Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI

NOMOR : TAHUN 2022

TENTANG
KEBIJAKAN TIM ASUHAN GIZI RSUD SEKARWANGI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu Pelayanan Gizi yang


berkualitas maka dipandang perlu untuk menetapkan Tin
Asuhan Gizi Rawat Inap RSUD Sekarwangi.
b. Bahwa penetapan kebijakan Tim Asughan GiziRawat Inap perlu
diatur dan ditetapkan dengan keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Pelindungan
Konsumen
4. Keputusan Presiden RI No. 40 tahun 2001 tentang Pedoman
Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan .
6. Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
7. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
23/KEP/ M.PAN/4/2001 tanggal 4 April 2001 tentang Jabatan
Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya.
8. Keputusan Menteri Kesehatan No.1306/Menkes/SK/XII/2001
tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Nutrisionis
9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796/Menkes/PER/VII/2011
tentang Register Tenaga Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun
1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
11. Pedoman Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia tahun
2007 Dirjen Yanmed Depkes RI.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
78 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
13. Peraturan Menteri Kesehatan No 26 Tahun 2013 No.
26 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik
Tenaga Gizi.
M E M U T U S K AN

Menetapkan :

PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD SEKARWANGI TENTANG KEBIJAKAN TIM


ASUHAN GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SEKARWANGI
KEDUA : Kebijakan Tim Asuhan Gizi melaksanakan Asuhan Gizi terhadap pasien
beresiko Malnutrisi Rawat Inap di RSUD Sekarwangi
Meliputi :

1. 2. Tim Asuhan Gizi Rawat Inap terdiri dari :


a. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan/dokter/dokter
spesialais
b. Ahli Gizi /Dietisien
c. Perawat
d. Farmasi
e. Tenaga kesehatan lain
3. Pasien rawat inap yang beresiko malnutrisi mendapat Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) terdiri dari :
a. Pasien VIP
b. Pasien kelas I
c. Pasien kelas II
d. Pasien kelas III

KETIGA : Kebijakan Tim Asuhan Gizi diperuntukan untuk pasien rawat


inap beresiko malnutrisi sehingga bisa dijadikan pedoman dan
acuan dalam memberikan pelayanan gizi di RSUD Sekarwangi.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan,
dengan Ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal :

DIREKTUR,

GATOT SUGIHARTO
Lampiran : Keputusan Direktur RSUD Sekarwangi
Nomor :
Tanggal :

TIM ASUHAN GIZI

Pengertian : Sekelompok tenaga profesi di rumah sakit yang terkait dengan


pelayanan gizi pasien beresiko tinggi malnutrisi, terdiri dari
dokter/dokter spesialis,ahli gizi/dietisien,perawat,Farmasi, Tenaga
kesehatan Lain
Tujuan :
1. Untuk mengetahui apakah pasien yang baru dirawat di BLUD RS
Sekarwangi berisiko malnutrisi ataukah tidak berisiko malnutrisi.
2. Untuk melakukan langkah selanjutnya pada pasien yang berisiko
malnutrisi,
3. Pasien yang berisiko malnutrisi perlu dilakukan proses asuhan
gizi terstandar dan diberikan konsultasi gizi oleh ahli gizi

I. PROSES KOORDINASI ASUHAN GIZI


1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
a. Bertanggung jawab dalam aspek gizi yang terkait dengan keadaan klinis
pasien
b. Menentukan preksripsi diet awal ( order diet awal)
c. Bersama dietisien menetapkan preksripsi diet definitive
d. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai peranan
terapi gizi.
e. Merujuk klien/pasien yang membutuhkan asuhan gizi atau konseling gizi
f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terkait masalah gizi secara berkala
bersama dietisien, perawat, dan tenaga kesehatan lain selama klien/pasien
dalam masa perawatan.

2. Perawat
a. Melakukan skrining gizi pasien pada awal asesmen awal perawatan.
b. Merujuk pasien yang berisiko maupun yang sudah terjadi malnutrisi dan
atau kondisi khusus ke dietisien.
c. Melakukan pengukuran antropometri yaitu penimbangan berat badan, tinggi
badan,/panjang badan secara berkala.
d. Melakukan pemantauan , mencatat asupan makanan dan respon klinis
klien/pasien terhadap diet yang diberikan dan menyampaikan informasi
kepada dietisien bila terjadi perubahan kondisi pasien.
e. Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga terkait pemberian makan
melalui oral/enteral dan parenteral.

3. Dietisien
a. Mengkaji hasil skrining gizi perawat dan order diet awal dari dokter.
b. Melakukan asesesmen/ pengkajian gizi lanjut pada pasien yang berisiko
malnutisi, malnutrisi atau kondisi khusus meliputi pengumpulan, analisa,
dan interpretasi data riwayat gizi, riwayat personal, pengukuran
antropometri, hasil laboraturium terkait gizi, dan hasil pemeriksaan fizsik
terkait gizi.
c. Mengidentifikasi masalah/ diagnose gizi berdasarkan hasil asesmen dan
menetapkan prioritas diagnose gizi.
d. Merancang intervensi gizi dengan menetapkan tujuan dan preskripsi diet
yang lebih terperinci untuk menetapkan diet definitive serta merencanakan
edukasi/ konseling.
e. Melakukan koordinasi dengan dokter terkait dengan diet definitive.
f. Koordinasi dengan dokter, perawat, farmasi, dan tenaga lain dalam
pelaksanaan intervensi gizi.
g. Melakukan monitoring respon pasien terhadap intervensi gizi.
h. Melakukan evaluasi proses maupun dampak asuhan gizi.
i. Memberikan penyuluhan, motivasi, dan konseling gizi pada klien/pasien dan
keluarganya.
j. Mencatat dan melaporkan hasil asuhan gizi kepada dokter.
k. Melakukan asesmen gizi ulang (reassessment) apabila tujuan belum
tercapai.
l. Berpartisipasi aktif dalam pertemuan atau diskusi dengan dokter,perawat,
anggota tim asuhan gizi lain, klien/pasien dan keluarganya dalam rangka
evaluasi keberhasilan pelayanan gizi.

4. Farmasi

a. Mempersiapkan obat dan zat gizi terkait seperti vitamin, mineral, elektrolit
dan nutrisi panenteral.
b. Menentukan kompabilitas zat gizi uyang diberikan kepada pasien.
c. Membantu mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat dan cairan
parenteral oleh klien/pasien bersama perawat.
d. Berkolaborasi dengan dietisien dalam pemantauan interaksi obat dan
makanan.
e. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai interaksi obat
dan makanan.

5. Tenaga kesehatan lain misalnya adalah tenaga terapi okupasi dan terapi wicara
berkaitan dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi pada pasien dengan
gangguan menelan yang berat.

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal :
DIREKTUR,

GATOT SUGIHARTO

Anda mungkin juga menyukai