PESERTA DIDIK
A. Pengertian
Peserta didik terbagi atas klinis dan non klinis serta non
kesehatan. Jika dikaji berdasarkan istilah dalam “klinis”, mengandung
makna: 1) pengobatan (klinis) dan 2) siklus, yaitu serangkaian kegiatan
yang merupakan daur ulang. Oleh karena itu makna yang terkandung
dalam istilah klinis merujuk pada untur-unsur khusus sebagai berikut:
1. Adanya hubungan tatap muka antara pengawas dan peserta didik
dalam proses supervisi
2. Terfokus pada tingkah laku yang sebenarnya dalam praktek
3. Adanya observasi secara cermat
4. Deskripsi pada observasi secara rinci
5. Pengawas dan peserta didik bersama-sama mencermati penampilan
peserta didik dalam menjalankan praktek
6. Mendorong peserta didik melihat kekurangannya dalam
melaksanakan praktek dan menemukan cara memperbaikinya.
1
Untuk Dokter Umum, dalam proses pendidikannya peserta didik
kedokteran mendapatkan pengecualian melakukan tindakan-tindakan
yang sebenarnya merupakan wewenang dokter. Pada pasal 35 Undang-
undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, wewenang
seorang dokter sebagai berikut:
1. Mewancarai pasien
2. Memeriksa fisik dan mental pasien
3. Menentukan pemeriksaan penunjang
4. Menegakkan diagnosa
5. Menentukan pelaksanaan dan pengobatan pasien
6. Melakukan tindakan kedokteran
2
Peserta didik yang menjalani kepaniteraan harus menaati peraturan
diatas beserta peraturan tambahan yang berlaku di masing-masing
unit.
B. TUJUAN
3
BAB II
RUANG LINGKUP
C. Peserta Didik
Peserta Pendidikan di Rumah Sakit berasal dari berbagai institusi
seperti Institusi Kedokteran, Keperawatan, Kebidanan, Kefarmasian,
dan lainnya. Peserta didik terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
4
1. Peserta Didik Klinis
Peserta didik klinis terbagi 2 (kategori), yaitu:
a. Profesional Pemberi Asuhan (PPA), meliputi PPDS, Dokter Muda,
Profesi Ners, Profesi Fisioterapi
b. Non Profesional Pemberi Asuhan (PPA), meliputi DIII/ DIV
Keperawatan, DIII/DIV/S1 Penunjang kesehatan (Fisioterapi, Rekam
Medis, Gizi, Analis Kesehatan, Kesehatan Lingkungan dan Radiologi)
5
BAB III
TATA LAKSANA
A. Tingkatan Supervisi
Penetapan tingkat supervisi peserta didik dilakukan oleh staf klinis
yang memberikan Pendidikan klinis. Setelah melakukan evaluasi
kompetensi peserta didik yang menggunakan perangkat evaluasi
Pendidikan yang dibuat oleh institusi Pendidikan.
6
yang dibuat peserta didik harus di supervisi oleh DPJP. Tindakan
medis dan operatif dapat dikerjakan peserta didik dengan supervisi
langsung (onsite) oleh DPJP. Pencatatan pada rekam medis oleh
peserta didik dan di verifikasi dan di validasi oleh DPJP.
Peserta didik yang tergolong dalam level ini adalah Pendidikan
Profesi Dokter (PPDS/ Dokter Residen).
3. Supervisi Moderat
Kemampuan asesmen peserta didik sudah shahih namun
kemampuan membuat keputusan belum sehingga keputusan
rencana asuhan yang dibuat peserta didik harus mendapatkan
persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kasus gawat
darurat. Tindakan medis dan operatif dapat dikerjakan peserta didik
dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP (dilaporkan settelah
pelaksanaan). Pencatatan pada rekam medis oleh peserta didik
dengan verifikasi dan validasi oleh DPJP.
Peserta didik yang tergolong dalam level ini adalah Pendidikan
Profesi Dokter (PPDS/ Dokter Residen).
4. Supervisi Rendah
Kemampuan asesmen dan kemampuan membuat keputusan sudah
shahih sehingga dapat membuat diagnosa dan rencana asuhan,
namun karena belum mempunyai legitimasi tetap harus melapor ke
DPJP. Tindakan medis dan operatif dapat dikerjakan peserta didik
dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP. Pencatatan pada rekam
medis oleh peserta didik dengan validasi oleh DPJP.
Peserta didik yang tergolong dalam level ini adalah Pendidikan
Profesi Dokter (PPDS/ Dokter Residen).
B. Prosedur Supervisi
1. Peserta didik melakukan registrasi pelaksanaan praktik.
2. Unit diklat/komkordik mengkategorikan tingkat supervisi peserta
didik berdasarkan kompetensi yang dimiliki dan
mensosialisasikannya kepada peserta didik.
3. Unit diklat/komkordik melakukan pengecekan atas orientasi yang
diterima peserta didik.
4. Bagi peserta didik yang pertama kali melaksanakan praktik klinik di
RSUD Pasar Rebo akan diberikan pin sesuai dengan tingkat
supervisi.
5. Supervisi peserta didik dengan tingkat supervisi tinggi sampai
rendah dilakukan oleh staf klinis/ DPJP/ Pembimbing klinik yang
7
memberikan Pendidikan klinis setelah melakukan evaluasi
kompetensi peserta didik menggunakan perangkat evaluasi
Pendidikan yang dibuat institusi Pendidikan.
6. Peserta didik jenjang DIII, DIV baik keperawatan atau nakes lainnya
tidak melakukan pelayanan mandiri pada pasien.
Tingkat Warna
No Kategori Peserta Didik Gambar Pin
Supervisi Pin
1. PPA PPDS
(Profesional
Pemberi
Asuhan)
- Mandiri Rendah Biru
8
Tingkat Warna
No Kategori Peserta Didik Gambar Pin
Supervisi Pin
2 Non PPA DIII/ DIV -
Keperawatan
Penunjang - Hitam
kesehatan
DIII/DIV/S1
(Fisioterapi,
Rekam Medis,
Gizi, Analis
Kesehatan,
Kesehatan
Lingkungan
dan Radiologi)
9
BAB IV
DOKUMENTASI
10
BAB V
PENUTUP
11