Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN ASSESMEN GIZI

RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2015
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
NOMOR : ....... /SK.3.2/III/2015

TENTANG
PANDUAN ASSESMEN GIZI DI INSTALASIGIZI
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

DIREKTUR RMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH

Menimbang a. bahwa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta perlu


untuk selalu meningkatkan pelayanan kepada pelanggan
melalui peningkatan mutu secara berkesinambungan
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di
rumah sakit perlu adanya buku Panduan Assesmen Gizi di
Instalasi Gizi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta
c. bahwa sesuai butir a dan b diatas perlu ditetapkan dalam
suatu Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Mengingat 1. SK PP Muhammadiyah Nomor;233/KEP/I.0/D/2013 tanggal 9
shafar 1435/12 Desember 2013 tentang
Penetapan Direktur Utama dan Direktur Bidang Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Masa Jabatan
2013 – 2017
Memperhatikan : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009
3. PP MenKes RI No 269/Menkes/PER/III/2008 Tentang
Gizi
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
417/MENKES/PER/II/2011 tentang Komisi Akreditasi
Rumah Sakit.
5. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
Kementrian Kesehatan RI. 2013
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
417/MENKES/PER/II/2011 tentang Komisi Akreditasi
Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT PKU


MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TENTANG PANDUAN
ASSESMENT GIZI DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pertama : Memberlakukan Buku Panduan Asessment Gizi di Instalasi Gizi RS


PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebagaimana terlampir bersama
Surat Keputusan ini sebagai Panduan Asesment Gizi di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Kedua: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan akan
diadakan perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Yogyakarta
PadaTanggal : 30 Maret 2015

Direktur Utama,

dr. H. Joko Murdiyanto, Sp.An


NBM : 867.919
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku Panduan Assesmen Gizi di Rumah Sakit Musi
Medika Cendikia Palembang ini berhasil disusun.

Panduan Assesmen Pasien Gizi RS Musi Medika Cendikia Palembang ini merupakan
panduan bagi semua pihak yang berkaitan dengan Gizi RS Musi Medika Cendikia Palembang
dalam tata cara pelaksanaan Assesmen Pasien Instalasi Gizi RS Musi Medika Cendikia
Palembang
Dalam panduan ini diuraikan tentang tatalaksana, penjelasan pelaksanaan skrining gizi
awal, assesmen awal,assesmen lanjutan dan tatalaksana.

Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur RS Musi Medika
Cendikia Palembang yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam pembuatan
panduan ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan RS Musi Medika
Cendikia Palembang yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan panduan
ini, serta seluruh staf di RS Musi Medika Cendikia Palembang yang telah dan akan
berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai pada proses
monitoring dan evaluasi pedoman ini.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Palembang, Maret 2015

Tim Gizi
DAFTAR ISI
HalamanJudul..................................................................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................................................iii
BAB I Definisi....................................................................................................................1
BAB II Ruang Lingkup.....................................................................................................2
BAB III Tata Laksana.........................................................................................................3
BAB IV Dokumentasi.........................................................................................................13
DaftarPustaka..............................................................................................................................................14
BAB I
DEFINISI

Pengkajian status nutrisi merupakan suatu tindakan evaluasi secara komprehensif dalam
menilai status nutrisi, termasuk riwayat medis, riwayat nutrisi/diet, pemeriksaanfisik,
antropometri, danpenunjang/laboratorium.
Penilaian status nutrisi ini adalah langkah pertama dari empat langkah proses asuhan nutrisi
(nutrition care process) yang terdiri dari :

1. Penilaian status nutrisi


2. Diagnosis status nutrisi
3. Intervensi nutrisi
4. Pemantauan dan evaluasi hasil intervensi nutrisi

Selain itu, penilaian status nutrisi merupakan proses sistematik untuk menentukan,
memeriksa dan menginterpretasikan data-data yang berhubungan dengan masalah nutrisi.
BAB II
RUANG LINGKUP

Proses asuhan gizi terstandar dilakukan pada pasien yang beresiko kurang gizi, atau
kondisi khusus dengan penyakit tertentu, dalam bentuk pengkajian gizi atau Assesmen
Gizimencakup semua proses anamnesis riwayat pasien pendataan terperinci tentang
kebiasaan pola makan, gambaran asupan zat gizi sehari, pengambilan kesimpulan dari data
laboratorium, pengukuran fisik individu, mengenali tanda-tanda fisik klinis seseorang, serta
riwayat data umum pasien dan riwayat penyakit.
Ruang lingkup dalam Assesmen gizi adalah semua titik kegiatan dalam proses
pelayanan Assesmen meliputi, anamnesis riwayat gizi berupa asupan makanan termasuk
komposisi, pola makan, diet saat ini dan data lain yang terkait, data biokimia seperti hasil
pemeriksaan laboratorium pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status metabolik
dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya msalah gizi, data
antopometri berupa pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas (LILA), data
pemeriksaan fisik klinis yang berfungsi untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang
berkaitan dengan gangguan gizi, serta data riwayat personal seperti riwayat penyakit penyerta
dan riwayat penggunaan obat-obatan atau suplemen.
BAB III
TATA LAKSANA

Mekanisme pelayanan gizi rawat inap adalah sebagai berikut:


A. Tata Laksana Pelayanan Gizi Rawat Inap untuk pasien Dewasa
1. Skrining Gizi pasien dewasa
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining oleh perawat
ruangan dan penetapan order diet awal(preskrepsi diet awal) oleh dokter. Tujuan
skrining gizi untuk mengidentifikasi pasien/klien yang berisiko, tidak berisiko
malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien
dengan kelainan metabolik, pasien dengan imunitas menurun dan lain sebagainya.
Kegiatan skrining gizi pada pasien dewasa sebagai bagian dari Pengkajian
Keperawatan Awal menggunakan perangkatMalnutrition Screening Tool (MST)
untuk menentukanapakah pasien berisiko malnutrisi atau tidak berisiko malnutrisi
dan apakah pasien dalam kondisi khusus yang mengakibatkan malnutrisi seperti :
pasien dengan kelainan metabolik, hemodialisis, anak, geriatrik, kanker dengan
kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan
sebagainya yang secara individual membutuhkan dukungan gizi.Skrining gizi
dilakukan oleh perawat yang telah mendapat pelatihan sebelumnya. Skrining gizi
pasien rawat inap dilakukan 1 x 24 jam sejak pasien baru masuk. Skrining pasien
rawat jalan dilakukan saat perawat melakukan pengkajian. Selain itu perawat juga
mengukur tinggi ( dalam meter ) dan menimbang berat badan ( dalam kilogram ).
Prosedur mengisi skrining risiko malnutrisi MST oleh perawat rawat inap dan
rawat jalan :
a. Perawat mengisi data dalam lembar pengkajian keperawatan untuk
skrining gizi MST.
b. Menanyakan kepada pasien data berat badan dalam 6 bulan terakhir,
lingkari skor sesuai jawaban pasien.
c. Data berat badan dalam 6 bulan terakhir :
1) Apabila tidak terjadi penurunan BB lingkariSkor 0
2) Apabila pasien tidak tahu/tidak yakin dapat ditanyakan dengan
baju apakah lebih longgar, bila jawaban Ya = Skor 2
3) Bila pasien dapat menjawab penurunan BB :
a) 1 – 5 kg Skor 1
b) 6 – 10 kg Skor 2
c) 11 – 15 kg Skor 3
d) > 15 kg Skor 4
e) Pasien tidak tahu berapa kg penurunan Berat badan =
Skor 2
d. Pasien lama, data berat badan dapat dilihat dari buku status pasien.
Menanyakan kepada pasien data asupan makan dalam 1 minggu terakhir :
1) Apabila terjadi penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makan
Skor 1
2) Apabila nafsu makan baik Skor 0
3) Total Nilai MST (skor penurunan berat badan dan nafsu makan)
...........................
e. Berdasarkan kriteria risiko malnutrisi dan tindak lanjut yang diberikan :
1) Bila skor MST ≥ 2 atau pasien dengan diagnosis/kondisi khusus
maka dilaporkan ke dokter pemeriksa/DPJP dan dirujuk ke
Dietisien/ahli gizi untuk pengkajian/asesmen gizi.
2) Bila skor MST 0 – 1 Pasien dengan status gizi baik atau tidak berisiko
malnutrisi, dianjurkan dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu.
Jika hasil skrining ulang berisiko malnutrisi maka dilaporkan ke
dokter pemeriksa/DPJP dan dirujuk ke Dietisien untuk
pengkajian/asesmen gizi.
f. Hasil skrining gizi akan dibaca oleh dietisien pada saat kunjungan awal
pasien baru. Selanjutnya dietisien akan melakukan asesmen gizi.
g. Hasil skrining gizi dapat digunakan oleh Dokter di rawat jalan sebagai
bahan pertimbangan untuk merujuk pasien ke Dietisien untuk asuhan
Gizi.
2. Asesmen gizi awal oleh Dietisien
a) Pengertian
Asesmen gizi adalah kegiatan mengumpulkan dan mengkaji data terkait gizi
yang relevan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan penyebabnya. Pasien
baru yang berisiko malnutrisi, malnutrisi dan atau kondisi khusus dikunjungi
oleh Dietisien dalam waktu 2 x 24 jam.Data yang dikumpulkan dalam
asesmen gizi meliputi :
1) Riwayat personal : riwayat penyakit pasien dan keluarga, tingkat
sosial-ekonomi, aktivitas fisik, kebiasaan minum obat/jamu,
pengobatan alternatif dan data lain yang berkaitan.
2) Data riwayat Diet : Alergi makanan, ketidaksukaan makanan,
kesukaan makanan, pantangan makanan, pola makan, asupan zat gizi
sehari ( makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah,
snack, minuman ), pengalaman diet/konseling diet.
3) Data antropometri untuk menentukan status gizi : BB, TB, apabila
pasien tidak dapat ditimbang diukur LILA dan tinggi lutut untuk
memperkirakan berat badan dan tinggi badan. Kemudian status gizi
berdasarkan IMT atau LILA. Apabila pasien pernah menimbang BB
sebelumnya dapat ditanyakan BB biasanya untuk melihat
penurunan/peningkatan BB.
4) Data Laboratorium yang terkait gizi : albumin, gula darah,
hemoglobin, ureum, kreatinin dan data laboratorium lain yang
terkait.
5) Data klinis/fisik gizi yang berhubungan dengan defisiensi gizi ;
kondisi kulit, mata, rambut, kehilangan masa otot, kehilangan lemak,
fungsi menelan, mengunyah, menghisap, mual, muntah, kembung,
diare, konstipasi, tanda-tanda vital : Suhu, Pernafasan, Nadi,
Tekanan Darah dan data lain yang berkaitan.Data yang dikumpulkan
disesuaikan dengan jenis penyakit yang biasanya lebih spesifik.
b) Tujuan assesmen
Asesmen gizi yaitu untuk mengetahui masalah gizi pasien dan penyebabnya,
berdasarkan hal tersebut selanjutnya Detisien membuat perencanaan
intervensi ( terapi gizi ) dan pemberian makanan yang sesuai dengan
kebutuhan gizi pasien dan preskripsi Dokter.
c) Prosedur asesmen gizi awal oleh dietisien adalah :
1) Dietisien mendapat informasi mengenai adanya pasien baru
berdasarkan laporan perawat/buku laporan keperawatan, daftar
makanan pasien rawat inap dan pasien baru yang berisiko malnutrisi,
malnutrisi dan atau kondisi khusus
2) Hasil skrining gizi dibaca oleh Dietisien
3) Dietisien mengunjungi semua pasien baru dan melihat dokumen
medik untuk mengetahui risiko malnutrisi dan kondisi khusus serta
preskripsi diet
4) Dietisien melakukan anamnesis terkait gizi pada pasien berisiko
malnutrisi dan kondisi khusus. Data yang dikumpulkan meliputi ;
antropometri, biokimia, klinis, riwayat gizi serta riwayat personal
dan mengkaji data-data tersebut untuk menentukan dignosis
gizi/masalah gizi.
5) Selanjutnya Dietisien membuat rencana intervensi gizi/pemberian
suplemen makanan sesuai dengan kondisi pasien dan preskripsi diet
Dokter.
6) Apabila preskripsi diet dari dokter dirasa kurang sesuai, dietisien
akan mengusulkan perubahan diet, jumlah dan cara makan.
7) Hasil asesmen gizi ditulis dalam formulir Catatan Asuhan Gizi.
8) Berdasarkan hasil berat ringannya risiko malnutrisi pasien, Dietisien
akan melakukan monitoring evaluasi dan asesmen ulang gizi untuk
mengevaluasi efektifitas intervensi gizi.
Asesmen gizi dalam rangka asuhan gizi/konseling pada pelayanan one
day care atau pasien yang pulang < 48 jam dilakukan di rawat jalan bila
diperlukan.
3. Asesmen gizi lanjut/pengkajian ulang oleh Dietisien
a. Pengertian:
Asesmen / pengkajian ulang adalah kegiatan mengumpulkan data terkait masalah
gizi setelah pasien mendapat intervensi gizi. Data yang dikumpulkan antara lain :
asupan makan, perubahan berat badan, dan perubahan hasil laboratorium terkait
gizi. Asesmen ulang dilakukan dengan tujuan mengetahui perkembangan status
gizi pasien selama dirawat dan mengetahui efektifitas dari intervensi gizi yang
diberikan terhadap penyelesaian masalah gizi.
b. Asesmen lanjut dilakukan pada kondisi sebagai berikut :
1) Pasien dengan risiko tinggi malnutrisi, asesmen gizi lanjut dilakukan
setiap hari.
2) Pasien dengan risiko sedang malnutrisi, asesmen gizi ulang dilakukan
setiap 3 hari dan apabila asupan cukup asesmen dilakukan selang 7 hari.
3) Pasien dengan risiko ringan malnutrisi, dilakukan skrining kembali setelah
7 hari rawat dan apabila ada perubahan risiko maka dilakukan asesmen
sesuai dengan kondisi terkini.
c. Prosedur dari asesmen ulang oleh Dietisien :
1) Dietisien mengunjungi pasien menurut tingkat risiko malnutrisi, yaitu
setiap hari untuk pasien berisiko tinggi malnutrisi, setiap 3 hari untuk
pasien berisiko malnutrisi sedang dan setiap 7 hari untuk pasien berisiko
rendah malnutrisi / tidak berisiko.
2) Dietisien memonitor tingkat asupan makan pasien, perubahan berat badan
dan hasil laboratorium.
 Berisiko tinggi malnutrisi, monitoring asupan makanan setiap hari.
 Berisiko menengah, monitoring asupan makanan selama 3 hari, jika
tidak ada peningkatan, lanjutkan pengkajian dan ulangi skrining setiap
7 hari.
 Dietisien mencatat perubahan asupan makan dan status gizi pasien
dengan format ADIME dan pada Formulir Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (SOAP).
 Apabila setelah diberikan intervensi gizi tidak ada perbaikan seperti :
asupan makan pasien selama lima hari sangat kurang pada pasien
berisiko tinggi, maka Dietisien menyampaikan ke dokter DPJP untuk
dipertimbangkan dibicarakan dalam pertemuan Tim Asuhan Gizi/Tim
dukungan gizi/Tim Kasus sulit dan malnutrisi untuk mencari solusi
pemecahan masalah gizi pasien.
B. Asesmen Nutrisi anak
1. Skrining gizi oleh perawat
Anak termasuk pasien berisiko. Kegiatan skrining gizi pada pasien anak sebagai
bagian dari pengkajian keperawatan menggunakan STRONG-Kids dengan kriteria
pada pasien berisiko malnutrisi dan pasien tidak berisiko malnutrisi atau apakah
pasientermasuk dalam daftar penyakit atau keadaan yang berisiko mengakibatkan
malnutrisi seperti : diare kronik lebih dari 2 minggu, penyakit jantung koroner,
infeksi HIV, tersangka kangker, penyakit hati kronik, penyakit ginjal kronik, TB
Paru, terpasang stoma, trauma, luka bakar luas, kelainan anatomi daerah mulut yang
menyebabkan kesulitan makan misal bibir sumbing, rencana atau paska operasi
mayor misal laparotomi, tarakotomi, kelainan metabolik bawaan (inborn error
metabolism), retardasi mental, keterlambatan perkembangan atau lain-lain
berdasarkan pertimbangan dokter dan secara individual membutuhkan dukungan gizi.
Skrining gizi dilakukan oleh perawat yang telah mendapat pelatihan
sebelumnya. Skrining gizi pasien rawat inap dilakukan 1 x 24 jam sejak pasien baru
masuk. Skrining pasien rawat jalan dilakukan saat perawat melakukan pengkajian.
Selain itu perawat juga mengukur tinggi ( dalam m) dan menimbang berat badan
( dalam kg ). Tidak menutup kemungkinan perangkat skrining khusus/spesifik
digunakan pada pasien anak seperti Nutritional Risk Screening ( NRS anak) , A step-
by-step guide to using STAMP, Paediatric Yorkhill Malnutrition Score ( PYMS )
dilakukan oleh Dietisien sesuai dengan kebutuhan.
Prosedur mengisi skrining risiko malnutrisi modifikasi STRONG-kids oleh
perawat :
a. Perawat mengisi data dalam lembar pengkajian keperawatan anak untuk skrining
gizi STRONG-Kids.
b. Menilai secara klinis status gizi bayi/anak dengan membandingkan klinis
bayi/anak sehat sesuai umur yang ada dalam panduan.
c. Berdasarkan penilaian obyektif data BB yang ada/ menanyakan kepada orang tua
pasien, apakah terdapat penurunan BB selama 1 bulan untuk anak atau untuk bayi
BB naik selama 3 bulan.
d. Menanyakan kepada orang tua apakah ada diare/muntah dalam seminggu terakhir
atau asupan berkurang dalam seminggu.
e. Menanyakan kepada orangtua apakah terdapat penyakit yang ada dalam daftar
penyakit yang mengakibatkan pasien mengalami malnutisi.
f. Menjumlah total Skor STRONG-kids berdasarkan kriteria risiko malnutrisi dan
tindak lanjut yang diberikan
Risiko malnutrisi dan tindak lanjut berdasarkan skrining STRONG-kids
Tabel 1. Skrining gizi menggunakan STRONG-Kids untuk Rawat Jalan
Intervensi
Skor Risiko
Rawat jalan Poliklinik Anak

4-5 Tinggi Maka dilaporkan ke dokter pemeriksa/DPJP dan dirujuk ke


Dietisien/ahli gizi untuk pengkajian/asesmen gizi
1-3 Sedang Maka dianjurkan dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu
kemudian atau saat pasien datang kontrol.Jika hasil skrining ulang
berisiko malnutrisi maka dilaporkan ke dokter pemeriksa/DPJP dan
dirujuk ke Dietisien/ahli gizi untuk pengkajian/asesmen gizi.

0 Rendah maka dianjurkan dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu


kemudian atau saat pasien datang kontrol

.
Tabel 2. Skrining gizi menggunakan STRONG-Kids untuk Rawat Inap
Intervensi
Skor Risiko
RAWAT INAP

4-5 Tinggi  Wajib konsul ke DPJP Nutrisi Anak atau dipertimbangkan


dibicarakan dalam Tim Kasus sulit dan malnutrisi untuk
mencari solusi pemecahan masalah gizi pasien
 Asuhan Nutrisi (formulir Nutrisi terintegrasi) dalam 48 jam
Berapapun
 Monitoring pasien
skor, pasien
1-3 Sedang  Wajib konsul ke DPJP Nutrisi anak untuk asuhan nutrisi
mendapat
Asuhan pediatrik

NutrisiAnak  Dietisien anak mengisi formulir asuhan gizi dalam 48 jam


 Skrining ulang oleh dietisien anak setelah 3 hari
0 Rendah  Wajib konsul ke DPJP anak untuk asuhan nutrisi pediatrik
 Dietisien anak mengisi formulir asuhan gizi dalam 48 jam
 Skrining ulang oleh dietisien anak setelah 7 hari
2. Assesment dari Dietisien
Dietisien melakukan Asesmen ulang dengan tujuan mengetahui perkembangan
status gizi pasien selama dirawat dan mengetahui efektifitas dari intervensi gizi yang
diberikan terhadap penyelesaian masalah gizi.

PASIEN RAWAT JALAN


POLIKILINIK

SKRINING GIZI Awal OLEH


PERAWAT
Dalam lembar Pengkajian

PASIEN TIDAK PASIEN BERISIKO


BERISIKO MALNUTRISI MALNUTRISI DAN KONDISI
KHUSUS DIKIRIM KE
DIETISIEN

SKRINING GIZI KONSELING GIZI DAN


pada saat kontrol klinik ASUHAN GIZI
Oleh Dietisien

Gambar 1. Alur Skrining Gizi Rawat Jalan oleh Perawat


DPJP
Pasien masuk rawat Inap
Preskripsi Diet
Awal

Skrining gizi oleh Perawat dalam lembar


pengkajian perawat

Tidak Berisiko Berisiko malnutrisi


malnutrisi

Diet Standar Risiko Sedang Risiko Tinggi Dilakukan Asuhan Gizi


Malnutrisi Malnutrisi (Asesmen Gizi Awal)

Dilakukan Asuhan Gizi


(Asesmen Gizi Awal)

Intervensi Gizi Modifikasi


Intervensi Gizi pemberian
diet sesuai dengan
suplemen/diet khusus sesuai
preskripsi dan kebutuhan
dengan preskripsi dan
kebutuhan

Monev Asupan setiap 3 hari


Monev Asupan setiap hari
Reasesmen
Reasesmen

Ada Tidak Ada


Perbaikan perbaikan

Tujuan Modifikasi
Tercapai diet/diet
Khusus
Ada Tidak Ada
Perbaikan perbaikan

Tujuan Modifikasi
Tercapai diet/diet
Khusus

Gambar 2. Alur Pelayanan Gizi Pasien Berisiko Malnutrisi di ruang Rawat Inap
BAB IV

DOKUMENTASI

Merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar kegiatan dapat
terdokumentasi, terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, standar, peraturan dan
hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.

Pencatatan adalah serangkaian kegiatan pengumpulan data. Pencatatan dilakukan pada


setiap langkah kegiatan yang dilakukan. Pelaporan adalah kegiatan pengolahan data kegiatan
dalam jangka waktu tertentu, untuk menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan maupun
pengambilan keputusan. Pelaporan dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan.
Dokumentasi yang diperlukan dalam Skrining gizi :
1. Lembar Pengkajian Keperawatan untuk pasien dewasa
2. Lembar Pengkajian Keperawatan untuk pasien anak
3. Assesmen Gizi dalam Formulir Catatan Asuhan Gizi
4. Formulir Skrining Lanjut oleh Dietisien
DAFTAR PUSTAKA

American Dietetic Association. 2010. International dietetics & nutrition terminology


(IDNT) Reference Manual : Standardized Language for The Nutrition Care Process.
Third Edition . Chicago : American Dietetic Association
Departemen kesehatan RI. 2006. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Departemen kesehatan RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Departemen kesehatan RI. 2009. Pedoman penyelenggaraan Tim Terapi Gizi di Rumah
Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Departemen kesehatan RI. 2013. Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Gutawa, Miranti, dkk . 2011 Pengembangan Konsep Nutrition Care Process (NCP) proses
Asuhan Gizi terstandar (PAGT). Jakarta : Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dan
Asosiasi Dietisien Indonesia (ASDI)
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia. 2009. Standar Nasional Pelayanan
Gizi Klinik. Jakarta : PDGKI
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. 2012. Pedoman Pelayanan Asuhan Gizi Jakarta :
RSUPN Dr. Cipto mangunkusumo
Susetyowati, DCN, M.Kes. 2010. Screening dan Assessment Gizi. Yogyakarta : Short
Course NCP
LAMPIRAN

Lampiran terdiri dari :


1. Skrining gizi awal dengan MST (MALNUTRITION SREENING TOOL) BAGI
PERAWAT
2. Skrining gizi awal Anak dengan STRONG-kids bagi PERAWAT
3. Asesmen Gizi dalam Formulir Catatan Asuhan Gizi
4. Formulir Monitoring evaluasi & assesmen ulang Gizi
5. Formulir Skrining Gizi Lanjut
6.

Anda mungkin juga menyukai