Anda di halaman 1dari 12

Panduan

Asuhan dan Terapi Gizi Terintegrasi

PEMERINTAH KABUPATEN KAUR


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAUR
PROVINSI BENGKULU
2023

i
PEMERINTAH KABUPATEN KAUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAUR
PROVINSI BENGKULU
Jl. Lintas Barat Sumatera Desa Cahaya Bathin Kecamatan Semindang Gumay, Kab. Kaur
38561
Telp. (0739) 2010033, 2010032, Email : rsudkaur.cbtn@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KAUR


NOMOR :445.01/114.bi/RSUD-K/V1/2023

TENTANG
PANDUAN ASUHAN DAN TERAPI GIZI TERINTEGRASI
DI RSUD KAUR
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya peningkatan Pelayanan Instalasi Gizi RSUD Kaur
perlu dipandang adanya Panduan Asuhan Dan Terapi Gizi
Terintegrasi .
b. Bahwa terapi gizi medis adalah terapi gizi khusus untuk penyembuhan
penyakit baik akut maupun kronis, serta merupakan suatu penilaian
terhadap kondisi pasien sesuai dengan intervensi yang telah diberikan,
agar pasien serta keluarganya dapat menerapkan rencana diet yang
telah disusun.
c. Bahwa terapi gizi medis merupakan integrasi antara ilmu gizi, medis dan
ilmu perilaku yang memungkinkan tenaga kesehatan membuat
perubahan yang bermakna pada kehidupan pasien.
d. Bahwa dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan pasien.
Pengaturan dan pemberian makanan yang memenuhi kecukupan zat
gizi pasien.

Mengingat : 1. UU no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


2. Undang - Undang No. 23 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.
3. UU no. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1045/MENKES/PER/XI/ 2006
5. tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen
Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/MENKES/SK/III/2007 tentang
7. Standar Profesi Gizi.
8. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik No.
9. HK.00.06.3.4.1819 tanggal 24 maret 2007 tentang Pembentukan Tim
Terapi Gizi di RS.

ii
MEMUT USKAN:

Menetapkan :
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KAUR TENTANG
PANDUAN ASUHAN DAN TERAPI GIZI TERINTEGRASI DI
RSUD KAUR.
Pertama : Panduan Asuhan Dan Terapi Gizi Terintegrasi di RSUD Kaur
sebagaimana dimaksud, terlampir dalam Surat Keputusan ini.
Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Cahaya Batin


Pada Tanggal : 23 Juli 2022

DIREKTUR,

dr. LEPPI AGUNG WAHYUDI


NIP. 198403252014051001

Tembusan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth:


1. Kabid Pelayanan Medik
2. Kabid Keperawatan
3. Kabid Tata Usaha dan Kepegawaian
4. Komite Medik
5. Komite Keperawatan

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT dan Sholawat kepada

Nabi Muhammad SAW, RSUD Kaur telah mempunyai Panduan Asuhan dan Terapi Gizi

Terintegrasi sebagai implementasi dari Pelayanan Asuhan Pasien di RSUD Kaur.

Panduan ini diharapkan menjadi acuan dalam setiap aktifitas identifikasi pasien oleh

sumber daya manusia yang bertugas di lingkungan RSUD Kaur yang kita cintai ini. Terima

kasih kepada Tim Pokja PAP (Pelayanan Asuhan Pasien) yang telah menyelesaikan

panduan ini. Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT, Tuhan

Yang Maha Esa, oleh karena itu saran dan kritik diharapkan untuk penyempurnaan

panduan ini di masa yang akan datang.

Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Cahaya Bathin, 23 Juni 2022

Tim Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


SK DIREKTUR .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................. v
BAB I DEFINISI ..................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ...................................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA .......................................................................................... 3
BAB IV DOKUMENTASI .......................................................................................... 8

v
BAB I
DEFINISI

Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan
pengkajian gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian makanan
khusus dalam rangka penyembuhan penyakit pasien. (Nutrition and Diet Theraphy
Dictionary, 2004)
Terapi gizi medik dahulunya dikenal dengan istilah terapi diet (dietary treatment)
yaitu pengaturan jumlah serta jenis makanan dan jadwal makan setiap hari yang bertujuan
membantu penyembuhan pasien. Terapi gizi medis adalah terapi gizi khusus untuk
penyembuhan penyakit baik akut maupun kronis, serta merupakan suatu penilaian
terhadap kondisi pasien sesuai dengan intervensi yang telah diberikan, agar pasien serta
keluarganya dapat menerapkan rencana diet yang telah disusun. Didalam terapi gizi
medik merupakan alur proses kegiatan perencanaan makan sampai makanan disajikan
kepada pasien yang melibatkan beberapa orang yang memiliki profesi yang berbeda seperti
dokter spesialis gizi klinik, ahli gizi dan pramusaji dengan menghasilkan suat makanan yang
sesuai dengan standar perencanaan sampai makanan disajikan harus sesuai dengan
jumlah, jenis, dan jadwal makan pasien. Proses tahapan dari terapi gizi medik dimulai dari
preskripsi diet, kitir makanan, pemorsian makanan dan makanan disajikan untuk pasien.
Terapi gizi medis merupakan integrasi antara ilmu gizi, medis dan ilmu
perilaku yang memungkinkan tenaga kesehatan membuat perubahan yang bermakna pada
kehidupan pasien.
.

1
BAB II

RUANG LINGKUP

Terapi gizi medis menekankan pentingnya pengkajian pasien secara


mendalam dan komprehensif sehingga intervensi gizi dapat dilakukan secara
individual dan tepat. Pasien harus dilibatkan dalam menentukan tujuan terapi. Hasil
dari terapi gizi medis dievaluasi dengan baik sampai mencapai tujuan terapi.

Prinsip dasar terapi gizi medis antara lain:


1. Makan beraneka ragam dan gizi seimbang.

2. Memberikan pelayanan gizi khusus untuk tujuan menyembuhkan pasien.

3. Mengatur diet dan pola makan yang disesuaikan dengan penyakit dan kondisi
pasien.
4. Mengikutsertakan pasien dan keluarganya agar mampu mengatur dietnya sendiri.
Terapi gizi medis harus selalu disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan
proses pengobatan meliputi jenis, komposisi dan jenis zat gizi yang dibutuhkan.
Selain itu konsistensi dan jenis makanan disesuaikan dengan penerimaan
pasien. Pelaksanaan terapi gizi medis harus menyeluruh dan dinamis mengikuti
perkembangan klinis pasien. Diperlukan kerjasama yang baik antara dokter,
dietisien, perawat dan petugas lain yang terkait sejalan dengan pelaksanaan Tim
Asuhan Gizi di rumah sakit.

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. PROSES TERAPI GIZI


Tahapan langkah proses terapi gizi dari skrininng/penapisan, kajian, diagnosis
medis dan diagnosisi gizi (penentuan masalah gizi), formulasi terapi (intervensi gizi),
pelaksanaan terapi, pemantauan dan evaluasi terapi, penyususnan rencana ulang
terapi atau penghentian terapi. Rangkaian langkah tersebut bertujuan untuk memberi
dampak terapi yang optimal bagi pasien dan mempunyai keefektifan biaya.
1. Skrining Gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh
perawat ruangan dan penetapan diet awal oleh dokter. Skrining gizi bertujuan untuk
mendidentifikasi pasien yang berisiko, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus.
Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien dengan kelaianan metabolik,
hemodialisis, anak, geriatri, kanker dengan kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien
dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya. Idealnya skrinng awal
dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah pasien masuk rumah sakit.
Metode skrining sebaiknya singkat, cepat dan disesuaikan dengan kondisi rumah
sakit. Contoh metode skrining antar lain Malnutrition Universal Screening Tools
(MUST), Malnutrition Screening Tools (MST), Nutrition Risk Sreening (NRS) dan
sebagainya. Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko malntrisi, maka
dilakukan pengkajian/assesmen gizi dan dilakukan dengan langkah-langkah Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) oleh dietisien. Pasien dengan status gizi baik atau
tidak berisiko malnutrisi, dianjurkan dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu. Jika
hasil skrining ulang berisiko malnutrisi maka dilakukan Proses Asuhan Gizi
Terstandar.
2. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Proses Asuhan Gizi Terstandar dilakukan pada pasien yang berisiko kurang gizi,
mengalami kurang gizi atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu, proses ini
merupakan serangkaian kegiatan yang berulang (siklus).
a. Assesmen/Pengkajian Gizi Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5 kategori
yaitu :
1) Anamnesis Riwayat Gizi
Anamnesis riwayat gizi adalah data meliputi asupan makanan termasuk
komposisi, pola makan, diit saat ini dan data lain yang terkait. Selain itu
diperlukan pula data kepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan, aktifitas
fisik dan olahraga dan ketersediaan makanan di lingkungan klien. Gambaran
asupan makan dapat digali melaluai anamnesis kualitatif dan kuantitatif.
2) Biokimia
Meliputi pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang berkaitan dengan

3
status gizi, status metabolik dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh
terhadap timbulnya masalah gizi.
3) Antropometri
Merupakan pengukuran fisik individu yang dilakukan dengan berbagai cara,
antar lain pengukuran Tinggi Badan (TB), pengukuran Berat Badan (BB). Pada
kondisi tinggi badan tidak dapat diukur dapat digunakan Panjang Badan (PB),
Tinggi Lutut (TL), Rentang Lengan atau separuh rentang lengan. Pengukuran
lain seperti Lingkar Lengan Atas (LILA), tebal lipat kulit, lingkar kepala, dan lain
sebagainya dapat dilakukan. Penilaian status gizi dilakukan dengan
membandingkan beberapa ukuran tersebut misalnya Indeks Masa tubuh (IMT).
Pemeriksaan fisik yang paling sederhana untuk melihat status gizi pada pasien
rawat inap adalah BB. BB pasien sebaiknya dicatat saat pasien masuk dirawat
dan dilakukan pengukuran BB secara periodik selama pasien dirawat minimal 7
hari.
4) Pemeriksaan fisik/klinis
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan kinis yang
berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan masalah gizi. Contoh
beberapa data pemeriksaan fisik terkait gizi antara lain edema, asites, kondisi
gigi geligi, masa otot yang hilang, lemak tubuh yang menumpuk.
5) Riwayat personal
Data riwayat personal meliputi :
Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang dikonsumsi.
Sosial budaya, meliputi sosial ekonomi, budaya, kepercayaan/agama, situasi
rumah, dukungan pelayanan kesehatan dan sosial.
Riwayat penyakit, meliputi keluhan utama terkait maslah gizi, riwayat
penyakit dahulu dan sekarang, riwayat pembedahan penyakit kronik atau
risiko komplikasi, riwayat penyakit keluarga, stastus kesehatan mental
serta kemampuan kognitif.
Data umum paisen antara lain umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan.
b. Diagnosa Gizi
Pada langkah ini dicari pola hubungan antara data yang terkumpul dan
kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilah masalah gizi yang spesifik dan
menyatakan masalah gizi secara singkat dan jelas menggunakan terminologi
yang ada. Penulisan diagnosa gizi terstuktur dengan konsep PES atau Problem,
Etiologi dan Signs/Symptoms. Diagnosisi gizi dikelompokan menjadi tiga (3)
domain, yaitu :
1) Domain Asupan
Domain asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan
energi, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui
oral maupun parenteral dan enteral.

4
2) Domain Klinis
Domain klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau
fisik/fungsi organ.
3) Domain Perilaku/Lingkungan
Domain perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan dengan
pengetahuan, perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik dan akses keamanan
makanan.
c. Intervensi Gizi
Terdapat dua (2) komponen intervensi gizi yaitu :
1) Perencanaan Intervensi Disusun dengan merujuk pada diagnosis gizi yang
ditegakkan. Output dari intervensi ini adalah tujuan yang terukur, preskripsi diit
dan strategi pelaksanaan (implementasi). Perencanaan intervensi meliputi :
Penetapan tujuan intervensi
Preskripsi diit
Menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi
individual, jenis diit, bentuk makanan, komposisi zat gizi, frekuaensi
makan/jadwal pemberian diit, jalur makanan.
2) Implementasi Intervensi
Dietisien melaksanakan dan megkomunikasikan rencana asuhan kepada
pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Kegiatan ini
juga termasuk pengumpulan data kembali, dimana data tersebut dapat
menunjukkan respon paisen dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi gizi.
d. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi terapi gizi bertujuan untuk menilai proses dan
keberhasilan implementasi terapi gizi serta rencana tindak lanjut terapi. Empat
(4) langkah kegiatan monitoring dan evaluasi yaitu :
1) Monitor perkembangan, antar lain : mengecek pemahaman dan ketaatan diit
pasien, mengecek asupan makan, menetukan apakah intervensi dilaksanakan
sesuai dengan rencana, menentukan status gizi pasien tetap/berubah, toleransi
saluran cerna dan status hemodinamik serta kondisi metabolikn pasien, dan
mengidentifikasi hasil pemeriksaan lain.
2) Mengukur hasil.
3) Evaluasi hasil.
4) Pencatatan dan pelaporan. Terdapat beberapa cara dokumentasi antara lain
Subjektive Objektive Assesment Planning (SOAP) dan Assesment Diagnosisi
Intervensi Monitoring (ADIME). Format ADIME merupakan model yang sesuai
dengan langkah PAGT.
e. Konseling
Tujuan konseling adalah memberikan edukasi untuk memahami dan mampu
mengubah perilaku diet pasien sesuai dengan yang dianjurkan. Konseling diberikan

5
kepada pasien dan atau keluarganya yang membutuhkan untuk mendapatkan
penjelasanan tentang diet yang harus dilaksanakan oleh pasien sesuai dengan
penyakit dan kondisinya. Konseling dilakukan oleh anggota tim sesuai dengan
kompetensinya.

6
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi prosedur mengenai pengintegrasian dan koordinasi terapi gizi meliputi

1. Formulir skrining pasien.


2. Pembuatan asuhan gizi pasien secara tim yang berkesinambungan.

3. Melakukan kombinasi bentuk perencanaan asuhan gizi yang diberikan kepada


pasien.

Anda mungkin juga menyukai