Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

PENUNDAAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN

Jl. Ipik Gandamanah RT. 35 RW. 03


Kelurahan Munjul Jaya Kabupaten Purwakarta 41117
Telepon (0264) 8221191 Fax (0264) 8221193
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM AMIRA
NOMOR 441 TAHUN 2018

TENTANG
PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN
PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA,


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan
mewujudkan efektivitas pelayanan di lingkungan Rumah Sakit
Umum Amira, dipandang perlu menetapkan Panduan Penundaan
Pelayanan atau Pengobatan pada Rumah Sakit Umum Amira
dengan Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA
TENTANG PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN ATAU
PENGOBATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA
KESATU : Panduan Penundaan Pelayanan atau Pengobatan sebagaimana tercantum
dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Panduan Penundaan Pelayanan atau Pengobatan sebagaimana
dimaksud diktum KESATU sebagai acuan dalam penyelenggaraan
pelayanan di Rumah Sakit Umum Amira keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Purwakarta
Pada Tanggal : 11 Oktober 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

dr. Sam Askari Soemadipradja, M.Kes


NIK: 09022101
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv


BAB I DEFINISI .......................................................................................................................
1
BAB II RUANG LINGKUP...................................................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA ...................................................................................................... 3
BAB IV DOKUMENTASI ....................................................................................................... 6

iv
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira
Nomor : 441 Tahun 2018
Tanggal : 11 Oktober 2018
Perihal : Panduan Penundaan Pelayanan Atau Pengobatan pada Rumah Sakit
Umum Amira

PANDUAN
PENUNDAAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN
PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

BAB I
DEFINISI

Penundaan pelayanan dan pengobatan adalah penundaan atau perubahan jadwal


pelayanan atau pengobatan yang disebabkan oleh berbagai hal baik secara medis maupun
non medi s, seperti kondisi pasien, dokter berhalangan, dan lain-lain. Tujuannya agar pasien,
mendapat informasi yang pasti atau jelas tentang penyebab penundaan pelayanan atau
pengobatan serta dapat meningkatkan kepuasan pelanggan serta untuk menghindari terjadinya
komplikasi pasien atau pengobatan sehingga pelayanan berjalan dengan lancar.
Rumah Sakit Umum Amira mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberi
tahu pasien jika terjadi penundaan dan kelambatan dan penundaan pelaksanaan
tindakan/pengobatan dan atau pemeriksaan penunjang diagnostik. Maksud dan tujuannya
adalah pasien diberitahu jika ada penundaan dan kelambatan pelayanan antara lain akibat
kondisi pasien atau jika pasien harus masuk dalam daftar tunggu. Kemudian pasien diberi
informasi alasan dan sebab mengapa terjadi penundaan/kelambatan atau harus menunggu
serta diberi tahu tentang alternatif yang tersedia, ketentuan ini berlaku bagi pasien rawat inap
dan rawat jalan.

1
BAB II RUANG
LINGKUP

Penundaan Pelayanan di RSU Amira, meliputi:


1. Penundaan dan kelambatan pelaksanaan tindakan/pengobatan.
2. Penundaan atau kelambatan pemeriksaan penunjang diagnostik.

2
BAB III TATA
LAKSANA

A. Hal-Hal Penting Yang Harus Diperhatikan


1. Pasien rawat inap dan pasien rawat jalan diberikan informasi apabila akan terjadi
penundaan pelayanan atau pengobatan.
2. Pasien diberi informasi alasan penundaan atau menunggu dan memberikan informasi
tentang alternatif yang tersedia sesuai dengan keperluan klinik mereka.
3. Informasi didokumentasikan didalam rekam medis.
4. Kebijakan dan prosedur tertulis mendukung pelaksanaan secara konsisten.
Salah satu indikator profesionalisme dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah
ketepatan keputusan klinis yang dibuat oleh dokter di rumah sakit tersebut dalam menentukan
perlu tidaknya suatu tindakan medis atau pengobatan di rumah sakit. Oleh karena itu
pengambilan keputusan klinis berupa tindakan medis atau pengobatan tersebut harus
didasarkan pada keadaan yang objektif, serta diperlukan penilaian terhadap hasil keputusan
tersebut. Pengambilan keputusan klinis dalam hal pemberian pelayanan dan pengobatan
adalah keputusan yang dilakukan oleh dokter berdasar hasil pemeriksaan klinis dan
berpedoman pada standar yang telah ditetapkan.
Manfaat dari pengambilan ketepatan pelayanan atau pengobatan adalah dapat
menyumbangkan hasil pemeriksaan yang akurat dimana hal ini akan dapat mengurangi
terjadinya penundaan pelayanan atau pengobatan kepada pasien.

B. Hal-Hal Yang Harus Diinformasikan


1. Pasien harus diberi informasi jika telah diketahui adanya antrian yang panjang pada
proses pedaftaran.pemeriksaan,pelayanan diagnostik,dan untuk perawatan di rawat
inap jika membutuhkan waktu pelayanan yang lama atau pasien dalam urutan
waiting list.
2. Pasien di informasikan jika ada penundaan pelayanan perawatan atau pelayanan
diagnostik beserta alasannya serta alternatif yang tersedia. Hal tersebut berlaku
untuk pasien rawat jalan,rawat inap atau pelayanan diagnostik.
3. Dokter DPJP atau dokter konsulen yang akan melakukan tindakan medik mempunyai
tanggung jawab utama memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan.

3
Apabila berhalangan, informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat
diwakilkan

4
kepada dokter atau dokter konsulen lain dengan sepengetahuan dokter yang
bersangkutan. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan informasi tanggung jawab
berada ditangan dokter DPJP atau dokter konsulen yang memberikan delegasi.
4. Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti
atau cara lain yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman. Penjelasan tersebut
dicatat dan didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter atau dokter
konsulen yang memberikan penjelasan dengan mencantumkan:
a. Tanggal.
b. Waktu.
c. Nama.
d. Tanda tangan.
e. Pemberi penjelasan dan penerima penjelasan.
Dalam hal dokter DPJP atau dokter konsulen menilai bahwa penjelasan yang akan
diberikan dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan
penjelasan, maka dokter atau dokter konsulen dapat memberikan penjelasan kepada keluarga
terdekat dengan didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lain sebagai saksi.

C. Hal-Hal Yang Disampaikan pada Penjelasan


1. Penjelasan diagnosis dan keadaan kesehatan pasien dapat meliputi:
a. Temuan klinis dari hasil pemeriksaan medis hingga saat
tersebut.
b. Diagnosis penyakit, atau dalam hal belum dapat ditegakkan, maka sekurang-
kurangnya diagnosis kerja dan diagnosis banding.
c. Indikasi atau keadaan klinis pasien yang membutuhkan dilakukannya tindakan
kedokteran.
d. Prognosis apabila dilakukan tindakan dan apabila tidak dilakukan
tindakan.
2. Penjelasan tentang tindakan kedokteran yang dilakukan meliputi:
a. Tujuan tindakan kedokteran yang dapat berupa tujuan preventif, diagnostik,
terapeutik, ataupun rehabilitatif.
b. Tata cara pelaksanaan tindakan apa yang akan dialami pasien selama dan
sesudah tindakan, serta efek samping atau ketidaknyamanan yang mungkin
terjadi.

5
c. Alternatif tindakan lain berikut kelebihan dan kekurangannya dibandingkan
dengan tindakan yang direncanakan.

6
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada masing-masing alternatif
tindakan.
e. Perluasan tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat
akibat risiko dan komplikasi tersebut atau keadaan tak terduga lainnya.
f. Perluasan tindakan kedokteran yang tidak terdapat indikasi sebelumnya, hanya
dapat dilakukan untuk menyelamatkan pasien. Setelah perluasan tindakan
kedokteran dilakukan, dokter atau dokter gigi harus memberikan penjelasan
kepada pasien atau keluarga terdekat.
3. Penjelasan tentang risiko dan komplikasi tindakan kedokteran adalah semua risiko
dan komplikasi yang dapat terjadi mengikuti tindakan kedokteran yang dilakukan,
kecuali: a. Risiko dan komplikasi yang sudah menjadi pengetahuan umum.
b. Risiko dan komplikasi yang sangat jarang terjadi atau dampaknya sangat ringan.
c. Risiko dan komplikasi yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya
(unforeseeable).
4. Penjelasan tentang prognosis meliputi:
a. Prognosis tentang hidup-matinya (ad vitam).
b. Prognosis tentang fungsinya (ad functionam).
c. Prognosis tentang kesembuhan (adsenationam).
Penjelasan diberikan oleh dokter DPJP atau dokter konsulen yang merawat pasien atau
salah satu dokter atau dokter konsulen dari tim dokter yang merawatnya.
Dalam hal dokter atau dokter konsulen yang merawatnya berhalangan untuk memberikan
penjelasan secara langsung, maka pemberian penjelasan harus didelegasikan kepada dokter
atau dokter konsulen lain yang kompeten. Tenaga kesehatan tertentu dapat membantu
memberikan penjelasan sesuai dengan kewenangannya. Tenaga kesehatan tersebut adalah
tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien.
Demi kepentingan pasien, persetujuan tindakan kedokteran tidak diperlukan bagi pasien
gawat darurat dalam keadaan tidak sadar dan tidak didampingi oleh keluarga pasien yang
berhak memberikan persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran.

7
BAB IV
DOKUMENTASI

Panduan penundaan pelayanan ini diharapkan bisa dijalankan dalam proses pelayanan
pasien di Rumah Sakit Umum Amira. Seluruh petugas terkait di Rumah Sakit Umum Amira
agar mampu melaksanakan proses penundaaan pelayanan saat kontak pertama dengan pasien
melalui SPO tentang penundaaan pelayanan yang berlaku dan didokumentasikan dalam
rekam medis pasien. Evaluasi dilaporkan oleh bagian rekam medik di Laporan Mutu Rekam
Medik.

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

Sam Askari Soemadipradja, dr., M.Kes


NIK: 09022101

Anda mungkin juga menyukai