Anda di halaman 1dari 19

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT

NOMOR : 887/KPTS/RS/IX/2013

PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT

MEMUTUSKAN

MENIMBANG : 1. Bahwa kredensial dan rekredensial perawat merupakan proses untuk menentukan
dan mempertahankan kompetensi keperawatan.

2. Bahwa proses kredensial merupakan salah satu cara profesi keperawatan mempertahankan
standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya.

3. Bahwa untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi tenaga keperawatan di Rumah


Sakit , maka perlu dilakukan kredensial dengan mengacu pada panduan kredensial yang sudah
ditetapkan.

4. Bahwa untuk maksud tersebut diatas maka perlu ditetapkan Panduan Kredensial dan
rekredensial perawat di Rumah Sakit dengan Surat Keputusan Direktur

MENGINGAT: 1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

KESATU : Memberlakukan Panduan nomor : 39/PND/ RS/IX/2013, tentang

Kredensial dan rekredensial perawat di Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan akan dilakukan

evaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali.

KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan,

maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana

mestinya.

Ditetapkan di :

Tanggal :

RUMAH SAKIT
Direktur Utama

TEMBUSAN Yth :

1. Komite Keperawatan

2. Manajer Keperawatan

3. Manajer SDI

4. Bagian Personalia

5. Arsip

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

NOMOR : 887/KPTS/SDI/RS/IX/2013

TENTANG : PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL PERAWAT RUMAH SAKIT

PANDUAN

KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT

A. PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan, secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus

berkembang baik jumlah ( saat ini 1516 ), jenis maupun kelas rumah sakit sesuai

dengan kondisi atau masalah kesehatan masyarakat, letak geografis, perkembangan

IPTEK, peraturan serta kebijakan yang ada. Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri

dari berbagai jenis pelayanan seperti: pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan

penunjang medik yang diberikan kepada pasien dalam bentuk upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif.


Keperawatan sebagai profesi mempunyai ciri antara lain memiliki tubuh ilmu

(body of knowledge), pelayanan diberikan oleh perawat professional dan memiliki

kode etika profesi. Dalam UU RI No.36 2009 tentang Kesehatan, Pasal 63 dinyatakan

bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan

pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu

kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan

kemanfaatan dan keamanannya. Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan

berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pernyataan

ini memperkuat bahwa keperawatan sebagai profesi dan harus diwujudkan dalam

memberikan pelayanan keperawatan di fasilitas kesehatan diantaranya rumah sakit.

Sumber Daya Manusia Keperawatan di Rumah Sakit merupakan tenaga kesehatan terbesar, memiliki
jam kerja 24 jam melalui

penugasan shift serta merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien

melalui hubungan professional pasien – perawat (nurse – client relationship). Perawat

memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarganya. Untuk itu diperlukan perawat

yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu berkembang serta memilki etika profesi

sehingga pelayanan keperawatan dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan aman

bagi pasien dan keluarganya.

Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan

kompetensi keperawatan. Proses kredensial merupakan salah satu cara profesi

keperawatan mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan

anggotanya. Kredensial meliputi pemberian izin praktik (lisensi), registrasi

(pendaftaran), pemberian sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi (Kozier Erb, 1990).

Karena proses kredensial praktik keperawatan di Indonesia belum ditata secara

sempurna, maka dalam penjelasan berikut akan diuraikan proses kredensial yang

dilaksanakan baik di Amerika maupun Kanada.


B. TUJUAN

Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan

yang memberikan asuhan keperawatan memiliki kompetensi dan kewenangan klinik

yang jelas, pengakuan dan penghargaan terhadap praktik klinik keperawatan yang

berada di semua level, pengembangan profesional diri melalui jenjang karier, dan

penguatan dalam proses rekrutmen tenaga keperawatan.

C. DASAR HUKUM

1. Undang - Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang - Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. PerMenKes No:HK 02.02/MENKES/148/1/2010 tentang Registrasi dan Praktek

Perawat

4. PermenKes No 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

5. Standar Profesi Keperawatan

6. KMK No. 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar profesi bidan

7. KMK No. 378/Menkes/SK/2007 tentang standar profesi perawat gigi

D. PENGERTIAN

Kredensial adalah proses review/ telaah validasi terhadap dokumen

pendidikan, pelatihan, pengalaman pekerjaan, sertifikasi, lisensi dan dokumen

profesional lainnya yang dimiliki oleh tenaga keperawatan. Proses kredensial

memberi keputusan dan menjamin apakah tenaga keperawatan yang bersangkutan

layak diberi kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan asuhan

keperawatan di rumah sakit.

Rekredensial adalah proses Re Evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang

telah memiliki kewenagan klinis (Clinical prevelege ) untuk menentukan apakah yang

bersangkutan masih layak diberi kan kewenangan klinis untuk suatu periode tertentu
yaitu 4 tahun.

E. KEBIJAKAN

Direktur menetapkan bahwa setiap SDM keperawatan meliputi Perawat, Bidan

dan Autoref yang bekerja Rumah Sakit :

1. Mengikuti Kredensial Keperawatan yang dilaksanakan oleh Komite Keperawatan

dalam hal ini sub komite kredensial, terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota serta

dibantu oleh Mitra Bestari

2. Mengikuti Re-Kredensial yang dilaksanakan setiap 4 tahun dengan bertepatan

dengan kenaikan golongan oleh para perawat di Rumah sakit .

3. Memiliki Ijasah pendidikan keperawatan / kebidanan yang dikeluarkan oleh

lembaga pendidikan tinggi keperawatan / kebidanan yang terakreditasi oleh

lembaga yang berwenang.

4. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) perawat / bidan yang dikeluarkan oleh

Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI).

5. Memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) perawat/bidan yang dikeluar oleh pemerintah

daerah yang berwenang bagi SDM Keperawatan yang akan Re-kredensial.

6. Memiliki pelatihan keperawatan atau mandatory training

7. Jenjang Perawat Klinis (PK) adalah SDM Keperawatan yang bekerja dan

melakukan praktik keperawatan di RS dan di dibuktikan dengan Surat Keputusan/

Surat Tugas dari Direktur RS.

8. Jenjang Perawat Manajer (PM) adalah penugasan yang terkait pelayanan

keperawatan dibuktikan dengan Surat Keputusan/ Surat Tugas dari Direktur RS.

9. Jenjang Perawat Pendidik (PP) adalah penugasan yang terkait pendidikan

keperawatan dibuktikan dengan Surat Keputusan/ Surat Tugas dari Direktur RS.

10. Jenjang Perawat Riset (PR) adalah penugasan yang terkait penelitian keperawatan

dibuktikan dengan Surat Keputusan/ Surat Tugas dari Direktur RS.

F. PENGORGANISASIAN
Kredensial dan Rekredensial Keperawatan dilaksanakan oleh Komite

Keperawatan dalam hal ini sub komite kredensial, terdiri dari ketua, sekertaris dan

anggota serta dibantu oleh Mitra Bestari keperawatan . Adapun tugas sub komite

kredensial adalah :

1. Menyusun dan membuat daftar kewenangan klinis sesuai jenjang karir,

berdasarkan masukan dari kelompok staf keperawatan.

2. Melakukan assesmen dan pemeriksaan :

a. Kelengkapan berkas kredensial

b. Kompetensi

c. Status kesehatan

d. Perilaku

e. Etika profesi

3. Melaporkan hasil assesmen dan pemeriksaan serta memberikan rekomendasi

kewenangan klinik kepada komite keperawatan.

4. Melakukan proses kredensial masa berlaku surat penugasan klinik dan adanya

permintaan khusus dari komite keperawatan.

G. KEGIATAN

Adapun kegiatan dari proses kredensial adalah :

1. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik yang

ditetapkan oleh rumah sakit,

2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan kredensial

dimaksud,

3. Melakukan assesmen kewenangan klinik dengan berbagai metode yang disepakati,

4. Membuat keputusan untuk pemberian kewenangan klinik dengan memberikan

rekomendasi kepada komite keperawatan,

5. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinik secara berkala,

6. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.


I. PENCATATAN DAN PELAPORAN

a. Pencatatan

1. Data perawat yang dilakukan kredensial dan dan rekredensial

2. Hasil assesmen setiap tenaga perawat yang akan dikredensial

b. Pelaporan

1. Proses kredensial setiap tenaga perawat

2. Hasil kredensial setiap tenagan perawat

J. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi kredensial Keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Monitoring

Monitoring kredensial keperawatan dilakukan oleh kepala ruang atau mitra

bestari sesuai area praktek, untuk menjamin bahwa tenaga keperawatan yang

melakukan praktek di Rumah Sakit tetap kompeten.

2. Evaluasi

Untuk tenaga keperawatan tetap, Re-kredensial dilaksanakan setiap 4(empat )

tahun dan tenaga keperawatan tidak tetap (PKWT), Re-kredensial dilaksanakan

setiap 1 (satu) tahun yang dilakukan oleh Sub Komite Kredensial bersama Mitra

bestari.

K. PENUTUP

Pelayanan asuhan keperawatan paripurna dapat terlaksana jika asuhan

keperawatan dilakukan secara terencana dan terarah sehingga dapat menjamin

bahwa sistem pemberian pelayanan – asuhan keperawatan yang diterima oleh pasien,

diberikan oleh perawat dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan

benar (scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi keperawatan.

Dengan adanya Pedoman Kredensial dan Re kredensial Keperawatan,

diharapakan dapat digunakan sebagai acuan komite keperawatan dalam

melaksanakan kredensial keperawatan, sehingga pelayanan keperawatan dapat

terarah sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit


Proses Kredensial dan Re-Kredensial Perawat/Bidan

Istilah Etik Kredensial sering disalah artikan oleh kita, seolah-olah kredensial adalah menyelesaikan
masalah etik. Padahal etik dan kredensial adalah hal yang berbeda.

Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis. Sedangkan re-kredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga
keperawatan yang telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.

Dengan begitu, kredensial berbicara tentang lingkup kewenangan yang dimiliki oleh seorang tenaga
perawat. Hasil akhir dari proses kredensial adalah diberikannya surat penugasan klinis oleh direktur
sesuai dengan jenjang klinis perawat tersebut.

Salah satu tugas Komite Keperawatan melalui Subkomite Kredensial adalah melakukan kredensial
terhadap seluruh tenaga keperawatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang harus ada sebelum
melakukan kredensial :

Ada team yang selanjutnya disebut sebagai panitia ad hoc yang dibentuk oleh Komite Keperawatan
untuk melakukan kredensial. Panitia adhoc ini terdiri dari tenaga perawat rumah sakit dan mitra
bestari. Mitra bestari bisa berasal dari institusi pendidikan jejaring rumah sakit, organisasi profesi,
kolegium atau perawat di rumah sakit lain.

Ada buku putih (white book) yang dijadikan dasar panduan dalam melakukan kredensial dan
rekredensial. Buku putih ini berisi tentang ketentuan dokumen persyaratan terkait kompetensi
seperti ijazah, STR, sertifikat kompetensi, logbook, surat orientasi di rumah sakit, surat keterangan
sehat dll yang diperlukan. Isi utama dari Buku Putih ini adalah Rincian Kewenangan Klinis.

Ada daftar kewenangan klinis yang telah disusun oleh panitia adhoc dan disahkan oleh direktur
rumah sakit.

Proses kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan


keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Proses kredensial
mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan kinerja tenaga keperawatan.

Metode yang digunakan dalam kredensial ditentukan oleh masing-masing instutusi, dan dituangkan
dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf Bylaws). Beberapa metode yang dapat
digunakan dalam proses kredensial diantaranya adalah metode portofolio dan assesment
kompetensi.

Prosedur Kredensial
Perawat / Bidan mengajukan permohonan kepada Ketua Komite Keperawatan untuk memperoleh
kewenangan klinis.

Ketua Komite Keperawatan menugaskan kepada Subkomite Kredensial untuk melakukan proses
kredensial.

Subkomite Kredensial membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan metode yang telah disepakati.

Subkomite memberikan laporan kepada Ketua Komite Keperawatan hasil kredensial sebagai bahan
rapat menentukan kewenangan klinis.

Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan klinis selanjutnya dilaporkan
secara tertulis oleh subkomite kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan
kepada direktur dan dijadikan bahan rekomendasi kepada direktur.

Direktur mengeluarkan Penugasan Klinis terhadap perawat/bidan bersangkutan.

Bagi tenaga keperawatan yang sudah lama bekerja, maka tugas subkomite kredensial adalah
melakukan re-kredensial. Re-kredensial dilakukan secara periodik sesuai kebijakan masing-masing
institusi apakah 3 tahun sekali atau 5 tahun sekali. Karena PMK Komite Keperawatan sudah
diundangkan pada Agustus 2013, maka semestinya Subkomite Kredensial Komite Keperawatan di
seluruh rumah sakit di Indonesia saat ini harus sudah melakukan proses kredensial yang pertama
kepada seluruh perawat yang ada di rumah sakit masing-masing. Karena amanah PMK Komite
Keperawatan mengharuskan seluruh tenaga perawat/bidan harus memiliki Surat Penugasan Klinis
yang dikeluarkan oleh Direktur Rumah Sakit.

Tentang SPO Kredensial, Rincian Kewenangan Klinis, Buku Putih, CPD dll dibahas lebih lanjut dalam
Pelatihan Menyusunan RKK dan Kredensial dalam Nursing Staf By Laws
Kredensial dan Re-Kredensial Untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi perawat

Kredensial berasal dari bahasa Inggris yaitu credentialing yang berarti mandat. Kredensial adalah
proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan
klinis. Sedangkan re-kredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah
memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.

Kredensial Keperawatan adalah proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi


Perawat. Sedangkan menurut Peraturan Mentri Kesehatan (PMK) Nomor 49 Tahun 2013, Kredensial
adalah suatu proses menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan
keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar profesi.

kredensial menentukan lingkup kewenangan yang dimiliki oleh seorang tenaga perawat. Hasil akhir
dari proses kredensial adalah diberikannya surat penugasan klinis oleh direktur sesuai dengan
jenjang klinis perawat tersebut.

Proses kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan


keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Proses kredensial
mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan kinerja tenaga keperawatan.

Proses Kredensial

menurut Robert Priharjo, Ada 4 tahap proses Kredensial Keperawatan, diantaranya:

Lisensi. Seperti Surat Izin Kerja (SIK), dan Surat Izin Praktek Perawat (SIPP).

Registrasi. Seperti Surat Tanda Registrasi (STR).

Sertifikasi. Seperti Surat Uji Kompetensi profesi, dan sertifikat pelatihan.

Akreditasi. Terkait ijazah, sertifikat dan dokumen seperti di atas apakah sudah terakreditasi atau
belum.

Metode yang digunakan dalam kredensial ditentukan oleh masing-masing instutusi, dan dituangkan
dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf Bylaws). Beberapa metode yang dapat
digunakan dalam proses kredensial diantaranya adalah metode portofolio dan assesment
kompetensi.

Prosedur Kredensial Perawat

mengajukan permohonan kepada Ketua Komite Keperawatan untuk memperoleh kewenangan


klinis.
Ketua Komite Keperawatan menugaskan kepada Subkomite Kredensial untuk melakukan proses
kredensial.

Subkomite Kredensial membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan metode yang telah disepakati.

Subkomite memberikan laporan kepada Ketua Komite Keperawatan hasil kredensial sebagai bahan
rapat menentukan kewenangan klinis.

Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan klinis selanjutnya dilaporkan
secara tertulis oleh subkomite kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan
kepada direktur dan dijadikan bahan rekomendasi kepada direktur.

Direktur mengeluarkan Penugasan Klinis terhadap perawat/bidan bersangkutan.

Tujuan Kredensial Keperawatan

Menurut Himpunan Peraturan perundang-undangan Bidang Tenaga Kesehatan (2005), tujuan dari
kredensial keperawatan adalah sebagai berikut:

Untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

Untuk melindungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang dilakukan

Untuk menetapkan standar pelayanan keperawatan

Untuk menilai boleh tidaknya melakukan praktik keperawatan Untuk menilai kesalahan dan kelalaian

Untuk melindungi masyarakat dan perawat

Untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan

Untuk membatasi pemberian kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan hanya bagi
yang kompeten

Untuk meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi yang
diperlukan.

Kredensial seharusnya dilakukan pada saat perawat pertama kali memulai pekerjaan dalam sebuah
institusi, sedangkan untuk perawat yang sudah lama bekerja, maka tugas subkomite kredensial
adalah melakukan re-kredensial. Re-kredensial dilakukan secara berkelanjutan sesuai kebijakan
masing-masing institusi bisa dilakukan 3 tahun sekali atau 5 tahun sekali.
PERATURAN

DIREKTUR RSKB RING ROAD SELATAN

NOMOR : /PER/DIR/RRS/VI/2016

TENTANG

PANDUAN PELAKSANAAN KREDENSIAL

TENAGA PERAWAT

DIRSKB RING ROAD SELATAN

Menimbang : a. Bahwa profesonal staf tenaga kesehatan perlu ditingkatkan untuk menjamin

mutu pelayanan kesehatan dan melindungi keselamatan pasien.

b. Bahwa untuk maksud tersebut pada butir a. diatas, perlu diberlakukan

Kebijakan Pelaksanaan Kredensial staf tenaga kesehatan RSKB Ring Road

Selatan yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RSKB Ring Road

Selatan.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit;

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang

Keperawatan;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 49 tahun 2013 tentang

Komite Keperawatan Rumah Sakit;

5. Kebijakan Umum Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan di Sarana

Kesehatan, Direktorat Pelayanan Keperawatan, Direktorat Jendral Pelayanan

Medik, Departemen Kesehatan, Tahun 2001;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PANDUAN PELAKSANAAN

KREDENSIAL TENAGA PERAWAT DI RSKB RING ROAD SELATAN

KESATU : Memberlakukan Kebijakan Kredensial Staf Perawat di RSKB Ringroad Selatan

sebagai mana tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini;

KEDUA : Kebijakan Pelaksanaan Kredensial Staf Perawat di RSKB Ringroad Selatan

untuk dapat dilaksanakan dan digunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan;

KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat Keputusan ini dibebankan
pada Anggaran Biaya RSKB Ringroad Selatan.

KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan bahwa

apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya,

akan dilakukan perbaikan kembali sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bantul

pada tanggal 1 Juni 2016

DIREKTUR

dr. Sulistyowati, M.S., M.Pd.

NIP. 2013 08 070

Tembusan :

1. KetuaLembagaMedisSurgika

2. Wadir Yan Med

3. WadirKeuangandan Non Med

4. Arsip

Lampiran Surat Keputusan Direktur RSKB Ringroad Selatan

Nomor : /PER/DIR/RRS/VI/2016

Tanggal : 1 Juni 2016

Tentang : Kebijakan Pnaduan Pelaksanaan Kredensial Staf Perawat di RSKB Ringroad

Selatan.

KEBIJAKAN PELAKSANAAN KREDENSIAL STAF PERAWAT

DI RSKB RINGROAD SELATAN YOGYAKARTA

I. Pengertian :

Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf tenaga kesehatan untuk menentukan

kelayakan yang diberikan kewenangan (clinical privilage).

II. Tujuan :

Umum :

Untuk melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa staf tenaga

kesehatan yang akan melakukan pelayanan medis di rumah Sakit kredibel.

Khusus :

1.Mendapatkan dan memastikan staf tenaga kesehatan yang professional dan

akuntabel bagi pelayanan di rumah sakit;


2.Tersusunnya jenis – jenis kewenangan klnis (clinical privilage) bagi setiap staf

tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan

cabang ilmunya.

3.Dasar bagi kepala / direktur rumah sakit untuk menerbitkan penugasan klinis

(clinical appointment) bagi setiap staf tenaga kesehatan untuk melakukan

pelayanan medis di rumah sakit;

4.Terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf tenaga kesehatan dan institusi rumah

sakit di hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan

(stakeholders) rumah sakit lainnya.

III.Isi Kebijakan :

1.Adanya verifikasi sertifikasi kompetensi dari kolegium.

2.Kompetensi fisik dan mental melalui uji kelayakan kesehatan baik fisik maupun

mental. Salah seorang staf tenaga kesehatan dinyatakan kompeten melalui suatu

proses kredensial Rumah Sakit menerbitkan suatu izin bagi yang bersangkutan

untuk melakukan serangkaian pelayanan medis tertentu di Rumah Sakit, hal ini

dikenal dengan kewenangan klinis (clinical privilage).

3. Sub komite kredensial di Rumah sakit terdiri sekurang-kurangnya 3 orang staf

medis yang memiliki surat penugasan klinis (clinical appointment) di Rumah

Sakit dan berasal dari disiplin ilmu yang berbeda. Terdiri dari ketua, sekretaris

dan anggota yang ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada ketua komite

medik.

4. Rekomendasi pemberian kewenangan klinis (clinical privilage) dilakukan oleh

komite medik berdasarkan masukan dari sub komite kredensial.

5. Sub komite kredensial menetapkan:

a. Daftar rincian kewenangan klinis untuk tiap pelayanan medis.

b. Buku putih (white paper) untuk tiap pelayanan medis.

6. Sub komite kredensial melakukan re kredensial bagi setiap staf tenaga kesehatan

yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa berlaku surat

penugasan klinis dengan rekomendasi berupa :

a. Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan

b. Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah


c. Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi

d. Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu

e. Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/ dimodifikasi

7.Pencabutan kewenangan klinis (clinical privilage) dilakukan melalui prosedur

tertentu yang melibatkan komite medik.

Pencabutan dilakukan jika :

a. Terganggunya kesehatan fisik dan mental

b. Terjadinya kecelakaan medis.

8.Berakhirnya kewenangan klinis jika

a. Habis masa berlaku

b. Dicabut oleh kepala / direktur.

1 Setiap tenaga perawat dan bidan yang melakukan tindakan keperawatan dan kebidanan di RSK

Ngesti Waluyo harus dilakukan proses kredensial (Credensialing) untuk menentukan apakah tenaga

perawat / bidan layak diberikan kewenangan klinis;

2 Tenaga perawat / bidan yang telah dilakukan kredensial akan diterbitkan surat penugasan klinis

(Clinical Appoinment);

3 Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi kewenangan klinis:

a. Pendidikan;

b. Izin praktek keperawatan / kebidanan;

c. Pelatihan;

d. Pengalaman di bidang profesi;

4 Kredensial dilakukan secara sahih dan lengkap pada tenaga perawat/ bidan baru (tenaga kontrak);

5 Kredensial tenaga keperawatan dilakukan oleh sub komite kredensial keperawatan;

6 Dalam rangka melaksanakan kredensial dan rekredensial, sub komite keperawatan dapat dibantu

oleh mitra bestari;

7 Mitra Bestari (peer group) adalah sekelompok tenaga keperawatan dengan reputasi dan
kompetensi

yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan staf keperawatan;

8 Rekrendensial dilakukan pada karyawan yang akan meningkatkan jenjang karier keperawatan pada

tahap / level selanjutnya;

9 Pelaksanaan kredensial dan rekrendesial menggunakan perangkat-perangkat dan mekanisme yang


telah diatur oleh komite keperawatan;

10 Penilaian harus berpedoman pada buku putih (white paper) yang telah disusun oleh komite

keperawatan;

11 Setelah proses kredensial dan rekredensial dilaksanakan, komite keperawatan mengajukan

rekomendasi kewenengan klinis kepada Direktur RSK Ngesti Waluyo untuk diterbitkan surat

penugasan kewenangan klinis;

12 Surat penugasan memuat daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan

keperawatan dan tindakan pendelegasian dari dokter;

13 Setiap tenaga perawat dan bidan akan mendapat surat penugasan klinik secara individu;

14 Surat penugasan kewengan klinis berlaku selama 3 tahun;

15 Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan habis masa berlakunya atau dicabut oleh

Direktur RS karena dianggap tidak kompeten;

16 Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu oleh Direktur RSK Ngesti Waluyo
didasarkan

pada penilaian kinerja profesi di lapangan atas rekomendasi dari Sub Komite kredensial;

17 Dengan dibekukan atau diakhirinya penugasan klinik (clinical appointment) seorang tenaga
perawat

dan bidan tidak berwenang lagi melakukan pelayanan keperawatan di rumah sakit RSK Ngesti

Waluyo;

18 Bagi tenaga perawat yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang dikurangi atau menambah

kewenangan klinis yang dimiliki dapat mengajukan permohonan kepada komite keperawatan
melalui

Direktur rumah sakit;

19 Sub Komite Kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf keperawatan dengan rekomendasi

berupa :

a Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;

b Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;

c Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;

d Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk sementara waktu;

e Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah / dimodifikasi;

f Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri;

DIREKTUR
dr. Sulistyowati, M.S., M.Pd.

NIP. 2013 08 070


KREDENSIAL PERAWAT

No Dokumen No. Revisi Halaman


RS. [NAMARS]
… 0 1/1
Jl. …

Ditetapkan oleh,

Direktur RS. [NAMARS]

SPO Tanggal Terbit dr. [NAMA DIREKTUR]

Kredensial merupakan pemberian autoritas oleh Direktur


melalui komite keperawatan kepada seorang perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan di lingkungan rumah sakit
PENGERTIAN tersebut.

Setiap Perawat mendapatkan autoritas yang direkomendasikan


TUJUAN oleh Direktur melalui Komite Keperawatan.

Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar


profesi, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi,
etiket, dan menghormati hak pasien. (Sesuai Surat Keputusan
Direktur RS. [NAMARS] No. … Tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
KEBIJAKAN Rawat Inap).

1. Wakil Direktur Pelayanan Medis melalui


Manager keperawatan membuat permohonan untuk
melakukan kredensial kepada Komite Keperawatan.

2. Komite keperawatan bekerjasama dengan bagian SDM


untuk menyeleksi lamaran pekerjaan yang masuk dan
memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan seperti :

 Surat Lamaran dan CV.

 Surat ijin Praktek.

 Surat tanda Regristasi.

 Ijasah.

PROSEDUR  Sertifikat Kompetensi.


3. SDM dan Komite Keperawatan memutuskan nama pelamar
yang memenuhi persyaratan kelengkapan yang dimaksud di
no 2.

4. Wakil Direktur Pelayanan Medis,Manager


keperawatan,Komite Keperawatan dan SDM menentukan
tanggal untuk proses wawancara dan Kredensial

 Wakil Direktur Pelayanan Medis.

 Manager Keperawatan.

 Komite Keperawatan.

 Sub Komite Kredensial.

UNIT TERKAIT  Bagian Sumber Daya Manusia.

Anda mungkin juga menyukai