Anda di halaman 1dari 15

`

PANDUAN SPK DAN RKK KEPERAWATAN

DINAS KESEHATAN

UPT. RUMAH SAKIT KHUSUS PARU


PROVINSI SUMATERA UTARA

2022
UPT RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA UTARA
Jl. Asrama No. 18/ Gaperta Medan (20124) Email : uptrsk.paru@gmail.com
KEPUTUSAN KEPALA
UPT RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVSU
Nomor: 440.443.24/17/2052/RSK.Paru/I/2019
Tentang
SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK) KEPERAWATAN
KEPALA UPT RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVSU

Menimbang : a. Bahwa setiap perawat harus dilakukan evaluasi untuk


menentukan jenis kompetensi yang dimiliki dalam
melaksanakan tugas klinis di rumah sakit.
b. Bahwa rumah sakit harus memiliki rincian kewenangan
klinis tenaga keperawatan berdasarkan jenis kompetensi
yang dimiliki perawat.
c. Bahwa rumah sakit perlu menetapkan keputusan Kepala
Upt. Rs Khusus Paru tentang surat penugasan klinis
tenaga keperawatan berdasarkan rincian kewenangan
klinis

Mengingat : a. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013
tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit
c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia N0.
129/MENKES/SK/VI/Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA KEPUTUSAN KEPALA UPT RS KHUSUS PARU PROVSU


TENTANG SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK) PERAWAT
KEDUA : Surat penugasan klinis ini memberikan hak kepada yang
dimaksud dictum pertama untuk melaksanakan tugas di
Upt.Rs Khusus Paru sesuai dengan Rincian Kewenangan
Klinis .
KETIGA : Rincian Kewenangan Klinis sebagaimana dimaksud dictum
kedua dapat dikurangi atau ditambah atas rekomendasi
komite keperawatan.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 01 Januari 2019
Kepala UPT RSK Paru Provsu,

dr. Rehulina Ginting, M.Kes


NIP.196501071999032001

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………1


A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………1
B.TUJUAN.………………...……………………………………………………..2

C.RUANG LINGKUP……………………………………………………………2

BAB II DEFINISI ……………………………………………………………………3


A. KEWENANGAN KLINIS….…….…………………………………………...3

B.SURAT PENUGASAN KLINIS….…………………………………….…….3

C.PERSYARATAN SISTEM JENJANG KARIR PROFESIONAL PERAWAT


KLINIS………………………………………………………………………………..3

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………...11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan


berisiko tinggi, terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global
yang sangat dinamis perubahannya. Salah satu factor krusial dalam
keselamatan pasien adalah kewenangan tenaga medis, tenaga
keperawatan dan tenaga kesehatan professional lainnya untuk
melakukan tindakan medis yang saat ini tidak dikendalikan dengan
adekuat oleh komite masing-masing profesi dirumah sakit. Dalam hal
seorang kurang kompeten dalam melakukan tindakan medis tertentu
karena sebab apapun, belum ada mekanisme yang mencegah tenaga
medis, tenaga keperawatan dan tenaga professional lainnya untuk
melakukan tindakan medis tersebut di rumah sakit. Pada gilirannya
kondisi ini dapat menimbulkan kecelakan pada pasien.
Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang
dilakukan oleh tenaga keperawatan yang kurang kompeten rumah
sakit perlu mengambil langkah-langkah pengamanan dengan cara
pemberian kewenangan klinis melalui kredensial yang dilaksanakan
oleh sub komite kredensial komite keperawatan bersama Mitra Bestari.
Kewenangan klinis itulah yang dijadikan dasar bagi kepala Upt. Rs
Khusus Paru Provsu untuk memberikan penugasan klinis.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
40 tahun 2017 secara klinis jenjang professional dindonesia terdiri dari
Perawat Klinis (PK) I,II,III,IV dan V.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Panduan ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi
keselamatan pasien melalui mekanisme penerbitan surat
penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis tenaga
keperawatan

2. Tujuan Khusus
 Memberikan panduan mekanisme spk dan rkk bagi tenaga
keperawatan
 Merekomendasikan kewenangan klinis bagi setiap tenaga
keperawatan di Upt. Rs Khusu Paru Provsu
 Merekomendasikan untuk diterbitkan kewenangan klinis bagi
setiap tenaga keperawatan di Upt. Rs Khusu Paru Provsu

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kredensial dan re-kredensial yaitu:
 Tenaga keperawatan yang bergabung di Upt. Rs Khusu Paru
Provsu
 Tenaga keperawatan yang sudah bekerja di Upt. Rs Khusu Paru
Provsu yang masa kewenangan klinis nya berakhir sesuai
kebijakan yaitu 3 tahun sekali.

2
BAB II
DEFINISI

A. Kewenangan Klinis
Kewenangan Klinis adalah suatu kewenangan untuk melakukan
tindakan medis tertentu dalam lingkungan sebuah rumah sakit tertentu
berdasarkan penugasan yang diberikan kepala Upt. Rs Khusus Paru
Provsu

B. Surat Penugasan Klinis


Surat Penugasan Klinis adalah surat yang diterbitkan oleh
kepala Upt. Rs Khusus Paru Provsu kepada perawat untuk melakukan
tindakan medis di rumah sakit berdasarkan daftar kewenangan klinis
yang ditetapkan baginya.

C. Persyaratan Sistem Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis


Peningkatan ke Jenjang Karir Profesional yang lebih tinggi,
perawat klinis harus melalui pengembangan profesional berkelanjutan
didasarkan pengalaman kerja dan kinerja praktik keperawatan, serta
memenuhi persyaratan tingkat pendidikan, pengalaman kerja klinis
keperawatan yang ditentukan. Peningkatan ke Jenjang Karir
Profesional yang lebih tinggi, perawat klinis harus melalui
pengembangan profesional berkelanjutan berdasarkan pendidikan
dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan pendidikan
berkelanjutan berdasarkan berbasis kompetensi (sertifikat) antara lain:
1. Perawat Klinis I
Memiliki latar belakang pendidikan D-III Keperawatan dengan
pengalaman kerja ≥ 1 tahun dan menjalani masa klinis level I
selama 3 - 6 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja ≥ 1 tahun

3
dan menjalani masa klinis level I selama 2 -4 tahun. Perawat Klinis
I harus mempunyai sertifikat pra klinis.

2. Perawat Klinis II
Memiliki latar belakang pendidikan D-III Keperawatan dengan
pengalaman kerja ≥ 4 tahun dan menjalani masa klinis level II
selama 6 - 9 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja ≥ 3 tahun
dan dan menjalani masa klinis level II selama 4 - 7 tahun. Perawat
Klinis II harus mempunyai sertifikat PK I.

3. Perawat Klinis III


Memiliki latar belakang pendidikan D-III Keperawatan dengan
pengalaman kerja ≥ 10 tahun dan menjalani masa klinis level III
selama 9 - 12 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja ≥ 7 tahun
dan menjalani masa klinis level III selama 6 - 9 tahun atau Ners
Spesialis I dengan pengalaman kerja 0 tahun dan menjalani masa
klinis -33- level III selama selama 2 - 4 tahun. Perawat klinis III
lulusan D-III Keperawatan dan Ners harus mempunyai sertifikat PK
II.

4. Perawat Klinis IV
Memiliki latar belakang pendidikan Ners dengan pengalaman kerja
≥ 13 tahun dan menjalani masa klinis level IV selama 9 – 12 tahun
atau Ners Spesialis I dengan pengalaman kerja ≥ 2 tahun dan dan
menjalani masa klinis level IV selama 6 – 9 tahun. Perawat Klinis IV
harus mempunyai sertifikat PK III

5. Perawat Klinis V
Memiliki latar belakang pendidikan Ners Spesialis I dengan
pengalaman kerja ≥ 4 tahun dan mempunyai sertifikat PK IV atau

4
Ners Spesialis II (Konsultan) dengan pengalaman kerja 0 tahun.
Perawat klinis V menjalani masa klinis level 5 sampai memasuki
usia pensiun

D. Level Karir dan Kompetensi di Upt. Rs Khusus Paru Provsu


Kompetensi perawat klinis di Rumah Sakit dideskripsikan sesuai
level jenjang karir perawat klinis (PK I – PK V). Kompetensi sesuai
level pada perawat klinis yaitu:
a. Perawat Klinis I
Perawat klinis I adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan dasar dengan penekanan pada
keterampilan teknis keperawatan dibawah bimbingan.
Kompetensi perawat klinis I yaitu:
 Melakukan asuhan keperawatan (pengkajian, menetapkan
diagnosis keperawatan, menetapkan intervensi dan
melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi) dengan
lingkup keterampilan tehnik dasar.
 Menerapkan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam
asuhan keperawatan.
 Melakukan komunikasi terapeutik di dalam asuhan
keperawatan.
 Menerapkan caring dalam keperawatan.
 Menerapkan prinsip keselamatan klien.
 Menerapkan prinsip Pengendalian dan Pencegahan Infeksi.
 Melakukan kerjasama tim dalam asuhan keperawatan.
 Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien terkait
dengan kebutuhan dasar.
 Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan
keperawatan sesuai kewenangannya.

5
 Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam
pengelolaan klien.
 Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara
anggota tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan

b. Perawat Klinis II
Perawat klinis II adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan holistik pada klien secara mandiri
dan mengelola klien/sekelompok klien secara tim serta
memperoleh bimbingan untuk penanganan masalah
lanjut/kompleks. Kompetensi perawat klinis II yaitu:
 Melakukan asuhan keperawatan dengan tahapan dan
pendekatan proses keperawatan pada klien dengan tingkat
ketergantungan partial dan total care.
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien untuk
menentukan intervensi keperawatan
 Melakukan kajian insiden keselamatan klien dan manajemen
risiko klinis.
 Melakukan kajian terhadap kejadian dan risiko infeksi pada
klien.
 Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga.
 Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara
anggota tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan

c. Perawat Klinis III


Perawat Klinis III adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan komprehensif pada area spesifik
dan mengembangkan pelayanan keperawatan berdasarkan bukti
ilmiah dan melaksanakan pembelajaran klinis. Kompetensi perawat
klinis III yaitu:

6
 Melakukan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan
tingkat ketergantung partial dan total dengan masalah
kompleks di area keperawatan spesifik.
 Menerapkan penyelesaian dan pengambilan keputusan
masalah etik, legal dalam asuhan keperawatan di unit
keperawatan
 Menetapkan jenis intervensi keperawatan sesuai tingkat
ketergantungan klien pada lingkup area spesifik.
 Menerapkan prinsip kepemimpinan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
 Menerapkan konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada
unit ruang rawat.
 Menggunakan metode penugasan yang sesuai dalam
pengelolaan asuhan keperawatan di unit ruang rawat.
 Menetapkan masalah mutu asuhan keperawatan berdasarkan
kajian standar dan kebijakan mutu.
 Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan
karakteristik dan masalah klien dan keluarga pada area
spesifik.
 Melaksanakan pengendalian mutu asuhan keperawatan di
unit.
 Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga pada area
spesifik
 Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan
pedoman keperawatan.
 Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan
keperawatan sesuai kewenangannya.
 Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara
anggota tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan

7
d. Perawat Klinis IV
Perawat klinis IV adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan pada masalah klien yang
kompleks di area spesialistik dengan pendekatan tata kelola klinis
secara interdisiplin, multidisiplin, melakukan riset untuk
mengembangkan praktek keperawatan serta mengembangkan
pembelajaran klinis. Kompetensi perawat klinis IV yaitu:
 Melakukan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan
tingkat ketergantung total dengan masalah kompleks di area
spesialistik.
 Menetapkan jenis intervensi keperawatan pada lingkup
masalah klien yang kompleks di area spesialistik.
 Menerapkan tata kelola klinis dalam pelayanan keperawatan.
 Melakukan evaluasi efektifitas metode penugasan yang sesuai
dalam pengelolaan asuhan keperawatan di unit.
 Menetapkan pengelolaan asuhan klien dengan masalah
kompleks pada area spesialistik.
 Melakukan tahapan penyelesaian masalah etik, legal dalam
asuhan keperawatan dalam berbagai lingkup pelayanan
keperawatan.
 Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan
karakteristik klien dengan masalah kompleks di area
spesialistik.
 Menerapkan prinsip kerjasama secara interdisiplin
/interprofesional
 Melakukan upaya perbaikan mutu asuhan keperawatan
dengan memberdayakan sumber terkait.
 Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga
pada area spesialistik.

8
 Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan
keluarga.
 Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan
keperawatan sesuai kewenangannya.

e. Perawat Klinis V
Perawat klinis V adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
memberikan konsultasi klinis keperawatan pada area spesialistik,
melakukan tata kelola klinis secara transdisiplin, melakukan riset
klinis untuk pengembangan praktik, profesi dan kependidikan
keperawatan. Kompetensi perawat klinis V yaitu:
 Menerapkan prinsip caring yang sesuai dengan karakteristik
dan masalah klien yang kompleks di area spesialistik.
 Merumuskan strategi penanganan akar masalah dan risiko
klinis secara lintas disiplin.
 Menganalisis potensi risiko klinis dari intervensi keperawatan.
 Menerapkan prinsip dan model kerjasama secara
interdisplin/interprofesional dalam pelayanan kesehatan,
transdisiplin.
 Menerapkan tata kelola klinis dalam pelayanan kesehatan.
 Mengembangkan metode penugasan berdasarkan bukti ilmiah.
 Merumuskan indikator kinerja kunci pengelolaan asuhan klien
dengan masalah kompleks pada area spesialistik sebagai
acuan penilaian.
 Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan
karakteristik, masalah klien yang kompleks di area spesialistik
sebagai konsultan.
 Menyusun strategi penanganan akar masalah dan risiko klinis
secara lintas disiplin.

9
 Menggunakan model kerjasama secara interdisiplin/
interprofesional dalam pelayanan kesehatan, transdisiplin.
 Melakukan pemberian konsultasi klinis dalam asuhan
keperawatan pada klien dengan masalah kompleks pada area
spesialistik.
 Mengembangkan sistem dalam menjaga mutu asuhan
keperawatan secara keberlanjutan.
 Melaksanakan konsultasi dan edukasi kesehatan baik bagi
peserta didik, sejawat, klien, maupun mitra profesi sesuai
kebutuhan.
 Melakukan riset keperawatan semi eksperimental dan
eksperimental
 Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan
keperawatan sesuai kewenangannya.
 Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam
pengelolaan klien.
 Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara
anggota tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan.

10
BAB III
PENUTUP

Pedoman jenjang karir perawat klinis disusun sebagai acuan agar


seluruh kegiatan pengembangan karir profesional perawat klinis di fasilitas
pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik. Diharapkan pimpinan
fasilitas pelayanan kesehatan dapat mempergunakan panduan ini dengan
baik dan berkontribusi dalam seluruh proses, sehingga tujuan akhir
implementasi jenjang karir profesional perawat klinis dapat dicapai dengan
efektif dan efisien.

11

Anda mungkin juga menyukai