Anda di halaman 1dari 9

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM HARAPAN IBU
PURBALINGGA
NOMOR 33/PER/DIR/RSUHIPBG/VIII/2019
TENTANG
REVISI PANDUAN KREDENSIAL
KEPERAWATAN

BAB I
DEFINISI

1. Keredensial
Proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian
pemberian Kewenangan klinis
2. Rekredensial
Proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah memiliki Kewenangan Klinis
untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis tersebut
3. Kewenangan klinis
Uraian intervensi keperawatan yang di lakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area
praktiknya
4. Penugasan Klinis
Penugasan dari kepala/direktur Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan
asuhan keperawatan di Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar Kewenangan Klinis
5. Tenaga Paramedis
Perawat dan tenaga professional kesehatan lain yang melakukan fungsi tugas keperawatan
dan pelimpahan kewenangan dari petugas medis
6. Assesmen Kompetensi Klinis
Evaluasi kompetensi yang di tampilkan melalui pelaksanaan tugas klinis dan di bandingkan
dengan standar klinis yng telah di tetapkan
7. Assesmen Kompetensi
Bagian dari kredensial dimana assesmen kompetensi dapat dilaksanakan sesuai proses
kompetensi yang di tampilkan oleh staf keperawatan

1
BAB II

RUANG LINGKUP

A. LATAR BELAKANG
Undang undang tentang rumah sakit yang baru ditetapkan menurut rumah sakituntuk
melindungi keselamatan pasien, salah satunya adalah menetapkan dan melakukanpenugasan
klinik bagi semua tenaga paramedis dalam melakukan asuhan keperawatandi rumah sakit.
Rumah sakit menyelenggarakan bentuk regulasi penugasan klinik melaluipanitia
kredensial perawat yang didelegasikan melalui komite keperawatan rumahsakit.
Komite Keperawatan membuat rincian kewenangan klinik yang nantinya akandiisi oleh
setiap petugas paramedis (Perawat).Daftar rincian ini merupakan bentuk tindakan aplikatif
keperawatan yangdilakukan di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga.kompetensi ini
meliputi berbagai macam asuhankeperawatan yang meliputi ; keperawatan medical bedah,
keperawatan gawat darurat, keperawatan intensif, dan keperawatan maternitas.
Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis / keperawatan yangdilakukan
oleh Perawat yang kurang kompeten rumah sakit perlu mengambil langkahlangkah
pengamanan dengan cara pemberian kewenangan klinis melalui mekanismekredensial yang
dilaksanakan oleh komite keperawatan. Dengan terkendalinya tindakanmedis / keperawatan
disetiap rumah sakit maka pasien lebih terlindungi dari tindakanyang dilakukan oleh perawat
yang tidak kompeten.Dari hasil rincian ini maka petugasperawat di RSUHarapan Ibu
Purbalingga dibagi dalam 3 kategori yaitu perawat orientasi Pra PK, Perawat Klinik 1,
perawat klinik II dan perawat klinik III.Panduan ini dimaksudkan agar menjadi panduan
bagi rumah sakit untukmelakukan kredensial perawat dan tenaga kesehatan lainnya dengan
baik, benar dan dapatdipertanggungjawabkan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Panduan ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatanpasien
dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan
memiliki kompetensi dan kewenangan klinis yang jelas
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan asuhan keperawatan
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat dan
lingkungan rumah sakit
c. Memberikan perlindungan kepada SDM Keperawatan
d. Meningkatan kepuasan SDM Keperawatan
e. Meningkatkan kepuasan pasien dan masyarakat

2
C. DASAR HUKUM
Undang-undang dan Peraturan yang melandasi pelaksanaan kredensial dan rekredensial
keperawatan
a. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
d. Standar Akreditasi Rumah Sakit versi Tahun 2012
e. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan

D. KONSEP DASAR KREDENSIAL PERAWAT DI RUMAH SAKIT


Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnyauntuk
menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar profesi dankompetensi para
perawatyang melakukan tindakan medis/Keperawatan terhadappasien di rumah sakit.Upaya
ini dilakukan kompeten. Persyaratan dengan cara mengaturagar setiap tindakan keperawatan
yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan olehtenaga paramedis yang benar – benar
kompeten. Persyaratan kompetensi ini meliputidua komponen (1) komponen kompetensi
keprofesian yang terdiri dari pengetahuan,ketrampilan dan perilaku professional dan (2)
komponen kesehatan yang meliputikesehatan fisik dan mental.Walaupun seorang perawat
telah mendapatkan pendidikan selama kuliah, namunrumah sakit wajib melakukan verifikasi
kembali kompetensi seseorang untukmelakukan tindakan perawat dalam lingkup spesialisasi
tersebut, hal ini dikenal denganistilah credentialing.
Proses credentialing ini dilakukan dengan dua alasan utama.Alasan pertama, banyak
faktor yang mempengaruhi kompetensi setelahseseorang mendapatkan
pendidikan.Perkembangan ilmu dibidang keperawatan untuksuatu tindakan medis dan /
Keperawatan tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yangdiperoleh dapat berubah
sewaktu waktu, bahkan dapat dianggap sebagai tindakan yangtidak aman bagi pasien..
Alasan kedua, kesehatan seseorang dapatsaja menurun akibatpenyakit tertentu atau
bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan tindakanmedis yang dilakukan.
Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakankesehatan baik fisik maupun
mental.Tindakan verifikasi kompetensi profesi medistersebut oleh rumah sakit disebut
sebagai mekanisme Re-credentialing, dan hal inidilakukan demi keselamatan pasien.
Tindakan verifikasi kompetensi ini juga dilakukanpada profesi lain untuk keamanan
kliennya. Misalnya kompetensi profesi penerbang(pilot) yang senantiasa diperiksa secara
teratur dalam periode tertentu oleh perusahaanpenerbangan.Setelah seorang Perawat
dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial,rumah sakit menerbitkan suatu ijin
bagi yang bersangkutan untuk melakukanserangkaian tindakan – tindakan medis tertentu di
rumah sakit tersebut, hal ini dikenalsebagai kewenangan klinis (clinical privilege). Tanpa
adanya kewenangan klinis(clinical privilege) tersebut seorang perawat tidak diperkenankan
untuk melakukantindakan medis dan/ Keperawatan dirumah sakit tersebut.Kewenangan
klinik ini akandievaluasi oleh komite keperawatan dan panitia kredensial setiap 3 tahun
3
sekali.
Hal inidiharapkan tenaga keperawatan mampu memperoleh kewenangan klinis
keperawatanyang lebih tinggi / baik.Setelah perawat mengisi form pengajuan ini, komite
keperawatan dan jugapanitia kredensial mengolah untuk kemudian muncul surat penugasan
klinik bagi setiaptenaga keperawatan di RSU Harapan Ibu Purbalingga, dengan
mempertimbangkan masa kerja perawatdan juga kompetensi melalui panitia kredensial
maka tenaga keperawatan di RSU Harapan Ibu Purbalingga dikategorikan menjadi 3 tingkat
yaitu: Perawat klinik I (Pra PK dan PK I),Perawat Klinik II dan Perawat Klinik III.Kategori
ini nantinya akan ditetapkan oleh SK direktur RSU Harapan Ibu Purbalingga. Untuk tenaga
kerja yang masih dalam masa orientasi tidak dilakukan kredensial sampai masa orientasi
berakhir dan akan dilakukan apabila sudah memasuki masa kontrak kerja

E. ALUR KREDENSIAL
1. Pemberian Kewenangan Klinis Kepada Staf Perawat baru
Pada proses penerimaan perawat baru perlu dilaksanakan seleksi administrasi, yang
meliputi kelengkapan berkas CV, lamaran, KTP, surat keterangan sehat, dan
sebagainya. Setelah seleksi administrasi perlu dilaksanakan kredensial kompetensi
berdasarkan verifikasi keaslian ijazah.Keaslian STR dan SIPP juga perlu dicek
kebenarannya, verifikasi dokumen ditujukan untuk menjamin keamanan pemberian
asuhan keperawatan.Asesmen kompetensi bidang pengetahuan, sikap dan keterampilan
dilaksanakan untuk menetapkan kewenangan klinis awal dari staf baru dalam
memberikan asuhan keperawatan. Walaupun setelah penerimaan akan dikeluarkan
kewenangan klinis, perawat baru harus mendapatkan bimbingan dari preceptor yang
telah ditunjuk.
Setelah proses penerimaan dan kredensial awal perawat akan mendapatakan surat
penugasan klinis dibawah supervisi. Penugasan klinis dirinci dalam kewenangan
klinis.Penugasan klinis untuk perawat baru adalah Pra PK dengan ketentuan masa kerja
0-3 bulan.

2. Pemberian Kewenangan Klinis Setelah Fase Orientasi dan Rekredensial


Setelah proses seleksi, fase pertama yang dilaksanakan adalah fase orientasi staf
baru. Pada fase orientasi staf keperawatan dikenalkan kebijakan, tujuan organisasi,
visi, dan misi baik rumah sakit maupun keperawatan pada khususnya. Pada fase
orientasi juga dilaksananakan proses indoktrinisasi untuk menumbuhkan rasa memiliki
organisasi, pada fase ini juga dilaksanakan pengenalan system, aturan, hak dan
kewajiban dari staf. Terkait substansi pelayanan yang perlu diberikan adalah:
Keselamatan Pasien, Pengendalian Infeksi, Mutu Pelayanan, Caring dan Etik dalam
keperawatan. Orientasi dilaksanakan didalam kelas dan juga observasi diruangan
sekaligus perkenalan dengan seluruh divisi unit keperawatan.Waktu orientasi staf baru

4
adalah 3 hari.
Pada akhir orientasi diusulkan penetapan kewenangan klinis berdasarkan
rekomendasi sub komite kredensial berdasarkan portofolio dan juga validasi
kompetensi jika dibutuhkan.Penerapan kewenangan klinis pada awal adalah dengan
supervisi dan menerapkan model preceptorshipselama pemberian asuhan keperawatan
khususnya pada tindakan yang kritis yang mempunyai resiko kesalahan dan pada
tindakan yang belum kompeten.
Setelah 3 tahun perlu dilaksanakan rekredensial untuk menjamin bahwa asuhan
yang diberikan oleh perawat aman untuk pasien.Rekredensial juga dapat dilaksanakan
pada kondisi tertentu misalnya setelah cuti panjang, atau setelah sembuh dari kondisi
saki. Selain rekredensial untuk naik pada level jenjang karir perawat juga dilaksanakan
rekredensial terhadap kewenangan klinis yang awalnya tidak mandiri berpindah
berpindah menjadi mandiri. Rekredensial untuk kenaikan jenjang karir keperawatan,
asesmen diarahkan pada kemampuan dan kompetensi pada jenjang diatasnya.

F. PERANANKOMITEKEPERAWATANSUBKOMITEKREDENSIAL PERAWAT
RUMAH SAKIT.
Komite keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial paraperawat
karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat danmelindungi pasien
rumah sakit untuk hal hal yang berkaitan dengan tindakan medis dan/ keperawatan.Ketua
komite keperawatan bekerjasama dengan sub komite kredensialmembentuk panitia khusus
yang berguna menyeleksi dan melakukan proses kredensialdan re kredensial terhadap
perawat di rumah sakit. Evaluasi setiap 3 tahun dilakukan olehpanitia kredensial untuk
mengetahui perkembangan secara skill maupun attitudeseorang perawat.Setiap keputusan
yang diambil akan dilakukan persetujuan langsungoleh direktur rumah sakit.Lingkup kerja
komite keperawatan dan sub komite kredensial ini langsungdibawah pengawasan
direktur.Setiap kegiatan yang dilakukan harus mendapatkanpersetujuan secara tertulis oleh
direktur.Harapan yang ingin dicapai dari panitia iniadalah membantu direktur dalam hal ini
rumah sakit mendapatkan tenaga perawat yangprofessional dan berkualitas prima.

5
NO KATEGORI RINCIAN

1. Pra-PK 1. Pegawai baru dengan masa kerja 0 – 3 bulan


2. Berijasah minimal D3 keperawatan/SI keperawatan
3. Lulus uji kompetensi

2. Perawat Klinik I 1. Pegawai dengan masa kerja 1-2 tahun


2. Berijasah minimal D3 keperawatan/SI keperawatan
3. Lulus uji kompetensi

3. Perawat Kinik II 1. Pegawai dengan masa kerja 2-5 tahun


2. Berijasah minimal D3 Keperawatan/SI Keperawatan
3. Lulus uji kompetensi
4. PJ Shift dalam tugas dinas

4. Perawat Klinik III 1. Pegawai dengan masa kerja diatas 3 tahun


2. Berijasah minimal D3 Keperawatan/S1 Keperawatan
3. Lulus uji kompetensi
4. Mempunyai sertifikat khusus
5. Kepala Ruang

6
BAB III

TATA LAKSANA

Prosesutamakredensialditujukan untukmengendalikankewenanganmelakukan tindakan


keperawatan yang terinci (delination clinical privilege) bagi setiaptenaga perawat yang bertumpu
pada tiga tahap. Pertama, perawat melakukanpermohonan untuk memperoleh kewenangan klinis
dengan metode self assessment.Kedua, komite keperawatan dan sub komite kredensial mengkaji
dan memberikanrekomendasi rincian kewenangan klinik keperawatan yang diajukan oleh
pemohon.Ketiga, Kepala/Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan (clinical
appointment)berdasarkan rekomendasi dari ketua komite keperawatan yang berlaku untuk
periodetertentu. Secara perodik, perawatakan melalui proses rekredensial saat masa berlakusurat
penugasannya berakhir, dimana tiga proses inti tersebut akan berulang

Tahap Pertama : Permohonan memperoleh Kewenangan Klinis


Pengajuan permohonan perawat disampaikan kepada Kepala Bidang Keperawatan
dengan di ketahui Kepala Ruangan. Perawat yang mengajukan kredensial telah mengisi beberapa
formulir yang di sediakan rumah sakit yaitu rincian kewenangan klinis yang diajukan dengan
mencontreng kemampuan yang telah di capai, menyampaikan portofolio, self
assesmen ,logbookdan melengkapi dokumen bukti. Dokumen kelengkapan tersebut diserahkan
kepada Kepala Bidang Keperawatan untuk di tindaklanjuti dan diteruskan kepada Ketua Komite
Keperawatan

7
Tahap Kedua : assesmen
Subkomite dapat membentuk panitia adhoc bila di dalam tim tidak mempunyai staf yang
terkait keahliannya, untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode;
portofolio,assesmen kompetensi.Panitia adhoc dapat melibatkan mitra bestari. Dalam proses ini
juga ditentukan siapa saja yang masuk kategori Pra PK, PK I, PK II dan PK III.Setelah semua
perawat menjalani assessment, Pada akhir proses kredensial, mitra bestari merekomendasikan
asuhan dan tindakan keperawatan yang boleh dilakukan oleh pemohon dalam bentuk
rekomendasi untuk Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan Klinis (RKK)
Ketua komite keperawatan akan memberikan rekomendasi kepada direktur rumah sakit agar
diterbitkan surat penugasan kewenangan klinik.

Tahap Ketiga : Penerbitan Surat Penugasan.


Kepala/Direktur rumah sakit menerbitkan Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian
Kewenangan Klinis (RKK)berdasarkan rekomendasi Ketua Komite Keperawatan.RKK memuat
daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan asuhan dan tindakan keperawatan.Kepala
rumah sakit dapat saja memintakomite keperawatan untuk mengkaji ulang rekomendasi tersebut
bersama pihakmanajemen rumah sakit biladianggap perlu.Surat penugasan tersebut memuat
daftarsejumlah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatanbagi tenagaparamedis
yang memohon.Daftar kewenangan klinis seorang tenaga paramedis dapat dimodifikasi
setiapsaat.Seorang tenaga paramedis dapat saja mengajukan tambahan kewenangan klinisyang
tidak dimiliki sebelumnya dengan mengajukan permohonan kepada kepala/direktur rumahsakit.
Selanjutnya komite keperawatanakan melakukan proses kredensial khusus untuktindakan
tersebut, dan akan memberikan rekomendasinya kepada kepala/direktur rumah sakit.Namun
sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja dicabut, baik untuk sementaraatau seterusnya
karena alasan tertentu seperti akan diuraikan pada bab berakhirnyakewenangan klinis.
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan (clinical appointment)habis masa
berlakunya atau dicabut oleh kepala/direktur rumah sakit. Surat penugasan untuksetiap tenaga
paramedis memiliki masa berlaku untuk periode tertentu, misalnya tigatahun.Pada akhir masa
berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harusmelakukan rekredensial. Ini lebih
sederhana dibandingkan dengan proses kredensialawal sebagaimana diuraikan diatas karena
rumah sakit telah memiliki informasi setiapperawat yang melakukan tindakan keperawatan
dirumah sakit tersebut. Penerbitan ulangsurat penugasan (reappointment).
Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga paramedis tersebutdinyatakan
tidak kompeten untuk melakukan tindakan keperawatan tertentu.Walaupunseorang tenaga
paramedis pada awalnya telah memperoleh kewenangan klinis untukmelakukan tindakan
keperawatan tertentu, namun kewenangan itu dapat dicabut olehrumah sakit berdasarkan
pertimbangan komite keperawatan.Pertimbangan pencabutankewenangan klinis tertentu tersebut
didasarkan pada kinerja profesi dilapangan,misalnya tenaga paramedis yang bersangkutan

8
terganggu kesehatannya, baik fisikmaupun mental.Selain itu, pencabutan kewenangan klinis juga
dapat dilakukan bilaterjadi kecelakaan medis yang diduga karena inkompetensi atau karena
tindakan disiplindari komite keperawatan.Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut
tersebut dapat diberikankembali bila tenaga paramedis tersebut dianggap telah pulih
kompetensinya.Dalam halkewenangan klinis tertentu seorang tenaga paramedis diakhiri, komite
keperawatan akanmeminta subkomite peningkatan mutu profesi untuk melakukan berbagai
upayapembinaan agar merekomendasikan kepada kepala/direktur rumah sakit pemberian
kembalikewenangan klinis tertentu setelah melalui proses pembinaan.Pada dasarnya kredensial
tetap ditujukan untuk menjaga keselamatan pasien,sambil tetap membina kompetensi seluruh
tenaga paramedis di rumah sakit. Dengandemikian jelaslah bahwa komite keperawatan dan staf
keperawatan memegang perananpenting dalam proses kredensial dan pemberian kewenangan
klinis untuk setiap tenagakeperawatan.

BAB IV

DOKUMENTASI

Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan di simpan dalamfile masing-masing
tenaga paramedis.
1. Surat permohonan permintaan kewenangan klinis disimpan di komite keperawatan
2. Hasil nilai assessment masing-masing perawat disimpan di komite keperawatan
3. Surat penugasan klinis disimpan di bagian SDM
4. Setiap proses kredensial dilakukan, ada berita acara yang dibuat oleh panitia kredensial

Anda mungkin juga menyukai