Anda di halaman 1dari 10

Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira

Nomor : 160 Tahun 2018


Tanggal : 5 Desember 2018
Perihal : Panduan Kredensial Komite Keperawatan pada Rumah Sakit Umum
Amira

PANDUAN KREDENSIAL KOMITE KEPERAWATAN


PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

BAB I
DEFINISI

1. Proses kredensial (credentialing) adalah proses evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap
seseorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis
(clinical privilege) menjalankan tindakan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit
tersebut untuk suatu periode tertentu.
2. Credentialing berasal dari bahasa inggris yang artinya mandat. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia credentialing biasa juga disebut dengan kredensial. Kredensial merupakan
proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan. Proses
kredensial merupakan salah satu cara profesi keperawatan mempertahankan standar
praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya (Priharjo, 1995).
3. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah memiliki
kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut,
4. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah kewenangan klinis untuk melakukan
tindakan medis tertentu dalam lingkungan sebuah rumah sakit tertentu berdasarkan
penugasan yang diberikan bagian rumah sakit.
5. Surat Penugasan Kerja Klinis (Clinical Apoinment) adalah surat yang diterbitkan oleh
Direktur rumah sakit kepada perawat untuk melakukan tindakan keperawatan di rumah
sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang ditetapkan baginya.
6. Staf Keperawatan adalah Perawat dan Bidan di lingkungan Rumah Sakit Umum Amira.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

A. TUJUAN KREDENSIAL
• Umum :
a) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan asuhan
keperawatan.
b) Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat dan
lingkungan rumah sakit.
c) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga.
• Khusus
a) Membantu Bagian SDM dalam proses mendapatkan/memastikan staf
keperawatan berkompeten dan professional.
b) Pengakuan dan penghargaan terhadap perawat dan bidan yang berada di semua
level pelayanan.
c) Menjamin bahwa tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan
dan kebidanan memiliki kompetensi dan kewenangan klinis yang jelas.

B. SASARAN KREDENSIAL
• Perawat dan bidan yang akan direkrut menjadi pegawai di RSU Amira.
• Perawat dan Bidan yang sudah bekerja di RSU Amira (rekredensial).

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. KONSEP DASAR KREDENSIAL DI RUMAH SAKIT

Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
menjaga keselamatan pasien adalah dengan menjaga standar profesi dan kompetensi para
perawat dan bidan yang melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien di rumah sakit.
Persyaratan kompetensi ini meliputi dua komponen:
a) Komponen kompetensi keprofesian yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan
perilaku professional.
b) Komponen kesehatan yang meliputi kesehatan fisik dan mental.
Upaya untuk menjaga standar profesi dan kompetensi ini dilakukan dengan cara
kredensialing Proses kredentialing dilakukan dengan dua alasan utama. Alasan pertama,
banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi setelah seseorang mendapatkan pendidikan.
Perkembangan ilmu dibidang keperawatan untuk suatu tindakan medis dan keperawatan
tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yang diperoleh dapat berubah sewaktu waktu,
bahkan dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak aman bagi pasien.
Alasan kedua, kesehatan seseorang dapat saja menurun akibat penyakit tertentu atau
bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan tindakan medis yang dilakukan.
Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakan kesehatan baik fisik maupun
mental.

B. PERANAN SUB KOMITE KREDENSIAL KOMITE KEPERAWATAN

Komite Keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial para perawat
karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat dan melindungi pasien
rumah sakit untuk hal-hal yang berkaitan dengan tindakan medis dan atau keperawatan. Ketua
Komite keperawatan bekerjasama dengan Sub Komite Kredensial membentuk panitia khusus
untuk menyeleksi dan melakukan proses kredensial dan rekredensial terhadap perawat di
rumah sakit. Evaluasi setiap 3 (tiga) tahun dilakukan oleh panitia kredensial untuk mengetahui
perkembangan secara skill maupun attitude seorang perawat.

3
Dalam melaksanakan fungsi kredensial, Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai
berikut :
a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan buku putih (white paper).
b. Melakukan verifikasi persyaratan kredensial.
c. Merekomendasikan kewenangan klinis tenaga keperawatan.
d. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis.
e. Melakukan kredensila ulang secara berkala sesuai waktu yang telah ditetapkan.
f. Melaporkan seluruh proses kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskan kepada Direktur Rumah Sakit.
Proses utama kredensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan yang terinci (delination clinical privilege) bagi setiap tenaga perawat
yang bertumpu pada tiga tahap:
1. Permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis dengan metode self assessment.
Perawat dan bidan mengajukan permohonan kepada Direktur untuk mendapatkan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan. Direktur kemudian mendisposisikan
kepada Komite Keperawatan untuk melakukan kredensial.
2. Kajian Komite Keperawatan
Sub Komite Kredensial Komite Keperawatan melakukan assessment kompetensi
sesuai permohonan yang diajukan.
3. Direktur Rumah Sakit menerbitkan Surat Penugasan Klinis (SPK)/ (clinical
appointment) berdasarkan rekomendasi dari Ketua Komite Keperawatan yang
berlaku untuk periode 3 (tiga) tahun.

C. PELAKSANAAN KREDENSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

Pelaksanaan kredensial dan rekredensial keperawatan tidak dapat terlepas dari


pengelolaan staffing yang didalamnya terdapat pengelolaan staf keperawatan. Untuk
melaksanakan kredensial dibutuhkan beberapa instrumen, antara lain daftar rincian
kewenangan klinis untuk setiap area pelayanan, daftar mitra bestari yang mempresentasikan
tiap area pelayanan serta buku putih (whitepaper) untuk setiap area pelayanan. Setiap rumah
sakit mengembangkan instrumen tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
Secara garis besar proses kredensial di Rumah Sakit Umum Amira, yaitu sebagai berikut:

4
1. Perawat/Bidan mengajukan permohonan kepada Direktur untuk memperoleh SPKK dan
RKK. Perawat yang mengajukan kredensial mengisi beberapa formulir yang disediakan:
Rincian kewenangan klinis yang diajukan dengan mencontreng kemampuan yang telah
dicapai (self assessment), menyampaikan potofolio, log book dan melengkapi dokumen
bukti (sertifikat dan lain-lain). Dokumen kelengkapan diserahkan kepada Direktur.
2. Direktur mendisposisikan permohonan kepada Ketua Komite Keperawatan. Komite
keperawatan menugaskan kepada Sub Komite Kredensial untuk melakukan proses
kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok).
3. Sub komite kredensial dapat membentuk panitia Adhoc bila kekurangan SDM, untuk
melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode : portofolio,
asessmen kompetensi. Panitia Adhoc dapat melibatkan mitra bestari dari organisasi
profesi atau rumah sakit lain sesuai kebutuhan dan ketentuan yang ditetapkan.
Pengambilan mitra bestari dimungkinkan agar menjaga obyektifitas pelaksanaan
asesmen.
4. Tahap Kajian Mitra Bestari/ Tim Adhoc
Mitra bestari adalah orang yang kompeten dalam area keperawatan, mempunyai
kemampuan di bidang pengetahuan, ketampilan, sikap dan perilaku. Setelah dilakukan
verifikasi terhadap kelengkapan dokumen, Komite Keperawatan menugaskan pada sub
komite kredensial untuk memproses permohonan tersebut. Sub Komite Kredensial
menyiapkan mitra bestari yang berjumlah sekitar 4-6 orang. Mitra bestari dibekali
dengan kemampuan melakukan asesmen. Tugasnya adalah mengkaji asesmen asuhan
atau tindakan keperawatan yang diajukan oleh pemohon, yang mengacu pada buku putih
yang memuat syarat-syarat kapan seorang perawat dianggap kompeten. Misalnya,
pendidikan dan pelatihan dan kemampuan menangani sejumlah kasus dalam periode
tertentu. Berdasarkan loog book, on going profesional performance evaluation,
portofolio dan dibandingkan buku putih (white paper).Mitra bestari dapat
merekomendasikan atau menolak permohonan kewenangan klinis asuhan dan tindakan
keperawatan yang diajukan.
Mitra bestari dapat juga mengevaluasi kesehatan fisik dan mental dan jika perlu dengan
bantuan dokter untuk rekomendasi. Jika memerlukan validasi lanjut dapat dilakukan
asesmen yang berupa ujian praktek, wawancara dan uji tulis untuk kewenangan klinis
yang bersiko tinggi terhadap keselamatan pasien, keselamatan perawat dan berdampak
finansial besar bagi pasien dan rumah sakit. Pada akhir proses kredensial mitra bestari
5
merekomendasikan sekelompok asuhan dan tindakan keperawatan tertentu yang boleh
dilakukan oleh pemohon dalam bentuk rekomendasi untuk SPK dan RKK (Surat
Penugasan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis).

a. Pelaksanaan Kredensial pada Staf Baru di Rumah Sakit Umum Amira

Proses penerimaan perawat baru (rekrutmen) dimulai dengan seleksi administrasi yang
meliputi kelengkapan berkas data diri: lamaran, KTP, surat keterangan sehat, ijazah, sertifikat
uji kompetensi, STR. Setelah seleksi administrasi perlu dilaksanakan kredensial kompetensi
berdasarkan verifikasi keaslian ijasah. Verifikasi dilaksanakan dengan mengirimkan surat
konfirmasi langsung kepada institusi pendidikan yang mengeluarkan ijasah, surat kelulusan
uji kompetensi/ uji profesi. Keaslian Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktek
(SIP), serta Surat Ijin Kerja (SIK) juga perlu dicek kebenarannya, verifikasi dokumen
ditujukan untuk menjamin keamanan pemberian asuhan keperawatan.
Saat tes rekruitmen, dilakukan asesmen kompetensi bidang pengetahuan baik secara
tertulis dan lisan, sikap dan ketrampilan. Hal ini dilaksanakan untuk menetapkan kewenangan
klinis staf perawat baru dalam memberikan asuhan keperawatan. Kewenangan klinis perawat
baru mengacu pada perundang-undangan, jenjang karir, Jabatan Fungsional maupun Standar
Kompetensi Keperawatan Nasional Indonesia (SKKNI).
Setelah dinyatakan lulus rekruitment, dilaksanakan orientasi secara umum terkait mutu
pelayanan, keamanan dan keselamatan pasien, serta orientasi khusus Bidang Keperawatan,
seperti terkait asuhan keperawatan, etik dan caring.
Setelah orientasi/ penerimaan akan dikeluarkan kewenangan klinis pra PK atau PK 1
dengan suprvisi, kemudian perawat baru harus mendapatkan mentoring dan bimbingan dari
perceptor yang telah ditunjuk.
Apabila diperlukan perawat baru akan menjalani hands on yaitu proses pendalaman
ketrampilan klinis yang bersifat resiko yang dilaksanakan dengan media bantuan dengan
menggunakan alat peraga (phantom) dan tidak langsung kepada pasien. Secara rinci proses
keredensial untuk perawat baru sebagai berikut:
a) Assesmen Kompetensi
Perawat baru yang telah melalui proses internship dengan preceptor serta telah
dilaksanakan evaluasi proses oleh preceptor dan juga didokumentasikan dalam log book
dapat mengajukan permohonan assement kompetensi. Pengelolaan asesmen kompetensi
menjadi tanggung jawab Bidang Keperawatan.
6
Perawat baru akan mendapatkan evaluasi berkelanjutan untuk akhirnya dinyatakan
mempunyai RKK yang mandiri dan dapat diajukan kredensial pada komite
keperawatan. Pada kredensial perawat baru ini dapat dilaksanakan pada tahun pertama
atau sesuai progres kompetensi profesional perawat.
Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari:
(1) Self evaluasi, verifikasi log book dan portofolio.
(2) Mengajukan permohonan assesmen yang diketahui dan setujui oleh preceptor dan
kepala ruangan.
(3) Melaksanakan pra konsultasi, untuk validasi kesiapan asesmen dan kontrak
pelaksanaan asesmen.
(4) Pelaksanaan asesmen untuk kompetensi PK I oleh asesor.
(5) Melaksanakan usulan banding (jika diperlukan).
(6) Pengambilan keputusan hasil asesmen kompetensi.
(7) Pemberian sertifikat kompetensi bagi perawat yang kompeten

7
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan di simpan dalam file
kepegawaian masing-masing tenaga perawat dan bidan, di bagian SDM, Komite Keperawatan
dan Ruangan/ Unit. Dokumen-dokumen dalam Kredensial meliputi:
a. Daftar kewenangan klinis
b. White paper (Buku Putih).
c. Lembar aplikasi pengajuan kredensialing.
d. Portofolio dan dokumen pelengkap.
e. Loogbook kompetensi.
f. Self Assessment.
g. Hasil on going professional Performance Evaluation (Penilaian Klinis).
h. Usulan dari Kepala Ruang Ruang dan Bidang Keperawatan.
i. Rekomendasi mitra bestari.
j. Rekomendasi kewenangan klinis.
k. Surat Penugasan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis.
a) Daftar Rincian Kewenangan klinis adalah daftar atau uraian tugas yang harus dikuasai
oleh seorang perawat berdasarkan level/ jenjang kompetensi yang dicapainya yang
merujuk pada Standar Nasional Kompetensi Perawat Indonesia serta perundangan
lainnya. Daftar kewenangan klinis ini harus ditinjau secara periodik disesuaikan
dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
b) Buku Putih (White paper)
Buku putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh tenaga
keperawatan yang digunakan untuk menentukan kewenangan klinis. Buku putih ini
disusun berdasarkan level/ jenjang perawat dan berisi tentang kompetensi utama dan
kompetensi khusus yang harus dipenuhi.
c) Lembar Aplikasi Kredensial
Dokumen aplikasi berisi tentang identifikasi kredensial individu terkait pengajuan
kredensial sebelumnya. Dokumen ini dikembangkan oleh Komite Keperawatan dan
diisi oleh perawat yang akan melakukan kredensial. Lembar ini diketahui oleh Kepala
Ruang.

8
d) Self Assesment
Self assessment merupakan (evaluasi diri) merupakan daftar deklarasi tentang
kemampuan diri terkait daftar kompetensi yang akan diajukan kewenangan
klinisnya. Daftar Deklarasi meliputi deklarasi terkait kemampuan dalam segi
pengetahuan, sikap dan ketrampilan dari setiap list dasar kompetensi utama dan
kompetensi khusus. Khusus untuk kemampuan ketrampilan, dilengkapi dengan
pencatatan loogbook yang terdiri dari berapa kali perawat melaksankan tindakan
dan evaluasi dirinya dicatat. Evaluasi diri ini menjadi masukan untuk asesor dalam
menetapakan ketrampilan yang akan divalidasi saat dilaksanakan asesmen.
e) Portofolio
Portofolio adalah deskripsi diri perawat yang tidak hanya sekedar kumpulan
curriculum vitae tetapi juga menggambarkan tentang kompetensi, ekspertis dan
pencapaian prestasi. Portofolio menonjolkan kompetensi dan pencapaian prestasi
dari perawat. Portofolio disertai dengan kelengkapan dokumen yang meliputi:
a. Resume dan deskripsi tentang personal dan nilai-nilai yang dianut dalam
profesi.
b. STR dan SIPP
c. Sertifikat-sertifikat
d. Prestasi (jika ada)
e. Keikusertaan dalam profesi/ kegiatan ilmiah.
f. Rekomendasi dan evaluasi dari perceptor.
g. Surat Keterangan Sehat.
f) Loog Book Perawat
Loogbook adalah catatan aktivitas sehari-hari yang dilaksanakan oleh perawat dan
merupakan pencapaian aktivitas dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pencapaian kompetensi aktivitas dalam loog book sesuai dengan SPK dan RKK.
Dalam mengevalausi kewenangan klinis, penilaiannya disesuaikan dengan SPO
yang telah ditetapkan. Preceptor/ Supervisor akan memberikan catatan dari asuhan
yang dilaksanakan oleh perawat sebagai acuan dalam pemberian kewenangan
klinis berikutnya. Loogbook dibuat harian dan direkap bulanan.
g) Training Record
Dokumen ini pada dasarnya bagian dari portofolio. Penulisan training record
disertai dengan kurikulum pelatihan, deskripsi kompetensi yang dicapai.
9
h) Rekomendasi Mitra Bestari
Rekomendasi kredensial dikeluarkan oleh tim mitra bestari setelah dilaksanakan
asesmen. Mitra bestari melakukan kredensial dengan telaah dokumen bukti untuk
setiap kewenangan klinis yang diminta sesuai dengan buku putih. Jika dirasa perlu
maka staf yang mengajukan kredensial akan dilakukan wawanvcara, asesmen tulis
atau praktik klinik. Bentuk rekomendasi umumnya kesimpulan terdiri 3 komponen
yaitu: kompeten, kompeten dengan supervisi dan belum kompeten.
i) Rekomendasi Kewenangan Klinis
Rekomendasi kewenangan klinis dikeluarkan sebagai hasil kesimpulan dari
asesmen tim dan mitra bestari. RKK ditujukan kepada Direktur sebagai dasar
pemberian SPK.
j) Clinical Appointment / Surat Penugasan Klinis
Surat Penugasan Klinis adalah penugasan Direktur Rumah Sakit kepada tenaga
keperawatan di rumah sakit untuk melakukan asuhan keperawatan berdasarkan
daftar kewenangan klinis. SPK nerlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

Sam Askari Soemadipradja, dr., M.Kes


NIK : 09022101

10

Anda mungkin juga menyukai