Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL STUDY BANDING KOMITE KEPERAWATAN

RSU H.BACHTIAR DJAFAR KE RSU USU MEDAN


TANGGAL 10-11 APRIL 2023

DISUSUN OLEH
KOMITE KEPERAWATAN
RSU H.BAHTIAR DJAFAR KOTA MEDAN
2023
KOMITE KEPERAWATAN

I.PENDAHULUAN

Tenaga keperawatan merupakan bagian dari tim kesehatan rumah sakit dengan porsi
yang paling banyak. Apalagi perawat dinilai sebagai citra rumah sakit itu sendiri karena
cermin pelayanan terbanyak bisa dilihat dari kualitas pelayanan perawat. Hal inilah yang
seringkali menjadi salah satu indikator mutu pelayanan yang berkualitas. Maka dari itu
berdasarkan Permenkes No. 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit,
komite keperawatan perlu dibentuk karena untuk meningkatkan profesionalisme, pembinaan
etik dan disiplin, serta menajamin mutu pelayanan kesehatan dan melindungi keselamatan
pasien.
Menurut Permenkes No. 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit,
Komite Keperawatan adalah wadah atau organisasi non-struktural rumah sakit dengan
keanggotaan dari tenaga keperawatan (perawat dan bidan). Susunan organisasi dari komite
ini yaitu ketua komite, sekretaris komite, dan subkomite (kredensial, mutu profesi, serta etik
dan disiplin)
A.LATAR BELAKANG
Komite Keperawatan sendiri merupakan wadah non-struktural rumah sakit yang
mempunyai tugas utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu dan pemeliharaan etik dan
disiplin profesi (Permenkes RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan Rumah
Sakit. Proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis merupakan tugas dan wewenang
Komite Keperawatan yang penting. Adanya mekanisme kewenangan klinis memberikan
peluang pada RS mengendalikan para praktisi keperawatan melalui komite keperawatan.
Komite keperawatan RS mempunyai kewenangan untuk mengevaluasi kewenangan klinis
praktisi keperawatan termasuk mengambil tindakan disiplin, serta korektif pencabutan dan
penangguhan kewenangan klinis tertentu. Kredensial merupakan elemen kunci dalam
menurunkan risiko litigasi ( gugatan hukum di pengadilan ) terhadap RS dan tenaga
keperawatan yang bekerja didalamnya. Evaluasi tenaga keperawatan untuk rekredensial juga
perlu dilakukan meskipun lebih sulit dilakukan secara objektif. Proses kredensial yang
efektif dapat menurunkan risiko adverse event pada pasien dengan meminimalkan kesalahan
tindakan yang diberikan oleh tenaga keperawatan tertentu yang memegang kewenangan
klinis tertentu di RS.
Setelah tenaga kesehatan memperoleh kewenangan klinik, maka dilakukan
perawatan/penjagaan/penjaminan terhadap profesionalismenya. Pengembangan profesi dan
audit keperawatan merupakan dua hal lain yang menjadi tugas dan wewenang Komite
Keperawatan untuk menjaga profesionalisme mereka. Keselamatan pasien dapat
ditingkatkan dengan memperbaiki system terutama pada kebiasaan-kebiasaan rutin
keperawatan di RS,seperti: ronde keperawatan, cara membuat dokumentasi keperawatan,
diskusi refleksi kasus, program pelatihan, dan peninjauan terhadap PAK ( Panduan Asuhan
Keperawatan ) dan SPO. Komite Keperawatan perlu memperhatikan tugas ini karena
merupakan fungsi mempertahankan profesionalisme praktisi keperawatan di RS.
Mekanisme terakhir yang dilakukan oleh Komite Keperawatan setelah kredensial dan
penjagaan mutu adalah penjaminan etik dan disiplin. Kemudian melalui proses kredensial
ulang(rekredensial) dan evaluasi terhadap kewenangan klinis, seorang perawat dan bidan
dapat disingkirkan dari pelayanan kepada pasien dengan mencabut kewenangan klinis untuk
melakukan tindakan tertentu berdasarkan rekomendasi Komite Keperawatan. Setiap tenaga
keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam memberikan asuhan
keperawatan dan kebidanan serta menerapkan etika profesi dalam praktiknya. Dalam
penanganan asuhan baik medis keperawatan dan kebidanan, tidak jarang dijumpai kesulitan
dalam pengambilan keputusan etis sehingga diperlukan adanya suatu unit kerja yang dapat
membantu memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis tersebut.
B. TUJUAN
Komite keperawatan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
(perawat dan bidan) serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan
keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien RS lebih
terjamin dan terlindungi
II.KEGIATAN

Kegiatan ini dilakukan pada :


Hari/Tanggal :Rabu,Jumat / 10-11 Mei 2023
Pkl :08.00 – 15.00 Wib
Tempat : Ruang Komite Keperawatan USU

III.HASIL KEGIATAN
FUNGSI DAN TUGAS
Menurut Permenkes No. 49 tahun 2013, fungsi dari komite keperawatan yaitu meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit dengan cara:
1. melakukan kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di rumah sakit;
2. memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
3. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.
Menurut Permenkes No. 49 tahun 2013, tugas dari komite keperawatan sesuai dengan
fungsinya masing-masing, yaitu sebagai kredensial, memelihara mutu profesi, serta menjaga
etika dan disiplin profesi. Berikut adalah penjabaran tujuan dari masing-masing fungsi:
1. Kredensial
Tugasnya:
a. Menyusun kewenangan klinis
b. Menyusun buku putih (dokumen yang berisi syarat-syarat bagi tenaga keperawatan
yang digunakan untuk kewenangan klinis). Buku ini disusun oleh komite
keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari dari berbagai unsur organisasi
profesi keperawatan dan kebidanan, kolegium keperawatan, unsur pendidikan
tinggi keperawatan dan kebidanan.
c. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial (ijazah, STR, sertifikasi
kompetensi, logbook capaian kinerja, surat pernyataan menyelesaikan orientasi
rumah sakit atau unit tertentu bagi perawat baru, dan surat hasil pemeriksaan
kesehatan).
d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial:
Hal yang harus ada sebelum melakukan kredensial adalah ada panitia ad hoc, ada
buku putih yang menjadi dasar panduan kredensial ataupun rekredensial, dan ada
daftar kewenangan klinis yang telah disusun oleh panitia ad hoc dan disahkan oleh
direktur. Berikut tahapan proses kredensial:
1) Perawat atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh kewenangan
klinis kepada ketua komite keperawatan.
2) Ketua komite keperawatan menugaskan subkomite kredensial untuk melakukan
proses kredensial.
3) Subkomite membentuk panitia ad hoc (tenaga perawat rumah sakit dan mitra
bestari) untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai
metode (porto folio, asesmen kompetensi)
4) Subkomite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan kewenangan klinis bagi tiap tenaga keperawatan.
5) Direktur mengeluarkan Penugasan Klinis terhadap perawat/bidan yang
bersangkutan.
e. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis
f. Melakukan kredensial ulang secara berkala (sesuai waktu yang ditentukan oleh
komite keperawatan)
g. Membuat laporan seluruh proses kredensial

2. Mutu profesi
Tugasnya:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik berkoordinasi
dengan bidang keperawatan.
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan dengan cara:
1) pemilihan topik yang akan dilakukan audit;
2) penetapan standar dan kriteria;
3) penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
4) membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan
pelayanan;
5) melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan
kriteria;
6) menerapkan perbaikan;
7) rencana reaudit.
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan

3. Etika dan disiplin profesi


Tugasnya:
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan;
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan
masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan;
e. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat Penugasan
Klinis (clinical appointment);
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan dengan melibatkan panitia ad hoc.

g. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa:


1) Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi keperawatan dan
kebidanan di rumah sakit melalui ketua komite.
2) Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur medis dan keperawatan
melalui ketua komite.
3) Rekomendasi pencabutan kewenangan klinis diusulkan kepada ketua komite
untuk diteruskan kepada direktur rumah sakit.
PENGORGANISASIAN

Sumber:Permenkes RI No.49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit

rekruitmen Training 3 bucan Uji kompetensi: Kredensialing


(sub sie keperawatan) assesmen oleh (komite
assessor,hasil keperawatan)
assesmen (sub sie
keperawatan)

Penugasan kerja Pemberian


sesuai area (sub sie penugasan klinik
keperawatan) (Direktur RS)
Kewenangan Komite Keperawatan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan memiliki kewenangan
sebagai berikut:
Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis
Memberikan rekomendasi perubahan kewenangan klinis
Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis
Memberikan rekomendasi Surat Penugasan Klinik
Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan
Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan bidan berkelanjutan
Memberikan rekomendasi pendampingan tindakan disiplin
Dalam study banding juga dibahas mengenai hubungan Komite Keperawatan dengan bidang
terkait di Rumah Sakit:
1. Hubungan Komite Keperawatan dengan Bidang Keperawatan
Komite Keperawatan bekerjasama dan melakukan koordinasi dengan Bidang
Keperawatan serta saling memberikan masukan tentang perkembangan profesi keperawatan
dan kebidanan di rumah sakit.

2. Pembinaan dan Pengawasan Komite Keperawatan


Secara nasional dilakukan oleh Menteri Kesehatan melalui Direktorat Keperawatan.
Pada tingkat Provinsi dilakukan oleh Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi dan Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi. Pada tingkat Kabupaten/Kota dilakukan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dewan Pengawas. Pengawasan dan pembinaan juga
dilakukan oleh perhimpunan/asosiasi perumahsakitan dengan melibatkanKomite
Keperawatan di Rumah Sakit organisasi profesi yang terkait sesuai dengan tugas dan
fungsinya masing-masing. Pembinaan dan pengawasan tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan kinerja Komite Keperawatan dalam rangka menjamin mutu pelayanan
keperawatan dan kebidanan serta keselamatan pasien di Rumah Sakit. Kegiatan pembinaan
dan pengawasan tersebut melalui :
a. Advokasi, sosialisasi dan bimbingan teknis
b. Pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia
c. Monitoring dan evaluasi
Dalam rangka pembinaan Komite Keperawatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi,
Kepala Dinas Kabupaten/Kota dapat memberikan sanksi administratif berupa teguran lisan
dan teguran tertulis.

3. Hubungan koordinasi Komite Keperawatan dan Direktur Rumah Sakit


Direktur RS menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan fungsi dan tugas Komite keperawatan. Mengingat pengurus Komite keperawatan
ditetapkan dengan SK Direktur,maka Komite keperawatan bertanggungjawab kepada
Direktur. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya komite keperawatan dapat dibantu oleh
panitia ad-hoc yang ditetapkan oleh Direktur RS berdasarkan usulan komite keperawatan.
Panitia ad-hoc tersebut berasal dari tenaga keperawatan yang tergolong sebagai Mitra Bestari,
yang bisa berasal dari RS lain, Organisasi Profesi Perawat, Organisasi Profesi Bidan dan/atau
Institusi Pendidikan Keperawatan/Kebidanan atau dari perawat RS yang dianggap
berkompeten dibidangnya dan memiliki sertifikat acessor.
Sebagai landasan dalam pembinaan keprofesian, Komite Keperawatan menyusun
Peraturan Internal Staff Keperawatan(Nursing Staff by Law) yang mengacu kepada Peraturan
Internal Rumah Sakit

IV.PEMBAHASAN

A. KESIMPULAN
Dari Study banding yang dilakukan didapat program kerja komite Keperawatan yang ter
struktur dan terorganisir,sehingga masing masing anggota komite keperawatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik,sehingga terciptalah tata kelola klinis yang baik agar
mutu pelayanan keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan
pasien RS lebih terjamin dan terlindungi.
B. SARAN
Diharapkan adanya Kerjasama yang berkesinambungan antara team komite rs USU dan
komite RSU H.BACHTIAR DJAFAR kota Medan dalam hal penyelenggaraan tata Kelola
klinis yang baik untuk kedua rumah sakit.

V.PENUTUP
Sebagai landasan dalam pembinaan keprofesian, Komite Keperawatan menyusun
Peraturan Internal Staff Keperawatan (Nursing Staff by Law) yang mengacu kepada Peraturan
Internal Rumah Sakit (Hospital by Law) dan peraturan perundangan yang
berlaku. Peraturan Internal Staff Keperawatan yang disusun disahkan oleh Direktur Rumah
Sakit sebagai panduan bagi Komite Keperawatan dan Staff Keperawatan dalam melaksanakan
tata kelola klinis yang baik di Rumah Sakit Mengingat Komite Keperawatan ditetapkan
dengan SK Direktur, maka kepengurusan Komite Keperawatan berhak mendapatkan insentif
sesuai dengan aturan dan kebijakan Rumah Sakit. Pelaksanaan kegiatan Komite Keperawatan
didanai dengan anggaran Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai