NOMOR : 887/KPTS/RS/IX/2013
RUMAH SAKIT
MEMUTUSKAN
MENIMBANG : 1. Bahwa kredensial dan rekredensial perawat merupakan proses untuk menentukan
dan mempertahankan kompetensi keperawatan.
2. Bahwa proses kredensial merupakan salah satu cara profesi keperawatan mempertahankan
standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya.
4. Bahwa untuk maksud tersebut diatas maka perlu ditetapkan Panduan Kredensial dan
rekredensial perawat di Rumah Sakit dengan Surat Keputusan Direktur
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
Kredensial dan rekredensial perawat di Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan akan dilakukan
mestinya.
Ditetapkan di :
Tanggal :
RUMAH SAKIT
Direktur Utama
TEMBUSAN Yth :
1. Komite Keperawatan
2. Manajer Keperawatan
3. Manajer SDI
4. Bagian Personalia
5. Arsip
NOMOR : 887/KPTS/SDI/RS/IX/2013
PANDUAN
RUMAH SAKIT
A. PENDAHULUAN
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus
berkembang baik jumlah ( saat ini 1516 ), jenis maupun kelas rumah sakit sesuai
IPTEK, peraturan serta kebijakan yang ada. Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri
dari berbagai jenis pelayanan seperti: pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan
penunjang medik yang diberikan kepada pasien dalam bentuk upaya promotif,
kode etika profesi. Dalam UU RI No.36 2009 tentang Kesehatan, Pasal 63 dinyatakan
kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan
berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pernyataan
ini memperkuat bahwa keperawatan sebagai profesi dan harus diwujudkan dalam
Sumber Daya Manusia Keperawatan di Rumah Sakit merupakan tenaga kesehatan terbesar, memiliki
jam kerja 24 jam melalui
penugasan shift serta merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien
memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarganya. Untuk itu diperlukan perawat
yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu berkembang serta memilki etika profesi
sehingga pelayanan keperawatan dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan aman
sempurna, maka dalam penjelasan berikut akan diuraikan proses kredensial yang
yang jelas, pengakuan dan penghargaan terhadap praktik klinik keperawatan yang
berada di semua level, pengembangan profesional diri melalui jenjang karier, dan
C. DASAR HUKUM
Perawat
D. PENGERTIAN
telah memiliki kewenagan klinis (Clinical prevelege ) untuk menentukan apakah yang
bersangkutan masih layak diberi kan kewenangan klinis untuk suatu periode tertentu
yaitu 4 tahun.
E. KEBIJAKAN
dalam hal ini sub komite kredensial, terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota serta
4. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) perawat / bidan yang dikeluarkan oleh
5. Memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) perawat/bidan yang dikeluar oleh pemerintah
7. Jenjang Perawat Klinis (PK) adalah SDM Keperawatan yang bekerja dan
keperawatan dibuktikan dengan Surat Keputusan/ Surat Tugas dari Direktur RS.
keperawatan dibuktikan dengan Surat Keputusan/ Surat Tugas dari Direktur RS.
10. Jenjang Perawat Riset (PR) adalah penugasan yang terkait penelitian keperawatan
F. PENGORGANISASIAN
Kredensial dan Rekredensial Keperawatan dilaksanakan oleh Komite
Keperawatan dalam hal ini sub komite kredensial, terdiri dari ketua, sekertaris dan
anggota serta dibantu oleh Mitra Bestari keperawatan . Adapun tugas sub komite
kredensial adalah :
b. Kompetensi
c. Status kesehatan
d. Perilaku
e. Etika profesi
4. Melakukan proses kredensial masa berlaku surat penugasan klinik dan adanya
G. KEGIATAN
dimaksud,
a. Pencatatan
b. Pelaporan
1. Monitoring
bestari sesuai area praktek, untuk menjamin bahwa tenaga keperawatan yang
2. Evaluasi
setiap 1 (satu) tahun yang dilakukan oleh Sub Komite Kredensial bersama Mitra
bestari.
K. PENUTUP
bahwa sistem pemberian pelayanan – asuhan keperawatan yang diterima oleh pasien,
diberikan oleh perawat dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan
benar (scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi keperawatan.
Istilah Etik Kredensial sering disalah artikan oleh kita, seolah-olah kredensial adalah menyelesaikan
masalah etik. Padahal etik dan kredensial adalah hal yang berbeda.
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis. Sedangkan re-kredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga
keperawatan yang telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
Dengan begitu, kredensial berbicara tentang lingkup kewenangan yang dimiliki oleh seorang tenaga
perawat. Hasil akhir dari proses kredensial adalah diberikannya surat penugasan klinis oleh direktur
sesuai dengan jenjang klinis perawat tersebut.
Salah satu tugas Komite Keperawatan melalui Subkomite Kredensial adalah melakukan kredensial
terhadap seluruh tenaga keperawatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang harus ada sebelum
melakukan kredensial :
Ada team yang selanjutnya disebut sebagai panitia ad hoc yang dibentuk oleh Komite Keperawatan
untuk melakukan kredensial. Panitia adhoc ini terdiri dari tenaga perawat rumah sakit dan mitra
bestari. Mitra bestari bisa berasal dari institusi pendidikan jejaring rumah sakit, organisasi profesi,
kolegium atau perawat di rumah sakit lain.
Ada buku putih (white book) yang dijadikan dasar panduan dalam melakukan kredensial dan
rekredensial. Buku putih ini berisi tentang ketentuan dokumen persyaratan terkait kompetensi
seperti ijazah, STR, sertifikat kompetensi, logbook, surat orientasi di rumah sakit, surat keterangan
sehat dll yang diperlukan. Isi utama dari Buku Putih ini adalah Rincian Kewenangan Klinis.
Ada daftar kewenangan klinis yang telah disusun oleh panitia adhoc dan disahkan oleh direktur
rumah sakit.
Metode yang digunakan dalam kredensial ditentukan oleh masing-masing instutusi, dan dituangkan
dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf Bylaws). Beberapa metode yang dapat
digunakan dalam proses kredensial diantaranya adalah metode portofolio dan assesment
kompetensi.
Prosedur Kredensial
Perawat / Bidan mengajukan permohonan kepada Ketua Komite Keperawatan untuk memperoleh
kewenangan klinis.
Ketua Komite Keperawatan menugaskan kepada Subkomite Kredensial untuk melakukan proses
kredensial.
Subkomite Kredensial membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan metode yang telah disepakati.
Subkomite memberikan laporan kepada Ketua Komite Keperawatan hasil kredensial sebagai bahan
rapat menentukan kewenangan klinis.
Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan klinis selanjutnya dilaporkan
secara tertulis oleh subkomite kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan
kepada direktur dan dijadikan bahan rekomendasi kepada direktur.
Bagi tenaga keperawatan yang sudah lama bekerja, maka tugas subkomite kredensial adalah
melakukan re-kredensial. Re-kredensial dilakukan secara periodik sesuai kebijakan masing-masing
institusi apakah 3 tahun sekali atau 5 tahun sekali. Karena PMK Komite Keperawatan sudah
diundangkan pada Agustus 2013, maka semestinya Subkomite Kredensial Komite Keperawatan di
seluruh rumah sakit di Indonesia saat ini harus sudah melakukan proses kredensial yang pertama
kepada seluruh perawat yang ada di rumah sakit masing-masing. Karena amanah PMK Komite
Keperawatan mengharuskan seluruh tenaga perawat/bidan harus memiliki Surat Penugasan Klinis
yang dikeluarkan oleh Direktur Rumah Sakit.
Tentang SPO Kredensial, Rincian Kewenangan Klinis, Buku Putih, CPD dll dibahas lebih lanjut dalam
Pelatihan Menyusunan RKK dan Kredensial dalam Nursing Staf By Laws
Kredensial dan Re-Kredensial Untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi perawat
Kredensial berasal dari bahasa Inggris yaitu credentialing yang berarti mandat. Kredensial adalah
proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan
klinis. Sedangkan re-kredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah
memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.
kredensial menentukan lingkup kewenangan yang dimiliki oleh seorang tenaga perawat. Hasil akhir
dari proses kredensial adalah diberikannya surat penugasan klinis oleh direktur sesuai dengan
jenjang klinis perawat tersebut.
Proses Kredensial
Lisensi. Seperti Surat Izin Kerja (SIK), dan Surat Izin Praktek Perawat (SIPP).
Akreditasi. Terkait ijazah, sertifikat dan dokumen seperti di atas apakah sudah terakreditasi atau
belum.
Metode yang digunakan dalam kredensial ditentukan oleh masing-masing instutusi, dan dituangkan
dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf Bylaws). Beberapa metode yang dapat
digunakan dalam proses kredensial diantaranya adalah metode portofolio dan assesment
kompetensi.
Subkomite Kredensial membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan metode yang telah disepakati.
Subkomite memberikan laporan kepada Ketua Komite Keperawatan hasil kredensial sebagai bahan
rapat menentukan kewenangan klinis.
Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan klinis selanjutnya dilaporkan
secara tertulis oleh subkomite kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan
kepada direktur dan dijadikan bahan rekomendasi kepada direktur.
Menurut Himpunan Peraturan perundang-undangan Bidang Tenaga Kesehatan (2005), tujuan dari
kredensial keperawatan adalah sebagai berikut:
Untuk menilai boleh tidaknya melakukan praktik keperawatan Untuk menilai kesalahan dan kelalaian
Untuk membatasi pemberian kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan hanya bagi
yang kompeten
Untuk meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi yang
diperlukan.
Kredensial seharusnya dilakukan pada saat perawat pertama kali memulai pekerjaan dalam sebuah
institusi, sedangkan untuk perawat yang sudah lama bekerja, maka tugas subkomite kredensial
adalah melakukan re-kredensial. Re-kredensial dilakukan secara berkelanjutan sesuai kebijakan
masing-masing institusi bisa dilakukan 3 tahun sekali atau 5 tahun sekali.
PERATURAN
NOMOR : /PER/DIR/RRS/VI/2016
TENTANG
TENAGA PERAWAT
Menimbang : a. Bahwa profesonal staf tenaga kesehatan perlu ditingkatkan untuk menjamin
Selatan yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RSKB Ring Road
Selatan.
Sakit;
Keperawatan;
MEMUTUSKAN
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat Keputusan ini dibebankan
pada Anggaran Biaya RSKB Ringroad Selatan.
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan bahwa
Ditetapkan di Bantul
DIREKTUR
Tembusan :
1. KetuaLembagaMedisSurgika
4. Arsip
Nomor : /PER/DIR/RRS/VI/2016
Selatan.
I. Pengertian :
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf tenaga kesehatan untuk menentukan
II. Tujuan :
Umum :
Khusus :
tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan
cabang ilmunya.
3.Dasar bagi kepala / direktur rumah sakit untuk menerbitkan penugasan klinis
4.Terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf tenaga kesehatan dan institusi rumah
III.Isi Kebijakan :
2.Kompetensi fisik dan mental melalui uji kelayakan kesehatan baik fisik maupun
mental. Salah seorang staf tenaga kesehatan dinyatakan kompeten melalui suatu
proses kredensial Rumah Sakit menerbitkan suatu izin bagi yang bersangkutan
untuk melakukan serangkaian pelayanan medis tertentu di Rumah Sakit, hal ini
Sakit dan berasal dari disiplin ilmu yang berbeda. Terdiri dari ketua, sekretaris
dan anggota yang ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada ketua komite
medik.
6. Sub komite kredensial melakukan re kredensial bagi setiap staf tenaga kesehatan
1 Setiap tenaga perawat dan bidan yang melakukan tindakan keperawatan dan kebidanan di RSK
Ngesti Waluyo harus dilakukan proses kredensial (Credensialing) untuk menentukan apakah tenaga
2 Tenaga perawat / bidan yang telah dilakukan kredensial akan diterbitkan surat penugasan klinis
(Clinical Appoinment);
a. Pendidikan;
c. Pelatihan;
4 Kredensial dilakukan secara sahih dan lengkap pada tenaga perawat/ bidan baru (tenaga kontrak);
6 Dalam rangka melaksanakan kredensial dan rekredensial, sub komite keperawatan dapat dibantu
7 Mitra Bestari (peer group) adalah sekelompok tenaga keperawatan dengan reputasi dan
kompetensi
yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan staf keperawatan;
8 Rekrendensial dilakukan pada karyawan yang akan meningkatkan jenjang karier keperawatan pada
10 Penilaian harus berpedoman pada buku putih (white paper) yang telah disusun oleh komite
keperawatan;
rekomendasi kewenengan klinis kepada Direktur RSK Ngesti Waluyo untuk diterbitkan surat
12 Surat penugasan memuat daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan
13 Setiap tenaga perawat dan bidan akan mendapat surat penugasan klinik secara individu;
15 Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan habis masa berlakunya atau dicabut oleh
16 Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu oleh Direktur RSK Ngesti Waluyo
didasarkan
pada penilaian kinerja profesi di lapangan atas rekomendasi dari Sub Komite kredensial;
17 Dengan dibekukan atau diakhirinya penugasan klinik (clinical appointment) seorang tenaga
perawat
dan bidan tidak berwenang lagi melakukan pelayanan keperawatan di rumah sakit RSK Ngesti
Waluyo;
18 Bagi tenaga perawat yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang dikurangi atau menambah
kewenangan klinis yang dimiliki dapat mengajukan permohonan kepada komite keperawatan
melalui
19 Sub Komite Kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf keperawatan dengan rekomendasi
berupa :
DIREKTUR
dr. Sulistyowati, M.S., M.Pd.
Ditetapkan oleh,
Ijasah.
Manager Keperawatan.
Komite Keperawatan.