Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

KOMITE KEPERAWATAN
SILOAM HOSPITALS

5/1/2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus
berkembang baik jumlah, jenis maupun kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi
atau masalah kesehatan masyarakat, letak geografis, perkembangan IPTEK,
peraturan serta kebijakan yang ada.

Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri dari berbagai jenis pelayanan


seperti: pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik yang diberikan kepada
pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Rumah sakit mempunyai fungsi penyelenggaraan pelayanan kesehatan,


pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian,
pengembangan dan penapisan teknologi bidang kesehatan.

Keperawatan sebagai profesi mempunyai ciri antara lain memiliki tubuh


ilmu (body of knowledge), pelayanan diberikan oleh perawat professional dan
memiliki kode etika profesi.

Dalam UU RI No.39 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 63 dinyatakan


bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan
kemanfaatan dan keamanannya. Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pernyataan
ini memperkuat bahwa keperawatan sebagai profesi dan harus diwujudkan dalam
memberikan pelayanan keperawatan di fasilitas kesehatan diantaranya rumah sakit.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 2


Pelayanan keperawatan di Siloam Hospitals merupakan bagian integral
dari seluruh pelayanan yang ada dan merupakan komponen yang menentukan
kualitas baik buruknya pelayanan Siloam Hospitals.

Penyelenggaraan pelayanan keperawatan di Siloam Hospitals ditentukan


oleh 3 komponen utama pada umumnya yaitu: jenis pelayanan keperawatan yang
diberikan, sumber daya manusia perawat sebagai pemberian pelayanan dan
manajemen sebagai tata kelola pemberian pelayanan.

Jenis pelayanan keperawatan di Siloam Hospitals terdiri dari pelayanan


keperawatan umum atau dasar serta pelayanan keperawatan unit khusus (critical
care area dan rawat jalan spesialistik). Untuk penyelenggaraannya diperlukan
standar pelayanan, pendekatan proses keperawatan serta indikator mutu pelayanan
sebagai tolak ukur keberhasilannya.

Sumber daya manusia perawat di Siloam hospitals merupakan jenis tenaga


kesehatan terbesar, memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift serta
merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui hubungan
profesional pasien – perawat (nurse – client relationship). Perawat memiliki tanggung
jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dan keluarganya.

Diperlukan perawat yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu berkembang


serta memilki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dapat diberikan dengan
baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya.

Pertumbuhan profesi keperawatan di Siloam Hospitals terus


dikembangkan, peran perawat sebagai anggota disiplin keperawatan dalam bentuk
komitmen terhadap pertumbuhan profesi melalui sosialisasi profesional, keinginan
belajar terus-menerus dan pengembangan diri terus menerus menjadi perhatian
utama bagi individual perawat dan juga manajemen rumah sakit. Dengan harapan
kekuatan professional (professional power) akan mampu mengungkit citra dan mutu
pelayanan kesehatan di Siloam Hospitals.

Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi perawat Siloam Hospitals


dapat terjadi dan terus berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan sistem
pengorganisasian yang terencana dan terarah yang diatur oleh suatu wadah

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 3


keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata norma profesi sehingga dapat
menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan yang
diterima oleh pasien, diberikan oleh perawat dari berbagai jenjang kemampuan atau
kompetensi dengan benar (scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika
profesi keperawatan. Wadah tersebut adalah komite keperawatan.

Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari para perawat senior
yang ahli dibidangnya dan dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis
kepada pimpinan keperawatan dan atau pimpinan rumah sakit dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan keperawatan/ kesehatan di Siloam
Hospitals.

Komite keperawatan merupakan perwakilan kelompok profesi perawat,


bertugas membantu direksi rumah sakit dalam melakukan kredensial, pembinaan
disiplin dan etika profesi keperawatan serta pengembangan professional
berkelanjutan (continuing professional development/CPD) termasuk didalamnya
menentukan standar asuhan keperawatan.

Keberadaan komite keperawatan yang telah terbentuk perlu pemahaman


terhadap peran dan fungsi komite keperawatan di rumah sakit, maka perlu diatur
dalam pedoman penyelenggaraan komite keperawatan di rumah sakit sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kinerja pengelolaan profesi perawat.

B. TUJUAN
Umum :
Sebagai pedoman bagi rumah sakit dalam membentuk dan menyelenggarakan
komite keperawatan guna meningkatkan professionalisme perawat.

Khusus
1. Terbentuknya persamaan pemahaman, persepsi dan cara pandang
penyelenggaraan komite keperawatan di Siloam Hospitals.
2. Terselenggaranya komite keperawatan di Siloam Hospitals yang memiliki
makna signifikan terhadap tata kelola klinis (clinical governance) yang baik
dalam pelayanan kesehatan di Siloam Hospitals.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 4


3. Terbangunnya iklim professionalisme keperawatan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Siloam Hospitals

C. SASARAN
Sasaran Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan di Siloam Hospitals
adalah :
1. Managing Director Chief Operating Officer
2. Managing Director Corporate Development
3. Chief Executive Officer Siloam Hospitals
4. Direktur Rumah Sakit
5. Direktur Medik Siloam Hospitals
6. Komite Medik Siloam Hospitals
7. Para Pimpinan Keperawatan

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan di Siloam Hospitals
adalah professionalisme keperawatan di rumah sakit, komite keperawatan, sub- sub
komite keperawatan, pembinaan dan pengawasan.

E. DAFTAR ISTILAH :
1. Kredensial (Credential): adalah dokumen pendidikan, pelatihan,
pengalaman pekerjaan, sertifikasi, lisensi dan dokumen professional
lainnya yang dimiliki oleh perawat.

2. Proses kredensial (Credentialing): adalah Proses mereview,


memverifikasi dan mengevaluasi dokumen – dokumen. Proses kredensial
menjamin perawat untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak
diberi kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan asuhan
keperawatan di rumah sakit

3. Re-Kredensial (Re-Credentialing): proses re-evaluasi oleh rumah sakit


terhadap tenaga perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan
klinis (clinical privilege)) dirumah sakit tersebut untuk menentukan apakah
yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk
suatu periode tertentu.

4. Kewenangan Klinis (clinical privilege): kewenangan klinis untuk


melakukan asuhan keperawatan tertentu dalam lingkungan sebuah
rumah sakit tertentu berdasarkan penugasan yang diberikan Pimpinan
Rumah Sakit.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 5


5. Surat Penugasan (Clinical Appointment): surat yang diterbitkan oleh
Pimpinan Rumah Sakit kepada seorang perawat atau bidan untuk
melakukan asuhan keperawatan dirumah sakit tersebut berdasarkan
daftar kewenangan klinis yang ditetapkan baginya.

6. Kelompok Staf Fungsional (Peer-group): sekelompok orang dengan


reputasi tinggi yang memiliki kesamaan profesi, Ners dengan spesialisasi
dan kumpulan ners seminat yang memiliki kesamaan kompetensi dalam
melakukan asuhan keperawatan tertentu.

7. Tenaga Perawat : adalah perawat dan atau Ners serta Ners spesialis.

8. Ners : adalah sarjana keperawatan yang telah menyelesaikan pendidikan


profesi

9. Tenaga Bidan : adalah bidan yang bekerja di rumah sakit

10. Pengembangan Pendidikan Berkelanjutan: adalah pendidikan


keperawatan non formal melalui pelatihan-pelatihan bersertifikat, kursus,
dan pengembangan kompetensi profesi.

11. Etika Keperawatan : adalah suatu ungkapan tentang bagaimana


perawat wajib bertingkah laku. Merujuk pada standar etik yang
menentukan dan menuntun perawat dalam praktek sehari hari.

12. Disiplin Keperawatan : merupakan suatu tataran keilmuan maupun


profesi sebagai bagian dari disiplin kesehatan yang dapat memberikan
andil pada upaya penanganan masalah kesehatan

13. Standar Profesi : sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan
asuhan keparawatan yang diberikan oleh perawat

14. Sertifikasi : standarisasi secara profesional bagi mereka yang kompeten


di bidang pekerjaan masing masing yang dikelola oleh organisasi profesi
masing masing

15. Jenjang Karier : merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja dan


profesi bidang pekerjaan melalui peningkatan kompetensi.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 6


BAB II
PROFESIONALISME KEPERAWATAN RUMAH SAKIT

A. PERKEMBANGAN PROFESI KEPERAWATAN

Pelayanan keperawatan di rumah sakit saat ini telah mengalami perubahan,


dari pelayanan yang bersifat vocational kearah professional. Perubahan mendasar
disebabkan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
global dan regional, tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan-asuhan
keperawatan yang bermutu dan terjangkau. Dengan demikian merupakan tanggung
jawab moral bagi perawat untuk memberikan pelayanan-asuhan yang “benar” dan
“baik” memberikan pelayanan Komprehensif, holistik dan berkualitas sesuai dengan
tingkat penerimaan, budaya, dan daya emban masyarakat.
Perkembangan profesi keperawatan dibangun melalui tiga elemen yaitu:
organisasi profesi, pendidikan keperawatan dan pelayanan keperawatan, dimana
ketiga elemen tersebut saling berinteraksi satu dengan lainnya dan tidak
terpisahkan.

Gambar 1. Tiga elemen dalam pengembangan profesi Keperawatan

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 7


Lingkup Perkembangan Profesi Keperawatan:

1. Membangun Pelayanan Keperawatan Professional


Dalam membangun pelayanan keperawatan professional, setiap rumah sakit
terlebih dahulu mempersiapkan sistem untuk melakukan perubahan dan
penyesuaian dari pelayanan keperawatan vokasional mengarah pada pelayanan
keperawatan profesional mandiri. Pelayanan keperawatan yang dibangun tidak
lagi menggunakan metode fungsional yang selama ini digunakan melainkan
sudah mulai secara perlahan melakukan perubahan setahap demi setahap
sesuai sumber daya rumah sakit yang ada.

Tujuan membangun pelayanan keperawatan profesional di rumah sakit adalah :


a. Untuk pemenuhan tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
asuhan keperawatan professional bermutu yang memiliki tanggung jawab
moral (moral responsibility).
b. Agar para profesi perawat lebih terarah pada upaya mewujudkan
keperawatan sebagai profesi yang mandiri, bersifat saling bergantung sinergi
dan saling memerlukan dengan pelayanan kesehatan yang lain, dan
berorientasi pada kepentingan masyarakat (community oriented).
c. Pelayanan asuhan keperawatan professional akan diberikan dengan
berbagai jenjang dan jenis pelayanan, oleh berbagai jenis dan jenjang
kemampuan tenaga keperawatan professional yang berorientasi pada
penerima pelayanan-asuhan keperawatan (client oriented).
d. Pelayanan asuhan keperawatan professional menggunakan ilmu dan kiat
keperawatan (science and art of nursing) dan metode ilmiah (scientific
methods), yaitu proses keperawatan (nursing process), serta dituntun oleh
etika profesi (professional ethics), sebagai landasan pelaksanaan pelayanan
asuhan keperawatan professional (professional nursing care), serta
dilaksanakan dengan benar (scientific) dan baik (ethical).

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 8


2. Menciptakan perubahan sesuai dengan lingkup perkembangan profesi
Dengan pedoman komite keperawatan ini, mendorong profesi perawat sebagai
pelaksana pelayanan asuhan keperawatan professional (professional nursing
care), untuk memberikan mampu menciptakan inovasi-inovasi yang berorientasi
pada kebutuhan pelayanan asuhan keperawatan (client oriented). Inovasi
pelayanan senantiasa berubah dan dibangun dengan cara yang realistik dan
dapat diterima (acceptability) dalam tata klinik pelayanan asuhan keperawatan.

3. Membangun Kesepakatan Professional Keperawatan


Upaya agar tujuan membangun pelayanan keperawatan profesional di rumah
sakit dapat berjalan dengan baik serta adanya perubahan / inovasi pelayanan
asuhan keperawatan, perlu dibangun kesepakatan pengertian pada para
kelompok staf fungsional keperawatan (peer group) dari berbagai percabangan
disiplin ilmu keperawatan agar terjadi persamaan persepsi.

4. Penerapan Pemberian - Asuhan Keperawatan Profesional


a. Bersifat dan dengan pendekatan holistik (holistic approach) yang mencakup
aspek bio-psiko-sosial, kultural dan spiritual; seluruh tahap / segi kehidupan
manusia, termasuk tahap terminal (terminal stage) menuju akhir hayat.
b. Berlandaskan ilmu dan kiat keperawatan, serta menggunakan pendekatan
dan metode ilmiah keperawatan dalam membuat memberikan proses
keperawatan.
c. Bertolak dari kebutuhan objektif klien, berorientasi kepada kebutuhan klien
dan bertolak dari masalah keperawatan klien (nursing problems).
d. Dilaksanakan oleh perawat professional (professional nurse) dari berbagai
jenis kemampuan, dengan benar dan baik yang kompten dibidangnya,
berlandaskan etika profesi keperawatan (professional ethics).
e. Bersifat berjenjang; dikembangkan dan dibina dalam Pengembangan tatanan
klinik pelayanan keperawatan di rumah sakit sehingga terdapat proses
rujukan keperawatan (nursing referral system) dalam memberikan asuhan
keperawatan profesional kepada pasien.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 9


f. Sesuai dengan perilaku organisasi dimana pelayanan-asuhan keperawatan
profesional dilaksanakan, dengan tetap berpedoman pada tujuan yang
hendak dicapai (objective oriented)

g. Bidang spesialisasi dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit saat ini


meliputi:
1. Keperawatan Anak
2. Keperawatan Maternitas
3. Keperawatan Medikal-Bedah
4. Keperawatan Jiwa
5. Keperawatan Gerontik
6. Keperawatan Onkologik
7. Keperawatan Kardiovaskuler
8. Keperawatan Kritikal
9. Keperawatan Nefrologik

B. PROFESIONALISME TENAGA PERAWAT

Untuk dapat mewujudkan tercapainya pelayanan yang berkualitas


diperlukan adanya tenaga keperawatan yang professional, memiliki kemampuan
intelektual, tekhnikal, dan interpersonal, bekerja berdasarkan standar praktek,
memperhatikan kaidah etik dan moral.
Model praktek keperawatan profesional (professional governance)
hendaknya dilandasi dengan akontabilitas perawat, adanya tanggung jawab dan
wewenang yang ditetapkan oleh berbagai proses tertentu di dalam organisasi rumah
sakit. Proses tersebut harus mencakup perangkat yang meliputi standard praktek,
mutu profesi (Quality Assurance, Continuing Nursing Education, dan proses
peer/proses perawat seminat).
Proses profesionalisme praktek keperawatan di dalam organisasi rumah
sakit harus mempunyai kebebasan untuk berfungsi secara efektif, adanya dukungan
dari sejawat dan pimpinan, adanya kejelasan jenjang karier dan penghargaan di
lingkungan kerja, adanya sarana dan prasarana dan iklim organisasi yg terbuka.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 10


Proses profesionalisme praktek keperawatan profesional di dalam
organisasi rumah sakit harus terkontrol melalui “Controlled Shared Governance”
(CSG) yang memungkinkan perawat memiliki kontrol dan tanggung gugat untuk
melakukan asuhan keperawatan kepada klien langsung sebagai bentuk praktek
profesional dan pengaturan keperawatan dengan standar yang dimilikinya tanpa
harus merampas fungsi kerja manajemen dan sistem lainnya.

Pengaturan dan kontrol praktek profesi tersebut yang berkualitas dalam


organisasi rumah sakit dilakukan melalui komite keperawatan rumah sakit yang
memiliki peran sebagai perawat eksekutif yang melaksanakan praktek professional,
mencakup praktek administratif dan praktek klinik, serta manajemen mutu.

(lebih dijelaskan secara terinci mengenai gambarnya)


Perputaran ini seperti layaknya roda kendaraan ketika dikendarai akan
Gambar struktur diatas memberikan arah, dan mengemudikan divisi
keperawatan melalui empat pilar peran komite keperawatan rumah sakit yang
memungkinkan saling berinteraksi timbal balik diantara semua masing – masing
pemegang peran dalam organisasi komite keperawatan rumah sakit.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 11


BAB III
KOMITE KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN
Komite dalam sebuah rumah sakit merupakan wadah non struktural yang
terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan
strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan kesehatan.

Komite keperawatan merupakan wadah non structural rumah sakit yang


mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan
pemeliharaan profesi keperawatan sehingga pelayanan – asuhan keperawatan
kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai standard dan baik (etis) sesuai
kode etik profesi serta hanya diberikan oleh tenaga keperawatan yang kompeten
dengan kewenangan yang jelas.

Komite keperawatan merupakan bagian dari organisasi rumah sakit


bertujuan untuk menghimpun, merumuskan dan mengkomunikasikan pendapat dan
ide-ide dari tenaga keperawatan yang juga berfungsi sebagai wahana bagi tenaga
keperawatan untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan tentang hal-hal yang
terkait masalah profesi dan teknis keperawatan.

Komite keperawatan bertugas membantu direksi rumah sakit dalam


melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan serta
pengembangan professional berkelanjutan (continuing professional
development/CPD) termasuk didalamnya menentukan standar asuhan keperawatan.

B. TUJUAN
Komite keperawatan rumah sakit mempunyai tujuan:

1. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan asuhan keperawatan dengan


menerapkan asuhan keperawatan berbasis bukti

2. Memberi masukan kepada pimpinan rumah sakit berkaitan dengan


profesionalisme perawat dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 12


3. Menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan penerapan disiplin – etik
profesi Keperawatan dan etik profesi Bidan.

4. Meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan melalui pembinaan dan


pengawasan terhadap kompetensi Perawat dan Bidan untuk meyakinkan
bahwa pelayanan keperawatan hanya diberikan oleh Perawat dan Bidan
yang kompeten dan etis sesuai kewenangannya.

C. PERAN
Peran komite keperawatan dalam fungsi rumah sakit sebagai berikut:

1. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan profesi keperawatan dan


kebidanan melalui kegiatan yang terorganisir

2. Mempertahankan pelayanan keperawatan berkualitas dan aman bagi pasien.

3. Menjamin tersedianya perawat yang kompeten dan etis sesuai kewenangannya.

4. Menyelesaikan masalah keperawatan yang terkait dengan disiplin, etik dan moral
perawat.

5. Melakukan kajian berbagai aspek keperawatan untuk meningkatkan kualitas


pelayanan.

6. Menjamin diterapkannya standar praktik, asuhan dan prosedur keperawatan.

7. Membangun dan membina hubungan kerja tim di dalam rumah sakit.

8. Merancang, mengimplementasikan serta memantau dan menilai ide-ide baru.

9. Mengkomunikasikan, negosiasi dan merekomendasikan kebutuhan


pengembangan karir tenaga keperawatan.

D. HUBUNGAN DENGAN PENGELOLA RUMAH SAKIT


Komite keperawatan merupakan kelompok profesi tenaga keperawatan yang secara
struktur fungsional berada langsung dibawah direktur rumah sakit, dan
bertanggungjawab kepada pimpinan rumah sakit. Komite Keperawatan dibentuk melalui
mekanisme yang disepakati, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 13


Komite keperawatan bertugas menyusun standar, melakukan pembinaan asuhan
dan etika profesi keperawatan dan kebidanan, serta bertanggungjawab memberikan
laporan tahunan dan berkala termasuk laporan insidentil jika diperlukan.

Pimpinan rumah sakit berkewajiban menyediakan segala sumber daya agar komite
keperawatan dapat berfungsi dengan baik sesuai ketentuan.

E. MODEL KEPEMIMPINAN KOMITE KEPERAWATAN


1. Shared Governance / Pengaturan Bersama
a. Pengertian : model pengorganisasian yang memberi staf wewenang dan
otonomi untuk membuat keputusan dan mengkontrol implementasi dan
keluaran dari keputusan tersebut.
b. Fokus Model : mendorong perawat berpartisispasi dalam pembuatan
keputusan pada tiap tingkatan organisasi, baik atas permintaannya sendiri
ataupun sebagai bagian dari kriteria pekerjaan
c. Prinsip Dasar : perawat akan lebih berkomitmen tehadap tujuan organisasi
bila mereka memberi masukan dalam membuat perencanaan dan
pengambilan keputusan.
d. Bentuk : Komite dan kelompok kerja

2. Kepemimpinan Bersama Yang Terkendali / Controlled Share Governance


(CSG)
Kepemimpinan Bersama yang Terkendali didalam divisi keperawatan
memungkinkan perawat untuk memiliki kontrol dan tanggung gugat untuk asuhan
pasien langsung, untuk praktek professional, dan untuk isu-isu tata kelola yang
melibatkan keperawatan. Melalui struktur komite keperawatan, keperawatan juga
dapat memantau dan mengevaluasi asuhan pasien, praktek professional dan
pengaturan keperawatan tanpa menduplikasi fungsi kerja manajemen dan
sistem.
Dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan di rumah sakit saat ini,
pimpinan keperawatan (Kepala Divisi Keperawatan dan Para Kepala Ruangan/
Head Nurse) dibebani tanggung jawab untuk memfasilitasi, menguraikan dan
menyusun standar asuhan secara tertulis, termasuk praktek dan tata kelola
untuk memantau dan mengevaluasi standar tersebut secara terus menerus

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 14


dalam rangka memperbaiki mutu asuhan keperawatan. Tanggung jawab tersebut
dapat terlaksana secara optimal melalui penyelenggaraan komite keperawatan.

F. PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN


Penyelenggaraan Komite keperawatan di Siloam Hospitals terdiri dari Ketua,
Wakil Ketua (jika diperlukan/ tergantung dari besarnya rumah sakit), Sekretaris dan
anggota. Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite dibantu oleh sub komite yang
terdiri dari sub komite kredensial, mutu profesi dan disiplin profesi. Ketua komite
ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit berdasarkan rekomendari dari berbagai pihak
diantaranya pimpinan keperawatan dan pimpinan medis. Wakil Ketua (jika
diperlukan), Sekretaris, anggota serta sub komite diusulkan oleh Ketua Komite dan
ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.

Adapun persyaratan pendidikan dan pengalaman yang harus dipenuhi antara :


Ketua : Minimal S1 Keperawatan /Ners dengan pengalaman klinik lebih dari 5
tahun
Sekretaris: S1 keperawatan/ners perwakilan dari perawat klinik dari masing masing
unit
Sub - Sub komite: minimal S1 Keperawatan / Ners dengan pengalaman klinik 3
tahun, terdiri dari sub Komite Kredensial, Sub Komite Mutu Profesi, Sub Komite
Chief Executive Officer
Disiplin Profesi.

Struktur dan kedudukan Direktur


komite keperawatan
Rumah Sakit dalam organisasi di Siloam
Hospitals dapat diadaptasi sesuai karakteristik rumah sakit, seperti gambaran
berikut.
Komite Medis
Head of Medical Head of Ancillary Head of Head of Head of
Services Division Services Division Nursing Bussiness Finance Division
Gambar 2. Struktur dan Kedudukan Komite keperawatan
Development Development
Komite
Keperawatan

SEKRETARIS

SUB-KOMITE SUB-KOMITE SUB-KOMITE


KREDENSIAL MUTU PROFESI DISIPLIN DAN
ETIK PROFESI

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 15


PEER
GROUP
Pengorganisasian staf keperawatan dikelompokka berdasarkan disiplin/
spesialisasi, peminatan sesuai kebutuhan rumah sakit.

G. FUNGSI KOMITE KEPERAWATAN


1. Menjamin tersedianya standar dan norma-norma diantaranya standar praktek/
standar asuhan keperawatan, etika profesi, standar prosedur operasional
keperawatan sesuai lingkup asuhan dan pelayanan serta aspek penting asuhan
keperawatan
2. Merekomendasikan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan fungsional
tenaga keperawatan, merumuskan norma-norma: harapan dan pedoman
perilaku serta menyediakan alat ukur penampilan kinerja tenaga keperawatan
3. Menjamin kompetensi tenaga keperawatan dengan melaksanakan asesmen,
mempertahankan dan mengembangkan kompetensinya.
4. Menjaga dan memantau pelaksanaan peningkatan mutu dan evaluasi asuhan
keperawatan dan kebidanan.
5. Mengintegrasikan proses peningkatan mutu keperawatan dengan rencana
rumah sakit
6. Mengkomunikasikan informasi hasil analisis mutu keperawatan kepada semua
pihak yang terkait.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 16


7. Merekomendasikan usulan penyelesaian masalah kepada pimpinan
Keperawatan dan atau rumah sakit
8. Memprakarsai perubahan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
9. Mempertahankan keterkaitan antara teori, riset dan praktek.

H. GARIS BESAR TUGAS KOMITE KEPERAWATAN


1. Menyusun Standar Asuhan Keperawatan.
2. Memantau pelaksanaan asuhan keperawatan.
3. Menyusun dan merekomendasikan model Praktek Keperawatan Profesional
yang cocok dengan kondisi dan tuntutan pelayanan di rumah sakit.
4. Memantau dan membina perilaku etik dan professional tenaga keperawatan.
5. Meningkatkan profesionalisme keperawatan melalui peningkatan pengetahuan
dan keterampilan seiring kemajuan IPTEK yang terintegrasi dengan perilaku
yang baik.
6. Bekerjasama dengan Direktur/ pimpinan keperawatan dalam merencanakan
program untuk mengatur kewenangan profesi tenaga keperawatan dalam
melakukan asuhan keperawatan sejalan dengan rencana strategis rumah sakit.
7. Memberi rekomendasi dalam rangka pemberian kewenangan profesi bagi tenaga
keperawatan yang akan melakukan tindakan asuhan keperawatan.
8. Melaporkan kegiatan Komite Keperawatan secara berkala (setahun sekali)
kepada pimpinan rumah sakit

BAB IV
SUB – SUB KOMITE KEPERAWATAN

A. SUB – KOMITE KREDENSIAL


Kredensial adalah dokumen pendidikan, pelatihan, pengalaman pekerjaan,
sertifikasi, lisensi dan dokumen professional lainnya yang dimiliki oleh tenaga
perawat. Proses Kredensial (Credentialing) adalah Proses mereview, memverifikasi
dan mengevaluasi dokumen – dokumen. Proses kredensial menjamin perawat
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar praktik
professional yang maksimal, proses ini mencakup verifikasi diri, evaluasi peer dan
review supervisor. Proses kredensial dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 17


Berdasarkan hasil proses kredensial Rumah sakit wajib menetapkan
kewenangan klinis tenaga perawat yang memperoleh izin praktik sesuai dengan
standar kompetensi dan jenjang karir perawat, dalam rangka melaksanakan tata
kelola pelayanan keperawatan yang baik.

1. Tujuan
a. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan benar kompeten.

b. Pengakuan dan penghargaan terhadap praktik klinik keperawatan yang


berada di semua level

c. Pengembangan profesional diri melalui jenjang karier.

d. Mendorong perawat klinik terlibat dalam perkembangan organisasi.

e. Meningkatkan kepuasan kerja perawat untuk mengurangi Turn Over

f. Penguatan proses rekuitmen tenaga Keperawatan

2. Tugas dan Wewenang

Tugas sub komite kredensial adalah:

a. Menyusun porto folio untuk self evaluasi perkembangan profesional

b. Menentukan komponen standar kredensial:

1. Ijazah

2. STR (Surat Tanda Registrasi)

3. Sertifikat Pelatihan

4. Surat tanda berkelakuan baik atau tidak terlibat kriminal

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 18


5. Surat pernyataan memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus yang
diuraikan dalam uraian tugas (bagi perawat yang sudah bekerja)

6. Surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi rumah sakit


atau orientasi di unit tertentu

7. Surat hasil pemeriksaan kesehatan (sesuai ketentuan)

c. Menentukan tahapan proses kredensial:

1. Perawat mengajukan permohonan untuk memperoleh kewenangan


klinis dengan metode self assessment

2. Sub komite mengkaji dan memberikan rekomendasi tindakan


keperawatan yang diajukan oleh pemohon.

3. Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan

d. Merancang program kredensial sesuai dengan jenjang kompetensi keahlian.

e. Menentukan jenis pelatihan dan pendidikan formal yang dapat diakui untuk
menunjang kompetensi

f. Melaporkan hasil assesmen dan pemeriksaan serta memberikan


rekomendasi kewenangan klinik kepada komite keperawatan

g. Melakukan pemulihan kewenangan klinik

h. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan

3. Keanggotaan
Keanggotaan sub komite kredensial sekurang-kurangnya terdiri dari ketua (ners

minimal 3 tahun), sekertaris dan anggota. Sub Komite dapat dibantu oleh

kelompok staf keperawatan fungsional (KSKF) dan atau staf kebidanan

fungsional.

4. Kewenangan
Sub komite kredensial mempunyai kewenangan menilai dan memutuskan

kewenangan klinis yang adekuat sesuai kompetensi yang dimiliki setiap tenaga

keperawatan sesuai jenjang karir.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 19


5. Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite kredensial, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :

a. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area


praktik (15 kompetensi inti)

b. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria: pendidikan, lisensi, prestasi


dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan, status personal, status
kesehatan serta tidak pernah terlibat dalam tindak kriminal dan kekerasan.

c. Melakukan assesmen kewenangan klinik dengan berbagai metode yang


disepakati (sesuai pedoman pelaksanaan kredential dan re-kredential)

d. Membuat keputusan untuk pemberian kewenangan klinik dengan


memberikan rekomendasi kepada komite keperawatan

e. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinik secara berkala

f. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 20


B. SUB – KOMITE MUTU PROFESI

Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan - asuhan keperawatan yang


diberikan kepada pasien, maka perawat sebagai pemberi pelayanan harus
kompeten, etis dan peka budaya. Profesional, maka diperlukan pencapaian
kompetensi yang dilakukan melalui upaya-upaya yang terencana dan terarah agar
kompetensi perawat dipertahankan dan dikembangkan. Perawat harus memberikan
pelayanan-asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktik, standar asuhan
keperawatan dan standar prosedur operasional Keperawatan yang ditetapkan oleh
rumah sakit. Mutu pelayanan keperawatan harus selalu dipantau dievaluasi serta
diperbaharui dan ditingkatkan agar pasien dan keluarga memperoleh kepuasan.

1. Tujuan
Memastikan kualitas pelayanan-asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga
keperawatan, secara efektif, sesuai standar dengan menggunakan sumber-
sumber dan evaluasi yang berkesinambungan.

2. Tugas dan Wewenang


Tugas sub komite mutu profesi adalah :

a. Menyusun dan merevisi rencana peningkatan mutu keperawatan

b. Mempersiapkan bahan standar asuhan keperawatan dan standar


prosedur operasional serta memantau dan memastikan kepatuhan
perawat terhadap standar yang telah disusun serta melakukan revisi bila
diperlukan.

c. Mendapatkan data kompetensi perawat sesuai jenjang karir pada setiap


area praktik keperawatan.

d. Mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi CPD


(Continuing Professional Development)/ PPB (Pengembangan
Pendidikan Berkelanjutan) tenaga keperawatan berkoordinasi dengan
Divisi Keperawatan.

e. Melakukan audit pelayanan-asuhan keperawatan.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 21


f. Melakukan koordinasi dengan Departemen Quality and Risk, untuk
analisis indikator mutu pelayanan-asuhan keperawatan sehingga dapat
dilakukan tindak lanjut untuk peningkatan mutu.

g. Mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah, pelatihan internal RS,


berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan kemajuan IPTEK bekerja
sama dengan Divisi Keperawatan dan Departement Training Education.

h. Mengadakan kegiatan-kegiatan ilmiah dan merekomendasikan pelatihan


di luar RS bagi perawat sesuai area praktik pada setiap level jenjang
karir.

i. Memfasilitasi proses pendampingan “couch” (preceptorship/ mentorship)


selama melaksanakan praktik keperawatan

j. Mengidentifikasi perubahan-perubahan kompetensi berdasarkan fakta


melalui kaji ulang.

3. Keanggotaan
a. Keanggotaan

Sub komite mutu profesi terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang, sebagai
ketua, sekertaris dan anggota. Dibantu oleh perawat/ Bidan yang di beri
wewenang untuk melakukan assesmen.

b. Kompetensi dan Kelompok Fungsional Keperawatan

Kualifikasi ketua minimal S1 keperawatan (Ners) dan mempunyai


pengalaman klinik minimal 3 tahun. Sedangkan untuk sekretaris dan anggota
merupakan perwakilan perawat klinik dari masing- masing Unit.

4. Mekanisme kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite mutu profesi, maka ditetapkan
mekanisme sebagai berikut :

a) Koordinasi dengan divisi keperawatan untuk memperoleh data dasar


tentang profil tenaga keperawatan di RS sesuai jenjang karirnya

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 22


b) Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi sesuai dengan perkembangan
IPTEK,. Kesenjangan tersebut menjadi dasar perencanaan CPD baik
dilakukan di dalam maupun luar RS

c) Koordinasi dengan Head Nurse, Clinical Nurse Educator, Clinical Instructor


dan para mentor/ preceptor di setiap ruangan untuk melakukan “couch”,
bimbingan (presseptor/ mentorship) selama melaksanankan praktik.

d) Melakukan audit pelayanan-asuhan keperawatan dan pembahasan kasus


bekerja sama dengan Clinical Nurse Educator Coordinator atau Clinical
Instructor.

e) Mengidentifikasi fenomena klinik, analisis kompetensi perawat sebagai


bahan perbaikan mutu pelayanan-asuhan keperawatan,

f) Memberi masukan kepada Kepala Divisi Keperawatan dan Direktur rumah


sakit dan atau Kepala Divisi Human Resources dalam pengembangan
sumber daya manusia.

C. SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI


Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menerapkan standar
pelayanan, standar prosedur operasional serta menerapkan etika profesi dalam
praktiknya. Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan
melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai
etik dalam kehidupan profesi.

Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan


secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga
pelayanan keperawatan yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan
aman dan mendapat kepuasan.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 23


1. Tujuan

Sub komite disiplin profesi bertujuan :

1. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga


keperawatan yang tidak layak.

2. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.

2. Tugas dan Kewenangan

1. Melakukan penegakan etika dan disiplin profesi keperawatan.

2. Melakukan pembinaan etika keperawatan.

3. Membantu menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran disiplin dan


masalah-masalah etik dalam pelayanan asuhan keperawatan.

4. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam


asuhan keperawatan.

3. Keanggotaan

Sub komite disiplin profesi keperawatan terdiri dari 3 (tiga) orang perawat
sebagai ketua, sekertaris dan anggota.

Kualifikasi ketua minimal S1 keperawatan (Ners) dan mempunyai


pengalaman klinik minimal 3 tahun. Sedangkan untuk sekretaris dan anggota
merupakan perwakilan perawat klinik dari masing- masing Unit.

4. Mekanisme kerja:

a. Melakukan prosedur penegakan etika dan disiplin profesi dengan


tahapan:

1. Mengidentifikasi sumber laporan dari manajemen rumah sakit,


perawat lain, dokter atau tenaga kesehatan lain serta pasien dan
keluarganya, juga dapat berasal dari laporan hasil konferensi klinis
dan kematian.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 24


2. Pemeriksaan didahulukan oleh panel disiplin profesi melalui proses
pembuktian. Tim panel dapat menggunakan keterangan saksi ahli
sesuai kebutuhan. Seluruh pemeriksaan dilakukan secara tertutup
dan rahasia.

b. Membuat keputusan

Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan dengan


melibatkan organisasi profesi yang ada di rumah sakit. Keputusan panel
dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Bila perawat merasa keberatan
terhadap keputusan maka yang bersangkutan dapat mengajukan bukti-
bukti baru yang kemudian sub komite etika dan disiplin profesi
membentuk panel baru. Akhirnya keputusan dilaporkan kepada direksi
rumah sakit melalui komite keperawatan.

c. Merekomendasikan pemberian tindakan disiplin profesi keperawatan


berupa teguran, penugasan peringatan tertulis, pembatasan sampai
pencabutan wewenang klinis, sementara atau selamanya, serta bekerja
dibawah supervisi dari perawat yang memiliki kewenangan.

d. Merekomendasikan pemberian keputusan tindakan disiplin untuk di


laksanakan. Keputusan sub komite disiplin profesi diserahkan kepada
pemimpin rumah sakit dalam bentuk rekomendasi komite keperawatan
untuk selanjutnya disampaikan kepada perawat oleh pemimpin RS untuk
dilaksanakan.

e. Melakukan pembinaan profesionalisme keperawatan.

Pembinaan profesionalisme merupakan bagian penting dari tahapan


sosialisasi profesionalisme tenaga keperawatan untuk mencapai
profesionalisme.

1. Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam


pelaksanaan praktik keperawatan sehari-hari.

2. Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan


metode serta evaluasi.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 25


3. Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya,
symposium, “bedside teaching”, refleksi diskusi kasus dan lain-lain
disesuaikan dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.

4. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan Divisi Keperawatan,


Training Education Department dan kelompok mitra bestari
keperawatan untuk melakukan pembinaan.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 26


BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

A. Pengertian
Pembinaan dan pengawasan komite keperawatan di Rumah Sakit adalah suatu
proses penilaian, umpan balik serta perbaikan seluruh kegiatan komite keperawatan
di Rumah Sakit secara komprehensif dan berkesinambungan. Pembinaan dan
pengawasan dilakukan secara internal dan eksternal. Pembinaan dan pengawasan
internal dilakukan oleh unsur-unsur di dalam Rumah Sakit. Pembinaan dan
pengawasan eksternal dilakukan oleh unsur luar Rumah Sakit seperti akreditasi
rumah sakit, ISO dan lain lain yang disepakati.

B. Lingkup Pembinaan

1. Pembinaan dan Pengawasan Internal


Pembinaan dan pengawasan internal dilakukan secara berjenjang, mulai pada
tingkat perawat profesional, peer group keperawatan sejenis, komite
keperawatan itu sendiri.
a. Perawat Profesional :
 Lingkup pembinaan dan pengawasan minimal mencakup:
1) Pelaksanaan asuhan keperawatan dan dokumentasinya (mengikuti
Instrument A pada Instrumen Evaluasi Penerapan Standar asuhan
Keperawatan di RS)
2) Penerapan kode etik profesi keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan. (mengikuti Instrument B pada Instrumen Evaluasi
Penerapan Standar asuhan Keperawatan di RS)
3) Kepatuhan menerapkan standar/SPO
(mengikuti Instrument C pada Instrumen Evaluasi Penerapan Standar
asuhan Keperawatan di RS)
4) Kompetensi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
(mengikuti Instrument terlampir )
5) Pembinaan terhadap tenaga perawat yang melakukan pelanggaran
kode etik keperawatan

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 27


6) Melakukan usulan pengembangan tenaga keperawatan dalam
bentuk pendidikan berkelanjutan, pendidikan klinik dan temu ilmiah
bekerja sama dengan kepala bidang keperawatan

 Langkah-Langkah Pembinaan Dan Pengawasan:


1) Menetapkan tujuan pembinaan dan pengawasan
2) Merumuskan lingkup sasaran pembinaan dan pengawasan
3) Membuat jadwal pembinaan dan pengawasan
4) Melakukan pembinaan dan pengawasan melalui kegiatan komunikasi,
informasi, supervisi dan edukasi dengan metode :
 Supervisi klinik
 Observasi lapangan
 Pendampingan/ coaching
 bedside teaching
 Diskusi kasus
 Penghargaan dan sanksi
 Rapat/ pertemuan
5) Memberikan umpan balik hasil pembinaan dan pengawasan
6) Melakukan perbaikan, peningkatan berdasarkan hasil pembinaan dan
evaluasi
7) Mendokumentasikan seluruh proses dan hasil pembinaan dan
pengawasan

 Pelaksana :
1) Ketua Peer Group
2) Kelompok keperawatan sejenis

b. Peer group keperawatan


 Lingkup pembinaan dan pengawasan minimal mencakup :
1) Kendali mutu pelayanan keperawatan di unit ruang rawat dan
laporannya
2) Kompetensi personal sebagai penanggung jawab peer group

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 28


3) Ketua peer group dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
profesi.
4) Manajemen informasi terhadap para profesi keperawatan
5) Profil dan performa kompetensi dan kinerja profesi.
6) Manajemen mutu dan audit mutu asuhan keperawatan

 Langkah pembinaan dan pengawasan :


1) Menetapkan tujuan pembinaan dan pengawasan
2) Merumuskan lingkup dan sasaran pembinaan dan pengawasan
3) Membuat jadwal pembinaan dan pengawasan
4) Melakukan pembinaan dan pengawasan dengan metode :
 Rapat koordinasi
 Observasi lapangan
 Penghargaan dan sanksi
 Pendampingan/ coaching
 Delegasi koordinasi
 Supervisi lapangan
5) Memberikan umpan balik hasil pembinaan dan pengawasan
6) Melakukan perbaikan, peningkatan berdasarkan hasil pembinaan
dan evaluasi
7) Mendokumentasikan seluruh proses dan hasil pembinaan dan
pengawasan

 Pelaksana :
1) Ketua Komite dan anggota
2) Ketua Sub – Sub Komite dan anggota

c. Komite Keperawatan
 Lingkup pembinaan dan pengawasan, minimal mencakup :
1) Dokumen Rencana Strategi Komite Keperawatan dalam mendukung
misi rumah sakit.
2) Dokumen manajemen mutu dalam pengendalian profesi keperawatan
dan pelayanan keperawatan.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 29


3) Mekanisme pengendalian resiko dalam meningkatkan kinerja
pelayanan keperawatan dan performa rumah sakit.
4) Manajemen pembinaan profesi.
5) Dokumen – dokumen standar prosedur operasional.
6) Evaluasi implementasi asuhan keperawatan berdasarkan standar
keperawatan
7) Sistem dan implementasi audit mutu pelayanan keperawatan
8) Implementasi fungsi-fungsi manajemen : planning, staffing,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan.

 Langkah/Strategi :
1) Menetapkan tujuan pembinaan dan pengawasan
2) Merumuskan lingkup dan sasaran pembinaan dan pengawasan
3) Membuat jadwal pembinaan dan pengawasan
4) Melakukan pembinaan dan pengawasan.
5) Memberikan umpan balik hasil pembinaan dan pengawasan
6) Melakukan perbaikan, peningkatan berdasarkan hasil pembinaan dan
evaluasi
7) Mendokumentasikan seluruh proses dan hasil pembinaan dan
pengawasan.
8) Merekomendasikan hasil pembinaan dan pengawasan kepada
manajemen rumah sakit.

 Pelaksana : Department Quality and Risk Rumah Sakit.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 30


2. Pembinaan Dan Pengawasan Eksternal
Pembinaan dan pengawasan eksternal dilakukan secara terintegrasi dengan
pelayanan lainnya dalam bentuk pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Bentuk pembinaan dan pengawasan eksternal antara lain Akreditasi Rumah
Sakit, untuk pelayanan keperawatan baik pada tingkat nasional maupun
international

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 31


DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medis Kementerian Kesehatan. R.I.


(2012). Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit.
Jakarta.

Hartanti. (2005). Mekanisme dan Tahapan Implementasi Standar Kompetensi Menurut


SK. Menakertrans No. 227/MEN/2003. Disampaikan pada seminar Penyusunan
dan Pengukuran Kompetensi Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta. (makalah
tidak dipublikasikan).
Joint Commission International. (2013) Accreditation Standard for Hospital. 4 th editon.
Illinois. USA.
Kementerian Kesehatan. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan No. 49 Tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit. Jakarta.
Kementerian Kesehatan R.I. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. (2011). Standar
Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit. (2013). Instrumen Akreditasi Rumah Sakit. Standar
Akreditasi Versi 2012. Edisi 1. Jakarta.
PP.PPNI dan Direktorat Bina Pelayanan Medik.Dep.Kes.R.I. (2006). Rancangan
Pedoman Pengembangan Sistem Jenjang Karir Profesional Perawat. Jakarta.

PP.PPNI dan Direktorat Bina Pelayanan Medik.Dep.Kes.R.I. (2006). Rancangan


Pedoman Pengembangan Sistem Jenjang Karir Profesional Perawat. Jakarta.

Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan – Siloam Hospitals Page 32

Anda mungkin juga menyukai