Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PELAYANAN GIZI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAUR


KABUPATEN KAUR
BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT dan Sholawat kepada
Nabi Muhammad SAW, RSUD Kaur telah mempunyai Panduan Pelayanan Gizi sebagai
implementasi dari Pelayanan Asuhan Pasien di RSUD Kaur. Panduan ini diharapkan menjadi
acuan dalam setiap aktifitas pelayanan asuhan pasien oleh sumber daya manusia yang
bertugas di lingkungan RSUD Kaur yang kita cintai ini.
Terimakasih kepada Tim Pokja PAP (Pelayanan Asuhan Pasien) yang telah
menyelesaikan panduan ini. Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT,
Tuhan Ynag Maha Esa, oleh karena itu saran dan kritik diharapkan untuk penyempurnaan
panduan ini di masa yang akan dating.
Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Cahaya Bathin, 04 Januari 2023


Tim Penyusun
RSUD KAUR PEMERINTAH KABUPATEN KAUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAUR
PROVINSI BENGKULU
Jl. Lintas Barat Sumatera Desa Cahaya Bathin Kecamatan Semindang Gumay, Kab. Kaur 38561
Telp. (0739) 2010033, 2010032, Email : rsudkaur.cbtn@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KAUR


NOMOR : 445.01/114.ah/RSUD-K/1/2023

TENTANG

PANDUAN PELAYANANN GIZI


DI RSUD KAUR

DIREKTUR RSUD KAUR


Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di RSUD
Kaur, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu
b. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu standar Pelayanan
Asuhan Pasien, perlu adanya kebijakan tentang Panduan
Pelayanan Gizi
c. Bahwaberdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b, perlu ditetapkan denhan Keputusan Direktur RSUD
Kaur.

Mengingat : 1. Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik


Kedokteran
2. Undang-undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan
4. Undang-undang No.38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 290
MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 290
MENKES/PER/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 11 Tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KAUR TENTANG


PANDUAN PELAYANAN GIZI DI RSUD KAUR
Pertama : Panduan Pelayanan Gizi di RSUD Kaur sbagaimana dimaksud
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari ternyara terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan Di : Cahaya Bathin,


Pada Tanggal : 04 Januari 2023
Direktur
RSUD Kaur

dr. LEPPI AGUNG WAHYUDI


NIP. 198403252014051001

Tembusan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth :


1. Kabag Tata Usaha dan Kepegawaian RSUD Kaur
2. Kabid Keperawatan RSUD Kaur
3. Kabid Pelayan Medis RSUD Kaur
4. Kabid Komite Medis RSUD Kaur
5. Kabid Komite Keparawatan RSUD Kaur
6. Arsip
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................... i


SK................................................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ v
BAB I DEFINISI ................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP .................................................................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA ....................................................................................................... 4
BAB IV DOKUMENTASI ....................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan
hkeadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi metabolism tubuhnya.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya
proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Pengaruh
tersebut biasa berjalan timbal balik,seperti lingkaran setan. Hal tersebut diakibatkan karena
tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi tubuh untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ
yang terganggu lagi dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi
Terapi gizi yang menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan tentunya
harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan otot tubuh untuk
melaksanakan fungsi metabolism. Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan
perubahan fungsi organ selama penyembuhan. Dengan kata lain, pemberian diit pasien
harus dievaluasi dan diperbaikai sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya peningkatan
status gizi dan kesehatan masyarakat baik dalam maupun diluar rumah sakit, merupakan
tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, terutama tenaga yang bergerak di bidang
gizi.

B. TUJUAN
Tujuan umum pelayanan gizi rumah sakit adalah terciptanya sistem pelayanan gizi
rumah sakit dengan memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit, serta merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan
mengembangkan mutu pelayanan gizi rumah sakit.
Tujuan khusus dari pedoman ini adalah:
a. Penegakan diagnose gangguan gizi dan metabolism zat gizi berdasarkananamnesis,
antropometri, gejala klinis, dan biokimia tubuh (laboratorium)
b. Penyelenggaraan pengkajian dietetic dan pola makan berdasarkan anamnesa diitdan
pola makan.
c. Penentuan kebutuhan gizi sesuai keadaan pasien
d. Penentuan bentuk pembelian makanan, pemilihan bahan makanan, jumlahpemberian
serta cara pengolahan bahan makanan
e. Penyelenggaraan evaluasi terhadap preskripsi diet yang diberikan sesuai dengan
perubahan keadaan klinis, status gizi dan status laboratorium
f. Penterjemahan preskripsi diit, penyediaan dan pengolahan sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan pasien
g. Penyelenggaraan penelitian aplikasi di bidang gizi dan dietetic
h. Penciptaan standar diet khusus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi
yang dapat membantu penyembuhan penyakit
i. Penyelenggraan penyuluhan dan konseling tentang pentingnya diet pada pasiendan
keluarga
BAB II RUANG
LINGKUP

Rumah sakit merupakan suatu organisasi terintegrasi yang berfungsi menyediakan


pelayanan kesehatan lengkap bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit lebih
menekankan pada pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitative.
Makanan merupakan salah satu hal yang penting yang dapat menunjang kesembuhan
penyakit pada pasienb di rumah sakit. Sebagian besar pasien yang di rawat di rumah sakit akan
mengalami masalah gizi berupa penuruan status gizi. Hasil studi kohort pada tiga rumah sakit di
Yogyakarta, Padang, dan Denpasar pada tahun 2011 menunjukan bahwa pasien yang
mengalami malnutrisi akan memiliki masa rawat yang signifikan lebih lama dibandingkan pada
pasien yang tidak mengalami malnutrisi. Sumber daya manusia yang kompeten sangat
dibutuhkan untuk menangani masalah tersebut melalui pendekatan pelayanan gizi terpadu.
Pelayanan gizi yang komperhensif dapat tercapai jika tenaga gizi di rumah sakit
melaksanakan pelayanan gizi yang tepat. Pedoman pelayanan gizi di rumah sakit sangat
diperlukan oleh tenaga gizi sebagi acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi sehingga
pelayanan gizi dapat dilakukan dengan tepat yang dapat mempercepat proses penyembuhan,
memperlambat hari rawat bagi pasien, dan menghemat biaya perawatan. Pedoman pelayanan
gizi rumah sakit ini mengacu pada buku pedoman pelayanan gizi rumah sakit yang diterbitkan
oleh departemen kesehatan tahun 2006.
BAB III TATA
LAKSANA

Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan serangkaian kegiatan mulai dari


perencanaan menu, peralatan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja,
pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahn makanan,
distribusi dan pencatatan serta pelaporan dan evaluasi.
A. Tujuan
Penyelenggaraan makan di rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan menyediakan
makaanan yang kualitasnya baik dan jumlah yang sesuai kebutuhan serta pelayanan
yang layak dan memadai bagi klien atau konsumen yang membutuhkan

B. Sasaran
Sasaran penyelenggaraan makanan dirumah sakit adalah konsumen/pasien maupun
karyawan. Sesuai dengan kondisi rumah sakit dapat juga dilakukan penyelenggaraan
makanan bagi pengunjung (pasien rawat jalan atau keluarga pasien). Dalam
penyelenggaraan makanan rumah sakit, standar masukan (input) meliputi biaya, tenaga,
sarana, dan prasarana, metoda, peralatan. Sedangkan standar proses meliputi
penyusunan anggaran belanja bahan makanan, pembelian bahan makanan, penerimaan
dan penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan, serta pengolahan
makanan dan pendistribusian makanan. Sedangkan standar keluaran (output) adalah
mutu makanan dan kepuasan konsumen

C. Bentuk Penyelenggaraan Makan di Rumah Sakit


Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan instalasi gizi atau
unit pelyanan gizi di rumah sakit. Sistem penyelenggaraan makanan yang dilakukan oleh
pihak rumah sakit sendiri secara penuh, dikenal juga sebagai swakelola. Sedangkan

D. Alur Penyelenggaraan Makanan


Mekanisme kegiatan Penyelenggaraan Makanan meliputi :
1. Perencanaan anggaran belanja makanan
Perencanaan anggaran belanja makanan (AMB), adalah suatu kegiatan penyusunan
anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi
konsumen/pasien yang dilayani. Tujuan kegiatan ini ialah agar tersedia taksiran
anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan (macam dan
jumlah) bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani sesuai dengan standar
kecukupan gizi.
2. Perencanaan menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu, yang akan diolah
untuk memenuhi kebutuhan konsumen/pasien dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi
rinsip gizi seimbang. Adapun tujuan perencanaan menu ialah agar tersedia siklus
mennu sesuai klasifikasi pelayanan yang ada di rumah sakit, misalnya siklus menu 10
hari atau 7 hari.
3. Perhitungan kebutuhan bahan makanan
Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan kebutuhan
bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan. Tujuan kegiatan ini
ialah agar tercapai usulan anggaran dan kebutuhan bahan makanan bagi pasien
dalam satu minggu atau satu bulan.
4. Pemesanan dan pembelian bahan makanan
Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan, berdasarkan
menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau pasien yang dilayani.
Tujuan kegiatan ini ialah agar tersedia daftar pesanan bahan makanan sesuai standar
atau spesifikasi yang ditetapkan.
5. Penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran bahan makanan
Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi
pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan
kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang
telah ditetapkan. Tujuan penerimaan bahan makanan adalah agar tersedia bahan
makanan yang siap untuk diolah.
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan,
memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah, baik kualitas maupun
kuantitas digudang bahan makanan serta pencatatan dan pelaporannya. Tujuan
penyimpanan bahan makanan ialah agar tersedia bahan makan siap pakai dengan
kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan.
Penyaluran bahan makanan adalah tata cara distribusi bahan makanan berdasarkan
permintaan harian. Tujuan penyaluran bahan makanan ialah agar tersedia bahan
makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai pesanan.
6. Persiapan bahan makanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan bahan
makanan, yaitu meliputi, membersihkan, memotong, mengupas, mengocok,
merendam, dan sebagainya. Tujuan persiapan bahan makanan ialah mempersiakan
bahan-bahan makanan, dan bumbu- bumbu sebelum dilakukan kegiatan pemasakan.
7. Pengolahan bahan makanan
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan
makanan mentah menjadi makanan siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk
dikonsumsi.
8. Pendistribusian makanan
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan
sesuai jumlah porsi dan jenis makanan konsumen/pasien yang dilayani (makanan
biasa dan makanan khusus). Tujuan distribusi makanan ialah agar konsumen/pasien
mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi prosedur mengenai pelayanan gizi rumah sakit ini meliputi :


A. Pencatatan dan pelaporan pengandaan makanan
1. Formulir pemesanan bahan makanan.
2. Pencatatan bahan makanan yang diterima oleh gudang.
3. Pencatatan data permintaan/pemesanan bahan makanan.
B. Pencatatan Dan Pelaporan Tentang Penyelenggaraan Makanan
1. Buku laporan antara pergantian rotasi (berisi pesan-pesan penting).
2. Buku laporan pasien baru dengan diet khusus maupun diet biasa
C. Pencatatan Dan Pelaporan Perlengkapan Peralatan Instalasi Gizi
1. Buku inventaris peralatan masak dan peralatan makan.
2. Buku inventaris peralatan kantor.
3. Laporan jumlah petugas yang dilayani Instalasi Gizi
(misalnya ekstra feeding untuk pegawai di ruang rontgen).
D. Pencatatan Dan Pelaporan Anggaran Belanja Bahan Makanan
1. Perhitungan tentang rencana kebutuhan bahan makanan yang akan
datang setiap minggu/bulan.
2. Rekapitulasi tentang pemasukan dan pemakaian bahan makanandalam
satu kali putaran menu.
3. Pencatatan tentang penggunaan bahan bakar per-bulan.
E. Pencatatan Dan Pelaporan Pelayanan Gizi Di Ruang Rawat Inap
1. Formulir permintaan makan pagi, siang, dan sore.
2. Laporan harian tentang kegiatan konsultasi gizi.

Anda mungkin juga menyukai