HALAMAN JUDUL.i
DAFTAR ISIii
BAB I DEFINISI....................................................................................1
BAB IV DOKUMENTASI...9
POLRI DAERAH JAWA TIMUR
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAHSAKITBHAYANGKARATULUNGAGUNG
tentang
PEDOMAN PELAYANAN GIZI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TULUNGAGUNG
Menimbang :
1. Bahwa dalam upaya meningkatkan Pelayanan Instalasi Gizi Rumah Sakit
BhayangkaraTulungagung, maka diperlukan Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
BhayangkaraTulungagung,
2. Bahwa sesuai butir a. diatas perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah
Sakit BhayangkaraTulungagung.
Mengingat :
1. Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan (Ps. 21 mengatur tentang
Pengamanan Makanan dan Minuman)
2. Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
3. Kepmenkes No 715 tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasa Boga
4. Kemenkes RI tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
KEPUTUSAN KARUMKIT BHAY T.AGUNG
Nomor : KEP / / I / 2017/ Rumkit
Tanggal : Januari 2017
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Tulungagung
Pada Tanggal : Januari 2017
P.S. KEPALA RS BHAYANGKARA
TULUNGAGUNG
A. DEFINISI
Pelayanan Gizi Rumah Sakit merupakan suatu usaha untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat di rumah sakit baik rawat inap maupun rawat jalan
melalui tindakan preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif dalam rangka
meningkatkan kesehatan pasien. Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan gizi di
rumah sakit terdiri dari asuhan gizi pasien rawat inap, asuhan gizi pasien rawat
jalan, penyelenggaraan makanan, penelitian, dan pengembangan gizi.
Terapi gizi juga menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan
tentunya harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ
tubuh untuk melakukan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan
seiring dengan perubahan fungsi organ selama proses penyambuhan. Dengan
kata lain pemberian diit pasien harus dievaluasi atau diperbaiki sesuai dengan
perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium baik untuk pasien
rawat inap maupun rawat jalan.
Malnutrisi merupakan masalah pada pasien rawat inap di rumah sakit tidak
hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Malnutrisi masih
menduduki angka prevalensi yang cukup tinggi, dengan laporan dari Australia
dan penelitian internasional, yaitu berkisar 40% di negara berkembang seperti
Indonesia, dari beberapa studi yang dilakukan di Jakarta (1995-1999)
menunjukkan bahwa 20%- terapi gizi, hingga konseling gizi untuk merubah
kebiasaan diet sesuai dengan 60% pasien rawat inap di rumah sakit umum
dalam kondisi malnutrisi pada saat masuk perawatan. Pada dasarnya, setiap
individu sebelum memasuki rumah sakit, telah memiliki risiko mengalami
malnutrisi (baik defisiensi maupun overnutrisi) yang belum terlihat. Untuk
mencegah terjadinya komplikasi dan malnutrisi lebih lanjut perlu dilakukan
manajemen nutrisi. Manajemen nutrisi adalah suatu proses pencegahan dan
penanganan masalah nutrisi mulai dari skrining gizi untuk mengidentifikasi pasien
yang beresiko malnutrisi, asesmen gizi lanjutan untuk pemberian kebutuhan
pasien.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Mewujudkan pelayanan gizi professional kepada klien / masyarakat yang
mempercayakan upaya kesehatannya khususnya pelayanan gizi pada
Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung
2. Tujuan Khusus
a. Memudahkan petugas Instalasi Gizi dalam melaksanakna tugasnya
dalam memberikan pelayanan gizi
2. Pelayanan Gizi adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan di
institusi kesehatan (rumah sakit), pukesmas, dan institusi kesehatan lain
untuk memenuhi kebutuhan gizi klien atau pasien. Pelayanan gizi merupakan
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dalam rangka
meningkatan kesehatan klien/pasien.
3. Tim Asuhan Gizi adalah sekelompok petugas rumah sakit yang terkait dengan
p[elayanan gizi terdiri dari dokter/dokter specialis, nutritionist/dietisien dan
perawat dari setiap unit pelayanan, bertugas menyelenggarakan asuhan gizi
(nutrition care) untuk mencapai pelayanan paripurna yang bermutu.
4. Panitia Asuhan Gizi adalah sekelompok petugas rumah sakit yang terdiri dari
dokter/dokter specialis, nutritionist/dietisien, dan perawat yang ditunjuk oleh
pimpinan rumah sakit yang bertugas membantu tim asuhan gizi dalam hal
inventarisasi masalah penyusunan prosedur buku asuhan gizi, pemantapan
tata laksanan gizi, serta penyelesaian masalah asuhan gizi.
6. Terapi Gizi Medis adalah terapi gizi khusus untuk penyembuhan penyakit
baik akut maupun kronis atau kondisi luka-luka, serta merupakan suatu
penilaian terhadap kondisi klien/pasien sesuai dengan intervensi yang telah
diberikan agar klien/pasien serta keluarganya dapat menerapkan rencana diet
yang telah di susun.
7. Terapi Gizi adalah pelayanann gizi yang diberikan kepada klien/pasien untuk
penyembuhan penyakit sesuai dengan hasil diagnosis, termasuk konseling,
baik sebelum perawatan dalam dan sesudah perawatan.
8. Terapi Diet adalah pelayanan dietetic yang merupakan bagian dari terapi gizi.
9. Prekripsi Diet atau Rencana Diet adalah kebutuhan zat gizi klien/pasien yang
dihitung berdasarkan status gizi, degenerasi penyakit dan kondisi
kesehatannya. Prekripsi diet di buat oleh dokter sedang rencana diet dibuat
oleh nutritionist/dietisien.
11. Nutritionis Seseorang yang diberi tugas , tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis
fungsioanal di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetic, baik di
masyarakat maupun rumah sakit, dan unit pelaksana kesehatan lainnya,
berpendidikan dasar akademi gizi.
13. Food Model adalah bahan makanan atau contoh makanan yang terbuat dari
sintetis atau asli yang di awetkan dengan ukuran dan satuan tertentu sesuai
dengan kebutuhan ynag digunakan untuk konseling gizi kepada pasien rawat
inap maupun rawat jalan.
14. Klien adalah pengunjung poliklinik rumah sakit, dan atau pasien rumah sakit
yang sudah berstatus rawat jalan.
16. Mutu Pelayanan Gizi Suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
pelayanan gizi sesuai dengan standard memuaskan baik kualitas dari petugas
maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan klien/pasien.
D. Landasan Hukum
RUANG LINGKUP
TATA LAKSANA
1. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
a. Membaca catatan medic pasien dan menganamnese gizi pasien bila
diperlukan.
b. Melaksanakan konsultasi dengan pasien bersama keluarganya bila perlu,
menurut diet dari DPJP yang mengirim baik pasien rawat inap maupun pasien
rawat jalan.
c. Penyuluhan gizi bagi pasien yang memerlukan.
3. Manajemen Nutrisi
A. Ruang lingkup manajemen nutrisi terdiri dari
1. Skrining gizi awal
2. Skrining gizi lanjut
3. Assesmen gizi lanjutan
4. Konseling gizi
B. Tata laksana manajemen nutrisi
1. Skrining gizi awal
Skrining gizi awal pada pasien anak (0-12 tahun) dilakukan berdasarkan
kriteria adaptasi Strog Kids. Langkah-langkah asesmen gizi pada anak:
a. Menilai kondisi pasien apakah pasien tampak kurus. Apabila ya diberikan skor
1,apabila tidak diberikan skor 0.
b. Menilai penurunan berat badan selama satu bulan terakhir secara objektif
atau subjektif. Apabila ya diberikan skor 1, apabila tidak diberikan skor 0.
c. Menanyakan apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut
1) Diare 5 kali/hari dan/atau muntah >3 kali/hari dalam seminggu terakhir
2) Asupan makan berkurang selama 1 minggu terakhir
Apabila ya diberikan skor 1, apabila tidak diberikan skor 0.
d. Menanyakan apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan
pasien beresiko mengalami malnutrisi (lihat daftar)
DOKUMENTASI
7. LAPORAN HARIAN
Jumlah pasien yang makan
Masalah yang terjadi dalam satu hari.
Laporan mengenai ketenagaan.
8. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan dibuat oleh Kepala Ruang Instalasi Gizi dalam bentuk
tertulis setiap bulannya dan diserahkan kepada SUBBAG JANGMEDUM setiap
tanggal 25. Adapun yang dilaporkan yaitu :
1. SDM Gizi
Kuantitas SDM Gizi
Analisa SDM Gizi
Situasi dan Kondisi SDM Gizi
2. Alat dan Fasilitas Gizi
Kelengkapan Peralatan Gizi
Masalah yang berhubungan dengan fasilitas yang belum teratasi
3. Kinerja Instalasi Gizi
Produktivitas
o Jumlah Porsi Makanan pasien RS. Bhayangkara Tulungagung
o Jumlah Porsi Makanan Internal Karyawan RS. Bhayangkara
Tulungagung yang terdiri dari :
Jumlah Porsi Makan Dokter
Jumlah Porsi Makan Pasien
Jumlah Porsi Makan Karyawan
Jumlah Porsi Snack Dokter
Jumlah Porsi Snack Pasien
Angka Konsultasi Gizi Pasien Rumah Sakit Bhayangkara
Tulungagung
Indikator mutu
o Angka keterlambatan Penyediaan Makanan Pada Pasien Baru dengan
waktu > 15 Menit.
o Angka Kesalahan Jenis Diet Pasien.
Pasient Safety (Insiden Keselamatan Pasien)
Unit Cost Bulanan
4. Usulan
9. LAPORAN TAHUNAN
Laporan Tahunan dibuat oleh Kepala Ruang Instalasi Gizi dalam bentuk
tertulis setiap tahun dan diserahkan kepada SUBBAG JANGMEDUNG. Adapun
hal-hal yang dilaporkan yaitu :
Produktivitas
o Jumlah Porsi Makanan pasien RS. Bhayangkara Tulungagung dalam 1
tahun
o Jumlah Porsi Makanan Internal Karyawan RS. Bhayangkara
Tulungagung dalam 1 tahun yang terdiri dari :
Jumlah Porsi Makan Dokter.
Jumlah Porsi Makan Pasien
Jumlah Porsi Makan Karyawan
Jumlah Porsi Snack Dokter
Jumlah Porsi Snack Pasien
Angka Konsultasi gizi pasien RS Bhyangkara Tulungagung
Indikator mutu dalam 1 tahun
o Angka keterlambatan Penyediaan Makanan Pada Pasien Baru dengan
waktu > 15 Menit.
o Angka Kesalahan Jenis Diet Pasien.
Pasient Safety (Insiden Keselamatan Pasien) dalam 1 tahun
Unit cost tahunan
4.Usulan
Mengetahui,
P.S. KEPALA RS BHAYANGKARA
TULUNGAGUNG