi mengisap dan menelan belum sempurna
Kebutuhan Nutrisi
• Masa Neonatus nutrisi BBLR merupakan kebutuhan paling besar
dibandingkan masa manapun dalma kehidupan utk mencapai tumbang
optimal
• Pada umumnya BBLR dengan berat lahir kurang dari 1500 g, memerlukan
nutrisi parenteral segera sesudah lahir
• ASI merupakan nutrisi yang paling tepat karena sudah terbukti berbagai
keunggulannya tanpa melupakan pemberian HMF. Formula prematur
merupakan alternatif pada keadaan tidak didapatnya ASI. Cara pemberian
nutrisi, cara, jumlah, dan frekwensi serta peningkatan jumlah asupan
formula merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan tata
laksana nutrisi serta pencegahan komplikasi.
Pengkajian gizi dan pertumbuhan

Pertumbuhan BBLR yang direfleksikan per kilogram


berat badan hampir dua kali lipat bayi cukup bulan,
sehingga BBLR membutuhkan dukungan nutrisi khusus
dan optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut
Prinsip Pemberian Makan

• Pemberian makanan sedini mungkin, segera setelah lahir


• Asi makanan terbaik, bila PASI diperlukan berikan formula
khusus yg mengandung energi, protein dan mineral tinggi
• Makanan diberikan secara bertahap sesuai kemampuan bayi
• Ibu yg melahirkan bayi prematur menghasilkan kandungan
energi tinggi
• ASI yang diperah dpt diperkaya dgn bahan penambah gizi ASI
(Human Milk Fortifer)
• Jika ASI tdk tersedia bisa digunakan susu formula bayi
prematur
• Bayi sangat kecil yang memerlukan makanan secara IV,
pemberian nutrisi enteralnya dimulai sesegera mungkin
Kecukupan Energi Bayi Prematur
• Bayi prematur membutuhkan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kecukupan
kalori berbanding lurus dengan kecukupan protein yang digunakan untuk metabolisme
• Pemberian kalori pada hari pertama pascalahir harus dapat memenuhi kebutuhan basal
metabolic rate (BMR) yaitu 50 kkal/ kgBB/hari. Pemberian meningkat bertahap 25-30 kkal/
kgBB/ hari sampai tercapai kecukupan kalori selama pemberian nutrisi parenteral total (NPT)
yaitu 90-100 kkal/kgBB/hari.
• Pemberian kalori untuk mencapai pertumbuhan optimal selama pemberian enteral nutrisi
adalah 115-120 kkal/kgBB/hari
• AAP  120 cal/kg
• Europe 95-165 cal/kg
• Bayi dalam masa penyembuhan  180 cal/kg
• Anak dengan Down Syndrome  108 cal/kg BB
Kecukupan Karbohidrat

• Karbohidrat memasok energi sebesar 40-50% dari


kebutuhan per hari atau setara dengan 10-14 g/kgbb/ hari.
• Kemampuan BBLR untuk mencerna Iaktosa pada
beberapa waktu setelah lahir rendah karena rendahnya
aktivitas enzim laktase  dapat terjadi keadaan intoleransi
laktosa
• ASI umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Kecukupan Protein
• Pemberian protein dimulai dalam 24 jam pertama pascalahir dengan dosis
1,5 g/kgBB/hari, ditingkatkan 0,5-1 g/kgBB/hari. Dosis maksimal protein
pada minggu pertama untuk bayi dengan berat lahir ≥1000 gram dapat
mencapai 3,5-4,0 g/kgBB/hari, sedangkan pada bayi dengan berat lahir
• Protein dalam dukungan nutrisi parenteral selain mengandung asam amino
esensial juga harus mengandung asam amino conditionally essential yaitu
tirosin, sistein, taurin, histidin, glisin, glutamin, dan arginin.
• Bayi dengan asupan protein sebesar 2.8-3.1 g/kgbb/ hari dengan 110-120
kkal/kgbb/hari menunjukkan pertumbuhan yang paling menyerupai
pertumbuhan janin
• Asupan Protein untuk anak bayi dlm masa pemulihan dan setelah oprasi 
3.0-3.5 g/kg
Kecukupan Lemak

• Lemak merupakan sumber energi terbesar (40-50%) yang


setara dengan masukan sebesar 5-7 g/kgbb/hari
• Lemak ASI lebih mudah diserap karena komposisi asam
lemak serta asam palmitat dalam posisi β di samping
adanya lipase pada ASI.
• MCT dapat diberikan  mudah cerna
Kecukupan Mikronutrien

• Suplemen vitamin dan mineral diberikan untuk anak yang


sakit dna masa penyembuhan
• Kalsium , Iron, B12, Vitamin D dan Flour  limiting
Kecukupan Trace Elements

• Pemberian suplementasi besi untuk BBLSR yang


mendapat ASI sebanyak 2 mg/kgBB/hari, dimulai pada usia
2 minggu bila bayi telah memasuki fase pertumbuhan
(growing care) sampai usia 12 bulan
• Intake zinc secara enteral sebesar 1,4-2,5 mg/kg/hari
Kecukupan Vitamin

Vitamin
A

Vitamin
D

Vitamin
E
Pemilihan Jenis Nutrisi

• kesepakatan global bahwa ASI adalah pilihan utama


karena berbagai keunggulannya
• Apabila ASI tidak ada, maka formula merupakan pilihan
berikutnya
• ASI, dapat diberikan langsung ataupun dipompa tergantung
keadaan bayi dan pemberian tambahan human milk fortifier
(HMF)
• Pemberian formula dapat dengan botol/ dot, sonde
lambung (nasogastrik / orogastrik), transpilorik atau
gastrostomi dengan berbagai pertimbangan
Perbedaan Susu Formula Standar dan
Susu Formula BBLR
Faktor Formula Standar Post Discharge BBLR
Energi 67 72 81
Protein (g) 1,45 1,85 2,3
Calcium (mg) 35 70 99
Pospor (mg) 29 35 54
Magnesium (mg) 5,2 5,2 8
Vitamin D (mg) 1 1,2 2
Zink (mg) 0,5 0,88 1,6
Rute Pemberian Nutrisi

• Tergantung dari beberapa faktor  keadaan klinis, masa gestasi


keterampilan dan pengalaman petugas perawatan
• Bayi BBLR >= 1500 gr tanpa komplikasi diberikan peroral

• Nutrisi parenteral agresif  bayi prematur dengan usia gestasi < 32


minggu
• Nutrisi enternal  bentuk trophic feeding diberikan dalam waktu
48 jam pertama, diusahakan ASI segar mulai 5–10 mL/kgBB/hari
yang dinaikkan bertahap sampai volume 25 mL/kgBB/hari
Rute Pemberian Nutrisi pada Bayi Prematur
Rute Pemberian Oral

• bayi usia gestasi ≥32–34 minggu, harus dipastikan bayi


mempunyai kemampuan koordinasi mengisap, menelan,
dan bernapas yang baik
• Metode pemberian nutrisi oral dapat dengan menyusu atau
dengan nipples
• Menyusui merupakan metode yang paling dianjurkan
Enteral (formula
transisi)

Enteral (Formula
Prematur)

Trophyc Feeding

Parenteral
Perawatan metode Kanguru (PMK)

• BBLR membutuhkan bantuan dan waktu untuk penyesuaian


kehidupan di luar rahim
• Memerlukan bantuan untuk tetap hangat dan mendapatkan ASI yang
sukup untuk tumbuh
• Perawatan metode kanguru suatu cara agar BBLR terpenuhi
kebutuhan khusus mereka terutama mempertahankan kehangatan
suhu tubuh
• 4 komponen metode kanguru  Poisi, nutrisi, dukungan,
pemulangan dan pemantauan
Important Notes
• Tata laksana nutrisi BBLR banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga tidak
dapat disamaratakan, tetapi harus dilakukan secara individual, kasus per kasus,
terlebih pada BBLR dengan masalah medis
• Tujuan utama tata laksana nutrisi adalah tercapainya tumbuh kembang yang
optimal dengan pembanding tumbuh kembang janin sesuai masa gestasinya
• ASI merupakan nutrisi yang paling tepat karena sudah terbukti berbagai
keunggulannya tanpa melupakan pemberian HMF.
• Formula prematur merupakan alternatif pada keadaan tidak didapatnya ASI
• Cara pemberian nutrisi, cara, jumlah, dan frekwensi serta peningkatan jumlah
asupan formula merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan tata
laksana nutrisi serta pencegahan komplikasi
• Penggunaan formula transisi (PDF/ADF) dapat dianjurkan walaupun demikian
penggunaan FS ataupun FP dapat terus digunakan sesuai pertimbangan klinis
Acknowledgment
• Sri Sudaryati Nasar. Tata laksana Nutrisi pada Bayi
Berat Lahir Tata laksana Nutrisi pada Bayi Berat Lahir
Rendah . Sari Pediatri, Vol. 5, No. 4, Maret 2004: 165
– 170.
• KONSENSUS Asuhan Nutrisi pada Bayi Prematur
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 2016
• Understanding Nutrition
TERIMA KASIH
TUGAS STUDI KASUS 1

Seorang bayi berjenis kelamin perempuan lahir pada usia


kehamilan Ibu 34 minggu dengan berat badan lahir 2300 gram,
panjang badan 45 cm, lingkar kepala 32 cm dan lingkar dada 30
cm. Bayi lahir tidak menangis lalu dibawa ke daerah resusitasi
neonatus tidak jauh dari kamar operasi.Penilaian awal dilakukan
dan didapatkan bayi lahir tidak menangis dan tampak lemas.
Setelah dilakukan beberapa penanganan medis bayi mulai
menangis, namun pernafasan masih belum stabil. Ibu tidak
mempunyai masalah dalam pengeluaran ASI.
TUGAS STUDI KASUS 2

Seorang bayi berjenis kelamin laki-laki lahir pada usia


kehamilan Ibu 32 minggu dengan berat badan lahir 1700
gram, panjang badan 43 cm, lingkar kepala 31 cm dan
lingkar dada 28 cm.Penilaian awal dilakukan dan didapatkan
bayi lahir tidak menangis dan tampak sangat lemas. Bayi
diketahui belum mempunyai refleks yang baik akan
menghisap dan menelan . Ibu mempunyai masalah dalam
pengeluaran ASI.
• Hitunglah kebutuhan zat gizi makro bayi tersebut ?
• Nutrisi apakah yang harus diberikan pada bayi tersebut?
• Bagaimanakah rute pemberian nutrisi pada bayi tersebut?
• Brp jumlah volume awal nutrisi yang harus diberikan pada bayi
tersebut?
• Brp jumlah volume increment yang dapat diberikan pada bayi
tersebut?
• Bagaiman dengan interval pemberian makan pada bayi tersebut?
Kuis
• Apakah peran protein dalam pertumbuhan tulang dan
gigi?
• Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi dental
caries?
• Sebutkan tiga mineral utama yang berperan dalam
pembentukan tulang dan gigi?
• Sebutkan tahapan defisiensi ?
• Aapkah dampak dari defisiensi zinc?

Anda mungkin juga menyukai