PERATURAN DIREKTUR
Nomor : 414/PERDIR-RSAM/VII/2022
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
ANWAR MEDIKA TENTANG PANDUAN DPJP DI
RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. DPJP seorang dokter dengan kewenangan
klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan
asuhan medis lengkap kepada satu pasien dengan
satu patologi/penyakit dari awal sampai akhir
perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan
rawat jalan dan rawat inap.
2. Asuhan medis lengkap artinya melakukan
asesmen medis sampai dengan implementasi
rencana serta tindak lanjutnya sesuai kebutuhan
pasien.
3. Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan
fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan
dan perawatannya,menerima dan mengikuti
pengobatan,yang ditetapkan oleh tenaga
kesehatan.
4. Pengunjung Rumah sakit adalah orang orang yang
datang mengunjungi rumah sakit untuk
kepentingan yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan atau untuk kepentingan yang lain.
5. Petugas Rumah sakit adalah semua petugas baik
medis maupun non medis yang bekerja dirumah
sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
6. Pasien dengan lebih dari satu penyakit dikelola
oleh lebih dari satu DPJP sesuai kewenangan
klinisnya dalam pola asuhan secara tim atau
terintegrasi. Contohnya :
7. Pasien dengan Diabetes mellitus, katarak dan
stroke, maka dikelola lebih dari satu DPJP yaitu
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis
Mata dan Dokter Spesialis Saraf
8. Pasien yang dikelola lebih dari satu DPJP maka
terdapat DPJP Utama yang berperan sebagai
coordinator proses pengelolaan asuhan medis bagi
pasien (“Kapten Tim”). DPJP utama bertugas
menjaga terlaksananya asuhan medis
komprehensif-terpadu-efektif, keselamatan pasien,
komunikasi efektif, membangun sinergisme dan
mencegah duplikasi.
9. Dokter yang memberikan pelayanan interpretatif,
misalnya memberikan uraian/data tentang hasil
laboratorium atau radiologi, tidak dipakai istilah
DPJP karena tidak memberikan asuhan medis
lengkap.
Pasal 3
1. Menentukan DPJP untuk melakukan asuhan medis
pada pasien yang disesuaikan dengan kondisi
pasien:
2. Klarifikasi DPJD di ruang rawat : Apabila dari
IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan
maka petugas ruangan wajib segera melakukan
klarifikasi siapa DPJP.
BAB III
TATA KELOLA / PENYELENGGARAAN
Pasal 4
Pola Operasional DPJP :
1. Setiap Pasien yang berobat di Rumah Sakit Anwar
Medika harus memiliki DPJP.
2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka
DPJP adalah dokter klinik tersebut.
3. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat
makan DPJP adalah dokter jaga pada IGD.
4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP adalah
dokter spesialis disiplin yang sesuai.
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1
dokter spesialis makan harus ditunjukan seorang
sebagai DPJP utama yang lainnya sebagai DPJP.
Pasal 5
Rawat Bersama :
6. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan
sesuai bidang disiplin dan kompetensinya saja.
Bila ditemukan penyakit yang memerlukan
penanganan mutu disiplin maka perlu dilakukan
rawat bersama.
7. DPJP akan melakukan konsultasi kepada dokter
pada disiplin lain sesuai kebutuhan.
8. Kriteria penunjukan DPJP Utama untuk seorang
pasien dapat digunakan butir-butir sebagai berikut:
9. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang pertama
kali mengelola pasien pada awal perawatan
10. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang
mengelola pasien dengan penyakit dalam kondisi
(relatif) terparah
11. DPJP Utama dapat ditentukan melalui kesepakatan
antar para DPJP terkait
12. DPJP Utama dapat merupakan piliham dari pasien
13. Perubahan DPJP Utama :
14. Untuk mencapai efektifitas pelayanan DPJP utama
dapat saja beralih dengan pertimbangan seperti
diatas atau atas keinginan pasein , keluarga atau
keputusan komite medis.
15. Perubahan DPJP utama ini harus dicatat dalam
berkas rekam medis dan ditentukan sejak kapan
berlakunya.
16. Pengalihan DPJP di IGD
Pada pelayanan di IGD dalam memenuhi
respon time yang cepat dan demi keselamatana
pasien maka apabila konsulen jaga tidak dapat
dihubungi dapat dilakukan pengalihan DPJP ke
dokter spesialis yang lain. Misal DPJP Utama dr
SpPD A dan tidak dapat dihubungi 3x maka
dialihkan ke dr SpPD B.
17. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP :
18. Koordinator antar DPJP tentang rencana dan
pengelolaan pasien harus dilaksanakan secara
kompreehensif, terpadu dan efektif serta
berpedoman pada strandar keselamatan pasein.
19. Koordinasi dan transfer dilaksanakan tertulis.
20. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka
harus dilakukan koordinasi langsung dengan
komunikasi pribadi.
21. Koordinasi dalam transfer informasi antar DPJP
dalam departemen yang sama dapat ditulis dalam
bahasa rekam medis.
22. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja
operasi lembar konsul bisa menyusul.
23. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen
jaga bisa lisan pertelpon yang kemudian ditulis
dalam berkas rekam medis oleh dokter jaga.
24. Konsultasi ke DPJP :
25. Konsultasi terkait perubahan kondisi pasien dapat
dilakukan pertelfon. Apabila DPJP 3x dihubungi
tidak diangkat maka dialihkan ke DPJP lain dalam
satu SMF. Dan apabila belum bisa dihubungi
maka dapat konsultasi ke dokter jaga.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 6
Hak dan kewajiban DPJP :
1. Harus mampu mengelola asuhan medis perawatan
pasien secara mandiri yang mengacu pada standar
pelayanan medis secara komprehensif mulai dari
diagnosa , terapi, tindak lanjut sampai rehabilitasi.
2. Melakukan konsultasi dengan disiplin ilmu lain
yang dianggap perlu untuk meminta pendapat atau
perawatan bersama.
3. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas
rekam medis yang membuat segala aspek asuhan
medis yang akan dilakukan, termasuk konsultasi,
rehabilitasi dan lain – lain.
4. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien
tentang kewajibannya terhadap dokter dan rumah
sakit yang dicatat dalam berkas rekam medis.
5. Memberi kesempatan kepada pasien / keluarga
untuk bertanya hal yang belum mengerti.
6. Menyeleksi dan mengefisienkan pengobatan yang
akan diberi
7. Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam
perawatan bersama apabila perannya tidak
dibutuhkan lagi.
BAB V
FORCE MAJEUR
Pasal 7
Pada masa pandemic covid-19 DPJP harus selalu siaga
dalam mengatasi lonjakan pasien covid-19 baik untuk
pelayanan RIK biasa maupun ICU RIK
BAB IV
PENUTUP
Pasal 8
Penentuan DPJP, konsul DPJP dan pengalihan DPJP
tertulis dalam rekam medis.
Pasal 9
1. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pedoman ini dilakukan oleh Direktur sesuai
dengan tugas dan funsgi masing – masing
2. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui :
3. Sosialisasi
4. Pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia
5. Monitoring dan evaluasi
Pasal 10
Pada Panduan ini mulai berlaku : 06 Juli 2022
Keputusan Direktur Nomor 83/SK-RSAM/I/20220
tentang Panduan DPJP pasien di Rumah Sakit Anwar
Medika Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
Pasal 11
Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari
terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 06 Juli 2022
DIREKTUR
RSU ANWAR MEDIKA