Anda di halaman 1dari 40

PEDOMAN

GENERAL CONSENT/
PERSETUJUAN UMUM

i
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA
NOMOR : 004/RSMP/PERDIR/2022

TENTANG
PEDOMAN GENERAL CONSENT

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah sakit diperlukan
adanya buku pedoman general consent di Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Purbalingga;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, diatas perlu ditetapkan
Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga;
Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 Tentang
Klasifikasi Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 Tentang
Perijinan Rumah Sakit
5. Surat Keputusan Bupati Purbalingga No. 81201120819010001 tahun 2022 Tentang
ijin operasional Rumah Sakit Umum Kelas D
6. Surat Keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Nomor
024/KEP/II.0/D/2022 Tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Purbalingga Peride 2022-2026
7. Surat Keputusan Yayasan Nomor 169/RSMP/SK/VIII/2022 tentang Struktur
organisasi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga
8. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga No
003/RSMP/PERDIR/2022 Tentang Hak dan kewajiban Pasien & Keluarga Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga.

MEMUTUSKAN

Memutuskan: PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU


MUHAMMADIYAH PURBALINGGA TENTANG PEDOMAN GENERAL
CONSENT RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH
PURBALINGGA.

2
Kesatu : Mengesahkan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga tentang Pedoman general consent Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Purbalingga.
Kedua : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Tembusan :
1. Ka. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
2. Unit Pelayanan Terkait
3. Unit terkait

3
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................................ i
PERATURAN DIREKTUR RSU PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA ii
Daftar Isi ..........................................................................................................................iv

BAB I DEFINISI ............................................................................................................ 1

BAB II RUANG LINGKUP .......................................................................................... 2

BAB III TATA LAKSANA ........................................................................................... 3

BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................................ 6

iv
BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM


Persetujuan Umum Pelayanan Kesehatan (General Consent forTreatment) adalah
persetujuan umum yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan secara lengkap mengenai persetujuan terhadap tindakan yang berisiko rendah,
prosedur diagnostik, pengobatan medis lainnya, batas-batas yang telah ditetapkan,dan
persetujuan lainnya.
.
D. TUJUAN GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM
Persetujuan umum tujuan sebagai berikut :
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan persetujuan umum terhadap pelayanan kesehatan
yang akan diberikan pada pasien.
2. Meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga dalam rencana tatalaksana.
3. Agar pasien dan keluarganya mendapatkan informasi yang tepat dan akurat.
4. Memperoleh ijin dari pasien dan keluarga dalam proses perawatan dan pengobatan

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan ini adalah diseluruh kawasan rumah sakit baik pasien, pengunjung
dan staf rumah sakit mengingat bahwa kewajiban rumah sakit adalah menghormati persetujuan
pasien pasien.

A. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :


1. Staf Perawat
2. Staf Bidan
3. Staf Administrasi
B. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Tentang Penjelasan dan
Persetujuan Umum adalah :
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
C. Materi pada Persetujuan Umum (General Consent)
1. Hak dan kewajiban sebagai pasien
2. Persetujuan Pelayanan Kesehatan
Hal ini mencakup seluruh pemeriksaan dan prosedur diagnostik rutin,termasuk X- ray,
pemberian dan/atau tindakan medis serta penyuntikan (intramuscular, intravena, dan
prosedur invasif lainnya), produk farmasi dan obat-obatan, pemasangan alat kesehatan
(kecuali yang membutuhkan persetujuan khusus/tertulis), dan pengambilan darah untuk
pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan patologi yang dibutuhkan untuk pengobatan
dan tindakan yang aman.
3. Akses Informasi Kesehatan
4. Rahasia Medis
5. Privasi
6. Barang Pribadi
7. Pengajuan Keluhan
8. Informasi biaya

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. TATALAKSANA PELAKSANAAN GENERAL CONSENT


LANGKAH-LANGKAH dalam PELAKSANAAN GENERAL CONSENT
1. General Consent diberikan pada saat pasien mendaftar pertama kali di rawat jalan dan
setiap pasien rawat inap.
2. Pemberian general consent di Instalasi Rawat Jalan dilakukan di loket pendaftaran pada satu
kali selama pasien mendapat pelayanan di instalasi rawat jalan saat pertama kali mendaftar.
3. Pemberian general consent pada rawat inap di admisi, setelah membawa pengantar rawat
inap baik dari poliklinik maupun dari instalasi Gawat Darurat setiap pasien rawat inap.
4. Petugas yang memberikan penjelasan memperkenalkan diri kepada pasien.
5. Melakukan identifikasi dengan menanyakan nama dan tanggal lahir dari pasien.
6. Pasien yang boleh memberikan persetujuan dalam general consent pasien yang kompeten,
jika pasien dalam kriteria tidak kompeten akan digantikan oleh pengganti pasien.
7. Informasi yang disampaikan oleh Petugas adalah;
a. Hak dan Kewajiban Pasien dan Keluarga
Berikan penjelasan mengenai hak dan kewajiban pasien dan keluarga sesuai dengan
peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 7 tahun 20212 , pasal 44 dimana terdiri
dari 18 hak dan pasal 45 8 kewajiban.

b. Persetujuan pelayanan kesehatan Berikan penjelasan mengenai cakupan pelayanan


kesehatan yang dimaksud mencakup seluruh pemeriksaan dan prosedur diagnostik rutin
termasuk X-ray, tindakan yang berisiko rendah, pemberian dan/atau tindakan medis serta
penyuntikan (intramuscular, intravena, dan prosedur invasif lainnya), produk farmasi dan
obat-obatan, pemasangan alat kesehatan (kecuali yang membutuhkan persetujuan
khusus/tertulis), dan pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan patologi yang dibutuhkan untuk pengobatan dan tindakan yang aman.Hal-
hal yang diberikan selama pelayanan kesehatan yang berisiko memberikan kecacatan
akan dimintakan Informed Consent sesuai dengan panduan yang berlaku.
c. Aksas Informasi kesehatan
Pernyataan persetujuan mengenai pelepasan infromasi kesehatan pasien

3
Kepada setiap dan seluruh orang yang merawat untuk memeriksa dan atau memberitahukan
informasi kesehatan pasien kepada pemberi kesehatan lain yang turut merawat pasien
selama di rumah sakit ini.
d. Rahasia Medis
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga Wajib menjamin kerahasiaan
informasi medis pasien baik untuk kepentingan perawatan dan pengobatan, pendidikan
maupun penelitian kecuali pasien mengungkapkan sendiri atau orang yang lain yang dberi
kuasa untuk itu.
e. Privasi
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga menjaga privasi dan kerahasiaan
penyakit pasien selama dalam perawatan, melakukan identifikasi keinginan privasi khusus
yang diminta pasien sesuai aturan dari Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga.
f. Barang Pribadi
Pernyataan mengenai larangan membawa barang-barang berharga yang tidak diperlukan
(seperti: perhiasan, elektronik,dll) ketika pasien dirawat di Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Purbalingga dan jika pasien membawanya maka Rumah Sakit Umum
PKU Muhammadiyah Purbalingga tidak bertanggungjawab terhadap kehilangan,
kerusakan atau pencurian.

g. Pengajuan Keluhan
Informasi tentang adanya tata cara mengajukan dan mengatasi keluhan terkait pelayanan
medik yang diberikan terhadap pasien.
h. Kewajiban Pembayaran
Pernyataan persetujuan Biaya pelayanan berdasarkan acuan biaya dan ketentuan di Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga.

8. Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti ataudengan
cara lain agar dapat mempermudah pemahaman(media cetak seperti leaflet ataupun poster).
9. Pasien/keluarga diberi kesempatan untuk bertanya atau mendapat penjelasan ulang dari
Petugas.
10. Pasien/keluarga mengisi dan menandatangani formulir persetujuan umum.

4
11. Petugas pemberi informasi membubuhkan tanda tangan di dokumentasikan dalam berkas
rekam medis dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama dan tanda tangan pemberi &
penerima penjelasan.
12. Persetujuan umum terhadap pelayanan kesehatan harus sudah diisi dan ditanda tangani
sebelum pasien masuk unit pelayanan.
13. Formulir persetujuan yang sudah ditandatangani dimasukkan ke dalam berkas Rekam Medik
pasien.

5
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi / pencatatan mengenai pelaksanaan persetujuan umum di lingkungan Rumah


Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga akan didokumentasikan pada form Persetujuan
Umum (General Consent).

6
7
PEDOMAN
HAK DAN KEWAJIBAN
PASIEN DAN KELUARGA
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA
Nomor : 003/RSMP/PERDIR/2022
TENTANG
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN & KELUARGA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA


Menimbang : a. bahwa dalam upaya menjamin hak dan kewajiban pasien & keluarga serta petugas
rumah sakit maka perlu adanya Kebijakan Hak dan kewajiban Pasien &
Keluarga RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga;

b. bahwa kebijakan yang terkait dengan Hak dan Kewajiban Pasien & Keluarga
RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga, agar digunakan sebagai pedoman
dalam penerapan pelayanan berfokus pasien di RSU PKU Muhammadiyah
Purbalingga.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b


perlu ditetapkan dan disahkan dalam Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga;

Mengingat : 1. Undang- Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang Nomor. 29 tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran
4. Undang- undang No. 36 tentang Rahasia Kedokteran
5. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Pembukaan informasi yang
tidak memerlukan persetujuan pasien dalam keadaan tertentu
6. Surat Keputusan Bupati Purbalingga No. 81201120819010001 tahun 2022
Tentang ijin operasional Rumah Sakit Umum Kelas D
7. Surat keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Nomor
024/KEP/II.0/D/2022 Tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga Periode 2022-2026
8. Surat Keputusan Yayasan Nomor 169/RSMP/SK/VIII/2022 tentang
Struktur organisasi Rumah Sakit Umum PKU MuhammadiyahPurbalingga

MEMUTUSKAN

Menetapkan :PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH


PURBALINGGA TENTANG HAK DAN KEWAJIBANPASIEN & KELUARGA
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA

Pertama : Mengesahkan peraturan direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga
tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarga Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Purbalingga sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Ini.

Kedua : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Peraturan ini dibebankan kepada anggaran
belanja Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga

Ketiga :Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini,akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Tembusan :
1. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
2. Kasi Keperawatan
3. Seluruh Kepala Unit Terkait
DAFTAR ISI

Cover .............................................................................................................................. i
PERATURAN DIREKTUR RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga..................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................................iv

BAB I DEFINISI ........................................................................................................... 1

BAB II RUANG LINGKUP ......................................................................................... 5

BAB III KEBIJAKAN ................................................................................................... 8

BAB III TATA LAKSANA ............................................................................................ 9

BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................................ 16


BAB I
DEFINISI

A. Pengertian

1. Hak

Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada
sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki
pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan
untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb),
kekuasaan yg benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.
Hak adalah Kebebasan untuk berbuat sesuatu menurut hukum dan merupakan
sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita
sendiri.
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Macam-Macam Hak, ialah sebagai berikut :

a. Hak Legal dan Hak Moral

Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk. Hak
legal ini lebih banyak berbicara tentang hukum atau sosial.
b. Hak Positif dan Hak Negatif

Hak Negatif adalah suatu hak bersifat negatif , jika saya bebas untuk melakukan
sesuatu atau memiliki sesuatu dalam arti orang lain tidak boleh menghindari saya
untuk melakukan atau memiliki hal itu.
c. Hak Khusus dan Hak Umum

Hak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa manusia atau karena
fungsi khusus yang dimiliki orang satu terhadap orang lain. Hak Individual dan Hak
Sosial

1
Hak individual disini menyangkut pertama-tama adalah hak yang dimiliki individu-
individu terhadap Negara. Negara tidak boleh menghindari atau mengganggu
individu dalam mewujudkan hak-hak yang ia miliki.
2. Kewajiban

Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang
harus dilaksanakan).
Kewajiban adalah (sesuatu) yg diwajibkan; sesuatu yg harus dilaksanakan;
keharusan.
Kewajiban adalah yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab. Dari
kewajiban inilah kita bisa mendapatkan hak kita karena hak dan kewajiban memiliki
hubungan timbal balik.
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro).
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan rasa penuh tanggungjawab.
(http://milalanasution.wordpress.com/2013/04/22/pengertian-hak- kewajiban-dan-
warga-negara/)
Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila hak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.
Jenis Kewajiban :

b. Kewajiban hukum

c. Kewajiban alamiah

d. Kewajiban sosial

e. Kewajiban moral

3. Hak Dan Kewajiban Pasien

Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan, budaya dan kepercayaan
masing-masing. Rumah sakit membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan
pasien untuk memahami dan melindungi nilai budaya, prikososial serta nilai spiritual
pasien.
Hasil pelayanan pasien akan meningkat/bertambah baik bila pasien dan keluarga
2
atau mereka yang berhak mengambil keputusan diikut sertakan dalam keputusan
pelayanan dan proses dengan cara yang sesuai dengan budaya. Rumah sakit memiliki
peran penting dalam menghormati dan melindungi hak pasien dan keluarga tersebut, untuk
meningkatkan hak pasien dan keluarga maka rumah sakit perlu adanya pemahamantentang
hak – hak pasien dan keluarga.
a. Berikut adalah hak pasien berdasarkan Undang Undang No 4 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit :
1) Memperoleh informasi mengenai tatatertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit.
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien

3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi

4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan

7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit.
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data- data
medisnya.
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di

3
Rumah Sakit.
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
17) Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
18) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Kewajiban Pasien berdasarkan Undang undang No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran, Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, PMK
No 1691 Tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien :
1) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi

2) Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan

3) Memberikan imbalan atas pelayanan yang diterima

4) Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang masalah
kesehatan
5) Menghormati dan tenggang rasa terhadap karyawan rumah sakit dan pasien
lainnya

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Untuk menciptakan rumah sakit yang dapat menghormati dan melindungi hak dan
kewajiban pasien maka para pemimpin rumah sakit bekerjasama untuk melindungi dan
mengedepankan hak pasien dan keluarga sehingga ruang lingkup dari panduan ini adalah di
seluruh staf rumah sakit yang melakukan pelayanan langsung kepada pasien maupun tidak
langsung. Staf harus memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak pasien dan
dan dapat menjelaskan tanggungjawab mereka dalam melindungi hak pasien Selain itu, timbulnya
hubungan hukum antara dokter dengan pasien dengan semakin meningkatnya peranan hukum
dalam pelayanan kesehatan, yang antara lain disebabkan karena meningkatnya tingkat
pendidikan, kesadaran masyarakat akan kebutuhan kesehatan, maka akan meningkat pula
perhatian masyarakat tentang hak-haknya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dan
bermutu dengan pelayanan yang lebih luas dan mendalam. Adanya spesialisasi dan pembagian
kerja akan membuat pelayanan kesehatan lebih merupakan kerjasama dengan
pertanggungjawaban diantara sesama pemberi bantuan, dan pertanggungjawaban terhadap
pasien.
Dengan demikian, adanya gejala yang demikian itulah mendorong orang untuk berusaha
menemukan dasar hukum ( yuridis ) bagi pelayanan kesehatan yang sebenarnya juga merupakan
perbuatan hukum yang mengakibatkan timbulnya hubungan hukum, walaupun hal tersebut sering
kali tidak disadari oleh dokter. Secara yuridis timbulnya hubungan antara dokter dan pasien bisa
berdasarkan dua hal, yaitu :
1. Berdasarkan perjanjian

2. Karena Undang-undang

1. Berdasarkan Perjanjian

Timbulnya hubungan hukum antara dokter dengan pasien berdasarkan perjanjian mulai terjadi
saat pasien datang ke rumah sakit dan dokter menyanggupinya dengan dimulai anamnesa (tanya
jawab) dan pemeriksaan oleh dokter. Dari seorang dokter harus dapat diharapkan bahwaia akan
berusaha sebaik mungkin untuk menyembuhkan pasiennya. Dokter tidak bisa menjamin bahwa
ia pasti akan dapat menyembuhkan penyakit pasiennya, karena hasil suatu pengobatan sangat
tergantung kepada banyak faktor yang berkaitan (usia, tingkat keseriusan

5
penyakit, macam penyakit, komplikasi dan lain- lain). Sedangkan segala peraturan yang
mengatur tentang perjanjian tetaplah harus tunduk pada peraturan dan ketentuan dalam KUH
Perdata. Ketentuan mengenai perjanjian dalam KUH Perdata itu diatur dalam buku III yang
mempunyai sifat terbuka, dimana dengan sifatnya yang terbuka itu akan memberikan
kebebasan berkontrak kepada para pihaknya, dengan adanya asas kebebasan berkontrak
memungkinkan untuk setiap orang dapat membuat segala macam perjanjian.
Segala bentuk perjanjian harus tunduk pada ketentuan umum Hukum perdata Pasal
1319 KUH Perdata yang berbunyi “Semua Perjanjian, baik yang mempunyai suatu nama
khusus, maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan-
peraturan umum, yang termuat didalam bab ini dan bab yang lalu”.
Di dalam perjanjian diperlukan kata sepakat, sebagai langkah awal sahnya suatu
perjanjian yang diikuti dengan syarat-syarat lainnya maka setelah perjanjian tersebut disepakati
oleh para pihak, maka perjanjian itu akan berlaku sebagai Undang-Undang bagi parapihak yang
membuatnya hal itu diatur dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata yang berbunyi : “ Semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang
membuatnya”.
Disamping kedua asas diatas ada satu faktor utama yang harus dimiliki oleh para pihak
yaitu adanya suatu i’tikad baik dari masing-masing pihak untuk melaksanakan perjanjian. Asas
tentang itikad baik itu diatur didalam Pasal 1338 ayat 3 KUH Perdata yang berbunyi : “ Suatu
perjanjian harus dilaksanakan dengan i’tikad baik”.

2. Berdasarkan Undang-Undang

Di Indonesia hal ini diatur didalam KUH Perdata Pasal 1365 tentang perbuatan
melanggar hukum yang berbunyi : Setiap perbuatan yang melanggar hukum sehingga
membawa kerugian kepada orang lain, maka sipelaku yang menyebabkan kerugian tersebut
berkewajiban untuk mengganti kerugian tersebut.
Perbuatan melanggar hukum "sebagai suatu tindakan atau non-tindakan yang atau
bertentangan dengan kewajiban si pelaku atau bertentangan dengan susila baik, atau kurang
hati-hati dan ketelitian yang seharusnya dilakukan di dalam masyarakat terhadap seseorang
atau barang orang lain".Jika seorang dokter tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas, maka ia dapat dianggap telah melakukan pelanggaran hukum, melanggar ketentuan yang
ditentukan oleh Undang-Undang karena tindakannya bertentangan dengan asas kepatutan,
ketelitian, serta sikap hati-hati yang seharusnya dapat diharapkan daripadanya dalam pergaulan
6
sesama warga masyarakat.
Sedangkan yang dimaksud dengan "kepatutan, ketelitian dan hati-hati" tersebut adalah
standar-standar dan prosedur profesi medis di dalam melakukan suatu tindakan medis tertentu.
Namun standar-standar tersebut juga bukan sesuatu yang tetap karena pada waktu-waktu
tertentu, haruslah diadakan evaluasi untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Namun tidak saja terhadap suatu perbuatan yang dilakukan, tetapi juga terhadap
suatu kelalaian yang menyebabkan kerugian kepada orang lain dapat pula dimintakan
penggantian kerugian. Hal ini dirumuskan di dalam Pasal 1366 yang berbunyi : “Setiap orang
bertanggungjawab tidak saja terhadap kerugian yang ditimbulkan karena suatu tindakan, tetapi
juga yang diakibatkan oleh suatu kelalaian atau kurang hati-hati.”
Selain itu seseorang juga bertanggungjawab terhadap tindakan atau kelalaian / kurang
hati-hati dari orang-orang yang berada di bawah perintahnya. Hal ini dirumuskan di dalam
Pasal 1367 yang berbunyi : “Seseorang tidak saja bertanggungjawab terhadap kerugian yang
ditimbulkan oleh dirinya sendiri, tetapi juga bertanggungjawab terhadap tindakan dari orang-
orang yang berada di bawah tanggung-jawabnya atau disebabkan oleh barang-barang yang
berada di bawah pengawasannya.”
Hubungan dokter dan pasien berakhir manakala pasien dirujuk ke dokter lain yang
diteruskan dengan perawatan lanjutan. Pendek kata dokter harus memiliki kecerdasan moral,
kearifan intelektual dan kesadaran spiritual

7
BAB III
KEBIJAKAN

1. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

2. Undang-undang Kesehatan Nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang


Keselamatan Pasien Rumah Sakit
4. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam
Medis

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438 tentang Standar


Pelayanan Kedokteran
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 tahun 20111 tentang
Perubahan Atas Menteri Kesehatan Nomor 148 tahun 2010 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/Menkes/Per/IV/tahun
2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik
9. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga No
003/RSMP/PERDIR/2022 Tentang Hak dan kewajiban Pasien & Keluarga Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga.

8
BAB IV

TATA LAKSANA

A. Mengidentifikasi, Melindungi dan Meningkatkan Hak Pasien


1. Petugas rumah sakit melakukan identifikasi terhadap setiap pasien yang datang ke rumah
sakit mengenai kebutuhan hak privasinya
2. Bagi pasien rawat inap, maka hasil identifikasi atau kebutuhan privasi yang diharapkan
pasien ditulis pada rekam medis sebagai bukti bahwa petugas telah mengetahui kebutuhan
privasi dari pasien tersebut untuk dipenuhi
3. Bagi pasien rawat jalan, petugas langsung melaksanakan kebutuhan yang diinginkan pasien
tersebut
4. Petugas menginformasikan kepada petugas lain ketika operan jaga shift sehingga petugas
lain dapat melakukan hal yang sama, yaitu melindungi dan memenuhi kebutuhan privasi
pasien

B. Penyampaian Informasi Hak dan Kewajiban Pasien


Sudah seharusnya rumah sakit menghormati hak pasien, dan dalam beberapa situasi
hak dari keluarganya, untuk mendapatkan hak istimewa dalam menentukan informasi apa saja
yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak lain
dalam situasi tertentu . Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggungjawab pasien
diberikan kepada setiap pasien .Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien juga
ditempel atau bisa diperoleh dari staf rumah sakit pada setiap saat. Berikut beberapa cara
penyampaian hak dan kewajiban pasien kepada pasien dan keluarganya :
1. Penyampaian informasi pada pasien rawat jalan

Rumah sakit menyediakan informasi hak dan kewajiban pasien melalui poster dan leaflet
sehingga mudah terbaca oleh pasien
2. Penyampaian informasi pada pasien rawat inap

Rumah sakit akan memberikan layanan penyampaian informasi hak dan kewajiban pasien,
dimana petugas akan mendatangi ruang rawat pasien sesaat

9
setelah pasien berada di ruang rawat sebelum melakukan tindakan pengkajiankeperawatan
terhadap pasien. Penyampaian informasi tersebut menggunakan leaflet Hak Dan
Kewajiban Pasien
Selain itu, mempunyai prosedur untuk menjelaskan kepada pasien rumah sakit
tentang hak dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak
sesuai yaitu dengan lisan langsung kepada pasien dan atau keluarga.
Dalam situasi tertentu, ada beberapa hal yang perlu dibatasi terkait hak pasien.
Misal mengenai informasi diagnosa pasien bahwa diagnosa hanya dapat diketahui oleh
pasien dan keluarga yang ditunjuk oleh pasien. Apabila pasien tidak kompeten maka
diagnosa langsung disampaikan kepada keluarga dekatnya.
Beberapa keadaan pasien yang tidak berkompeten adalah sebagai berikut :

a. Pasien usia anak – anak

Anak-anak dianggap tak mampu memberikan keputusan karena sejumlah alasan,


seperti ketidakdewasaan mereka, kesulitan untuk memahami tindakan kedokteran,
atau dampak dari kondisi mereka
b. Pasien tidak sadar diri

Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan
kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat
membahayakan kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi
utamanya mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan
oleh beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial ataupun ekstrakranial, yang
mengakibatkan kerusakan struktural/metabolik di tingkat korteks serebri, batang otak
keduanya sehingga pasien tidak sanggup dalam menerima informasi apapun.
c. Pasien Sakit Jiwa

Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan
pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri
dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan. Pengertian seseorang
tentang penyakit gangguan jiwa berasal dari apa yang diyakini sebagai faktor
penyebabnya yang berhubungan dengan biopsikososial Berikut beberapa hal yang
diinformasikan oleh dokter kepada pasien :
1) Penjelasan penyakit, penyebab, tanda dan gejala.

10
2) Hasil pemeriksaan

3) Tindakan medis

4) Perkiraan hari rawat

5) Komplikasi yang mungkin terjadi.

Secara umum informasi terkait pasien adalah bersifat rahasia, namun pada dasarnya
terdapat dua kategori informasi yang bersumber dari rekam medis, yaitu :
1. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan

Informasi dari rekam medis yang mengandung nilai kerahasiaan adalah laporan ataucatatan
yang terdapat dalam rekam medis berupa hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi atau
wawancara dengan pasien.
Jika terdapat pihak lain meminta informasi dari rekam medis pasien, maka perlu adanya
surat kuasa dari pasien.
2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan

Jenis informasi yang tidak bernilai rahasia dari rekam medis adalah identitas pasien, namun
identitas pasien dapat berubah menjadi rahasia apabila pasien tidak mengijinkan
identitasnya diketahui oleh orang lain.
Jika terdapat pihak lain meminta informasi tersebut, maka petugas rumah sakit perlu
menanyakan maksud dan tujuannya.

C. Penyampaian Informasi Tentang Kondisi Medis Dan Diagnosis Pasti

Penyampaian informasi terkait kondisi medis pasien merupakan salah satu hak pasien
yang harus dihormati dan dilakukan oleh rumah sakit. Penyampaian informasi tersebut
diharapkan dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti. Proses pemberitahuan tersebut
dilakukan oleh petugas kepada pasien dan atau keluarga meliputi :
1. Kondisi Medis dan Diagnosis, rencana pelayanan dan pengobatan akan disampaiakan
oleh Dokter.
Informasi ini sangat penting disampaikan dengan tujuan agar pasien dan keluarganya
memahami bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan tentang kondisi medis dan
diagnosis pasi. Selain itu, pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan
mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan

11
pengobatannya. Pasien akan diberitahu tentang hasil dari pelayanan dan pengobatan oleh
Dokter. Pemberitahuan mengenai diagnosis pasti (bila perlu) akan disampaikan juga
oleh Dokter ketika pasien sudah dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan pemeriksaan lainnya.
2. Keterlibatan Pasien dan atau keluarga dalam persetujuan tindakan

Hal ini penting disampaikan kepada Pasien dan atau keluarga ditujukan agar pasien dan
keluarganya memahami kapan persetujuan akan diminta dan proses bagaimana cara
memberikannya. Terkait persetujuan tindakan, diharapkan pasien dan atau keluarga terlibat
dalam pengambilan keputusan pelayanan karena partisipasi pasien dan keluarga sangat
dibutuhkan demi terjadinya pelayanan yang sesuai dan dibutuhkan. Selain itu pasien dan
keluarganya memahami hak mereka untuk berpartisipasi dalam keputusan, pelayanannya,
bila mereka menghendakinya

D. Keterlibatan Keluarga Pasien Dalam Pengambilan Keputusan


Dalam pengambilan keputusan, terlebih dahulu petugas harus menerangkan dengan jelas
tentang usulan pengobatan atau tindakan kepada pasien dan bila perlu kepada keluargameliputi
;
1. Kondisi Pasien

2. Usulan pengobatan

3. Nama individu yang memberikan pengobatan

4. Potensi manfaat dan kekurangannya

5. Kemungkinan alternatif

6. Kemungkinan keberhasilan

7. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan

8. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati

Dari semua yang dijelaskan oleh petugas, diharapkan pasien dapat mengambil
keputusan. Namun, ketika pasien tidak mampu dalam mengambil keputusan maka
keluarga berhak membantu atau ikut mengambil keputusan atas tindakan yang akan
dilakukan.

Berikut ketentuan dalam pengambilan keputusan :

a. Pengaturan Persetujuan atau Penolakan Tindakan Medis harus dalam bentuk


kebijakan dan prosedur (standard operating procedure) dan ditetapkan tertulis oleh

12
pimpinan rumah sakit.
b. Memperoleh informasi dan penjelasan merupakan hak pasien dan sebaliknya
memberikan informasi dan penjelasan adalah kewajiban dokter.
c. Isi informasi dan penjelasan yang harus diberikan.

Berdasarkan Pasal 45 UU Praktik Kedokteran memberikan batasan minimal


informasi yang selayaknya diberikan kepada pasien, yaitu :
1) Diagnosis dan tata cara tindakan medis

2) Tujuan tindakan medis yang dilakukan

3) Alternatif tindakan lain dan risikonya

4) Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan

5) Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

Dengan mengacu kepada kepustakaan, KKI melalui buku manual ini memberikan
12 kunci informasi yang sebaiknya diberikan kepada pasien :
1) Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis apabila tidak diobati

2) Ketidakpastian tentang diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding)


termasuk pilihan pemeriksaan lanjutan sebelum dilakukan pengobatan
3) Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi kesehatannya,
termasuk pilihan untuk tidak diobati.
4) Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan; rincian dari prosedur atau
pengobatan yang dilaksanakan, termasuk tindakan subsider seperti penanganan
nyeri, bagaimana pasien seharusnya mempersiapkan diri, rincian apa yang akan
dialami pasien selama dan sesudah tindakan, termasuk efek samping yang biasa
terjadi dan yang serius.
5) Untuk setiap pilihan tindakan, diperlukan keterangan tentang
kelebihan/keuntungan dan tingkat kemungkinan keberhasilannya, dan diskusi
tentang kemungkinan risiko yang serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya
hidup sebagai akibat dari tindakan tersebut.

6) Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang masih


eksperimental.
7) Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya akan dimonitor
atau dinilai kembali.
8) Nama dokter yang bertanggungjawab secara keseluruhan untuk pengobatan
tersebut, serta bila mungkin nama-nama anggota tim lainnya.

13
9) Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan, maka
sebaiknya dijelaskan peranannya di dalam rangkaian tindakan yang akan
dilakukan.
10) Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap waktu.
Bila hal itu dilakukan maka pasien bertanggungjawab penuh atas konsekuensi
pembatalan tersebut.
11) Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua dari dokter
lain.
12) Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya.

d. Penyampaian Informasi

Saat penyampaian informasi, diharapkan pemberi informasi dapat


mempertimbangkan hal-hal di bawah ini :
1) Informasi diberikan dalam konteks nilai, budaya dan latar belakang mereka.
Sehingga menghadirkan seorang interpreter mungkin merupakan suatu sikap yang
penting, baik dia seorang profesional ataukah salah seorang anggota keluarga.
Ingat bahwa dibutuhkan persetujuan pasien terlebih dahulu dalam
mengikutsertakan interpreter bila hal yang akan didiskusikan merupakan hal yang
bersifat pribadi.
2) Dapat menggunakan alat bantu, seperti leaflet atau bentuk publikasi lain apabila
hal itu dapat membantu memberikan informasi yang bersifat rinci. Pastikan bahwa
alat bantu tersebut sudah berdasarkan informasi yang terakhir. Misalnya, sebuah
leaflet yang menjelaskan tentang prosedur yang umum. Leaflet tersebut akan
membuat jelas kepada pasien karena dapat ia bawa pulang dan digunakan untuk
berpikir lebih lanjut, tetapi jangan sampai mengakibatkan tidak ada diskusi.
3) Apabila dapat membantu, tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga atau
teman dalam diskusi atau membuat rekaman dengan tape recorder.
4) Memastikan bahwa informasi yang membuat pasien tertekan (distress ) agar
diberikan dengan cara yang sensitif dan empati. Rujuk mereka untuk konseling
bila diperlukan.
5) Mengikutsertakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan dalam diskusi,
misalnya perawat, baik untuk memberikan dukungan kepada pasien maupununtuk
turut membantu memberikan penjelasan.
6) Menjawab semua pertanyaan pasien dengan benar dan jelas.
7) Memberikan cukup waktu bagi pasien untuk memahami informasi yang diberikan,
dan kesempatan bertanya tentang hal-hal yang bersifat klarifikasi,

14
sebelum kemudian diminta membuat keputusan.

E. Dukungan Rumah Sakit Terhadap Hak Pasien

Dukungan rumah sakit terhadap hak pasien dan keluarganya merupakan hal penting
diperhatikan, karena rumah sakit merupakan tempat yang diharapkan dapat menyembuhkan
pasien dari sakit dan tempat perlindungan pasien disaat pasien menjalani perawatan di rumah
sakit. Berkaitan dengan hal tersebut, Rumah Sakit Umum Purbowangi memiliki beberapa
panduan terkait tentang Hak Pasien dan Keluarga, terutama mengenai perlindungan yang
diberikan rumah sakit kepada pasien yaitu :
1. Panduan Pelayanan Kebutuhan Privasi Pasien

2. Panduan Perlindungan Pasien Terhadap Kekerasan Fisik

3. Panduan Penolakan Pasien Terhadap Tindakan Resusitasi

4. Panduan Pengelolaan Keluhan di Rumah Sakit

5. Panduan Pelayanan Kerohanian

6. Panduan Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent)

Dari beberapa panduan tersebut diatas, masing – masing panduan membahas lebih rinci
mengenai hak pasien sehingga panduan tersebut bisa dijadikan sebagai acuan oleh rumahsakit
dalam menghormati dan melindungi hak pasien dan keluarga.

Selain dari panduan tersebut, dukungan didapat dari seluruh sikap petugas rumah
sakit , yaitu pada sikap petugas dimana setiap petugas harus bersikap sopan dan ramah
kepada pasien dan pengunjung. Hal tersebut berkaitan dengan salah satu hak pasien bahwa
pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
Selain itu petugas juga tidak menertawakan dan atau menjadikan informasi medis pasien
sebagai bahan obrolan yang tidak penting.
Selanjutnya, yaitu dukungan rumah sakit terhadap hak pasien dimana pasien dapat
memilih dokter sebagai dokter yang merawat atas dirinya. Pasien yang datang ke rumah
sakit untuk rawat inap berhak memilih dokter sebagai dokter yang merawat dirinya,
sehingga rumah sakit perlu adanya pelayanan yang memberikan kesempatan pasien untuk
memilih dokter. Layanan tersebut dilakukan di sub unit yang bersangkutan dimana pasien
dinyatakan rawat inap, yaitu IGD, Poli, dan KIA. Nama dokter yang sudah dipilih oleh
pasien ditulis pada lembar persetujuan rawat inap.

15
BAB V
DOKUMENTASI

1. Dokumen Hak Dan Kewajiban Pasien

Seluruh staf rumah sakit diharuskan mengerti dan memahami hak dan kewajiban pasien,
maka harus ada poster dan leaflet sehingga mudah terbaca oleh pasien dan pengunjung
2. Dokumen Penerimaan Informasi Hak dan Kewajiban Pasien

Rumah sakit harus menyampaikan hak dan kewajiban pasien entah itu pasien rawat jalan
dan rawat inap. Bagi pasien rawat inap penyampaian disampaikan pada saat pasien baru
rawat inap datang di ruang rawat dengan menggunakan Lembar Orientasi Pasien Baru
Rawat Inap. Dalam lembar tersebut terdapat tanda tangan pasien sebagai bukti bahwa pasien
dan atau keluarga sudah menerima informasi mengenai hak dan kewajibannya.
3. Dokumen Pengambilan Keputusan Pasien

Ketika pasien dalam kondisi yang tidak kompeten, maka pengambilan keputusan dapat
dilakukan oleh orang lain atau keluarga terdekat, maka pengambilan keputusan tersebut
harus didokumentasikan termasuk pada lembar rekam medis.

16
17
f
ff
RSU PKU
PERSETUJUAN UMUM /GENERAL CONSENT
MUHAMMADIYAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

021/U-14/2022 00 22 / 1

PURBALINGGA

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Direktur
RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
STANDAR
PROSEDUR 31 Januari 2022
OPERASIONAL

dr. Setyana Eka Nurvidyaning, MARS


NBM.1220826
Pernyataan persetujuan oleh pasien /keluarga setelah mendapatkan penjelasan
PENGERTIAN secara lengkap mengenai pelayanan kesehatan yang akan dilakukan terhadap
pasien terkait dengan proses pemeriksaan,perawatan ,pengobatan.
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan persetujuan umum terhadap
pelayanan kesehatan yang akan diberikan pada pasien.
2. Meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga dalam rencana
tatalaksana.
TUJUAN
3. Agara pasien dan keluarganya mendapatkan informasi yang tepat dan
akurat.
4. Memperoleh izin dari pasien dan keluarga dalam proses perawatan dan
pengobatan.
“Berdasarkan Peraturan Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga nomor
KEBIJAKAN
: 004/RSMP/PERDIR/2022 Tentang General Consent”
1) Petugas yang memberikan penjelasan memperkenalkan diri kepada pasien
atau keluarganya dan menyampaikan penjelasan tentang informasi yang
dibutuhkan. Informasi yang disampaikan oleh petugas adalah pelayanan
pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada pasien di unit pelayanan
sesuai penyakit dan kondisi pasien saat berkunjung yang meliputi :
a. Persetujuan untuk perawatan dan pengobatan
b. Hak dan kewajiban pasien
c. Persetujuan pelepasan informasi
d. Second opinion
e. Privacy
PROSEDUR f. Barang –barang milik pasien
g. Pengajuan keluhan
h. Informasi pembayaran
i. Informasi rawat inap

2) Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah


dimengerti atau dengan cara lain agar dapat mempermudah pemahaman

3) Pasien / Keluarga diberi kesempatan untuk bertanya atau mendapat


penjelasan ulang dari Petugas
RSU PKU
PERSETUJUAN UMUM /GENERAL CONSENT
MUHAMMADIYAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

021/U-14/2022 00 23 / 1

PURBALINGGA

4) Pasien/ Keluarga mengisi dan menandatangani formulir persetujuan umum

5) Petugas pemberi informasi membubuhkan tanda tangan.

6) Persetujuan umum dapat diberikan oleh pasien / keluarga terdekat setelah


mendapat informasi dan memahami tentang pelayanan kesehatan yang akan
diberikan dengan segala konsekuensinya serta menyetujuinya.

7) Persetujuan terhadap pelayanan kesehatan harus sudah diisi dengan


ditandatangani sebelum pasien masuk unit pelayanan.

8) Formulir persetujuan Umum Yang sudah ditandatangani dimasukkan ke


dalam berkas Rekam Medis pasien.

9) Petugas mencatat didokumentasikan dalam berkas Rekam Medis dengan


mencantumkan tanggal, waktu, nama dan tandatangan pemberi dan penerima
penjelasan.

1. Unit Rawat Inap


2. Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Pendaftaran
RSU PKU
PERSETUJUAN UMUM /GENERAL CONSENT
MUHAMMADIYAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

021/U-14/2022 00 25 / 1

PURBALINGGA

Anda mungkin juga menyukai