Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

PENYUSUNAN PENUGASAN KLINIS


STAF KEPERAWATAN

R S

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PRIMA HUSADA


JL. LETJEN SUPRAPTO NO. 3 KEPUH KIRIMAN

5
WARU – SIDOARJO
BAB I
DEFINISI

A. Pengertian
a) Surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment)
Surat penugasan klinis (Clinical Appointment) adalah surat yang diterbitkan
oleh direktur rumah sakit kepada seorang staf keperawatan untuk melakukan
tindakan medis di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
ditetapkan baginya.
Penugasan Klinis adalah penugasan Direktur Rumah Sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan di
Rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis
b) Perawat Profesional
Perawat merupakan mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui
minimal berpendidikan D-III keperawatan.
c) Bidan Profesional
Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan
masyarakat dan berfokus pada Kesehatan Reproduksi Perempuan, Keluarga
Berencana, kesehatan bayi dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat
dan memiliki pendidikan minimal D-III Kebidanan
d) Kewenangan klinis (Clinical previlage)
Kewenangan klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi keperawatan
dan kebidanan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area
praktiknya.

B. Dasar
1. Undang – Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Undang – Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indinesia Tahun 2004 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063).

6
3. Undang – Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072).
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1333/MENKES/SK/III/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1065/MENKES/PER/XI/2006 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di lingkungan Departemen Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal RumahSakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 147/MENKES/PER/III/2010 tentang
Perijinan RumahSakit.
8. Keputusan Direktur Utama PT.Sumiati Nomor : 01/SK/PT-SUMIATI PH/V/2016
tentang Penetapan Direktur RSIA Prima Husada.
9. Keputusan Direktur RSIA Prima Husada Nomor : 154/SK/DIR-RSIA PH/XII/2015
tentang Kebijakan Penyusunan Penugasan Klinis Staf Keperawatan.

C. Tujuan
1. Adanya panduan dalam memberi surat penugasan klinis bagi staf perawat/bidan
yang bekerja di RSIA Prima Husada.
2. Semua perawat dan bidan memiliki rincian kewenangan klinis dan surat penugasan
3. Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat dan bidan sesuai kewenangan
klinis yang dimiliki masing-masing perawat/bidan

7
BAB 2
RUANG LINGKUP

Penugasan klinis (Clinical Appointment) pada dasarnya rumah sakit harus mengatur
kewenangan klinis setiap staf perawat/bidan karena harus bertanggungjawab atas
keselamatan pasien ketika menerima pelayanan medis. Untuk itu Direktur rumah sakit harus
mengatur staf yang kompeten dalam menangani pasien.
Dalam komite medik merekomendasikan seorang staf untuk menerima kewenangan
klinis tertentu setelah dikredensial dan direktur dapat menyetujuinya. Maka Direktur rumah
sakit menerbitkan suatu surat keputusasn untuk menugaskan staf yang bersangkutan dalam
melakukan pelayanan medis di rumah sakit. Penugasan staf disebut penugasan klinis atau
Clinical Appointment.
Dengan memiliki surat penugasan klinis maka seorang staf perawat/bidan tergabung
menjadi anggota kelompok yang memiliki kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan
medis di rumah sakit tersebut. Dalam keadaan tertentu Direktur rumah sakit dapat pula
menerbitkan surat penugasan klinis sementara. Direktur rumah sakit dapat mengubah atau
mengakhiri penugasan klinis berdasarkan pertimbangan komite medik atau alasan tertentu.
Dengan berakhirnya penugasan klinis seorang staf tidak berwenang lagi melakukan
pelayanan medis di rumah sakit tersebut. Mekanisme penugasan klinis merupakan salah satu
instrument utama tata kelola klinis yang baik.
Dalam panduan ini juga dilengkapi dengan tata laksana penyusunan penugasan klinik
serta tata cara pemantauanya.

8
BAB 3
TATA LAKSANA

A. Tahapan Penyusunan Penugasan Klinis Staf Keperawatan


Secara garis besar tahapan penyusunan penugasan klinis staf keperawatan yang harus
diatur lebih lanjut oleh rumah sakit adalah sebagai berikut :
 Staf keperawatan mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada Direktur rumah
sakit dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah disediakan
rumah sakit dengan dilengkapi bahan-bahan pendukung.
 Berkas permohonan staf keperawatan yang telah lengkap disampaikan oleh Direktur
rumah sakit kepada komite medik.
 Kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah diisi oleh
pemohon.
 Dalam melakukan kajian Sub Komite Kredensial dapat membentuk panel atau panitia
ad-hoc.
 Sub Komite Kredensial melakukan seleksi terhadap anggota panel atau panitia ad-hoc
dengan mempertimbangkan reputasi, adanya konflik kepentingan, bidang disiplin dan
kompetensi yang bersangkutan.
 Pengkajian oleh Sub Komite Kredensial meliputi elemen :
1) Kompetensi
a. berbagai area kompetensi sesuai standar kompetensi yang disahkan oleh
lembaga pemerintah yang berwenang untuk itu.
b. kognitif
c. afektif
d. psikomotor
e. Kompetensi fisik
f. Kompetensi mental/perilaku
g. Perilaku etis (ethical standing)
h. Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi dan cakupan
praktik.
i. Daftar rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege) diperoleh
dengan cara :

9
1) menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan meminta masukan dari
setiap Kelompok Staf Medis.
2) mengkaji kewenangan klinis bagi Pemohon dengan menggunakan daftar
rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege).
3) mengkaji ulang daftar rincian kewenangan klinis bagi tenaga perawat
dilakukan secara periodik.
j. Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh komite keperawatan
berdasarkan masukan dari subkomite kredensial.
k. Subkomite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap perawat yang
mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan
klinis (clinical appointment), dengan rekomendasi berupa :
1) Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan
2) Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah
3) Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi
4) Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu
5) Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi
6) Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri
l. Bagi perawat yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang dikurangi atau
menambah kewenangan klinis yang dimiliki dapat mengajukan permohonan
kepada komite keperawatan melalui kepala/direktur rumah sakit. Selanjutnya,
komite keperawatan menyelenggarakan pembinaan profesi antara lain melalui
mekanisme pendampingan (proctoring).
m. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi
kewenangan klinis :
1) Pendidikan
 lulus dari sekolah keperawatan yang terakreditasi atau dari sekolah
keperawatan luar negeri dan sudah diregistrasi
 menyelesaikan program pendidikan konsultan.
2) Perizinan (lisensi)
 memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan bidang profesi
 memiliki izin praktek dari dinas kesehatan setempat yang masih berlaku.
3) Kegiatan penjagaan mutu profesi
 menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian kompetensi bagi
anggotanya
10
 berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu klinis.

4) Kualifikasi personal
 riwayat disiplin dan etik profesi
 keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui
 keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat penggunaan
obat terlarang dan alkohol, yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan
terhadap pasien riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan
 memiliki asuransi proteksi profesi (professional indemnity insurance).
5) Pengalaman dibidang keprofesian
 riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi
 riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama menjalankan
profesi.

11
BAB 4
DOKUMENTASI, PEMANTAUAN DAN PENUTUP

A. DOKUMENTASI
Semua proses penyusunan penugasan klinis staf keperawatan harus tercatat dan di
simpan dalam file masing-masing staf keperawatan yang meliputi :
1. Surat permohonan SPK dan RKK yang ditujukan kepada Direktur RSIA Prima
Husada.
2. Formulir rincian kewenangan klinis
3. Hasil pelaksanaan kredensial/re-kredensial
4. Penerbitan SPK dan RKK oleh Direktur RSIA Prima Husada.

B. PEMANTAUAN
Pemantauan masa berlakunya SPK dan RKK untuk semua Staf Keperawatan
dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Umum Kepegawaian. Pemantauan proses
kredensial/re-kredensial dilakukan oleh Ketua Komite Medik.

C. PENUTUP
RSIA Prima Husada menyusun Panduan Penyusunan Penugasan Klinis Staf
Keperawatan Rumah Sakit Ibu dan Anak Prima Husada bagi seluruh Staf Keperawatan di
RSIA Prima Husada.
Terima kasih kami ucapkan kepada penyusun Panduan Penyusunan Penugasan Klinis
Staf Keperawatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Prima Husada ini dan masukan / saran
penyempurnaan panduan ini sangat diharapkan. Semoga bermanfaat.

Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 16 Desember 2015

Direktur,
RSIA Prima Husada

dr. Zaiful Amri Santoso, MM

12
13

Anda mungkin juga menyukai