Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan meliputi beberapa aspek tindakan yaitu promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Edukasi pada pasien dan keluarga menentukan
tingkat keberhasilan masing masing pelayanan kesehatan. Efektifnya suatu
pengobatan selain dipengaruhi pola pelayanan kesehatan yang ada serta sikap dan
keterampilan para pelaksananya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sikap,
pola hidup pasien dan keluarganya. Juga tergantung pada kerjasama yang positif
antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Apabila pasien dan
keluarganya memiliki pengetahuan tentang tata cara penyembuhan dan
pencegahan penyakit serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara
positif maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat
pada umumnya.
Oleh karena itu, saat ini rumah sakit tidak hanya menjadi tempat pelayanan
secara kuratif dan rehabilitatif tetapi berperan dalam preventif tingkat lanjut
dimana pasien dan keluarga diberikan pendidikan agar tidak mengalami masalah
kesehatan yang sama terutama pasien dengan penyakit kronis dan menular.
Sehingga kesehatan pasien dapat ditingkatkan menuju kesembuhan dengan
dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitarnya yang telah memahami cara-
cara pola hidup yang lebih sehat daripada sebelumnya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka PPK menyusun suatu pedoman yang
mengacu pada standar PPK yang disusun oleh Kementerian Kesehatan RI tahun
2010.

B. Ruang Lingkup
PPK memberikan pelayanan kepada pasien dalam bentuk pemberian
edukasi medis yang dibutuhkan secara individual tergantung keadaan pasien.
Ruang lingkup pelayanan PPK meliputi seluruh aspek edukasi yang dibutuhkan
pasien yang memperoleh perawatan di RS Santa Maria Pekanbaru baik itu rawat
jalan maupun rawat inap. Aspek edukasi yang diberikan oleh PPK secara garis
besar meliputi :

1
 Aspek asuhan keperawatan dan kebidanan
 Aspek farmasi
 Aspek gizi
 Aspek rehabilitasi medis
Oleh karena itu, pelayanan PPK melibatkan segenap unsur pelayanan medis
yang mencakup aspek-aspek diatas yang saling berkolaborasi dengan fokus pada
peningkatan taraf kesehatan pasien dengan ikut melibatkan keluarga pasien.

C. Batasan Operasional
1. Pasien adalah seseorang dirumah sakit yang memperoleh perawatan medis.
2. Keluarga pasien adalah seseorang atau lebih yang berada dekat dengan
pasien dan memiliki hubungan darah dengan pasien.
3. Dokter adalah seseorang yang mendapat pendidikan khusus untuk
memeriksa dan mendiagnosis suatu penyakit pasien dan mengobatinya.
4. Perawat adalah orang yang mendapat pendidikan khusus untuk merawat
pasien.
5. Bidan adalah orang yang mendapat pendidikan khusus untuk merawat wanita
melahirkan dan bayinya.
6. Apoteker adalah orang yang mendapat pendidikan khusus dalam membuat
atau meracik obat-obatan medis untuk pasien.
7. Ahli gizi adalah orang yang mendapat pendidikan khusus dalam menentukan
jenis dan pengolahan makanan yang sesuai bagi pasien.
8. Fisioterapis adalah orang yang mendapat pendidikan khusus dalam
mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
pasien dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak,
peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis),pelatihan fungsi dan
komunikasi.

D. Landasan Hukum

1. Undang -Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang -Undang RI No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang 29/2004 Tentang Praktik Kedokteran
4. PMK 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis
5. PMK 290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran.

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi sumber daya manusia


1. Pemberi Edukasi
- Dokter (dokter umum dan spesialis)
- Perawat dan bidan (D3 perawat dan D3 bidan)
- Apoteker
- Ahli gizi (minimal D3 gizi)
- Fisioterapis
2. Ketenagaan PPK

A. Koordinator Pelaksana PPK

Jumlah Jumlah
No Jabatan Kualifikasi Tenaga Tenaga
Tersedia dibutuhkan

Koordinator bidang Minimal D3


1 Keperawatan dan Keperawatan/ 1 1

Kebidanan Kebidanan
Koordinator bidang 1
2 Apoteker 1
Farmasi
Koordinator bidang Minimal D3 1
3 1
Gizi gizi
Koordinator bidang 1
4 Fisioterapis 1
Rehabilitasi Medis

B. Pelaksana PPK
Jumlah Tenaga
No Jabatan Kualifikasi
Tersedia
Minimal D3
Edukator Bidang
1 Keperawatan/
Keperawatan/Kebidanan 175
Kebidanan

2 Edukator Bidang Farmasi Apoteker


3

3
3 Edukator Bidang Gizi Minimal D3 gizi 4
Edukator Bidang
4 Fisioterapis 4
Rehabilitasi Medis

B. Distribusi ketenagaan
Pemberian edukasi
1. Dokter (Dokter Umum dan Spesialis)
Melakukan proses edukasi di poliklinik rawat jalan dan ruang rawat
inap.
2. Perawat dan bidan
Melakukan proses edukasi di ruang poliklinik rawat jalan dan ruang
rawat inap.
3. Apoteker
Melakukan proses edukasi di instalasi farmasi.
4. Ahli gizi
Melakukan proses edukasi di poliklinik rawat jalan dan ruang rawat inap.
5. Fisioterapis
Melakukan proses edukasi di poliklinik rehabilitasi medis dan ruang
rawat inap.

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Ruangan
Ruangan yang dipergunakan disesuaikan dengan situasi, rencana edukasi dan
tempat pasien berada.
1. Keperawatan, kebidanan dan gizi
- Pasien rawat jalan
Proses edukasi dapat diberikan diruangan atau poliklinik tempat pasien
berobat.
- Pasien rawat inap
Proses edukasi dilakukan diruangan pasien dirawat.
2. Farmasi
- Pasien rawat jalan
Proses edukasi dilakukan di instalasi farmasi.
- Pasien rawat inap
Proses edukasi dilakukan di ruangan tempat pasien dirawat.
3. Rehabilitasi medis
- Pasien rawat jalan
Proses edukasi dilakukan di poliklinik rehabilitasi medis.
- Pasien rawat inap
Proses edukasi dilakukan di ruangan pasien dirawat.

B. Fasilitas
Untuk menunjang proses pembelajaran pasien dan keluarga maka diperlukan
bahan-bahan sebagai sarana mempermudah timbulnya pengertian bagi pasien
dan keluarganya. Untuk itu bahan-bahan yang diperlukan sebagai fasilitas PPK
adalah :
1. Leaflet-leaflet atau brosur edukasi.
2. Banner atau spanduk
3. Blangko (ATK)
4. Media elektronik (dalam proses)

5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN PPK

A. Pengadaan Pelayanan PPK


I. Falsafah dan Tujuan
Kegiatan pendidikan pasien dan keluarga di rumah sakit merupakan
salah satu standar mutu pelayanan rumah sakit yang penting bagi pasien dan
keluarga dalam pengambilan keputusan selama dirawat dan meningkatkan
pengetahuan dalam melanjutkan perawatan di rumah. Pendidikan kesehatan
pada pasien dan keluarga harus dilaksanakan selama pemberian asuhan
medis, asuhan keperawatan, pelayanan gizi dan rehabilitasi medik oleh tim
yang kompeten.
Kriteria Pendukung:
1. Ada pedoman PPK Rumah Sakit Santa Maria yang meliputi tujuan,
sasaran, program, kebijakan, struktur organisasi, dan uraian tugas PPK
2. Terdapat cakupan kegiatan tertulis mengenai program PPK yang memuat
tentang bahan edukasi yang telah di setujui oleh PPK
3. Pelaksanaan program PPK dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara
berkala
4. Kebijakan dan prosedur PPK dievaluasi tiap 12 bulan untuk
disempurnakan
II. Administrasi dan Pengelolaan
Pelaksanaan PPK di Rumah Sakit Santa Maria harus dikelola dan
diintegrasikan antara PPK sesuai dengan falsafah dan tujuan PPK.
Kriteria Pendukung:
1. Ada kebijakan pimpinan rumah sakit untuk membentuk pengelola
kegiatan PPK yang terdiri dari koordinator sesuai bidangnya.
2. Kegiatan PPK melibatkan pemberi edukasi baik itu medis (dokter)
maupun paramedis (keperawatan, kebidanan, farmasi, pelayanan gizi dan
rehabilitasi medik).
3. Ada kebijakan tentang tugas, tanggung jawab dan kewenangan PPK di
Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru.

6
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru
melalui pendidikan pasien dan keluarga yang dilaksanakan oleh semua
unit di rumah sakit melalui asuhan medik, asuhan keperawatan, farmasi,
pelayanan gizi dan rehabilitasi medik.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman bagi tiap unit di rumah sakit dalam melaksanakan
program pendidikan pasien dan keluarga di Rumah Sakit Santa
Maria
b. Memberikan asuhan kepada pasien secara efektif dengan
memberikan informasi dan pengambilan keputusan dengan
melibatkan pasien dan keluarga.
c. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai
perawatan selama fase kuratif dan rehabilitatif.
d. Memantau dan mengevaluasi program PPK Rumah Sakit Santa
Maria Pekanbaru
IV. Kebijakan
1. Pelayanan Pendidikan Pasien dan Keluarga dilaksanakan untuk pasien
rawat inap dan rawat jalan.
2. Proses edukasi pasien dan keluarga dilakukan sesuai kebutuhan yang
dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (poliklinik-poliklinik, IGD)
sampai diruang rawatan.
3. Pemberian edukasi diberikan oleh unit atau instalasi yang disesuaikan
dengan kebutuhan pasien tersebut.
4. Rumah sakit menunjuk seorang koordinator dimasing-masing unit atau
instalasi yang memberikan edukasi pasien dan keluarga yang bertanggung
jawab dan berwewenang untuk mengelola pelayanan edukasi pasien dan
keluarga dirumah sakit.
B. Asesmen Kebutuhan Pendidikan Pasien dan Keluarga
I. Pendahuluan
Dalam upaya meningkatkan taraf kesehatannya, setiap pasien membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan yang spesifik untuk mereka. Untuk itu perlu
dilakukan pengkajian oleh staf rumah sakit untuk mengidentifikasi

7
kebutuhan pengetahuan yang diperlukan masing-masing pasien dan
keluarganya.
II. Tujuan
Asesmen yang dilakukan bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi ketrampilan dan pengetahuan yang merupakan
kekuatan dan kelemahan pasien
2. Sebagai dasar dalam membuat perencanaan pendidikan pasien
3. Agar semua petugas yang ada di rumah sakit dapat berpartisipasi dalam
proses pendidikan
III. Pelaksanaan
1. Pasien atau keluarga pasien yang datang berobat ke rumah sakit mengisi
form assesment yang telah disediakan.
2. Perawat melakukan pengkajian pasien sesuai kondisi pasien dan ditulis
pada form assesmen rekam medis yang telah disediakan oleh rumah
sakit.
3. Hasil pengkajian dimasukkan ke status rekam medis masing-masing
pasien.
IV. Kebijakan
1. Rumah sakit melakukan pengkajian kebutuhan pendidikan pasien dan
keluarga.
2. Pasien atau keluarga pasien yang datang berobat ke rumah sakit mengisi
form yang telah disediakan rumah sakit.
3. Perawat selanjutnya melakukan pengkajian setiap pasien dan mengisi
form assesmen rekam medis yang disediakan rumah sakit.
4. Dilakukan pengkajian pasien terhadap elemen-elemen sebagai berikut:
a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang
digunakan
c. Hambatan emosional dan motivasi
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi
5. Hasil pengkajian elemen-elemen digunakan untuk memberikan
pelayanan edukasi.

8
C. Asesmen Kemampuan dan Kemauan Belajar Pasien dan Keluarga.
I. Pendahuluan.
Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh pasien dan keluarga dapat
menjadi kelebihan maupun kekurangan dalam melakukan edukasi. Untuk itu
perlu didindentifikasi sehingga dapat digunakan dalam melakukan proses
edukasi terhadap pasien dan keluarganya.
Asesmen yang dilakukan meliputi elemen-elemen :
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
2. Tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
3. Motivasi dan emosional pasien.
4. Keterbatasan fisik dan kognitif.
5. Kesediaan menerima informasi.
II. Tujuan.
1. Agar dapat dilakukan perencanaan yang baik dalam pemberian edukasi
bagi pasien dan keluarga.
2. Agar edukasi dapat diterima dan dipahami oleh pasien dan keluarga
sesuai dengan situasi dan kondisinya.
III. Pelaksanaan
1. Rumah sakit melakukan asesmen elemen-elemen diatas terhadap pasien
dan keluarganya.
2. Hasil pengkajian tersebut dicatat dan didokumentasikan di dalam rekam
medis pasien.
3. Hasil pengkajian dipergunakan sebagai bahan dalam melakukan
perencanaan edukasi terhadap pasien dan keluarganya.
4. Setiap edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga
didokumentasikan dalam lembar edukasi pasien di rekam medis pasien.
D. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan bagi Pasien
I. Pendahuluan
Untuk peningkatan taraf kesehatan yang berkelanjutan, pasien
membutuhkan tindakan pelayanan selanjutnya sebagai tindak lanjut
pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit. Perlu dilakukan
identifikasi sumber-sumber pendidikan dan penanganan kesehatan lebih
lanjut yang ada di komunitas. Rumah sakit menyampaikan informasi hasil
identifikasi kepada pasien dan keluarganya tentang praktik pencegahan dan

9
peningkatan kesehatan yang sesuai dengan kondisi pasien maupun sasaran
kesehatan yang hendak dicapai.
II. Tujuan
1. Pasien memperoleh pendidikan kesehatan sesuai kondisinya setelah
keluar dari rumah sakit.
2. Peningkatan kesehatan pasien.
III. Pelaksanaan
1. Melakukan identifikasi sumber-sumber pendidikan dan pelatihan
kesehatan dikomunitas.
2. Menyampaikan kepada pasien dan keluarganya tentang sumber-sumber
pendidikan dan pelatihan kesehatan dikomunitas yang dapat
meningkatkan taraf kesehatan pasien.
3. Merujuk pasien kesumber-sumber komunitas untuk peningkatan taraf
kesehatannya.
IV. Kebijakan
1. Rumah sakit perlu mengidentifikasi sumber-sumber pendidikan dan
pelatihan yang terdapat dikomunitas.
2. Rumah sakit perlu memberi informasi pasien dan keluarganya tentang
sumber-sumber pendidikan kesehatan yang tersedia di komunitas.
3. Bila perlu pasien dirujuk ke sumber-sumber pendidikan kesehatan di
komunitas.
E. Pendidikan terhadap pelayanan beresiko tinggi pada pasien
I. Pendahuluan
Rumah sakit memberikan pendidikan secara rutin kepada pasien yang
berhubungan dengan keamanan dalam pelayanan kesehatan terhadap pasien
bersangkutan. Pelayanan yang diberikan meliputi :
 Penggunaan obat yang aman
 Potensi interaksi antara obat dengan makanan
 Pedoman nutrisi
 Manajemen nyeri
 Penggunaan peralatan medis yang aman
 Teknik rehabilitasi
II. Tujuan
1. Agar pasien mengerti proses pelayanan kesehatan yang diberikan.
2. Agar pasien memperoleh pelayanan kesehatan yang aman.

10
III. Pelaksanaan
1. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang keamanan dan
efektifitas penggunaan peralatan medis.
2. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang penggunaan obat
yang aman.
3. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang interaksi obat
dengan makanan.
4. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
5. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang diet dan nutrisi.
6. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang teknik rehabilitasi.
IV. Kebijakan
1. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang keamanan dan
efektifitas penggunaan peralatan medis.
2. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan interaksi obat dengan
obat lain dan obat dengan makanan.
3. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang manajemen nyeri.
4. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang diet dan nutrisi
yang memadai.
5. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang teknik
rehabilitasi.
F. Verifikasi dan menilai pemahaman pasien dan keluarga
I. Pendahuluan
Proses pembelajaran berlangsung dengan baik apabila pasien dan keluarga
dapat memahami dengan baik materi pendidikan yang diberikan. Untuk itu
perlu ada interaksi yang baik antara pendidik dengan yang diberi didikan,
dalam hal ini antara tenaga medis dengan pasien dan keluarga. Interaksi
yang baik memerlukan umpan balik dari pasien dan keluarga untuk
menjamin bahwa informasi yang diberikan dapat dimengerti dan dipahami
sehingga bermanfaat dan dapat digunakan.
II. Tujuan
1. Staf pendidik dapat memahami kebutuhan didikan yang diperlukan
pasien dan keluarga.
2. Pasien dan keluarga mengerti dan memahami informasi yang
disampaikan staf medis.

11
III. Pelaksanaan
1. Staf pendidik memberikan pembelajaran pasien dan keluarga dengan
materi yang mudah dipahami.
2. Staf pendidik memberi kesempatan pasien dan keluarga untuk
berinteraksi dalam proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk
menjamin informasi dipahami.
3. Staf pendidik melakukan verifikasi hasil pembelajaran bahwa materi
yang diberikan telah dipahami pasien dan keluarga.
IV. Kebijakan
Dilakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami
edukasi yang diberikan.
G. Kolaborasi dalam memberikan Pendidikan
I. Pendahuluan
Dalam memberi didikan kepada pasien dan keluarga, diperlukan proses
pembelajaran yang efektif. Apabila dibutuhkan beberapa tenaga kesehatan
dalam memberikan didikan, maka proses pembelajaran dapat dilakukan
beberapa tenaga kesehatan secara berkolaborasi.
II. Tujuan
1. Pasien dan keluarga mendapat didikan yang sesuai dengan yang
dibutuhkan secara efektif.
2. Staf pendidik dapat melakukan proses pembelajaran secara kolaboratif.
III. Pelaksanaan
1. Staf pendidik berkolaborasi dalam memberikan didikan pasien dan
keluarga apabila diperlukan.
2. Staf pendidik memberikan didikan pasien dan keluarga dengan waktu
yang cukup dan cara komunikasi yang mudah dipahami.
IV. Kebijakan
1. Pendidikan pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif oleh staf
pendidik bila diperlukan.
2. Staf pemberi edukasi harus memiliki pengetahuan yang cukup sesuai
keahliannya.
3. Staf pemberi edukasi menyediakan waktu yang adekuat dalam
memberikan didikan kepada pasien dan keluarga.

12
4. Staf pemberi edukasi harus memiliki keterampilan dalam
berkomunikasi.

13
BAB V
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

I. Definisi
A. Informasi
Adalah informasi kesehatan yang diberikan oleh dokter penanggung jawab
pasien (DPJP) kepada pasien dan atau keluarganya terhadap pasien yang
dirawat inap.
Informasi yang diberikan meliputi :
1. Diagnosis penyakit pasien, dapat juga merupakan diagnosis kerja dan
diagnosis banding bila ada.
2. Rencana pengobatan dan tindakan, merupakan rencana perawatan pasien
dapat berupa pengobatan yang akan diberikan maupun tindakan yang
akan dilakukan selanjutnya.
3. Perkiraan lama rawat, merupakan perkiraan perawatan pasien di rumah
sakit.
4. Resiko/Komplikasi dan tindak lanjut rawatan, merupakan resiko maupun
komplikasi yang dapat timbul selama proses perawatan pasien.
5. Prognosis dengan atau tanpa tindakan, merupakan prognosis penyakit
pasien dengan dilakukannya tindakan (bila ada) maupun tidak.
6. Alternatif tindakan kedokteran lainnya, merupakan alternatif tindakan
kedokteran lainnya terhadap penyakit pasien (bila ada).
B. Edukasi
Adalah proses pembelajaran pasien terhadap kesehatannya yang diberikan
kepada pasien maupun keluarganya disesuaikan dengan penyakit yang
diderita, keyakinan dari keluarga, pendidikan dan keadaan kognitif.
Jenis edukasi yang diberikan dapat berupa :
1. Edukasi keperawatan dan kebidanan
2. Edukasi gizi.
3. Edukasi rehabilitasi medis.
4. Edukasi farmasi.
II. Ruang Lingkup
1. Instalasi rawat inap.
Proses pemberian informasi oleh DPJP dilakukan terhadap pasien rawat
inap di ruangan rawat inap pasien.

14
Pemberian edukasi pasien dilakukan oleh staf medis sesuai bidangnya di
ruang rawat inap apabila diperlukan.
2. Instalasi Rawat Jalan
Apabila diperlukan oleh dokter yang memeriksa pasien di poliklinik untuk
memperoleh edukasi sesuai dengan penyakit pasiennya, dapat diminta staf
medis rumah sakit untuk memberikan edukasi.
2. Rekam medis.
Proses pemberian informasi dan edukasi dicatat dan di dokumentasikan di
dalam catatan rekam medis pasien bersangkutan.
III. Tata Laksana
A. Pemberian Informasi
1. Dokter penanggung jawab pasien memberikan informasi kepada keluarga
pasien setelah pemeriksaan atau kunjungan pertama.
2. Dalam memberikan informasi, dokter penanggung jawab pasien
didampingi oleh seorang perawat penanggung jawab pasien
bersangkutan.
3. Informasi diberikan kepada keluarga terdekat pasien yang bertanggung
jawab langsung terhadap pasien.
4. Jenis informasi yang disampaikan dokter penanggung jawab pasien
disesuaikan dengan lembar pemberian informasi pada buku rekam medis
pasien.
5. Dokter penanggung jawab pasien menuliskan informasi yang diberikan
pada lembar pemberian informasi.
6. Dalam pemberian informasi, keluarga pasien memahami dengan baik
setiap jenis informasi yang disampaikan dokter penanggung jawab pasien
dan dapat bertanya atau meminta penjelasan tambahan apabila belum
memahami informasi yang diberikan.
7. Setelah proses pemberian informasi selesai, dan pasien atau keluarga
memahami informasi yang disampaikan maka dokter penanggung jawab
pasien, perawat penanggung jawab pasien dan keluarga pasien
menandatangani lembar pemberian informasi.
B. Pemberian Edukasi
1. Apabila dokter penanggung jawab pasien merasa perlu untuk dilakukan
edukasi kesehatan terhadap pasiennya, dapat meminta staf medis rumah
sakit sesuai bidangnya untuk memberikan edukasi.

15
2. Edukasi diberikan oleh staf medis rumah sakit sesuai bidang keahliannya
seperti ahli gizi, apoteker dan fisioterapis setelah diminta oleh dokter.
3. Edukasi dapat dilakukan di ruangan rawat inap maupun rawat jalan.
4. Seluruh proses pemberian edukasi dicatat di berkas rekam medis pasien
dan diparaf oleh pemberi edukasi maupun oleh penerima edukasi apabila
si penerima telah memahami edukasi yang diberikan.
IV. Dokumentasi
Lembar pemberian informasi dan edukasi yang telah diisi dengan lengkap,
dimasukkan dan disimpan di dalam buku rekam medis masing-masing pasien
yang diedukasi.

16
BAB VI
LOGISTIK

Dalam melaksanakan proses edukasi dibutuhkan bahan-bahan untuk


mempermudah pemahaman proses edukasi yang diberikan. Bahan-bahan yang
dibutuhkan dapat berupa lembar-lembar brosur materi edukasi yang telah ditetapkan
oleh rumah sakit dan dalam bentuk lembar cetakan.
Untuk memenuhi kebutuhan materi edukasi, unit-unit pemberi edukasi
meminta bahan-bahan kebutuhan edukasi ke bagian logistik dengan membuat surat
permintaan yang disetujui dan ditandatangani oleh kepala unit masing-masing.

17
BAB VII
EVALUASI

Evaluasi pelaksanaan pendidikan pasien dan keluarga dilakukan melalui


pooling terhadap pemahaman yang didapat oleh pasien maupun keluarga yang diberi
edukasi. Proses evaluasi terhadap pooling dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan
sekali dengan mengumpulkan 50 sampel.
Hasil evaluasi yang diperoleh selanjutnya menjadi masukan bagi PPK untuk
melakukan perbaikan pelayanan edukasi selanjutnya.

18
BAB VIII
PENUTUP

Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru menyediakan sarana edukasi kepada


pasien dan keluarga yang bersifat spesifik untuk setiap pasien sesuai jenis penyakit
yang dideritanya. Edukasi yang diberikan selain bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakitnya, juga untuk meningkatkan
taraf kehidupan dan kesehatan pasien bersangkutan.
Edukasi yang diberikan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
pengkajian terhadap keadaan sosial ekonomi dan budaya pasien dan keluarga
bersangkutan. Dengan demikian edukasi yang diberikan diharapkan dapat diterima,
dimengerti dan dipahami oleh pasien dan keluarganya dan dapat dilaksanakan setelah
keluar dari rumah sakit.
Melalui edukasi yang diberikan diharapkan pasien dan keluarga lebih
memahami penyakit yang diderita dan keluarga dapat memberi dukungan positif
kepada pasien untuk peningkatan taraf kesehatan pasien selanjutnya.

DIREKTUR RS SANTA MARIA

dr. Arifin

19

Anda mungkin juga menyukai