Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL


KEPERWATAN
RS PANTI WILASA CITARUM

JALAN CITARUM NO. 98


SEMARANG
2022
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM
NOMOR : 368/RSPWC/PD/IX/2022

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL


TENAGA PERAWAT
RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM

DIREKTUR RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM

Menimbang : a. bahwa agar semua tenaga perawat bekerja sesuai kewenangan klinis
yang dimilikinya, maka diperlukan adanya kebijakan Direktur sebagai
landasan bagi penyelenggara pelayanan tersebut.
b. bahwa hal menetapkan Surat Keputusan di RS. Panti Wilasa Citarum
adalah menjadi bagian dari tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab
Direktur RS. Panti Wilasa Citarum Semarang.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013
Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013
Tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2017
Tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2018
Tentang Keperawatan;
8. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum
(Yakkum) Nomor 185-Ps/PUK.RS.PWC/VI/2017 tentang pengangkatan
dr. Yohanes Mada Suprayogi, Sp.PD sebagai Direktur Rumah Sakit Panti
Wilasa Citarum Periode Jabatan Tahun 2017-2022.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL TENAGA PERAWAT SAKIT
PANTI WILASA CITARUM.
Kedua : Panduan Kredensial dan Rekredensial Tenaga Perawat yang dimaksud
adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan ada
ketetapan/peraturan lain yang mengaturnya lebih lanjut.
Keempat : Apabila ternyata terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam surat
keputusan ini, maka akan disesuaikan dan dibetulkan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal, 1 September 2022

Direktur
Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

dr. Yohanes Mada Suprayogi, Sp.PD.FINASIM


DAFTAR ISI

BAB. I PENDAHULUAN………………………………………………………………………. 1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………… 1
B. TUJUAN…………………………………………………………………………………. 2
C. DEFINISI…………………………………………………………… 2
BAB II. RUANG LINGKUP…………………………………………………………………….. 4
BAB III. LANDASAN HUKUM………………………………………………………………….. 7
BAB IV. TATA LAKSANA……………………………………………………………………….. 8
BAB V. DOKUMENTASI……………………………………………………………………….. 12
BAB VI. PENUTUP…………………………………………………………………………….. 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Istilah Kredensial sering disalah artikan oleh kita, seolah-olah kredensial adalah
menyelesaikan masalah etik. Padahal etik dan kredensial adalah hal sangat berbeda.
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan kerja klinis. Sedangkan rekredensial adalah proses
re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah memiliki kewenangan kerja klinis
untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan kerja klinis tersebut. Dengan
begitu, kredensial berbicara tentang lingkup kewenangan/ kompetensi yang dimiliki oleh
seorang tenaga perawat. Hasil akhir dari proses kredensial adalah seorang perawat
kompeten atau tidak kompeten terhadap kewenangan kerja klinis sesuai dengan
jenjangnya. Salah satu tugas Komite Keperawatan melalui Subkomite Kredensial adalah
melakukan kredensial terhadap seluruh tenaga keperawatan di rumah sakit.

Ada beberapa hal yang harus ada sebelum melakukan kredensial :

1. Ada team yang selanjutnya disebut sebagai tim assesor untuk melakukan kredensial.
Tim assesor ini terdiri dari tenaga perawat rumah sakit yang memiliki sertifikat
assesor dengan reputasi dan kompetensi yang baik.
2. Ada buku putih (white paper) yang dijadikan dasar panduan dalam melakukan
kredensial dan rekredensial. Buku putih ini berisi tentang ketentuan dokumen
persyaratan terkait kompetensi seperti ijazah, STR, sertifikat kompetensi, logbook,
surat orientasi di rumah sakit, surat keterangan sehat dll yang diperlukan.

3. Ada daftar kewenangan kerja klinis yang telah disusun oleh Komite Keperawatan
dan disahkan oleh Direktur rumah sakit.

Proses kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan


pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar profesi.
Proses kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan. Metode yang
digunakan dalam kredensial ditentukan oleh masing-masing instutusi, dan dituangkan
dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf Bylaws). Beberapa metode
yang dapat digunakan dalam proses kredensial diantaranya adalah metode portofolio
dan assesment kompetensi. Bagi tenaga keperawatan yang sudah lama bekerja, maka
tugas subkomite kredensial adalah melakukan rekredensial. Kredensial dan

1
Rekredensial dilakukan secara periodik sesuai kebijakan masing-masing institusi yaitu 3
tahun sekali
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a) Sebagai dasar untuk melakukan kredensial dan rekredensial terhadap tenaga
perawat di RS Panti Wilasa Citarum.
b) Agar semua tenaga perawat di RS Panti Wilasa Citarum telah mempunyai
surat penugasan kerja klinis.
c) Agar semua tenaga perawat bekerja sesuai kewenangan klinis yang
dimilikinya.
2. Tujuan Khusus
a) Memberikan pedoman bagi Komite keperawatan khususnya sub kredensial
dalam melakukan Kredensial dan Rekredensial tenaga perawat.
b) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan asuhan
keperawatan.
c) Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,masyarakat dan
lingkungan rumah sakit.
d) Memberikan perlindungan pada perawat.
C. Definisi
 Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis
 Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan
yang telah memiliki Kewenangan Klinis untuk menentukan kelayakan
pemberian Kewenangan Klinis tersebut.
 Asesmen kompetensi klinis adalah evaluasi kompetensi yang
ditampilkan melalui pelaksanaan profesional asuhan klinis dan
dibandingkan dengan standar klinis yang telah ditetapkan.
 Kewenangan Klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi
keperawatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area
praktiknya.
 Penugasan Klinis adalah penugasan dari kepala/direktur Rumah Sakit
kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan di
Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis.
Kredensial dan rekredensial diarahkan terjaminnya kompetensi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan yang dapat dicapai melalui asesmen
kompetens

2
BAB II
RUANG LINGKUP

RS Panti Wilasa Citarum dalam hal ini Komite Keperawatan melakukan Kredensial
dan Rekredensial mengacu pada peraturan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Kesehatan
Republik indonesia No. 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit.
Ruang lingkup Panduan Kredensial dan Rekredensial tenaga di RS Panti Wilasa
Citarum ini, meliputi proses kredensial yang dilakukan terhadap perawat baru dan
rekredensial untuk perawat yang sudah diangkat sebagai karyawan tetap, penentuan
penugasan kerja klinis yang boleh dikerjakan oleh perawat berdasarkan hasil kredensial dan
rekredensial oleh Komite Keperawatan.
Fungsi perawat klinis secara umum, sesuai jenjang karir menurut Pedoman Jenjang
Karir yang dikeluarkan Kemenkes 2013, adalah sebagai berikut :
a. Perawat klinis I ( PK I )
1. Fungsinya :
a) Memberikan asuhan keperawatan dasar dan umum kepada pasien
b) Mengelola asuhan dan pelayanan keperawatan kepada seorang
pasien di unit ruang rawat
c) Memberikan pendidikan kepada pasien sehubungan dengan prosedur
keperawatan yang dilakukan.
d) Membuat laporan kasus yang sederhana yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Deskripsi :
a) Menguasai konsep teoritis keperawatan umum dan mampu
menyelesaikan masalah-masalah procedural.
b) Mampu mengelola kelompok kerja dengan teman sejawat dan
menyusun laporan tertulis.
c) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat dibari tanggung
jawab atas pencapaian hasil kerja sendiri.
d) Memerlukan supervisi ketat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pasien.
e) Memperlihatkan ketrampilan asuhan keperawatan dasar dan bersifat
rutin.
f) Mulai mengembangkan keterampilan pengkajian pasien dan
komunikasi.

3
b. Perawat klinis II ( PK II)
1. Fungsinya :
a) Melaksanakan asuhan keperawatan dasar untuk setiap area praktik
keperawatan kekhususan.
b) Mengelola asuhan dan pelayanan keperawatan sekelompok pasien
pada unit ruang rawat.
c) Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga serta
kepada peserta didik dalam tim pembimbing/pendidik klinis.
d) Melakukan pengumpulan data penelitian dan laporan kasus
berdasarkan bukti.
2. Deskripsi :
a) Mampu mengaplikasikan konsep keperawatan ( sesuai area praktik 0
dan memanfaatkan IPTEK dan/atau seni dalam menyelesaikan
masalah prosedural.
b) Menguasai konsep teoritis keperawatan khusus sesuai area praktik
serta mampu menyelesaikan masalah prosedural.
c) Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis data
dan informasi tentang kondisi pasien dan mampu memberikan
petunjuk dan memilih berbagai tindakan keperawatan secara mandiri
dan kelompok.
d) Mengerti tujuan bagian ( unit ) tempat kerja dan berusaha
mencapainya.
e) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan kelompok tempat
bekerja.
f) Memperlihatkan kinerja asuhan dan pelayanan keperawatan yang
adekuat dan dapat diterima.
g) Dapat membedakan pentingnya situasi dan menetapkan prioritas.
h) Untuk hal-hal tertentu memerlukan sedikit supervisi.
i) Memperlihatkan keinginan untuk mengembangkan kemampuan
profesioanal berkelanjutan.

c. Perawat klinis III ( PK III )


1. Fungsinya :
a) Melaksanakan asuhan keperawatan mempergunakan proses
keperawatan dengan tepat sesuai area praktiknya.

4
b) Mengelola asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien pada
area manajemen/organisasi terbatas.
c) Melaksanakan pendidikan keperawatan /kesehatan bagi pasien dan
peserta didik secara mandiri.
d) Melakukan pengumpulan data untuk penelitian, mempergunakan hasil
penelitian dalam asuhan keperawatan serta membuat laporan kasus
berbasis bukti di bidang keahliannya.
2. Deskripsi :
a) Mampu merencanakan dan mengelola sumber daya di bawah
tanggung jawabnya.
b) Mampu mengevaluasi pekerjaannya dengan memanfaatkan IPTEK
untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategisnya
organisasi tempat bekerja.
c) Mampu melakukan penelitian, menyelesaikan permasalahan IPTEK
dalam bidang keilmuan keperawatan melalui pendekatan disiplin
keperawatan.
d) Mampu mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan
tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah
tanggung jawab bidang keperawatannya.
e) Memperlihatkan kompetensi, mempergunakan proses keperawatan
tanpa supervisi.
f) Mampu merencanakan dan mengorganisir tujuan jangka pendek dan
panjang.
g) Memperlihatkan arahan dalam kegiatan.
h) Siap menerima tanggung jawab kepemimpinan.
i) Memperlihatkan perkembangan keterampilan komunikasi dengan
baik.
j) Bertukar (share) ide-ide dan pengetahuan dengan peer-nya

5
BAB III
LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah


Sakit;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013
Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013
Tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2017
Tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2018
Tentang Keperawatan;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.
10. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum
(Yakkum) Nomor 185-Ps/PUK.RS.PWC/VI/2017 tentang pengangkatan dr.
Yohanes Mada Suprayogi, Sp.PD sebagai Direktur Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Periode Jabatan Tahun 2017-2022.

6
BAB IV
TATA LAKSANA

1. Setiap staf keperawatan yang melakukan tindakan keperawatan di RS Panti Wilasa


Citarum Semarang harus dilakukan proses kredensial (Credensialing) untuk
menentukan apakah staf keperawatan layak diberikan kewenangan kerja klinis.
2. Staf keperawatan yang telah dilakukan kredensial akan diterbitkan surat penugasan
kerja klinis (clinical Assignment).
3. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi kewenangan
kerja klinis:
3.1 Pendidikan
3.2 Lisensi
3.3 Kualifikasi personal
3.4 Pengalaman di bidang profesi

Kredensial

1. Kredensial dilakukan pada perawat baru paling lambat 3 bulan sebelum masa
kontrak berakhir.
2. Syarat kredensial :
a. Sertifikat Uji Kompetensi dari MTKP
b. STR
c. Ijasah D3 Keperawatan/ S1 Ners yang telah selesai diverifikasi
kredensial oleh bagian SDM
d. Foto 4x6 2 lembar
3. Proses kredensial dilakukan oleh Komite Keperawatan atas surat permohonan
melakukan kredensial perawat dan bidan dari bagian SDM
4. Metode kredensial dengan melakukan uji kompetensi dan mempertimbangkan
kinerja setiap staf keperawatan dan kebidanan.
5. Kredensial tenaga keperawatan dan kebidanan dilakukan oleh sub komite
kredensial keperawatan dengan menugaskan tim assesor dan diberikan surat
penugasan bagi tim assesor yang akan melakukan uji kompetensi kepada staf
keperawatan dan kebidanan.
6. Tim assesor adalah sekelompok staf keperawatan dan kebidanan yang memiliki
sertifikat assesor dengan reputasi dan kompetensi yang baik. Tim assesor
terdiri dari tim assesor keperawatan dan tim assesor kebidanan.

7
7. Penilaian harus berpedoman pada uraian tugas dan standar kompetensi
keperawatan dan kebidanan yang telah disusun oleh Bidang Keperawatan dan
disahkan oleh Direktur.
8. Hasil dari proses kredensial terdiri dari 2 macam yaitu kompeten dan belum
kompeten.
9. Perawat yang dinyatakan kompeten direkomendasikan kepada Direktur untuk
mendapatkan surat penugasan kerja klinis sebagai Perawat Klinik I.
10. Perawat yang belum kompeten akan diberikan kesempatan selama 6 bulan
untuk belajar meningkatkan kompetensinya.
11. Setelah proses kredensial dilaksanakan akan dikeluarkan surat penugasan
kerja klinis / SPKK oleh Direktur
12. Penerbitan surat penugasan
12.1.1. Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan klinik kepada tenaga
keperawatan berdasarkan rekomendasi yang diajukan oleh Komite
Keperawatan.
12.1.2. Surat penugasan tersebut memuat daftar sejumlah kewenangan klinis
untuk melakukan tindakan keperawatan.
12.1.3. Setiap staf keperawatan akan mendapat surat penugasan klinik secara
individu.

Rekredensial

1. Rekrendensial dilakukan pada karyawan yang akan meningkatkan jenjang


karier keperawatan pada tahap / level selanjutnya. Rekredensial tenaga
keperawatan dilakukan oleh sub komite kredensial keperawatan.
2. Syarat rekredensial :
a. SIK
b. STR
c. Ijasah D3 Keperawatan/ S1 Ners yang telah selesai diverifikasi
kredensial oleh bagian SDM
d. Foto 4x6 2 lembar
3. Proses rekredensial dilakukan oleh Komite Keperawatan atas surat
permohonan melakukan rekredensial perawat dan bidan dari bagian SDM
4. Metode rekredensial dengan melakukan uji kompetensi dan mempertimbangkan
kinerja setiap staf keperawatan dan kebidanan.
5. Rekredensial tenaga keperawatan dilakukan oleh sub komite kredensial
keperawatan dengan menugaskan tim assesor dan diberikan surat penugasan

8
bagi tim assesor yang akan melakukan uji kompetensi kepada staf
keperawatan.
6. Tim assesor adalah sekelompok staf keperawatan yang memiliki sertifikat
assesor dengan reputasi dan kompetensi yang baik.
7. Penilaian harus berpedoman pada uraian tugas dan standar kompetensi
keperawatan yang telah disusun oleh Bidang Keperawatan dan disahkan oleh
Direktur.
8. Hasil dari proses rekredensial terdiri dari 2 macam yaitu kompeten dan belum
kompeten.
9. Perawat yang dinyatakan kompeten direkomendasikan kepada Direktur untuk
mendapatkan surat penugasan kerja klinis sebagai Perawat Klinik II atau
Perawat Klinik III.
10. Perawat dan bidan yang belum kompeten akan diberikan kesempatan selama 6
bulan untuk belajar meningkatkan kompetensinya.
11. Setelah proses rekredensial dilaksanakan akan dikeluarkan surat penugasan
kerja klinis / SPKK oleh Direktur.
12. Penerbitan surat penugasan
12.1.1. Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan klinik kepada
tenaga keperawatan berdasarkan rekomendasi yang diajukan oleh
Komite Keperawatan.
12.1.2. Surat penugasan tersebut memuat daftar sejumlah kewenangan
kerja klinis untuk melakukan tindakan keperawatan.
12.1.3. Setiap staf keperawatan akan mendapat surat penugasan klinik
secara individu.
13. Sub Komite Keperawatan melakukan rekredensial bagi setiap staf keperawatan
dengan rekomendasi berupa :
13.1.1. Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan
13.1.2. Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah
13.1.3. Kewenangan klinis yang bersangkutan diturunkan
13.1.4. Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk sementara
waktu
13.1.5. Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri
14. Masa berlakunya surat penugasan
14.1.1. Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan habis masa
berlakunya atau dirubah karena peningkatan/ penurunan level
kompetensi atau dicabut oleh Direktur rumah sakit karena dianggap
tidak kompeten
9
14.1.2. Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu oleh Direktur
rumah sakit didasarkan pada penilaian kinerja profesi di lapangan
atas rekomendasi dari Sub Komite kredensial
14.1.3. SPKK berlaku selama 3 tahun atau sampai ada keputusan lain yang
mengubahnya.
14.1.4. Dengan dibekukan atau diakhirinya surat penugasan kerja klinik
(SPKK) seorang staf keperawatan tidak berwenang lagi melakukan
pelayanan keperawatan di rumah sakit RS Panti Wilasa Citarum
Semarang.
14.1.5. Bagi staf keperawatan yang ingin memulihkan kewenangan klinis
yang dikurangi atau menambah kewenangan klinis yang dimiliki
dapat mengajukan permohonan kepada direktur rumah sakit.

10
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Dokumen bukti pelaksanaan kredensial dan rekredensial didokumentasikan di Komite


Keperawatan.
2. SPKK didokumentasikan di Komite Keperawatan, bagian SDM, dan staf perawat yang
bersangkutan.
3. Permohonan rekredensial dilakukan dengan menggunakan formulir Pengajuan
Assesmen Uji Kompetensi.
4. Instrumen uji kompetensi menggunakan formulir Perangkat Assesmen Uji Kompetensi.

11
BAB V
PENUTUP

Panduan Kredensial ini ditetapkan dan dapat dievaluasi sesuai dengan


perkembangan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi Panduan ini akan dilakukan secara
bersama tiap bagian dan bagian SDM, selanjutnya di rekomendasikan kepada Direktur
RS Panti Wilasa Citarum.

Komite Keperawatan

12

Anda mungkin juga menyukai