Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

KREDENSIAL KOMITE KEPERAWATAN

RS ASRI PURWAKARTA
Jl. Veteran Sadang No. 15 Purwakarta
Telp.0264-211680, Fax. 0264-219047
2019

1
KEPUTUSAN DIREKTUR
RS ASRI PURWAKARTA
NOMOR....................

TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL KOMITE KEPERAWATAN
PADA RS ASRI PURWAKARTA

Menimbang : 1. bahwa untuk meningkatkkan mutu pelayanan keperawatan dan


kebidanan yang aman, serta terfokus pada keselamatan pasien
2. bahwa untuk menjamin tenaga keperawatan dan kebidanan kompeten
dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada
pasien sesuai dengan standar profesi.
3. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam poin
1 dan 2, perlu ditetapkan panduan kredensial Komite Keperawatan di
RS Asri Purwakarta.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. U n d a n g - U n d a n g Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3 . Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan
4 . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah
5 . Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
6 . Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2013 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Nomor 28 Tahun 2017 . Tentang. Izin dan
P e n ye l e n g g a r a a n P r a k t i k B i d a n

2
8 . Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan;
9 . Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat
Klinis

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RS ASRI PURWAKARTA TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL KOMITE KEPERAWATAN PADA RS
ASRI PURWAKARTA
Pertama : Panduan kredensial komite keperawatan pada RS Asri Purwakarta
sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini.
Kedua : Panduan kredensial komite keperawatan dimaksud pada diktum KESATU
harus digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kredensial tenaga
keperawatan dan kebidanan.
Ketiga : Perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan proses kredensial
tenaga keperawatan dan kebidanan di RS Asri Purwakarta diatur dan
dilaksanakan oleh Subkomite kredensial komite keperawatan RS Asri
Purwakarta
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dan atau perubahan dalam
penetapannya akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Purwakarta
Pada Tanggal : 26 Agustus 2019

Direktur RS Asri Purwakarta

dr. Purwantoro, Sp. OG

3
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI ................................................................................................................. 5

BAB II RUANG LINGKUP ............................................................................................... 6

BAB III TATALAKSANA ................................................................................................. 7

BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................................... 12

4
Lampiran : Keputusan Direktur RS Asri Purwakarta
Nomor :
Tanggal : 26 Agustus 2019
Perihal : Panduan Kredensial Komite Keperawatan RS Asri Purwakarta

PANDUAN KREDENSIAL KOMITE KEPERAWATAN


PADA RS ASRI PURWAKARTA

BAB I
DEFINISI

1. Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi
utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin
profesi
2. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan dan kebidanan untuk
menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis.
3. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan dan kebidanan yang
telah memiliki Kewenangan Klinis untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan
Klinis tersebut.
4. Kewenangan Klinis (Clinical Previlege) tenaga keperawatan adalah uraian intervensi
keperawatan atau kebidanan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan atau kebidanan
berdasarkan area praktiknya.

5. Penugasan Klinis (Clinical Apoinment) adalah penugasan direktur Rumah Sakit kepada
tenaga keperawatan atau kebidanan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan
kebidanan di Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar Kewenangan Klinis.
6. Surat Penugasan Klinis adalah surat yang diterbitkan oleh direktur rumahs akit kepada
perawat dan bidan untuk melakukan tindakan keperawatan atau kebidanan dirumah sakit
tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang ditetapkan baginya
7. Mitra Bestari adalah sekelompok tenaga keperawatan dengan reputasi dan kompetensi
yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan tenaga keperawatan.

8. Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh tenaga
keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Klinis.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Kredensial merupakan proses evaluasi pemberi asuhan untuk menentukan kelayakan


diberikan kewenangan klinis (clinical privilege) dalam melaksanakan tindakan tertentu dalam
lingkungan RS. Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar
profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.

Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan merekomendasikan


kepada kepala/direktur Rumah Sakit untuk menetapkan Penugasan Klinis yang akan
diberikan kepada tenaga keperawatan berupa surat Penugasan Klinis. Penugasan Klinis
tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh direktur Rumah Sakit kepada
tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan dalam
lingkungan Rumah Sakit untuk suatu periode tertentu.

A. Tujuan Kredensial
Tujuan dilaksanakannya kredensial meliputi:
1. Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan dan
kebidanan;
2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan dan
kebidanan yang memberikan asuhan keperawatan atau kebidanan memiliki
kompetensi dan Kewenangan Klinis yang jelas;
3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di semua
level pelayanan

B. Sasaran Kredensial
Sasaran kredensial ini terdiri dari
1. Perawat dan bidan yang akan direkrut menjadi pegawai di RS Asri Purwakarta
2. Perawat dan bidan yang sudah bekerja di RS Asri Purwakarta (rekredensial)

6
BAB III
TATALAKSANA

A. Konsep Kredensial Keperawatan

Kredensial merupakan salah satu upaya RS dalam menjalankan tanggung


jawabnya untuk menjaga keselamatan pasien dengan menjaga standar kompetensi
pemberi asuhan keperawatan. Banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi setelah
perawat mendapatkan pendidikan, seperti perkembangan ilmu keperawatan yang sangat
pesat, sehingga kompetensi yang dibutuhkan juga memerlukan pembaharuan. Selain itu,
kondisi fisik perawat dapat mengalami penurunan akibat penyakit tertentu atau
bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan dalam melakukan asuhan
keperawatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi kompetensi secara berkala untuk
memastikan dan menjamin perawat/bidan memiliki standar kompetensi dalam
memberikan asuhan keperawatan atau kebidanan.

Pelaksanaan kredensial merupakan salah satu fungsi dari komite keperawatan


untuk menjamin kompetensi perawat atau bidan yang bekerja di RS. Adapun tugas
komite keperawatan dalam pelaksanaan kredensial yaitu:
1. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih;
2. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial;
3. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan;
4. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis;
5. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan;
6. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit;

Komite keperawatan memiliki subkomite kredensial yang bertanggung jawab


dalam pelaksanaan kredensial. Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan
memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan
Klinis (clinical appointment). Adapun tugas sub komite kredensial terdiri dari:
1. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis;
2. Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan terkait
kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan
dan kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih disusun oleh Komite

7
Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari (peer group) dari berbagai unsur
organisasi profesi keperawatan dan kebidanan, kolegium keperawatan, unsur
pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan;
3. menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM
4. merekomendasikan tahapan proses Kredensial, mencakup:
a. perawat atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan
Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
b. ketua Komite Keperawatan menugaskan Subkomite Kredensial untuk melakukan
proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok);
c. sub komite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode: porto folio, asesmen kompetensi;
d. sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat menentukan
Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
e. merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
f. melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
g. sub komite membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan ke direktur Rumah Sakit.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, subkomite kredensial dapat dibantu


oleh panitia adhoc yang ditetapkan oleh Direktur RS berdasarkan usulan ketua komite
keperawatan. Panitia adhoc berasal dari tenaga keperawatan yang tergolong sebagai Mitra
bestari, dapat berasal dari Rumah Sakit lain, organisasi profesi perawat, organisasi profesi
bidan, dan/ atau institusi pendidikan keperawatan dan kebidanan. Mekanisme kerja sub
komite kredensial sebagai berikut:
1. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik yang
ditetapkan oleh rumah sakit;
2. Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan Kredensial
dimaksud;
3. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang disepakati;
4. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
Penugasan Klinis dari direktur Rumah Sakit;
5. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh Penugasan Klinis
dari direktur Rumah Sakit dengan cara:

8
a. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan
Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
b. Ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komite Kredensial untuk melakukan
proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok);
c. Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode:
porto folio, asesmen kompetensi;
d. Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat menentukan
Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
6. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala;
7. melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.

B. Proses Kredensial Perawat Baru di RS Asri Purwakarta

Perawat baru yang telah mengikuti proses rekruitmen dan seleksi harus
mengikuti orientasi dan magang selama 3 bulan diruang rawat inap yang akan
ditempatkan. Selama proses magang perawat baru harus mengisi logbook yang berisi
ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki berdasarkan area kerjanya. Logbook tersebut
menjadi salah satu syarat dalam pengajuan kredensial.

Setelah perawat baru menyelesaikan masa magang, maka harus mengajukan


permohonan kredensial kepada direktur RS. Berikut ini tahapan pelaksanaan kredensial
perawat baru.
1. Perawat atau bidan mengambil format permohonan Surat Penugasan Kerja Klinis
(SPKK) dan Rincian Kewenangan Klinis (RKK) yang ditujukan ke Direktur serta
form permohonan kredensial di sekertaris komite keperawatan
2. Perawat atau bidan menyerahkan berkas persyaratan kredensial ke SDM meliputi:
a. Surat Permohonan Penugasan Kerja Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis
b. Formulir permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis
c. Ijazah legalisir ;
d. Surat Tanda Registrasi (STR) legalisir;
e. Sertifikat kompetensi;
f. Logbook yang berisi uraian capaian kinerja;
g. Surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit atau
orientasi di unit tertentu bagi tenaga perawat atau bidan baru;

9
h. Surat hasil pemeriksaan kesehatan
3. Bagian SDM Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial pada poin 2 a sampai
dengan h dan mengisi lembar verifikasi berkas kredensial
4. Bagian SDM mengajukan surat permohonan tersebut serta berkas yang sudah
diverifikasi ke direktur
5. Direktur mendisposisikan permohonan kepada komite keperawatan
6. Ketua komite keperawatan menugaskan kepada subkomite kredensial untuk
melakukan kredensial
7. Subkomite kredensial mengecek verifikasi berkas persyaratan
8. Subkomite kredensial membentuk panitia adhoc
9. Panitia adhoc melakukan proses kredensial melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan berbagai metode: porto folio, dan atau asesmen kompetensi
10. sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat menentukan
Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan dan kebidanan
11. komite keperawatan mengusulkan rekomendasi Kewenangan Klinis kepada direktur
12. Direktur menerbitkan SPKK dan RKK tenaga perawat atau bidan pemohon
13. SPKK dan RKK berlaku 3 tahun kemudian dilakukan rekredensial.

C. Proses Rekredensial Perawat di RS Asri Purwakarta

Perawat yang akan habis masa berlaku SPKK dan RKK harus mengajukan
kredensial ulang (rekredensial) untuk memastikan kompetensi yang dimiliki tetap terjaga.
Perawat dapat mengajukan rekredensial atau dapat juga mengajukan peningkatan jenjang
karir sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Perawat yang ingin meningkatkan jenjang
karirnya harus sudah menyelesaikan logbook sesuai dengan jenjang karir yang akan
diajukan. Tahapan rekredensial perawat/ bidan sama dengan tahapan kredensial perawat
baru.

D. Pencabutan dan Pemulihan Kewenangan Klinis

Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu oleh direktur rumah sakit


didasarkan pada kinerja perawat/ bidan di lapangan, misalnya terganggu kesehatannya,
baik fisik maupun mental. Selain itu, pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan
bila terjadi kecelakaan kerja yang diduga karena inkompetensi atau karena tindakan
disiplin dari komite keperawatan. Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut

10
tersebut dapat diberikan kembali bila tenaga perawat/ bidan tersebut dianggap telah pulih
kompetensinya. Ketika kewenangan klinis seorang perawat dicabut, ketua komite
keperawatan akan merekomendasikan kepada bidang pelayanan keperawatan untuk
melakukan berbagai upaya pembinaan agar kompetensi yang bersangkutan pulih kembali.
Komite keperawatan dapat merekomendasikan kepada direktur rumah sakit untuk
memberikan kembali kewenangan klinis tersebut setelah melalui proses pembinaan.

Tahapan pencabutan kewenangan klinis sebagai berikut:


1. Komite keperawatan menerima laporan bahwa perawat/ bidan harus dilakukan
pencabutan kewenangan klinis (terganggu kesehatannya, atau inkompeten, atau
melanggar disiplin profesi)
2. Komite keperawatan melakukan investigasi dan klarifikasi informasi melalui berbagai
upaya untuk menguji kebenaran laporan tersebut
3. Apabila penyebabnya karena melanggar disiplin profesi, maka ketua subkomite etik
dan disiplin profesi memberikan rekomendasi pencabutan kewenangan klinis
4. Komite keperawatan mengajukan rekomendasi kepada direktur RS
5. Direktur RS mengeluarkan surat keputusan pencabutan kewenangan klinis

Tahapan pemulihan kewenangan klinis sebagai berikut:


1. Perawat/ bidan mengajukan pemulihan kewenangan klinis kepada direktur RS
2. Komite keperawatan melakukan tahapan kredensial sesuai dengan rincian
kewenangan klinis yang akan dipulihkan
3. Komite keperawatan memberikan rekomendasi pemulihan kewenangan klinis kepada
direktur RS apabila perawat/ bidan tersebut kompeten.
4. Direktur RS menerbitkan surat pemulihan kewenangan klinis bagi perawat/ bidan
tersebut.

11
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan disimpan dalam file
kepegawaian masing-masing tenaga perawat dan bidan dibagian SDM, Komite Keperawatan,
dan Ruangan/ Unit. Dokumen-dokumen kredensial meliputi:
1. Permohonan Surat Penugasan Kewenangan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis
Perawat/ bidan membuat surat permohonan yang ditujukan kepada direktur untuk
dibuatkan SPKK dan RKK
2. Formulir permohonan kredensial
Formulir permohonan kredensial adalah formulir yang berisi data permohonan kredensial,
data pribadi, data pendidikan formal dan data pekerjaan pemohon kredensial. Formulir ini
diisi oleh perawat atau bidan saat mengajukan kredensial.
3. Form Verifikasi Berkas Kredensial
Berkas kredensial di verifikasi oleh bagian SDM RS dengan mengacu pada formulir
verifikasi berkas kredensial. Dalam melakukan verifikasi, unsur yang harus diperiksa
adalah MVAT (Memadai, Valid, Asli, dan Terkini). Dokumen dikatakan memadai
apabila jumlah dokumen yang dipersyaratkan sesuai dengan yang ada, Valid apabila
dokumen yang dinilai telah diverifikasi ditandai dengan tanda tangan dan cap basah. Asli
apabila dokumen yang dinilai merupakan bukti asli, apabila dalam bentuk FC sertifikat
maka dapat menunjukkan sertifikat yang asli. Terkini apabila masih dalam jangka waktu
dokumen berlaku.
4. Daftar Rincian Kewenangan Klinis
Daftar kewenangan klinis adalah daftar uraian intervensi keperawatan atau kebidanan
yang dilakukan oleh tenaga keperawatan atau kebidanan berdasarkan area praktiknya
5. White paper (buku putih)
White paper (buku putih) adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Klinis. Buku
putih disusun berdasarkan level/ jenjang perawat dan berisi tentang kompetensi utama
dan kompetensi khusus yang harus dipenuhi.
6. Portofolio dan dokumen pelengkap
Portofolio adalah deskripsi diri perawat atau bidan yang yang dituangkan kedalam daftar
riwayat hidup dan menggambarkan tentang kompetensi, ekspertis, dan pencapaian
prestasi. Portofolio disertai dengan kelengkapan dokumen pendukung meliputi:

12
a. Daftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidup berisi data pribadi, pendidikan, pengalaman kerja, data seminar,
pelatihan dan workshop serta prestasi-prestasi (jika ada) dalam 5 tahun terakhir.
b. Foto copy STR dan SIPP
c. Foto copy Sertifikat-sertifikat (jika ada)
d. Foto copy Piagam Penghargaan (jika ada)
e. Rekomendasi dan evaluasi dari preseptor
f. Surat keterangan sehat
7. Logbook kompetensi
Logbook kompetensi adalah catatan aktivitas sehari-hari yang dilaksanakan oleh perawat
dan merupakan pencapaian aktivitas dalam memberikan asuhan keperawatan. Pencapaian
kompetensi ativitas dalam logbook sesuai dengan SPKK dan RKK. Dalam mengevaluasi
kewenangan klinis, penilaian disesuaikan dengan SPO yang telah ditetapkan. Preseptor
akan memberikan catatan dan asuhan yang dilaksanakan oleh perawat sebagai acuan
dalam memberikan kewenangan klinis berikutnya.
8. Self assessmen (asesmen mandiri)
Self assessmen (asesmen mandiri) merupakan daftar deklarasi tentang kemampuan diri
terkait daftar kompetensi yang akan diajukan kewenangan klinisnya. Asesmen mandiri
meliputi kemampuan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dari setiap list dasar
kompetensi utama dan khusus. Untuk kemampuan ketrampilan, dilengkapi dengan
pencatatan logbook yang terdiri dari berapa kali perawat melaksanakan tindakan dan
evaluasi dirinya dicatat. Evaluasi diri menjadi pertimbangan assesor dalam menetapkan
ketrampilan yang akan divalidasi saat dilaksanakan asesmen.
9. Rekomendasi mitra bestari
Rekomendasi kredensial yang dikeluarkan oleh mitra bestari setelah dilaksanakan
asesmen. Mitra bestari melakukan kredensial dengan telaah dokumen bukti untuk setiap
kewenangan klinis yang diminta sesuai dengan buku putih. Jika dirasa perlu, maka akan
dilakukan wawancara, asesmen tulis atau praktik klinik. Bentuk rekomendasi berupa
kesimpulan terdiri dari 3 komponen yaitu, kompeten, kompeten dengan supervisi dan
belum kompeten.

13
10. Rekomendasi kewenangan klinis
Rekomendasi kewenangan klinis dikeluarkan sebagai hasil kesimpulan dari asesmen tim
dan mitra bestari. RKK ditujukan kepada Direktur sebagai dasar pemberian surat
penugasan klinis (SPK).
11. Surat penugasan klinis
Surat penugasan klinis adalah penugasan Direktur RS kepada perawat/ bidan untuk
melakukan asuhan keperawatan berdasarkan daftar kewenangan klinis. SPK berlaku
untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.

Direktur RS Asri Purwakarta

dr. Purwantoro, Sp. OG

14
DAFTAR PUSTAKA

Hariyati, T., Sutoto, dan Irawati, D. 2018. Kredensial & Rekredensial Keperawatan Sesuai
SNARS. Jakarta; KARS.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2017 tentang


Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis.

15

Anda mungkin juga menyukai