Anda di halaman 1dari 29

PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL

PEMBERI ASUHAN LAINNYA


RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT
Jl. Raya Bawang Km. 8 Banjarnegara
2022

i
YAYASAN RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
Jl. Raya Bawang Km. 8 Banjarnegara
Telp. (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax. (0286) 597015
Web. .com, Email : rsi_banjarnegara@yahoo.co.id

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


Nomor: 1730 / Per / RSIB / VI /2022
TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL PEMBERI ASUHAN LAINNYA RUMAH SAKIT

Bismillahirrohmaanirrohiim
Menimbang : a. bahwa kredensial dan rekredensial tenaga kesehatan lainnya merupakan proses untuk
menentukan dan mempertahankan kompetensi tenaga kesehatan;
b. bahwa untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi tenaga tenaga kesehatan
di Rumah Sakit , maka perlu dilakukan kredensial dan
rekredensial dengan mengacu pada panduan kredensial dan rekredensial yang sudah
ditetapkan;
c. Bahwa dalam hal tersebuit diatas perlu adanya revisi panduan yang sudah ada.
Mengingat : 1. Undang-Undang Kesehatan Nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor : 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Surat Keputusan Disnaker DMPTSP Nomor: 445/01 tahun 2021 tentang Perpanjangan
Izin Operasional Rumah Sakit ;
4. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Nomor : 002/ YRSIBA/I
/2019 Tanggal 05 Januari 2019 Tentang Pengangkatan dr. .,M.Si, Med Sp.
B sebagai Direktur Rumah Sakit ;
5. Surat Keputusan Ketua Yayasan Rumah Sakit Nomor:
021/SK/YRSIB/2019 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
;
6. Peraturan Direktur Rumah Sakit Nomor: 1287/Per/RSIB/IV/2022
tanggal 26 April 2022 tentang Pengelolaan SDM Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL PEMBERI ASUHAN LAINNYA
Pertama : Mengesahkan Peraturan Direktur tentang Panduan Kredensial dan Rekredensial Pemberi
asuhan lainnya Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam Peraturan
ini;
Kedua : Mencabut peraturan direktur No :446 / Per/ RSIB/ III/ 2019 tentang Panduan Kredensial
dan Rekredensial Tenaga Kesehatan Lain Rumah Sakit
Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkanya surat keputusan ini dibebankan kepada
anggaran belanja Rumah Sakit
Keempat Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan dilakukan perbaikan kembali sebagaimana
mestinya.

Direktur,

dr. .,M.Si.Med Sp B

Tembusan Disampaikan Kepada Yth.:


1. Komite PPA Lain
2. Kabid Penunjang Pelayanan;
3. Ka. Inst RM dan ASKES, Ka. Inst Farmasi, Ka. Inst Laboratorium, Ka. Inst Radiologi, Ka. Inst Gizi, Ka. Inst CSSD, Ka. Inst
Sanitasi;
4. Arsip
..............................................................

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... `i
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I DEFINISI................................................................................................................ 1
BAB II RUANG LINGKUP............................................................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA................................................................................................ 4
BAB IV DOKUMENTASI................................................................................................. 5

iii
BAB I
DEFINISI

1. Proses Kredensial (Credentialing)


Proses kredensial (credentialing) adalah proses evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap
seseorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (clinical
privilege) menjalankan tindakan kesehatan lain tertentu dalam lingkungan rumah sakit tersebut
untuk suatu periode tertentu.
2. Proses Re-Kredensial (Re-Credentialing)
Proses rekredensial (re-credentialing) adalah proses re-evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap
perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis di rumah sakit tersebut untuk
menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk suatu
periode tertentu.
3. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege)
Kewenangan klinis (clinical privelege) adalah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan
keperawatan tertentu dalam lingkungan sebuah rumah sakit tertentu berdasarkan penugasan yang
diberikan kepala rumah sakit.
4. Surat Penugasan (Clinical Appointment)
Surat penugasan (clinical appoinment) adalah surat yang diterbitkan oleh kepala rumah sakit
kepada seorang Tenaga Apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Analis Kesehatan (Ahli
Tehnologi Laboratorium Medik), Tenaga Gizi (Nutrisionis), Tenaga Radiologi Tenaga Fisioterapi
dan Sanitarian, Tenaga Perekam Medis untuk melakukan tindakan keperawatan di rumah sakit
tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang ditetapkan baginya.
5. Staf Kesehatan Lain
Staf Kesehatan Lain terdiri dari :
a. Tenaga Kefarmasian meliputi Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker.
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani
Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis
Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
b. Tenaga Analis Kesehatan (Ahli Tehnologi Laboratorium Medik) adalah setiap orang yang
telah lulus pendidikan Teknologi Laboratorium Medik atau Analis Kesehatan atau Analis
Medis dan memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan dan jaringan tubuh
manusia untuk menghasilkan informasi tentang kesehatan perseorangan dan masyarakat
sesuai perundang-undangan.

1
c. Tenaga Gizi (Nutrisionis) adalah seseorang yang diberi tugas, tanggungjawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwewenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di
bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetik, baik dimasyarakat maupun rumah sakit, dan
unit pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar akademi gizi.
d. Tenaga Radiologi adalah tenaga kesehatan yang memberi tugas, wewenang dan
tanggungjawab oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan kegiatan radiografi dan
imejing di unit Pelayanan Kesehatan. Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang
memberikan kontribusi bidang radiografi dan imejing dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan.
e. Tenaga Fisioterapi adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal fisioterapi dan
kepadanya diberikan kewenangan tertulis untuk melakukan tindakan fisioterapi atas dasar
keilmuan dan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
f. Sanitarian adalah tenaga profesional yang bekerja dalam bidang sanitasi dan kesehatan
lingkungan dengan latar belakang pendidikan yang beragam dan yang telah mengikuti
pendidikan atau pelatihan khusus di bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan.
g. Tenaga Perekam Medis merupakan profesi yang memfokuskan kegiatannya pada data
pelayanan kesehatan dan pengelolaan sumber informasi pelayanan kesehatan dengan
menjabarkan sifat alami data, struktur dan menterjemahkannya ke berbagai bentuk informasi
demi kemajuan kesehatan dan pelayanan kesehatan perorangan, pasien dan masyarakat.
h. Perawat Kesehatan Gigi merupakan profesi kesehatan yang melaksanakan pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut secara profesional.
i. Perawat anastesi setiap orang yang telah lulus pendidikan bidang keperawatan anastesi atau
penata anastesi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
6. Tim Kredensial
Adalah sekelompok orang yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan personil yang memiliki
kesamaan profesi, spesialisasi dengan seorang tenaga kesehatan yang sedang menjalani proses
kredensial dan atau dianggap dapat menilai kompetensi untuk melakukan tindakan tertentu.

2
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kredensial dan rekredensial tenaga kesehatan lain, yaitu :
1. Tenaga Kefarmasian meliputi Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
2. Tenaga Analis Kesehatan (Ahli Tehnologi Laboratorium Medik)
3. Tenaga Gizi (Nutrisionis)
4. Tenaga Radiologi
5. Tenaga Fisioterapi
6. Tenaga Sanitarian
7. Tenaga Perekam Medis
8. Teanaga Perawat gigi
9. Tenaga Perawat Anastesi
10. Tenaga Elektromedik

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. Persyaratan Berkas Kredensial


1. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
2. Surat Ijin Praktek yang dikeluarkan Oleh DKK
3. Daftar Rincian Kewenangan Klinis (CP).
4. Surat permohonan Kredensial dari tenaga kesehatan.
5. Formulir proses kredensial dari Tim Kredensial.
6. Sertifikat Pelatihan (jika ada)

B. Tahapan Proses Kredensial


1. Tenaga Kesehatan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada
Ketua Tim Kredensial dan Re-kredensial Profesi Kesehatan lain, dilampiri Rician
kewenangan klinis yang diajukan.
2. Tim Kredensial dan Re-kredensial Profesi Kesehatan lain melakukan proses kredensial (Tim
terdiri dari Ketua Panitia kredensial, Ka. Unit dan/atau perwakilan sesama profesi).
3. Tim memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan menentukan Kewenangan Klinis
bagi setiap tenaga kesehatan lain.
4. Setelah semua persyaratan lengkap, lampirkan daftar kewenangan klinis yang diusulkan, form
proses kredensialing dan rekomendasi tim yang kemudian diajukan kepada direktur untuk
memunculkan Penugasan Klinis (Clinical Appointment).
5. Direktur membuat Penugasan Klinis sesuai jenjang karir, area penugasan, lampiran
kewenangan klinis dan masa berlaku.
6. Berkas Kredensial dan Rekredensial tenaga kesehatan lain akan diserahkan kepada staf SDM
untuk dimasukan ke dalam file karyawan
C. Rekredensial
Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap profesi kesehatan lain yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) dan surat penugasan klinis (clinical appointment) untuk
menentukan kelayakan kembali pemberian kewenangan klinis tersebut.
Masa berlaku surat penugasan dari Direktur Rumah Sakit yaitu selama 3
tahun. Selain itu, surat penugasan dapat berakhir setiap saat apabila dinyatakan tidak kompeten
untuk melakukan tindakan tertentu.

4
Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut, rumah sakit harus melakukan
rekredensial terhadap tenaga profesi kesehatan lain. Proses rekredensial ini lebih sederhana
dibandingkan dengan proses kredensial awal sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit
telah memiliki informasi setiap tenaga profesi kesehatan lain yang melakukan tindakan
keperawatan dirumah sakit tersebut.
Rekredensial dilakukan pada saat :
1. SPKK habis masa berlakunya
2. Perubahan kewenangan klinis karena telah menyelesaikan pendidikan.
3. Pengurangan kewenangan klinis karena kondisi fisik dan mental.
4. Pengurangan kewenangan klinik dari hasil analisa evaluasi penilaian kinerja tenaga profesi
kesehatan lain
5. Pencabutan kewenangan klinis, karena tindakan disiplin profesi.
6. Pengembalian kewenangan klinis dari non fungsional ke fungsional karena alasan tertentu.
D. Persyaratan Berkas Rekredensial
1. KTP
2. Ijasah terbaru
3. STR/SIP
4. SPKK dan rincian kewenangan klinis lama
5. Laporan kinerja karyawan
6. Asesmen kompetensi dari tim kredensial.
7. Rekomendasi dari tim kredensial
8. Pelatihan klinis terbaru
9. Surat keterangan kesehatan terbaru.
E. Proses Rekredensial
1. Kelengkapan berkas rekredensialing.
2. Kredensialing asesmen kompetensi proses direview oleh tim.
3. Review tim yang menghasilkan rekomendasi.
4. Rekomendasi hasil rekredensial berupa kewenangan klinis yang bersangkutan, dapat berupa :
a. Dilanjutkan
b. Ditambah
c. Dikurangi
d. Dibekukan untuk waktu tertentu
e. Diubah/dimodifikasi
f. Diakhiri

5
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Pengajuan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis pofesi kesehatan lain kepada
direktur.
2. SK panitia tim kredensial profesi kesehatan lain.
3. Laporan hasil kredensial sebagai bahan menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
4. Daftar kewenangan klinis yang diusulkan, form proses kredensialing dan rekomendasi yang
kemudian diajukan kepada direktur untuk memunculkan Penugasan Klinis (Clinical
Appointment).
7. Penugasan Klinis dari Direktur sesuai jenjang karir, area penugasan, lampiran kewenangan
klinis dan masa berlaku.

Direktur,

dr. , M.Si Med Sp B

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 573/Menkes/SK/VI/2008 tentang
Standar Profesi Asisten Apoteker
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 370/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32/Menkes/SK/IV/2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Sanitarian
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374/Menkes/III/2007 tentang Standar
Profesi Gizi.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 375/Menkes/III/2007 tentang Standar
Profesi Radiografer.
8. Keputuasan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377/Menkes/III/2007 tentang
Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai