Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN

PELAYANAN GIZI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAGELARAN

TAHUN 2022
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAGELARAN
Jl. Raya Pagelaran No. 18 Telp. (0263) 2361093 Cianjur (43266)
Email :rsudpagelaran@gmail.comWebsite : www.rsudpagelaran.cianjurkab.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAGELARAN


KABUPATEN CIANJUR
NOMOR : 445/282.9/RSUD-Pgl/I/2022

TENTANG

PANDUAN PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAGELARAN


KABUPATEN CIANJUR

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAGELARAN KABUPATEN


CIANJUR

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Umum Daerah Pagelaran, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi.
b. bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Pagelaran dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
Keputusan Direktur tentang panduan Pelayanan gizi
Jenis-jenis Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Pagelaran sebagai landasan bagi penyelenggaraan
seluruh pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Pagelaran.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam point a danb, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Pagelaran.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

1
Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 715 tahun 2003
tentang Persyaratan Hygine Sanitasi Jasaboga
8. Keputusan menteri kesehatan Nomor 374 Tahun 2007
tentang Standar Profesi Gizi

MEMUTUSKAN :

Menetapka : PANDUAN PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT UMUM


n DAERAH PAGELARAN KABUPATEN CIANJUR
: Menetapkan panduan Pelayanan gizi Rumah Sakit Umum
KESATU Daerah Pagelaran.

KEDUA : Panduan Pelayanan gizi Rumah Sakit Umum Daerah


Pagelaran sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dalam keputusan ini.

KETIGA : Segala biaya yang timbul akibatdikeluarkannya keputusan


ini dibebankan pada Anggaran Rumah Sakit Umum
Daerah Pagelaran.

KEEMPAT : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah


Pagelaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

2
Ditetapkan di Cianjur
Pada Tanggal 03 Januari 2022
DIREKTUR RSUD PAGELARAN

dr. JAN IZAAC FERDINANDUS, Sp.S


Pembina Tk. I-IV/b
NIP. 19730810 200604 1 010

3
DAFTAR ISI

KEPUTUSAN DIREKTUR............................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................5
BAB II RUANG LINGKUP............................................................................................6
1. Pasien Rawat Inap.....................................................................................................................6
2. Pasien Rawat Jalan...................................................................................................................7
BAB III TATA LAKSANA.............................................................................................8
1. Skrining Gizi................................................................................................................................8
2. Proses Asuhan Gizi Terstandart (PAGT).............................................................................8
a. Assasment................................................................................................................................9
b. Diagnosis Gizi.......................................................................................................................10
c. Intervensi Gizi.......................................................................................................................10
d. Monitoring dan Evaluasi Gizi...........................................................................................11
3. Kriteria Penentuan Resiko Malnutrisi...............................................................................12
a. Untuk Pasien Dewasa.........................................................................................................12
b. Untuk Pasien Anak.............................................................................................................15
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................17

4
BAB I
PENDAHULUAN

Pelayanan gizi adalah kegiatan mengumpulkan dan mengkaji data


terkait gizi yang relevan untuk mengidentifikasi masalah gizi pada pasien dan
penyebabnya.
Data yang dikumpulkan meliputi :
a. Data antropometri untuk menentukan status gizi : BB, TB, bila pasien
tidak dapat ditimbang diukur dengan LILA dan Tinggi Lutut. Penentuan
status gizi berdasarkan IMT atau LILA
b. Data riwayat gizi : pola makan, asupan zat gizi sehari, kecukupan gizi
dibandingkan kebutuhan
c. Dalam laboratorium terkait gizi : albumin, HB, gula darah, ureum,
kreatinin dll
d. Data fisik klinis yang berhubungan dengan defisiensi gizi : kondisi kulit,
mata, rambut, kehilangan masa otot, kehilangan lemak, dll
e. Riwayat personal : diagnosis medis, tingkat sosial , tingkat social
ekonomi, aktifitas fisik, kebiasaan minum obat dan jamu, suplemen
gizi dan lain-lain

Pelayanan gizi bertujuan untuk mengetahui masalah gizi pasien dan


penyebabnya, berdasarkan hasil yang diperoleh selanjutnya ahli gizi membuat
perencanaan intervensi, pemberian suplemen makanan yang sesuai dengan
kebutuhan gizi pasien dan preskripsi dokter.

5
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Pasien Rawat Inap
Proses Asuhan Gizi Terstandar dilakukan pada pasien yang beresiko
kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi dan atau kondisi khusus dengan
penyakit tertentu. Berikut merupakan proses asuhan gizi bagi pasien rawat
inap :

Gambar 1.1
Proses Asuhan Gizi di Rumah Sakit bagi Pasien Rawat Inap

6
2. Pasien Rawat Jalan
Pelayanan Gizi Rawat Jalan merupakan proses kegiatan asuhan gizi
mulai dari Assasment/Pelayanan, Pemberian Diagnosa, Intervensi Gizi dan
Monoting Evaluasi kepada pasien rawat jalan. Asuhan gizi rawat jalan pada
umumnya disebut kegiatan konseling gizi atau edukasi gizi. Berikut
merupakan
mekanisme
pelayanan
gizi bagi pasien
rawat jalan :

Gambar 1.2
Proses Asuhan Gizi di Rumah Sakit bagi Pasien Rawat Jalan

7
BAB III
TATA LAKSANA
Ahli gizi mendapat informasi mengenai adanya pasien baru dengan
resiko nutrisi. Ahli gizi mengunjungi semua pasien baru dan melakukan
anamnesa terkait gizi pada pasien berisiko nutrisi. Dengan langkah sebagai
berikut :
1. Skrining Gizi
Ahli Gizi melakukan pelayanan gizi diawali dengan Skrining Gizi yang
bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko, tidak beresiko
malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud pasien
dengan (kelainan metabolic, hemodialisa, anak, geriatric, kanker dengan
kemoterapi/radiasi, luka bakar, sakit kritis dan sebagainya).
Metode Skrining Gizi yang biasa digunakan untuk pasien dewasa antara
lain :
a. Malnutrition Screening Tools (MST)
b. Malnutrition Universal Screening Tools (MUST)
c. Nuturition Risk Screening (NRS) 2002
Metode Skrining Gizi yang biasa digunakan untuk pasien anak usia 1-
18 tahun antara lain :
a. Strong Kids
b. Paediatric Yorkhill Malnutrition Score (PYMS)
c. Screening Tool for Assasment of Malnutrition (STAMP)

2. Proses Asuhan Gizi Terstandart (PAGT)

8
Proses Asuhan Gizi Terstandart dilakukan pada pasien yang beresiko
kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi dan atau kondisi khusus dengan
penyakit tertentu. Asuhan Gizi Terstandart menggunakan format ADIME
(Assasment, Diagnosa, Intervensi, Monitoring dan Evaluasi). Berikut
merupakan langkah-langkah Proses Asuhan Gizi Terstandart :

a. Assasment
1. Riwayat Gizi
Assasment riwayat gizi adalah mengumpulkan dan mengkaji
data yang meliputi asupan makan termasuk komposisi, pola
makan, diit saat ini. Kepedulian pasien terhadap gizi dan
kesehatan, aktifitas fisik dan olah raga dan ketersediaan makanan
di lingkungan klien dan data yang lain terkait kualitas maupun
kwantitas dengan metode Recall 24 Jam dibantu dengan food
model.
2. Data Antropometri
Antropometri merupakan pemeriksaan fisik pada individu, data
dapat dilakukan dengan cara mengukur Berat Badan (BB), Tinggi
Badan (TB), Tinggi Lutut (TL) jika tidak dapat dilakukan pengukuran
dengan cara berdiri, Lingkar Lengan Atas (LiLa), Tebal Lipatan Kulit
(skinfold), Lingkar Kepala, Lingkar Dada, Lingkar Pinggang, Lingkar
Pinggul.
3. Data Biokima
Data biokimia meliputi pemeriksaan laboratorium,
pemerikasaan yang berkaitan dengan status gizi, status metabolik,
dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya
masalah gizi.
4. Pemeriksaan Fisik Klinis

9
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan klinis berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat
menimbulkan masalah gizi, misal (edema, asites, kondisi gigi geligi,
massa otot yang hilang, lemak tubuh yang menumpuk dll)
5. Riwayat Personal
Data Riwayat Personal meliputi riwayat obat-obatan atau
suplemen yang sering dikonsumsi, social budaya, riwayat penyakit
dan data umum pasien.

b. Diagnosis Gizi
Pada langkah ini adalah mencari pola dan hubungan antar data
yang terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Penulisan diagnosa
gizi terstruktur dengan konsep PES (Problem, Etiologi,
Signs/Symptoms). Diagnosis Gizi terbagi menjadi tiga domain, antara
lain :
1. Domain Asupan
Merupakan masalah actual yang berhubungan dengan asupan
energy, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik
enteral atau parenteral.
2. Domain Klinis
Merupakan masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis,
fisik/fungsi organ.
3. Domain Perilaku/Lingkungan
Merupakan masalah gizi yang berkaitan dengan pengetahuan,
perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik dan akses serta keamanan
pangan.
c. Intervensi Gizi
Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu:
1. Perencanaan Intervensi

10
a. Penetapan Tujuan Intervensi
b. Preskripsi Diet
1) Perhitungan Kebutuhan Gizi berdasarkan golongan usia
pasien
2) Jenis Diet
3) Modifikasi Diet
4) Jadwal Pemberian Diet
5) Jalur Makan
2. Implementasi Intervensi
Implementasi yang diberikan harus jelas “apa, dimana, kapan dan
bagaimana” intervensi itu dilakukan. Diperlukan adanya
dokumentasi. Intervensi yang diberikan terdapat 4 domain
(pemberian makanan/zat gizi, edukasi gizi, konseling gizi dan
koordinasi pelayanan gizi).

d. Monitoring dan Evaluasi Gizi


Tiga langkah kegiatan monitoring dna evaluasi gizi, yaitu :
1. Monitor Perkembangan, kegiatan ini antara lain :
a) Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien
b) Mengecek asupan makan pasien
c) Menentukan apakah intervensi dapat dilaksanakan dengan baik
sesuai dengan preskrisi diet atau tidak
d) Menentukan perubahan status gizi pasien ada perubahan atau
tidak
e) Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif atau negative
f) Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak
adanya perkembangan dari kondisi pasien
2. Mengukur Hasil
Parameter mengukur hasil intervensi berdasarkan tanda dan gejala
dari diagnosis gizi.

11
3. Evaluasi Hasil
Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan diatas akan didapatkan 4
jenis hasil, yaitu :
a) Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi (tingkat
pemahaman, perilaku, akses dan kemampuan yang berpengaruh
pada asupan makan dan zat gizi).
b) Dampak asupan makanan dan zat gizi dari berbagai sumber
(makanan, minuman, suplemen, melallui rute
enteral/parenteral).
c) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik terkait gizi yaitu
pengukuran terkait dengan antropometri, biokimia dan
pemeriksaan fisik/klinis.
d) Dampak terhadap pasien yang diberikan pada kualitas hidupnya
4. Pencatatan dan Pelaporan
Kegiatan ini merupakan bentuk pengawasan dan pengendalian
mutu pelayanan dan komunikasi. Bisa dengan cara SOAP
(Subjective Objective Assasment Planning) atau ADIME (Assasment
Diagnosa Intervensi Monitoring dan Evaluasi).

3. Kriteria Penentuan Resiko Malnutrisi

12
a. Untuk Pasien Dewasa

1.
Skrining Gizi Awal dengan Malnutrition Screening Tools (MST) bagi
Perawat

13
2. Skrining Gizi Lanjutan bagi Ahli Gizi
3. Untuk menentukan Status Gizi Dewasa Usia >17 Tahun dengan
menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT)
BB
IMT =
TB ( m) 2

Kategori hasil IMT menurut Depkes RI :

14
<17.0 Kurus Kurang Berat Badan Berat

17.0 – 18.5 Kurus Kurang Berat Badan Ringan

18.5 – 25.0 Normal Normal

25.0 – 27.0 Gemuk Overweight

>27.0 Gemuk Obesitas

15
4. Formulir Asuhan Gizi

16
b. Untuk
Pasien
Anak
1. S
k
ri
ni
n
g

Gizi untuk Anak Usia 1 Bulan – 18 Tahun dengan menggunakan


Form Strong Kids
2. Skrining Gizi untuk Anak Usia 0 – 5 Bulan dapat menggunakan z-
score, berikut merupakan rumus z-score :
BB anak −BB median
Jika BB anak < median =
BB median−¿ ¿

BB anak−BB median
Jika BB anak > median =
nilai BB pada ( +1 SD ) −BB median

17
Kategori hasil z-score menurut WHO :

z-score <-2 -2 sampai +2 >+2

BB/U Gizi Kurang Normal Gizi Lebih

BB/TB Kurus Normal Gemuk

IMT/U Kurus Normal Gemuk

PB/U Stunted Normal -

 Data-data tersebut dikumpulkan selanjutnya dianalisa untuk


menentukan diagnose gizi atau masalah gizi dengan kriteria :
1. Risiko malnutrisi berat
2. Risiko malnutrisi sedang
3. Risiko malnutrisi ringan
 Selanjutnya ahli gizi membuat rencana intervensi gizi atau
pemberian suplemen makanan sesuai dengan kondisi pasien dan
preskripsi diet dokter
 Hasil Pelayanan gizi ditulis dalam form asuhan gizi dengan
ADIME
 Berdasarkan resiko nutrisi pasien, ahli gizi akan melakukan
Pelayanan ulang untuk mengevaluasi efektivitas intervensi
gizi dengan interval waktu :
1. Pasien dengan risiko malnutrisi berat, Pelayanan gizi lanjutan
dilakukan setiap hari
2. Pasien dengan risiko malnutrisi sedang, Pelayanan gizi
lanjutan dilakukan setiap 3 hari, apabila asupan cukup
Pelayanan dilakukan selang 7 hari
3. Pasien dengan risiko malnutrisi ringan, Pelayanan gizi
lanjutan dilakukan setiap 7 hari

18
BAB IV
PENUTUP

Dokumentasi Pelayanan gizi, meliputi :


1. Pencatatan kelengkapan dalam dokumen rekam medik
2. Pencatatan hasil evaluasi dan montoring gizi

19

Anda mungkin juga menyukai