Koesma
Kabupaten Tuban
KARIES DENTIS
2. Anamnesis Pasien datang dengan keluhan giginya berlubang dan belum terasa sakit
KARIES DENTIS
13 Penelaah Kritis
14. Indikator
Kabupaten Tuban
1. Pengertian Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
(Definisi) terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan ini
2. Anamnesis sudah
Pasienmenimbulkan
mengeluh gigikeluhan berupa
terasa sakit jikarasa sakit baikmakanan,
kemasukan linu /sakitterasa
jika kemasukan
linu jika
makanan / minum dingin
kena rangsangan dingin. atau menimbulkan sakit spontan, bisa terus menerus
atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
3. Pemeriksaan fisik 1. Terlihat karies media dan superficial
2.
3.
4.
5.
6.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
4.
5.
9. Daftar Pustaka -
-
-
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban PANDUAN PRAKTEK KLIN
KELAINAN PERIODONTAL
2.
3.
4.
5.
6.
7.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
6. Diagnosis Banding Periodontitis akut
7. Pemeriksaan Radiologi, sudah ada kerusakan jaringan periodontal
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
4.
9. Daftar Pustaka -
KELAINAN PERIODONTAL
2.
3.
4.
5.
6.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
9. Daftar Pustaka -
-
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban PANDUAN PRAKTEK KLIN
KELAINAN PERIODONTAL
2.
3.
4.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
7. Pemeriksaan 1.
8. Penunjang
Terapi 1.
2.
9. Daftar Pustaka -
PERSISTENSI
1. Pengertian Persistensi adalah suatu keadaan dimana gigi sulung belum tanggal
(Definisi) sementara gigi permanen (penggantinya) sudah ada.
2. Anamnesa Pasien datang dengan keluhan gigi goyang, gigi belum tanggal.
3. Diagnosis 1.
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
5. Kriteria Diagnosa Persistensi
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
9. Daftar Pustaka -
`
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban PANDUAN PRAKTEK KLIN
ABSES
1. Pengertian Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair yang dikenal sebagai
(Definisi) nanah disuatu tempat didalam tubuh, ini adalah hasil dari reaksi
2. Anamnesa pertahanan tubuh terhadap
Pasien mengeluh benda sakit
gigi bengkak, asing.bila dipakai makan dan minum,
sakit yang amat sangat, cekot-cekot jika malam hari, kadang-kadang
3. Diagnosis tidur
Fossatergangggu.
kanina abses
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
7. Pemeriksaan Radiologi
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
9. Daftar Pustaka -
1. Pengertian Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair yang dikenal sebagai
(Definisi) nanah disuatu tempat didalam tubuh, ini adalah hasil dari reaksi
2. Anamnesa pertahanan tubuh terhadap
Pasien mengeluh benda sakit
gigi bengkak, asing.bila dipakai makan dan minum,
sakit yang amat sangat, cekot-cekot jika malam hari, kadang-kadang
3. Diagnosis tidur tergangggu.abses
Sub mandibular
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3.
9. Daftar Pustaka -
ABSES
1. Pengertian Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair yang dikenal sebagai
nanah disuatu tempat didalam tubuh, ini adalah hasil dari reaksi
(Definisi) nanah disuatu tempat didalam tubuh, ini adalah hasil dari reaksi
2. Anamnesa pertahanan tubuh terhadap
Pasien mengeluh benda sakit
gigi bengkak, asing.bila dipakai makan dan minum,
sakit yang amat sangat, cekot-cekot jika malam hari, kadang-kadang
3. Diagnosis tidur tergangggu.abses
Perimandibular
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
6.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
9. Daftar Pustaka -
-
-
ABSES
1. Pengertian Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair yang dikenal sebagai
(Definisi) nanah disuatu tempat didalam tubuh, ini adalah hasil dari reaksi
2. Anamnesa pertahanan tubuh terhadap
Pasien mengeluh benda sakit
gigi bengkak, asing.bila dipakai makan dan minum,
sakit yang amat sangat, cekot-cekot jika malam hari, kadang-kadang
3. Diagnosis tidur tergangggu.
Masseter abses
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
6.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
7. Pemeriksaan Radiologi
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
9. Daftar Pustaka -
-
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban PANDUAN PRAKTEK KLIN
ABSES
1. Pengertian Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair yang dikenal sebagai
(Definisi) nanah disuatu tempat didalam tubuh, ini adalah hasil dari reaksi
2. Anamnesa pertahanan tubuh terhadap
Pasien mengeluh benda sakit
gigi bengkak, asing.bila dipakai makan dan minum,
sakit yang amat sangat, cekot-cekot jika malam hari, kadang-kadang
3. Diagnosis tidur
Nassaltergangggu.
abses
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
9. Daftar Pustaka -
ABSES
ABSES
1. Pengertian Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair yang dikenal sebagai
(Definisi) nanah disuatu tempat didalam tubuh, ini adalah hasil dari reaksi
2. Anamnesa pertahanan tubuh terhadap
Pasien mengeluh benda sakit
gigi bengkak, asing.bila dipakai makan dan minum,
sakit yang amat sangat, cekot-cekot jika malam hari, kadang-kadang
3. Diagnosis tidur tergangggu.
Sub lingual abses
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
7. Pemeriksaan Radiologi
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
9. Daftar Pustaka -
-
-
ABSES
1. Pengertian Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair yang dikenal sebagai
(Definisi) nanah disuatu tempat didalam tubuh, ini adalah hasil dari reaksi
2. Anamnesa pertahanan tubuh terhadap
Pasien mengeluh benda sakit
gigi bengkak, asing.bila dipakai makan dan minum,
sakit yang amat sangat, cekot-cekot jika malam hari, kadang-kadang
3. Diagnosis tidur
Buccaltergangggu.
abses
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
9. Daftar Pustaka -
-
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban PANDUAN PRAKTEK KLIN
ABSES
1. Pengertian Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair yang dikenal sebagai
(Definisi) nanah disuatu tempat didalam tubuh, ini adalah hasil dari reaksi
2. Anamnesa pertahanan tubuh terhadap
Pasien mengeluh benda sakit
gigi bengkak, asing.bila dipakai makan dan minum,
sakit yang amat sangat, cekot-cekot jika malam hari, kadang-kadang
3. Diagnosis tidur tergangggu.
Sub Mucous abses
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
9. Daftar Pustaka -
ABSES
1. Pengertian Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair yang dikenal sebagai
nanah disuatu tempat didalam tubuh, ini adalah hasil dari reaksi
(Definisi) nanah disuatu tempat didalam tubuh, ini adalah hasil dari reaksi
2. Anamnesa pertahanan tubuh terhadap
Pasien mengeluh benda sakit
gigi bengkak, asing.bila dipakai makan dan minum,
sakit yang amat sangat, cekot-cekot jika malam hari, kadang-kadang
3. Diagnosis tidur tergangggu.
Sub Cutan abses
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
9. Daftar Pustaka -
-
-
IMPAKSI
1. Pengertian Impaksi adalah suatu keadaan dimana gigi tidak bisa tumbuh di
(Definisi) permukaan dengan normal
2. Anamnesa Pasien datang mengeluh terasa sakit hingga rasa sakit menjalar daerah
sekitarnya/samar
3. Diagnosis Impaksi Gigi 8 kanan kiri bawah
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
IMPAKSI
1. Pengertian Impaksi adalah suatu keadaan dimana gigi tidak bisa tumbuh di
(Definisi) permukaan dengan normal
2. Anamnesa Pasien datang mengeluh terasa sakit hingga rasa sakit menjalar daerah
sekitarnya/samar
3. Diagnosis Impaksi Gigi kaninus kanan kiri atas
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
6. Diagnosis Banding
9. Daftar Pustaka -
-
IMPAKSI
1. Pengertian Impaksi adalah suatu keadaan dimana gigi tidak bisa tumbuh di
(Definisi) permukaan dengan normal
2. Anamnesa Pasien datang mengeluh terasa sakit hingga rasa sakit menjalar daerah
sekitarnya/samar
3. Diagnosis Impaksi Gigi 8 kanan kiri atas
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
MOCOCEL
2.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
6. Diagnosis Banding Bibir / Mukosa lain
7. Pemeriksaan -
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
9. Daftar Pustaka -
-
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban PANDUAN PRAKTEK KLIN
MOCOCEL
2.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
6. Diagnosis Banding Sub lingual
7. Pemeriksaan -
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
9. Daftar Pustaka -
1. Pengertian Kista adalah ruangan yang anatomis tidak ada diliputi oelh dinding yang
(Definisi) berlapis epithel, berisi bahan cair atau setengah cair
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi sakit, kemeng merasa ada benjolan didalam mulut
sering keluar cairan.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
5. Diagnosis 1.
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
9. Daftar Pustaka -
-
HALAMAN
1/2
tetapkan
SUD Dr. R. Koesma
paten Tuban
UL ARIFIN, Sp.PK
mbina Tk 1
0424 198901 1 001
an enamelnya telah
el junction yang merupakan
karena kerusakan pada
ailnya saja) biasanya belum
is baik.
007)
(Dasar-Dasar Karies 1992)
servasi Gigi 2005)
AN PERIAPIKAL
AN PERIAPIKAL
HALAMAN
1/2
tetapkan
SUD Dr. R. Koesma
paten Tuban
UL ARIFIN, Sp.PK
mbina Tk 1
is baik.
007)
(Dasar-Dasar Karies 1992)
servasi Gigi 2005)
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Radiologi
Scalling
Oklusal grinding
Perawatan saluran
akar
exodontia
Antibiotik - analgesik
9
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
SMF sudah
RUMAH SAKIT : RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN
Karies/Tumpatan
yang besar
Gigi non vital, gigi
berlubang karies
Perkusi : tidak sakit
propunda
Druk (tekanan) tidak
apa-apa
Untuk menggigit
sakit, gigi terasa
menonjol
Gigi terasa sakit,
cekot-cekot yang
sangat hebat
Tidak ada bengkak
jaringan lunak extra
oral maupun intra
oral
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
iodontal
Perawatan saluran
akarr
Scalling
exodontia
Antibiotik - analgesik
drg. Donna Pratiwi,
Sp.Prosto (Gigi Sehat
Edwina A.M.Kidd &
2007)
Sally Joyston -
Edi Hartini
Bechal Sundoro
(Dasar-Dasar
(Serba Serbi Ilmu
Karies 1992)
Konservasi Gigi
2005)
10
Pembengkaan
kelenjar sub
mandibularis sakit
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Radiologi
Pengobatan saluran
akar
Exodontia
Antibiotik analgesik
drg. Donna Pratiwi,
Sp.Prosto (Gigi Sehat
Edwina
2007) A.M.Kidd &
Sally Joyston -
Edi Hartini
Bechal Sundoro
(Dasar-Dasar
(Serba Serbi Ilmu
Karies 1992)
Konservasi Gigi
2005)
11
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Peradangan kronis
akibat infeksi
periapikal yang
ditandai dengan
terbentuknya jaringan
granulasi pada tulang
alviolar dibawah
apikal gigi
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Nikrosis pulpa
Periapikal abses
Radiologi
Perawatan saluran
akar
exodontia, antibiotik
analgesik
12
SMF sudah
RUMAH SAKIT : RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN
Persistensi
Ada gigi sulung
goyang
Gigi
permanen/penggantin
ya
- sudah ada.
-
Pencabutan gigi
sulung
drg. Donna Pratiwi,
Sp.Prosto (Gigi Sehat
2007)
Edwina A.M.Kidd &
Sally Joyston -
Bechal (Dasar-Dasar
Edi Hartini Sundoro
Karies 1992)
(Serba Serbi Ilmu
Konservasi Gigi
2005)
13
SMF sudah
RUMAH SAKIT : RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN
Palpasi lunak
Gigi goyang kadang-
kadang
Ada karies profunda
Bengkak extra oral
sekitar fossa kanina
(rubor, dolor, color)
Labial fold regio 3
kadang-kadang
kanan
sampai infraatau
atas 3 kiri
orbital
Gigi penyebabnya 3
atas terangkat
kanan atas atau 3 kiri
atas
Gigi GP
Fossa kaninus abses
Sub Mandibular
abses
Perimandibular abses
Masseter abses
Nassal abses
Sub lingual abses
Buccal abses
Sub Mucous abses
Sub Cutan abses
Nassal abses
Kista dengan
penyebab gigi 2 kiri
atas dan 3 kiri atas
Pengobatan
konserfatif dan insisi
labial fold 3 kanan
atas / 3 kiri atas
Extraksi 3 kiri atas
drg. Donna Pratiwi,
Sp.Prosto (Gigi Sehat
2007)
Edwina A.M.Kidd &
Sally Joyston -
Bechal (Dasar-Dasar
Karies 1992)
Edi Hartini Sundoro
(Serba Serbi Ilmu
Konservasi Gigi
2005)
14
Ada pembekakan di
daerah ssub
mandibularr
Palpasi lunak, dolor,
rubor, color
Kelenjar sub
mandibular tidak
teraba
Kadang-kadang
disertai trismus
Penyebab biasanya
gigi 6, 7, 8 kanan
bawah dan 6, 7 , 8
Fossa kaninus abses
kiri bawah
Sub Mandibular
abses
Perimandibular abses
Masseter abses
Nassal abses
Sub lingual abses
Buccal abses
Sub Mucous abses
Sub Cutan abses
Pengobatan
konsertatif
Insisi Extra oral,
regio sub mandibular
Extraksi gigi
penyebab
drg. Donna Pratiwi,
Sp.Prosto (Gigi Sehat
2007)
Edwina A.M.Kidd &
Sally Joyston -
Bechal (Dasar-Dasar
Karies 1992)
Edi Hartini Sundoro
(Serba Serbi Ilmu
Konservasi Gigi
2005)
15
Derajat kesakitan
tinggi
Pinggiran mandibular
tidak teraba
Kelenjar sub
mandibular teraba
Febris
Penyebab biasanya
gigi 4, 5, 6 kanan
bawah/ 4, 5, 6 kiri
Tidak
bawah trismus tetapi
jika membuka mulut
Fossa
terasa kaninus
sakit abses
Sub Mandibular
abses
Perimandibular abses
Masseter abses
Nassal abses
Sub lingual abses
Buccal abses
Sub Mucous abses
Sub Cutan abses
Pengobatan
konsertatif
Extraksi gigi
penyebab
drg. Donna Pratiwi,
Sp.Prosto (Gigi Sehat
2007)
Edwina A.M.Kidd &
Sally Joyston -
Bechal (Dasar-Dasar
Karies 1992)
Edi Hartini Sundoro
(Serba Serbi Ilmu
Konservasi Gigi
2005)
16
Trismus berat
Asimetris wajah
Penyebab gigi 7, 8
kanan bawah / 7, 8
kiri bawah
Febris
Kesehatan Umum,
Lesu, Lemah
Kelenjar sub
mandibular teraba,
Fossa kaninus
tetapi abses
kadang-kadang
tidak terabaMandibular
Sub
abses
Perimandibular abses
Masseter abses
Nassal abses
Sub lingual abses
Buccal abses
Sub Mucous abses
Sub Cutan abses
Perimandibular abses
Pengobatan
konsertatif
Insisi
Extraksi gigi
penyebab/operasi gigi
penyebab
drg. Donna Pratiwi,
Sp.Prosto (Gigi Sehat
2007)
Edwina A.M.Kidd &
Sally Joyston -
Bechal (Dasar-Dasar
Karies 1992)
Edi Hartini Sundoro
(Serba Serbi Ilmu
Konservasi Gigi
2005)
17
Sub Mandibular
abses
Perimandibular abses
Masseter abses
Nassal abses
Sub lingual abses
Buccal abses
Sub Mucous abses
Sub Cutan abses
Pengobatan
konserfatif
Cabut gigi penyebab
drg. Donna Pratiwi,
Sp.Prosto (Gigi Sehat
2007)
Edwina A.M.Kidd &
Sally Joyston -
Bechal (Dasar-Dasar
Karies 1992)
Edi Hartini Sundoro
(Serba Serbi Ilmu
Konservasi Gigi
2005)
18
SMF sudah
RUMAH SAKIT : RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN
cair yang dikenal sebagai
ni adalah hasil dari reaksi
dipakai makan dan minum,
malam hari, kadang-kadang
Lidah terangkat
Penyebab gigi 1, 2, 3,
4, 5 kanan atas/ 1, 2,
3, 4, 5 kiri atas
Sub Mandibular
abses
Perimandibular abses
Masseter abses
Nassal abses
Sub lingual abses
Buccal abses
Sub Mucous abses
Sub Cutan abses
Phlegmon dasar
mulut
Cellulitis, mukokel
Pengobatan
konserfatif
Insisi
Cabut gigi penyebab
drg. Donna Pratiwi,
Sp.Prosto (Gigi Sehat
2007)
Edwina A.M.Kidd &
Sally Joyston -
Bechal (Dasar-Dasar
Karies 1992)
Edi Hartini Sundoro
(Serba Serbi Ilmu
Konservasi Gigi
2005)
19
Asimetri wajah di
daerah buccal
Asimetri (bengkak)
terlihat jugagigi
Penyebab dari 6,
intra
7
oral
kanan atas / 6, 7 kiri
atas
tidak ada trismus
hanya sukar buka
mulut karena
terganjal
Fossa kaninus abses
Sub Mandibular
abses
Perimandibular abses
Masseter abses
Nassal abses
Sub lingual abses
Buccal abses
Sub Mucous abses
Sub Cutan abses
Pengobatan
konserfatif
Cabut gigi penyebab
drg. Donna Pratiwi,
Sp.Prosto (Gigi Sehat
2007)
Edwina A.M.Kidd &
Sally Joyston -
Bechal (Dasar-Dasar
Karies 1992)
Edi Hartini Sundoro
(Serba Serbi Ilmu
Konservasi Gigi
2005)
20
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Pembengkaan lokal
di daerah gigi
penyebab berbatas
jelas
Fluktuasi jelas
Sub Mandibular
abses
Perimandibular abses
Masseter abses
Nassal abses
Sub lingual abses
Buccal abses
Sub Mucous abses
Sub Cutan abses
-
an pengobatan konserfatif
21
Sub Mandibular
abses
Perimandibular abses
Masseter abses
Nassal abses
Sub lingual abses
Buccal abses
Sub Mucous abses
Sub Cutan abses
Pengobatan
konserfatif
Incisi extra oral
Cabut gigi penyebab
drg. Donna Pratiwi,
Sp.Prosto (Gigi Sehat
2007)
Edwina A.M.Kidd &
Sally Joyston -
Bechal (Dasar-Dasar
Karies 1992)
Edi Hartini Sundoro
(Serba Serbi Ilmu
Konservasi Gigi
2005)
22
Kadang-kadang
asimetri wajah
Gigi tampak sebagian
atau seluruhnya sukar
Kadang-kadang tidak
tampak
buka mulut pada
pemeriksaan intra
oral
Kadang-kadang bibir
parastethesia
Sakit pada daerah
temporal dan TMJ
Impaksi Gigi 8 kanan
kiri bawah
Impaksi Gigi kaninus
kanan kiri atas
Impaksi Gigi 8 kanan
kiri atats
23
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Kadang-kadang
asimetri wajah
Air mata mudah
keluar sepihak
Kadang-kadang
asimetri palatum
Intra oral : terlihat
tidak adanya kaninus
atau terlihat sebagian
24
25
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Terdapat benjolan
pada bibir
Terdapat benjolan
pada pipi
Sub Lingual
Bibir / mukosa lain
Terdapat benjolan
pada bibir
Terdapat benjolan
pada pipi
Sub Lingual
Bibir / mukosa lain
27
Insisi intraoral
Pencabutan gigi
KARIES DENTIS
2. Anamnesis Pasien datang dengan keluhan giginya berlubang dan belum terasa sakit
7. Pemeriksaan -
Penunjang
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
KARIES DENTIS
2. Anamnesis Pasien mengeluh gigi terasa sakit jika kemasukan makanan, terasa linu jika
kena rangsangan dingin atau diam-diam. Ketika dipakai menggigit terasa
mengganjal.
3. Pemeriksaan fisik 1. Terlihat karies media dan profunda
2. Dengan sonde : sakit pulpa belum terbuka
3. Druk (tekanan) : tidak sakit/sakit
4. Perkusi : tidak sakit/sakit
5. Termis (Chloraethyl) : terasa sakit
6. Minum dingit sakit
7. Kena angin dingin sakit, panas tidak sakit
8. Makanan manis sakit
4. Kriteria Diagnosis 1. Hyperemie pulpa
2. Pulpitis akut
3. Pulpitis kronis
4. Gangrena pulpa
5. Nikrosis pulpa
5. Diagnosa Kerja Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
6. Diagnosis Banding Granuloma dan Alveolar Abses Kronis
7. Pemeriksaan Dental X-Ray
Penunjang
KELAINAN PERIODONTAL
KELAINAN PERIODONTAL
9. Edukasi (Hospital Menjaga kesehatan gigi dengan cara menyikat gigi tepat waktu dan tepat cara.
Health Promotion) Kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
10. Prognosis Bila segera dilakukan Curretage dan obat-obatan maka prognosis baik.
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
13 Penelaah Kritis Dokter Gigi
14. Indikator Keluhan hilang dan gigi dapat berfungsi normal kembali.
15. Kepustakaan - drg. Donna Pratiwi, Sp.Prosto (Gigi Sehat 2007)
- Edwina A.M.Kidd & Sally Joyston - Bechal (Dasar-Dasar Karies 1992)
- Edi Hartini Sundoro (Serba Serbi Ilmu Konservasi Gigi 2005)
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
PERSISTENSI
5. Diagnosis Kerja -
6. Diagnosis Banding -
7. Pemeriksaan -
Penunjang
8. Tatalaksana Pencabutan gigi sulung
Terapi
Konservatif Tindakan
Operatif Konsultasi
Lama
Perawatan
9. Edukasi (Hospital Kontrol pada usia-usia gigi pengganti mau tumbuh.
Health Promotion)
10. Prognosis Bila segera dilakukan pencabutan gigi maka prognosis baik.
PERSISTENSI
ABSES
ABSES
IMPAKSI
IMPAKSI
MUCOCELE
7. Pemeriksaan -
Penunjang
8. Tatalaksana 1. Intoto Mucocele
Terapi 2. Analgesik - antipiretik
Konservatif Tindakan
Operatif Konsultasi
Lama
Perawatan
9. Edukasi (Hospital Menjaga agar bibir tidak tergigit atau terkena trauma lain.
Health Promotion)
10. Prognosis Bila segera dilakukan operasi mucocele maka prognosis baik.
MUCOCELE
KISTA
KISTA
UL ARIFIN, Sp.PK
mbina Tk 1
0424 198901 1 001
an enamelnya telah
el junction yang merupakan
karena kerusakan pada
ailnya saja) biasanya belum
is baik.
kembali.
007)
(Dasar-Dasar Karies 1992)
servasi Gigi 2005)
AN PERIAPIKAL
HALAMAN
1/2
tetapkan
SUD Dr. R. Koesma
paten Tuban
UL ARIFIN, Sp.PK
mbina Tk 1
0424 198901 1 001
lpa bertambah karena
m pulpa dimana keadaan ini
ik linu /sakit jika kemasukan
spontan, bisa terus menerus
ma sekali.
HALAMAN
2/2
Oxide (Tumpatan Sementara)
idak terasa sakit
ah rasa sakit mereda (tidak
nosis baik.
kembali.
007)
(Dasar-Dasar Karies 1992)
servasi Gigi 2005)
NTAL
HALAMAN
1/2
tetapkan
SUD Dr. R. Koesma
paten Tuban
UL ARIFIN, Sp.PK
mbina Tk 1
0424 198901 1 001
jadi pada jaringan
pasien mengeluh gigi terasa
ol
n cekot-cekot hanya
NTAL
HALAMAN
2/2
kembali.
007)
(Dasar-Dasar Karies 1992)
servasi Gigi 2005)
HALAMAN
1/2
tetapkan
SUD Dr. R. Koesma
paten Tuban
UL ARIFIN, Sp.PK
mbina Tk 1
0424 198901 1 001
ung belum tanggal sementara
elum tanggal.
nosis baik.
HALAMAN
2/2
gigi.
007)
(Dasar-Dasar Karies 1992)
servasi Gigi 2005)
HALAMAN
1/2
tetapkan
SUD Dr. R. Koesma
paten Tuban
UL ARIFIN, Sp.PK
mbina Tk 1
0424 198901 1 001
g dikenal sebagai nanah
ri reaksi pertahanan tubuh
makan dan minum, sakit
adang-kadang tidur
mor, dolor, color) kadang-
ival
HALAMAN
2/2
HALAMAN
1/2
tetapkan
SUD Dr. R. Koesma
paten Tuban
UL ARIFIN, Sp.PK
mbina Tk 1
0424 198901 1 001
bisa tumbuh di permukaan
HALAMAN
2/2
gga sebaiknya dicabut.
is baik.
kembali.
007)
(Dasar-Dasar Karies 1992)
servasi Gigi 2005)
HALAMAN
1/2
tetapkan
SUD Dr. R. Koesma
paten Tuban
UL ARIFIN, Sp.PK
mbina Tk 1
0424 198901 1 001
n lunak) mulut yang
an keluarnya mucin ke
benjolan tetapi tidak terasa
ma lain.
gnosis baik.
HALAMAN
2/2
007)
(Dasar-Dasar Karies 1992)
servasi Gigi 2005)
HALAMAN
1/2
tetapkan
SUD Dr. R. Koesma
paten Tuban
UL ARIFIN, Sp.PK
mbina Tk 1
0424 198901 1 001
eh jaringan atau kapsul yang
etengah cair dan dapat
na kuning
HALAMAN
2/2
am mulut.
is baik.
n lama-lama tertutup.
007)
(Dasar-Dasar Karies 1992)
servasi Gigi 2005)
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Plastik Filling
(6) Glasplat
(7) Semen Spatel
(8) Glasionomir
(9) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
2. Pelaksanaan
(1) Pasien disilahkan untuk membuka mulut, lubang gigi dibersihkan
disemprot dengan air dan dikeringkan
(2) Gigi diblokir dengan kapas kemudian dilakukan penambalan gigi dengan
glasionomir/ART
1
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Scaler
(6) Betadin
(7) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
(1) Pasien dipersilahkan duduk
(2) Posisi Pasien diatur sesuai kebutuhan
(3) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pelaksanaan
(1) Pasien disilahkan untuk membuka mulut, gusi diolesi dengan betadin
(2) Gigi dibersihkan dengan scaler
(3) Jika ada sten/warna hitam kecoklatan pada gigi dilakukan dengan
dibersihkan memakai bor.
(4) Pasien diberi obat-obatan analgesik + antibiotik, obat kumur
(5) Pasien disarankan untuk kontrol 6 bulan sekali
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Plastik Filling
(6) Glasplat
(7) Semen Spatel
(8) Glasionomir
(9) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
2. Pelaksanaan
(1) Pasien disilahkan untuk membuka mulut, lubang gigi dibersihkan
disemprot dengan air dan dikeringkan
(2) Gigi diblokir dengan kapas kemudian dilakukan penambalan gigi dengan
glasionomir/ART
Tujuan 1. Mencabut gigi sulung agar gigi permanennya bisa tumbuh sempurna
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Tang Pencabut Gigi Sulung
(6) Ethylchloride
(7) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
2. Pelaksanaan
(1) Pasien disilahkan untuk membuka mulut, ethylchoride disemprotkan pada
kapas kemudian ditekan pada bagian gusi pada gigi yang akan dicabut
(2) Gigi dicabut memakai tang pencabut gigi sulung
(3) Bekas pencabutan dikasih tampon disuruh menggit selama + 1/2 Jam
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Tang Pencabut Gigi sesuai dengan kebutuhan
(6) Bein
(7) Betadin
(8) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
(1) Pasien dipersilahkan duduk
(2) Posisi Pasien diatur sesuai kebutuhan
(3) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pelaksanaan
(1) Pasien disilahkan untuk membuka mulut, dianestesi dengan
Pehacain/Lidocain ditunggu 10 - 15 menit
(2) Pasien disuruh menunggu diruang tunggu selama 10 - 15 menit
(3) Pasien dipanggil kembali untuk duduk dan persiapan pencabutan gigi
(4) Dilakukan pengetesan anestesi apakah anestesi sudah jalan/belum
(5) Jika anestesi sudah jalan baru dilakukan pencabutan dengan cara gigi
digoyang dulu dengan bein
(6) Jika sudah goyang gigi baru dicabut dengan tang pencabut gigi sesuai
dengan kebutuhan
(7) setelah gigi dicabut pasien disuruh gigit tampon selama kurang lebih 1 jam
(8) Pasien dilarang berkumur setelah dilakukan pencabutan
(9) Pasien diberi resep analgesik antibiotik
(10) Jika ada keluhan sakit pasien disuruh kontrol, jika tidak tidak usah kontrol
8
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Tang Pencabut Gigi sesuai dengan kebutuhan
(6) Bein
(7) Betadin
(8) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
(1) Pasien dipersilahkan duduk
(2) Posisi Pasien diatur sesuai kebutuhan
(3) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pelaksanaan
(1) Pasien disilahkan untuk membuka mulut, dianestesi dengan
Pehacain/Lidocain ditunggu
Pehacain/Lidocain 10 10
ditunggu - 15- 15
menit
menit
(2) Pasien disuruh menunggu diruang tunggu selama 10 - 15 menit
(3) Pasien dipanggil kembali untuk duduk dan persiapan pencabutan gigi
(4) Dilakukan pengetesan anestesi apakah anestesi sudah jalan/belum
(5) Jika anestesi sudah jalan baru dilakukan pencabutan dengan cara gigi
digoyang dulu dengan bein
(6) Jika sudah goyang gigi baru dicabut dengan tang pencabut gigi sesuai
dengan kebutuhan
(7) setelah gigi dicabut pasien disuruh gigit tampon selama kurang lebih 1 jam
(8) Pasien dilarang berkumur setelah dilakukan pencabutan
(9) Pasien diberi resep analgesik antibiotik
(10) Jika ada keluhan sakit pasien disuruh kontrol, jika tidak tidak usah kontrol
9
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Perhidrol
(6) Betadin
(7) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
(1) Pasien dipersilahkan duduk
(2) Posisi Pasien diatur sesuai kebutuhan
(3) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pelaksanaan
(1) Pasien disilahkan untuk membuka mulut, gusi diolesi dengan betadin
(2) Gusi yang bengkak disemprot dengan pehidrol
(3) Pasien diberi resep obat-obatan analgesik + antibiotik selama 3 hari
(4) Selanjutrnya jika pasien datang pada kunjungan berikutnya jika
bengkaknya hilang gigi dicabut
(5) Jika bengkaknya sampai keluar ke pipi pasien dirujuk ke Poli Bedah untuk
dilakukan eksisi
10
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Perhidrol
(6) Betadin
(7) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
(1) Pasien dipersilahkan duduk
(2) Posisi Pasien diatur sesuai kebutuhan
(3) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pelaksanaan
(1) Pasien disilahkan untuk membuka mulut, gusi diolesi dengan betadin
(2) Gusi yang bengkak disemprot dengan pehidrol
(3) Pasien dipesan untuk kumur-kumur air garam hangat sesering mungkin
(4) Pasien dipesan untuk datang kembali 3 hari lagi
(5) Setelah datang kunjungan berikutnya dilakukan tindakan pengambilan
jahitan
11
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Fizet/cairan infus
(6) Betadin
(7) Surgical blade
(8) Benang jahit dan jarum
(9) Tang holder
(10) Pincet anatomis
(11) Bone file
(12) Rus paratorium
(13) Bein
(14) Tang operasi
(15) Hand piece dan mata bor yang disteril
(15) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
(1) Pasien dipersilahkan duduk
(2) Posisi Pasien diatur sesuai kebutuhan
(3) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
12
2. Pelaksanaan
(1) Pasien disilahkan untuk membuka mulut dilakukan anestesi + 10 - 15 menit
(2) Pasien disuruh menunggu diruang tunggu selama 10 - 15 menit
(3) Pasien dipanggil kembali untuk duduk dan persiapan pencabutan gigi
(4) Dilakukan pengetesan anestesi apakah anestesi sudah jalan/belum
(5) Jika anestesi sudah jalan baru dilakukan operasi gigi
(6) Daerah sekitar gigi diolesi dengan betadin, gusi diinsisi/dibuka, gigi dibor
pada bagian yang menghalangi kemudian dibein, digoyang dengan tang
dengan cara luxasi/rotasi kemudian gigi diambil
(7) Soket tempat gigi yang diambil dihaluskan dengan bonefile lalu disemprot
dengan PZ kemudian dijahit
(8) Pasien disuruh gigit tampon
(9) Pasien dilarang berkumur setelah dilakukan operasi
(10) Pasien diberi resep analgesik antibiotik
13
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Fizet/cairan infus
(6) Betadin
(7) Surgical blade
(8) Benang jahit dan jarum
(9) Tang holder
(10) Pincet anatomis
(11) Bone file
(12) Rus paratorium
(13) Bein
(14) Tang operasi
(15) Hand piece dan mata bor yang disteril
(15) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
(1) Pasien dipersilahkan duduk
(2) Posisi Pasien diatur sesuai kebutuhan
(3) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
14
2. Pelaksanaan
(6) Dilakukan perawatan konservatif (tumpatan biasa) untuk Kelas I dan Kelas
II
(7) Dilakukan perawatan endodontik untuk Kelas IIII
(8) Dilakukan perawatan endodontik dan apicoctomy (apex reseksi) bila tidak
memungkinkan dilakukan pencabutan pada Kelas IV
(9) Pasien diberi reseep obat antibiotik analgesik
(10) Pasien disarankan untuk kontrol 3 hari lagi
15
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Fizet/cairan infus
(6) Betadin
(7) Surgical blade
(8) Benang jahit dan jarum
(9) Tang holder
(10) Pincet anatomis
(11) Bone file
(12) Arteryclam
(13) Knable tang
(14) Curitase besar/kecil
(15) Rasparatorium
(16) Gunting operasi
(17) Penjepit lidah
(15) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
(1) Pasien dipersilahkan duduk
(2) Posisi Pasien diatur sesuai kebutuhan
(3) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
16
2. Pelaksanaan
(1) Pasien disilahkan untuk membuka mulut dilakukan anestesi + 10 - 15 menit
(3) Pasien dipanggil kembali untuk duduk dan persiapan pencabutan gigi
(6) Daerah sekitar gigi diolesi dengan betadin, bagian tumor dijepit dengan
penjepit kemudian diinsisi dan dibuka selanjutnya tumor diangkat keluar
(7) Bekas pengambilan tumor disemprot dengan PZ dibersihkan kemudian
dijahit
(8) Pasien disuruh gigit tampon
(9) Pasien diberi resep analgesik antibiotik
17
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Fizet/cairan infus
(6) Betadin
(7) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
(1) Pasien dipersilahkan duduk
(2) Posisi Pasien diatur sesuai kebutuhan
(3) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pelaksanaan
(1) Pada pemeriksaan klinis :
a. Gigi goyang derajat 1 - 4
b. Pada ketukan (perkusi) dan tekana terasa sakitt
(2) Tindakan
a. Pemberian obat-obatan Analgesik dan Antibiotik
18
Prosedur 1. Persiapan
a. Persiapan alat
(1) Sonde
(2) Pinset
(3) Kaca Mulut
(4) Eksavator
(5) Fizet/cairan infus
(6) Betadin
(7) Gelas kumur
b. Persiapan Pasien
(1) Pasien dipersilahkan duduk
(2) Posisi Pasien diatur sesuai kebutuhan
(3) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pelaksanaan
(1) Pemeriksaan
a. Lakukan anamnese untuk mengetahui macam trauma, waktu terjadinya
b. Kesadaran penderita pada waktu terjadi trauma
c. Pada pemeriksaan klinis lakukan pemeriksaan ke3adaan umum,
keadaan
dalam mulut dan lakukan pembuatan x-ray foto
(2) Tindakan
a. Lakukan peerawatan reposisi dengan close redoction, bila tidak
memungkinkan/hasilnya tidak memuaskan, lakukan dengan open
reduction
imobilisasi dengan splinting
b. pemberian obat-obatan analgesik dan antibiotik
19
Prosedur 1. Persiapan
(1) Posisi Pasien diatur dengan posissi kepala diturunkan kebawah dan
kaki diangkat keatas
(2) Pasien disuruh menghisap alkohol dengan nafas panjang dan cepat
(3) Jika memungkinkan pasien diberi minum air ataua the hangat
2. Pelaksanaan
(7) Ingat mempertahankan jalan nafas dan pernafasan sebaik mungkin kalau
perlu : aspirasi lendir, obat-obat bronchdilator (aminophililin) dan Oksigen
20
Tujuan Agar pasien dapat dilayani dengan baik dan merasa nyaman
II. Persiapan
1. Dimulai jam 07.30 WIB. selesai Apel Pagi Ruangan Poli dibuka
2. Paramedis melakukan tindakan apseksis ruangan dan asepsis alat`-alat
3. Petugas Administrasi melakukan persiapan registrasi penderita, formulir
retribusi
4. Dokter Gigi melakukan pengawasan, evaluasi kegiatan sehari sebelumnya
dan perencanaan yaang akan datang
21
22
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
POLI GIGI DAN MULUT
TUBAN - 62315
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan
rahmad dan taufiq-Nya penyusunan Standar Prosedur Operasional Perawatan Poli Gigi dan Mulut
dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga dengan adanya SPO ini pelayanan di RSUD Dr. R .Koesma Tuban dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan sehingga pelayanan semakin baik dan sesuai dengan keinginan masyarakat
terutama di pelayanan gigi dan mulut.
Semua ini berkat kerja keras dari smua fihak yang sangat membantu dan banyak memberi
masukan saran yang bermanfaat dalam penyusunan SPO ini terutama Bapak drg. Tjipto Supiarso
dan Ibu drg. Lailatul Muniroh, Perawat Gigi dan Tenaga Administrasi.
Kami penyusun masih banyak kekurangan dan kesalahan untuk itu saran, kritikan dan masukan
yang bermanfaat buat kami akan kami perhatikan untuk ke depan yang lebih baik.
Semoga apa yg telah kami susun ini bermanfaat dan bisa digunakan sebagai panduan dalam
melayani pasien dengan lebih baik.
Penyusun sadar bahwa SPO ini masih jauh dari sempurna, koreksi dari para pembaca sangat
kami harapkan.
Penyusun
ii
TUBAN - 62315
FORMULIR PERMINTAAN BARANG
RUANG / INSTALASI : SMF GIGI DAN MULUT
RSUD Dr. R. KOESMA KABUPATEN TUBAN
4. AQUADES 230 ml 6 lt 72 lt
Uraian Temuan : (diisi oleh Auditor) Elemen terkait : Dokumen terkait : (bila ada)
1 Tidak ada informasi/papantentang
pelayanan yang diberikan, pemberi layanan
dan waktu pelayanan
Anjuran
Tindakan Perbaikan : (diisi oleh Auditee) Verifikasi Tindakan Perbaikan : (diisi oleh Auditor)
Akan segera memasang papan pelayanan
yang diberikan, pemberi layanan dan waktu
pelayanan di Poli Gigi
Tanggal : Auditor : MR :
Uraian Temuan : (diisi oleh Auditor) Elemen terkait : Dokumen terkait : (bila ada)
2 Tidak terdapat obat obatan emergensi
Tindakan Perbaikan : (diisi oleh Auditee) Verifikasi Tindakan Perbaikan : (diisi oleh Auditor)
Aakan menyediakaan obat-obatan
emergensi di Poli Gigi dan menyimpan
didalam almari khusus obat-obatan
emergensi
Tanggal : Auditor : MR :
Uraian Temuan : (diisi oleh Auditor) Elemen terkait : Dokumen terkait : (bila ada)
3 Tidak ada tempat sampaah medis non
infeksius
Tindakan Perbaikan : (diisi oleh Auditee) Verifikasi Tindakan Perbaikan : (diisi oleh Auditor)
Akan membuang sampah non medis
infeksius kedalam tempat sampah medis
non infeksius
Tanggal : Auditor : MR :
Uraian Temuan : (diisi oleh Auditor) Elemen terkait : Dokumen terkait : (bila ada)
4 Ditemukan sampah medis non infeksius
tercampur dengan sampah umum bungkus,
spet dan bungkus spet
Anjuran
Tindakan Perbaikan : (diisi oleh Auditee) Verifikasi Tindakan Perbaikan : (diisi oleh Auditor)
Akan membuaang sampah sesuai dengan
kelompok sampah yang ada, jika sampah
non infeksius dibuang kedalam tembuang
di tempat sampah non infeksius dan
sampah umum dibuang dalam tempat
sampah umum
Tanggal : Auditor : MR :
PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN
RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN
Jl. Dr. Wahidin Ssudirohusodo No. 800 Tuban
KARIES DENTIS
1. Pengertian Karies dentis adalah suatu keadaaan dimana lapisan enamelnya telah
(Definisi) mengalami kerusakan sampai batas dentino enamel junction yang
merupakan tempat terakhir dari ujung-ujung syaraf, bisa juga karena
kerusakan pada permukaan gigi, dangkal (yang terkena hanya emailnya saja)
biasanya belum menimbulkan keluhan.
2. Anamnesa Pasien datang dengan keluhan giginya berlubang dan belum terasa sakit
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
KARIES DENTIS
1. Pengertian Karies dentis adalah suatu keadaaan dimana lapisan enamelnya telah
(Definisi) mengalami kerusakan sampai batas dentino enamel junction yang
merupakan tempat terakhir dari ujung-ujung syaraf, bisa juga karena
kerusakan pada permukaan gigi, dangkal (yang terkena hanya emailnya saja)
biasanya belum menimbulkan keluhan.
2. Anamnesa Pasien datang dengan keluhan giginya terasa linu jika kena rangsangan
dingin dan jika rangsangan dihilangkan tidak terasa linu.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
KARIES DENTIS
1. Pengertian Karies dentis adalah suatu keadaaan dimana lapisan enamelnya telah
(Definisi) mengalami kerusakan sampai batas dentino enamel junction yang
merupakan tempat terakhir dari ujung-ujung syaraf, bisa juga karena
kerusakan pada permukaan gigi, dangkal (yang terkena hanya emailnya saja)
biasanya belum menimbulkan keluhan.
2. Anamnesa Pasien datang dengan keluhan giginya terasa linu dibagian ujuung gigi.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
1. Pengertian Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
(Definisi) terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi teerasa sakit jika kemasukan makanan, terasa linu jika
kena rangsangan dingin.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
4.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
1. Pengertian Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
(Definisi) terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi terasa sakit yang menetap/terus menerus meskipun
rangsangan sudah duhilangkan masih terasa sakit, kadang-kadang cekot-
cekot
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
4.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
4.
1. Pengertian Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
(Definisi) terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi terasa sakit kadang-kadang bila dipakai makan, dulu
sakit sekarang sudah tidak sakit lagi.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
5. Diagnosis Pulpitis kronis
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
4.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
4.
1. Pengertian Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
(Definisi) terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi terasa sakit kadang-kadang hilang kambuh jika dipakai
makan kadang kadang sakit, berbau busuk.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
1. Pengertian Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
(Definisi) terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi terasa sakit karena terbentur, putus sebagian dan
terasa linu jika kena rangsangan dingin.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
4.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
4.
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
KELAINAN PERIODONTAL
2.
3.
4.
5.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi
1.
2.
3.
4.
5.
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Intra oral :
1.
2.
3.
4.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Intra oral
1.
2.
3.
4.
5.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Extra oral tidak ada kelainan
Intra oral
1.
2.
3.
4.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5. Diagnosis Granoloma
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
PERSISTENSI
1. Pengertian Persistensi adalah suatu keadaan dimana gigi sulung belum tanggal
(Definisi) sementara gigi permanen (penggantinya) sudah ada.
2. Anamnesa Pasien datang dengan keluhan gigi goyang, gigi belum tanggal.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
4. Kriteria Diagnosa 1.
5. Diagnosis 1.
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
ABSES
1. Pengertian Abses adalah radang bernanah didalam rongga tubuh yang dalam keadaaan
normal rongga tidak ada
(Definisi)
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi bengkak, sakit bila dipakai dan minum
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
5. Diagnosis 1.
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
IMPAKSI
1. Pengertian Impaksi adalah suatu keadaan dimana gigi tidak bisa tumbuh di permukaan
(Definisi) dengan normal
2. Anamnesa Pasien datang mengeluh gigi terasa sakit, kemeng sulit membuka mulut,
cekot-cekot waktu mengunyah sakit, hingga rasa sakit menjalar daerah
sekitarnya.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
5. Diagnosis 1.
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi 1.
MOCOCEL
KISTA
1. Pengertian Kista adalah ruangan yang anatomis tidak ada diliputi oelh dinding yang
(Definisi) berlapis epithel, berisi bahan cair atau setengah cair
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi sakit, kemeng merasa ada benjolan didalam mulut
sering keluar cairan.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
5. Diagnosis 1.
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
KARIES DENTIS
Pasien datang dengan keluhan giginya berlubang dan belum terasa sakit
Iritasi pulpa
Iritasi Pulpa
Abrasi Oklusal
Abrasi Servikal
Abrasi Oklusal
Abrasi Servikal
KARIES DENTIS
Pasien datang dengan keluhan giginya terasa linu jika kena rangsangan
dingin dan jika rangsangan dihilangkan tidak terasa linu.
Iritasi Pulpa
Abrasi Oklusal
Abrasi Servikal
Abrasi oklusal
Iritasi Pulpa
Abrasi Servikal
-
KARIES DENTIS
Pasien datang dengan keluhan giginya terasa linu dibagian ujuung gigi.
Abrasi Oklusal
Abrasi Sservikal
Abrasi Servikal
Iritasi Pulpa
Abrasi Oklusal
Pasien mengeluh gigi teerasa sakit jika kemasukan makanan, terasa linu jika
kena rangsangan dingin.
Terlihat karies media
Hyperemie pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Hiperemi pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Tumpatan permanen
4
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Perkusi : sakit
Hyperemie pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Pulpitis akut
Hyperemie pulpa
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Antibiotek analgesik
Pasien mengeluh gigi terasa sakit kadang-kadang bila dipakai makan, dulu
sakit sekarang sudah tidak sakit lagi.
Terdapat karies propunda, pulpa terbuka
Hyperemie pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Pulpitis kronis
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Tumpatan permanen
Aantibiotik analgesik
Pasien mengeluh gigi terasa sakit kadang-kadang hilang kambuh jika dipakai
makan kadang kadang sakit, berbau busuk.
Terlihat karies profunda yang besar dan dalam
Hyperemie pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Gangraena pulpa
Nikrosis pulpa
Aantibiotik analgesik
Pasien mengeluh gigi terasa sakit karena terbentur, putus sebagian dan
terasa linu jika kena rangsangan dingin.
Terlihat karies media
Hyperemie pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Nikrosis pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Tumpatan permanen
Aantibiotik analgesik
8
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
KELAINAN PERIODONTAL
Perkusi sakit
Druk : sakit
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Peridontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Radiologi
Open bor
Oklusal grinding
Antibiotik - analgesik
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Intra oral :
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Periodontitis kronis
Radiologi
exodontia
Antibiotik - analgesik
10
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Intra oral
Perkusi sakit
Penderita lesu/febris
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Periapikal abses
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Granoloma
Radiologi
11
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Extra oral tidak ada kelainan
Intra oral
Gigi non vital (gangraena)
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Granoloma
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Radiologi
12
PERSISTENSI
Abses adalah radang bernanah didalam rongga tubuh yang dalam keadaaan
normal rongga tidak ada
Abses
-
IMPAKSI
Impaksi adalah suatu keadaan dimana gigi tidak bisa tumbuh di permukaan
dengan normal
Pasien datang mengeluh gigi terasa sakit, kemeng sulit membuka mulut,
cekot-cekot waktu mengunyah sakit, hingga rasa sakit menjalar daerah
sekitarnya.
Adanya gigi miring
Gigi tidak tumbuh sempurna
Palpasi sakit
Gusi kemerahan
Impaksi Gigi 8 kanan kiri bawah
Impaksi Gigi kanines kanan kiri atas
Impaksi Gigi 8 kanan kiri atats
Impaksi
-
Rontgen Foto
Odontektomi
MOCOCEL
Pasien mengeluh pada bibir tumbuh daging atau benjolan tetapi tidak terasa
sakit.
Terdapat benjolan pada bibir
Terdapat benjolan pada pipi
Sub Lingual
Bibir / mukosa lain
Mucocal
-
-
Kista adalah ruangan yang anatomis tidak ada diliputi oelh dinding yang
berlapis epithel, berisi bahan cair atau setengah cair
Pasien mengeluh gigi sakit, kemeng merasa ada benjolan didalam mulut
sering keluar cairan.
Intra oral ada pembengkaan pada gingngiva
Intra oral ada fluktuasi
Ekstra oral tidak apa-apa
Palpasi sakit
Kista odontogen
Kista non odontogen
Kista rongga mulut
-
Foto Rontgen
Insisi intraoral
Anti biotik analgesik
Pencabutan gigi
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
KARIES DENTIS
1. Pengertian Karies dentis adalah suatu keadaaan dimana lapisan enamelnya telah
(Definisi) mengalami kerusakan sampai batas dentino enamel junction yang
merupakan tempat terakhir dari ujung-ujung syaraf, bisa juga karena
kerusakan pada permukaan gigi, dangkal (yang terkena hanya emailnya saja)
biasanya belum menimbulkan keluhan.
2. Anamnesa Pasien datang dengan keluhan giginya berlubang dan belum terasa sakit
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
KARIES DENTIS
1. Pengertian Karies dentis adalah suatu keadaaan dimana lapisan enamelnya telah
(Definisi) mengalami kerusakan sampai batas dentino enamel junction yang
merupakan tempat terakhir dari ujung-ujung syaraf, bisa juga karena
kerusakan pada permukaan gigi, dangkal (yang terkena hanya emailnya saja)
biasanya belum menimbulkan keluhan.
2. Anamnesa Pasien datang dengan keluhan giginya terasa linu jika kena rangsangan
dingin dan jika rangsangan dihilangkan tidak terasa linu.
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
KARIES DENTIS
1. Pengertian Karies dentis adalah suatu keadaaan dimana lapisan enamelnya telah
(Definisi) mengalami kerusakan sampai batas dentino enamel junction yang
merupakan tempat terakhir dari ujung-ujung syaraf, bisa juga karena
kerusakan pada permukaan gigi, dangkal (yang terkena hanya emailnya saja)
biasanya belum menimbulkan keluhan.
2. Anamnesa Pasien datang dengan keluhan giginya terasa linu dibagian ujuung gigi.
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
1. Pengertian Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
(Definisi) terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi teerasa sakit jika kemasukan makanan, terasa linu jika
kena rangsangan dingin.
3. Diagnosis Hiperemi pulpa
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
4.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
1. Pengertian Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
(Definisi) terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi terasa sakit yang menetap/terus menerus meskipun
rangsangan sudah duhilangkan masih terasa sakit, kadang-kadang cekot-
cekot
3. Diagnosis Pulpitis akut
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
4.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
4.
1. Pengertian Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
(Definisi) terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi terasa sakit kadang-kadang bila dipakai makan, dulu
sakit sekarang sudah tidak sakit lagi.
3. Diagnosis Pulpitis kronis
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
4.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
4.
1. Pengertian Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
(Definisi) terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi terasa sakit kadang-kadang hilang kambuh jika dipakai
makan kadang kadang sakit, berbau busuk.
3. Diagnosis Gangraena pulpa
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
1. Pengertian Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
Suatu keadaan dimana sirkulasi udara didalam pulpa bertambah karena
(Definisi) terjadinya pelebaran pembuluh darah halus didalam pulpa dimana keadaan
ini sudah menimbulkan keluhan berupa rasa sakit baik linu /sakit jika
kemasukan makanan / minum dingin atau menimbulkan sakit spontan, bisa
terus menerus atau hilang kambuh yang akhirnya tidak sakit sama sekali.
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi terasa sakit karena terbentur, putus sebagian dan
terasa linu jika kena rangsangan dingin.
3. Diagnosis Nikrosis pulpa
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
4.
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
4.
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
KELAINAN PERIODONTAL
4. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
5. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi
1.
2.
3.
4.
5.
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Intra oral :
1.
2.
3.
4.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Intra oral
1.
2.
3.
4.
5.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
RSUD Dr. R. Koesma
Kabupaten Tuban
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Extra oral tidak ada kelainan
Intra oral
1.
2.
3.
4.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5. Diagnosis Granoloma
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
PERSISTENSI
1. Pengertian Persistensi adalah suatu keadaan dimana gigi sulung belum tanggal
(Definisi) sementara gigi permanen (penggantinya) sudah ada.
2. Anamnesa Pasien datang dengan keluhan gigi goyang, gigi belum tanggal.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
4. Kriteria Diagnosa 1.
5. Diagnosis 1.
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
ABSES
1. Pengertian Abses adalah radang bernanah didalam rongga tubuh yang dalam keadaaan
normal rongga tidak ada
(Definisi)
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi bengkak, sakit bila dipakai dan minum
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
5.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
5. Diagnosis 1.
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
IMPAKSI
1. Pengertian Impaksi adalah suatu keadaan dimana gigi tidak bisa tumbuh di permukaan
(Definisi) dengan normal
2. Anamnesa Pasien datang mengeluh gigi terasa sakit, kemeng sulit membuka mulut,
cekot-cekot waktu mengunyah sakit, hingga rasa sakit menjalar daerah
sekitarnya.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
3.
5. Diagnosis 1.
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan 1.
Penunjang
8. Terapi 1.
MOCOCEL
KISTA
1. Pengertian Kista adalah ruangan yang anatomis tidak ada diliputi oelh dinding yang
(Definisi) berlapis epithel, berisi bahan cair atau setengah cair
2. Anamnesa Pasien mengeluh gigi sakit, kemeng merasa ada benjolan didalam mulut
sering keluar cairan.
3. Pemeriksaan fisik 1.
2.
3.
4.
4. Kriteria Diagnosa 1.
2.
5. Diagnosis 1.
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi 1.
2.
3.
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
KARIES DENTIS
Pasien datang dengan keluhan giginya berlubang dan belum terasa sakit
Iritasi pulpa
Iritasi Pulpa
Abrasi Oklusal
Abrasi Servikal
Abrasi Oklusal
Abrasi Servikal
KARIES DENTIS
Pasien datang dengan keluhan giginya terasa linu jika kena rangsangan
dingin dan jika rangsangan dihilangkan tidak terasa linu.
Abrasi oklusal
Iritasi Pulpa
Abrasi Oklusal
Abrasi Servikal
Iritasi Pulpa
Abrasi Servikal
-
KARIES DENTIS
Pasien datang dengan keluhan giginya terasa linu dibagian ujuung gigi.
Abrasi Servikal
Iritasi Pulpa
Abrasi Oklusal
Abrasi Sservikal
Iritasi Pulpa
Abrasi Oklusal
Pasien mengeluh gigi teerasa sakit jika kemasukan makanan, terasa linu jika
kena rangsangan dingin.
Hiperemi pulpa
Hyperemie pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Tumpatan permanen
4
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Perkusi : sakit
Hyperemie pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Hyperemie pulpa
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Antibiotek analgesik
Pasien mengeluh gigi terasa sakit kadang-kadang bila dipakai makan, dulu
sakit sekarang sudah tidak sakit lagi.
Pulpitis kronis
Hyperemie pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Tumpatan permanen
Aantibiotik analgesik
Pasien mengeluh gigi terasa sakit kadang-kadang hilang kambuh jika dipakai
makan kadang kadang sakit, berbau busuk.
Gangraena pulpa
Hyperemie pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Nikrosis pulpa
Aantibiotik analgesik
Pasien mengeluh gigi terasa sakit karena terbentur, putus sebagian dan
terasa linu jika kena rangsangan dingin.
Nikrosis pulpa
Hyperemie pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Gangrena pulpa
Nikrosis pulpa
Tumpatan permanen
Aantibiotik analgesik
8
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
KELAINAN PERIODONTAL
Perkusi sakit
Druk : sakit
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Radiologi
Open bor
Oklusal grinding
Antibiotik - analgesik
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Intra oral :
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Periodontitis kronis
Radiologi
exodontia
Antibiotik - analgesik
10
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Intra oral
Perkusi sakit
Penderita lesu/febris
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Periapikal abses
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Granoloma
Radiologi
11
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
KELAINAN PERIODONTAL
Obyektif :
Extra oral tidak ada kelainan
Intra oral
Gigi non vital (gangraena)
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Granoloma
Granoloma
Periodontitis akut
Peridontitis kronis
Periapikal abses
Radiologi
12
PERSISTENSI
Abses adalah radang bernanah didalam rongga tubuh yang dalam keadaaan
normal rongga tidak ada
Abses
-
IMPAKSI
Impaksi adalah suatu keadaan dimana gigi tidak bisa tumbuh di permukaan
dengan normal
Pasien datang mengeluh gigi terasa sakit, kemeng sulit membuka mulut,
cekot-cekot waktu mengunyah sakit, hingga rasa sakit menjalar daerah
sekitarnya.
Adanya gigi miring
Gigi tidak tumbuh sempurna
Palpasi sakit
Gusi kemerahan
Impaksi Gigi 8 kanan kiri bawah
Impaksi Gigi kanines kanan kiri atas
Impaksi Gigi 8 kanan kiri atats
Impaksi
-
Rontgen Foto
Odontektomi
MOCOCEL
Pasien mengeluh pada bibir tumbuh daging atau benjolan tetapi tidak terasa
sakit.
Terdapat benjolan pada bibir
Terdapat benjolan pada pipi
Sub Lingual
Bibir / mukosa lain
Mucocal
-
-
Kista adalah ruangan yang anatomis tidak ada diliputi oelh dinding yang
berlapis epithel, berisi bahan cair atau setengah cair
Pasien mengeluh gigi sakit, kemeng merasa ada benjolan didalam mulut
sering keluar cairan.
Intra oral ada pembengkaan pada gingngiva
Intra oral ada fluktuasi
Ekstra oral tidak apa-apa
Palpasi sakit
Kista odontogen
Kista non odontogen
Kista rongga mulut
-
Foto Rontgen
Insisi intraoral
Anti biotik analgesik
Pencabutan gigi