Anda di halaman 1dari 44

PEDOMAN

GENERAL CONSENT/
PERSETUJUAN UMUM

1
i
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA
NOMOR : 004/RSMP/PERDIR/2022

TENTANG
PEDOMAN GENERAL CONSENT

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah sakit
diperlukan adanya buku pedoman general consent di
Rumah Sakit Umum PKUMuhammadiyah Purbalingga;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, diatas perlu
ditetapkan Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga dengan Peraturan
Direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga;
Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
Tentang PraktikKedokteran
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 TentangKlasifikasi Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
147/MENKES/PER/I/2010 TentangPerijinan Rumah Sakit
5. Surat Keputusan Bupati Purbalingga No. 81201120819010001
tahun 2022 Tentangijin operasional Rumah Sakit Umum Kelas D
6. Surat Keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah
Nomor 024/KEP/II.0/D/2022 Tentang Pengangkatan Direktur
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga Peride
2022-2026
7. Surat Keputusan Yayasan Nomor 169/RSMP/SK/VIII/2022
tentang Struktur organisasi Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Purbalingga
8. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga No 003/RSMP/PERDIR/2022 Tentang Hak dan
kewajiban Pasien & Keluarga Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Purbalingga.

2
MEMUTUSKAN

Memutuskan: PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU


MUHAMMADIYAH PURBALINGGA TENTANG PEDOMAN
GENERAL CONSENT RUMAH SAKIT UMUM PKU
MUHAMMADIYAH PURBALINGGA.
Kesatu :Mengesahkan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Purbalingga tentang Pedoman general consent Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga.
Kedua :Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Tembusan :
1. Ka. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
2. Unit Pelayanan Terkait
3. Unit terkait

3
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................................... i
PERATURAN DIREKTUR RSU PKU MUHAMMADIYAH
PURBALINGGA ii
Daftar Isi.......................................................................................................................... iv

BAB I DEFINISI............................................................................................................ 1

BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................................... 2

BAB III TATA LAKSANA .......................................................................................... 3

BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................................ 6

iv
BAB I DEFINISI

A. PENGERTIAN GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM


Persetujuan Umum Pelayanan Kesehatan (General Consent forTreatment)
adalah persetujuan umum yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat
setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai persetujuan terhadap
tindakan yang berisiko rendah, prosedur diagnostik, pengobatan medis lainnya,
batas-batas yang telah ditetapkan,dan persetujuan lainnya.
.
D. TUJUAN GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM
Persetujuan umum tujuan sebagai berikut :
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan persetujuan umum terhadap
pelayanan kesehatanyang akan diberikan pada pasien.
2. Meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga dalam rencana tatalaksana.
3. Agar pasien dan keluarganya mendapatkan informasi yang tepat dan akurat.
4. Memperoleh ijin dari pasien dan keluarga dalam proses perawatan dan
pengobatan

1
BAB II RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan ini adalah diseluruh kawasan rumah sakit baik
pasien, pengunjung dan staf rumah sakit mengingat bahwa kewajiban rumah
sakit adalah menghormati persetujuan pasien.
A. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
1. Staf Perawat
2. Staf Bidan
3. Staf Administrasi
B. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Tentang
Penjelasan danPersetujuan Umum adalah :
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
C. Materi pada Persetujuan Umum (General Consent)
1. Hak dan kewajiban sebagai pasien
2. Persetujuan Pelayanan Kesehatan
Hal ini mencakup seluruh pemeriksaan dan prosedur diagnostik
rutin,termasuk X- ray, pemberian dan/atau tindakan medis serta
penyuntikan (intramuscular, intravena, dan prosedur invasif lainnya),
produk farmasi dan obat-obatan, pemasangan alat kesehatan (kecuali yang
membutuhkan persetujuan khusus/tertulis), dan pengambilan darah untuk
pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan patologi yang dibutuhkan
untuk pengobatan dan tindakan yang aman.
3. Akses Informasi Kesehatan
4. Rahasia Medis
5. Privasi
6. Barang Pribadi
7. Pengajuan

2
BAB III TATA LAKSANA

A. TATALAKSANA PELAKSANAAN GENERAL CONSENT


Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan GENERAL CONSENT
1. General Consent diberikan pada saat pasien mendaftar pertama kali dirawat
jalan dan setiap pasien rawat inap.
2. Pemberian general consent di Instalasi Rawat Jalan dilakukan di loket
pendaftaran pada satu kali selama pasien mendapat pelayanan di instalasi
rawat jalan saat pertama kali mendaftar.
3. Pemberian general consent pada rawat inap di admisi, setelah membawa
pengantar rawat inap baik dari poliklinik maupun dari instalasi Gawat
Darurat setiap pasien rawat inap.
4. Petugas yang memberikan penjelasan memperkenalkan diri kepada pasien.
5. Melakukan identifikasi dengan menanyakan nama, no rm dan tanggal lahir
dari pasien.
6. Pasien yang boleh memberikan persetujuan dalam general consent pasien
yang kompeten, jika pasien dalam kriteria tidak kompeten akan digantikan
oleh pengganti pasien.
7. Informasi yang disampaikan oleh Petugas adalah;
a. Hak dan Kewajiban Pasien dan Keluarga
Berikan penjelasan mengenai hak dan kewajiban pasien dan keluarga
sesuai dengan peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 7 tahun
20212 , pasal 44 dimana terdiridari 18 hak dan pasal 45 8 kewajiban.

b. Persetujuan pelayanan kesehatan Berikan penjelasan mengenai


cakupan pelayanan kesehatan yang dimaksud mencakup seluruh
pemeriksaan dan prosedur diagnostik rutin termasuk X-ray, tindakan
yang berisiko rendah, pemberian dan/atau tindakan medis serta
penyuntikan (intramuscular, intravena, dan prosedur invasif lainnya),
produk farmasi dan obat-obatan, pemasangan alat kesehatan (kecuali
yang membutuhkan persetujuan khusus/tertulis), dan pengambilan

3
darah untuk pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan patologi yang
dibutuhkan untuk pengobatan dan tindakan yang aman. Hal-hal yang
diberikan selama pelayanan kesehatan yang berisiko memberikan
kecacatan akan dimintakan Informed Consent sesuai dengan panduan
yang berlaku.
c. Aksas Informasi kesehatan
Pernyataan persetujuan mengenai pelepasan infromasi kesehatan pasien
kepada setiap petugas dan seluruh orang yang merawat untuk memeriksa
dan atau memberitahukan informasi Kesehatan pasien kepada pemberi
Kesehatan lain yang turut merawat pasien
d. Rahasia Medis
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga Wajib menjamin
kerahasiaan informasi medis pasien baik untuk kepentingan perawatan
dan pengobatan, pendidikan maupun penelitian kecuali pasien
mengungkapkan sendiri atau orang yang lain yang diberi kuasa untuk itu.
e. Privasi
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga menjaga privasi
dan kerahasiaan penyakit pasien selama dalam perawatan. melakukan
identifikasi keinginan privasi khusus yang diminta pasien sesuai aturan
dari Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga.
f. Barang Pribadi
Pernyataan mengenai larangan membawa barang-barang berharga yang
tidak diperlukan (seperti: perhiasan, elektronik,dll) ketika pasien dirawat
di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga dan jika
pasien membawanya maka Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga tidak bertanggungjawab terhadap kehilangan, kerusakan
atau pencurian.

4
g. Pengajuan Keluhan
Informasi tentang adanya tatacara mengajukan dan mengatasi keluhan
terkait pelayanan medik yang diberikan terhadap pasien.
h. Kewajiban Pembayaran
Pernyataan persetujuan Biaya pelayanan berdasarkan acuan biaya dan
ketentuan di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga.
Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah
dimengerti atau dengan cara lain agar dapat mempermudah pemahaman
(media cetak seperti leaflet ataupunposter).
8. Pasien/keluarga diberi kesempatan untuk bertanya atau mendapat penjelasan
ulang dari Petugas.
9. Pasien/keluarga mengisi dan menandatangani formulir persetujuan umum.
10. Petugas pemberi informasi membubuhkan tandatangan di dokumentasikan
dalam berkas rekam medis dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama dan
tandatangan pemberi & penerima penjelasan.
11. Persetujuan umum terhadap pelayanan kesehatan harus sudah diisi dan
ditandatangani sebelum pasien masuk unit pelayanan

5
BAB IV DOKUMENTASI

Dokumentasi / pencatatan mengenai pelaksanaan persetujuan umum di


lingkungan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga akan
didokumentasikan pada formPersetujuan Umum (General Consent).

6
7
PEDOMAN
HAK DAN KEWAJIBAN
PASIEN DAN KELUARGA

8
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA
Nomor : 003/RSMP/PERDIR/2022
TENTANG
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN & KELUARGA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA


Menimbang : a. bahwa dalam upaya menjamin hak dan kewajiban pasien & keluarga serta
petugas rumah sakit maka perlu adanya Kebijakan Hak dan kewajibanPasien
& Keluarga RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga;

b. bahwa kebijakan yang terkait dengan Hak dan Kewajiban Pasien & Keluarga
RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga, agar digunakan sebagai pedoman
dalam penerapan pelayanan berfokus pasien di RSU PKU Muhammadiyah
Purbalingga.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b


perlu ditetapkan dan disahkan dalam Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga;

Mengingat : 1. Undang- Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang Nomor. 29 tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran
4. Undang- undang No. 36 tentang Rahasia Kedokteran
5. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Pembukaan informasi yang
tidak memerlukan persetujuan pasien dalam keadaan tertentu
6. Surat Keputusan Bupati Purbalingga No. 81201120819010001 tahun 2022
Tentang ijin operasional Rumah Sakit Umum Kelas D
7. Surat keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Nomor
024/KEP/II.0/D/2022 Tentang Pengangkatan Direktur Rumah SakitUmum
PKU Muhammadiyah Purbalingga Periode 2022-2026

ii
8. Surat Keputusan Yayasan Nomor 169/RSMP/SK/VIII/2022 tentangStruktur
organisasi Rumah Sakit Umum PKU MuhammadiyahPurbalingga

MEMUTUSKAN

Menetapkan :PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH


PURBALINGGA TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN & KELUARGA
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA

Pertama : Mengesahkan peraturan direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah


Purbalingga tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarga Rumah Sakit Umum
PKU Muhammadiyah Purbalingga sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Ini.

Kedua : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Peraturan ini dibebankan
kepada anggaran belanja Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga

Ketiga :Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Tembusan :
1. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
2. Kasi Keperawatan
3. Seluruh Kepala Unit Terkait

iii
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................................................... i
PERATURAN DIREKTUR RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga .............. ii
Daftar Isi ...................................................................................................................iv

BAB I DEFINISI ...................................................................................................... 1

BAB II RUANG LINGKUP .................................................................................... 5

BAB III KEBIJAKAN .............................................................................................. 8

BAB III TATA LAKSANA ..................................................................................... 13

BAB IV DOKUMENTASI ....................................................................................... 20

iv
BAB I
DEFINISI

A. Pengertian

1. Hak

Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah
ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki
pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan
untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb),
kekuasaan yg benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat
Hak adalah Kebebasan untuk berbuat sesuatu menurut hukum dan merupakan
sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita
sendiri.
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Macam-Macam Hak, ialah sebagai berikut :

a. Hak Legal dan Hak Moral

Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk. Hak
legal ini lebih banyak berbicara tentang hukum atau sosial.
b. Hak Positif dan Hak Negatif

Hak Negatif adalah suatu hak bersifat negatif , jika saya bebas untuk melakukan
sesuatu atau memiliki sesuatu dalam arti orang lain tidak boleh menghindari saya
untuk melakukan atau memiliki hal itu.
c. Hak Khusus dan Hak Umum

Hak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa manusia atau karena
fungsi khusus yang dimiliki orang satu terhadap orang lain. Hak Individual dan Hak
Sosial

1
Hak individual disini menyangkut pertama-tama adalah hak yang dimiliki individu-
individu terhadap Negara. Negara tidak boleh menghindari atau mengganggu
individu dalam mewujudkan hak-hak yang ia miliki.

2. Kewajiban

Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang
harus dilaksanakan).
Kewajiban adalah (sesuatu) yg diwajibkan; sesuatu yg harus dilaksanakan;
keharusan.
Kewajiban adalah yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab. Dari
kewajiban inilah kita bisa mendapatkan hak kita karena hak dan kewajiban memiliki
hubungan timbal balik.
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban adalah
sesuatu yang harus dilakukan dengan rasa penuh tanggungjawab.
Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila hak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.
Jenis Kewajiban :

b. Kewajiban hukum

c. Kewajiban alamiah

d. Kewajiban sosial

e. Kewajiban moral

3. Hak Dan Kewajiban Pasien

Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan, budaya dan kepercayaan
masing-masing. Rumah sakit membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan
pasien untuk memahami dan melindungi nilai budaya, prikososial serta nilai spiritual
pasien.
Hasil pelayanan pasien akan meningkat/bertambah baik bila pasien dan keluarga

2
atau mereka yang berhak mengambil keputusan diikut sertakan dalam keputusan
pelayanan dan proses dengan cara yang sesuai dengan budaya. Rumah sakit memiliki
peran penting dalam menghormati dan melindungi hak pasien dan keluarga tersebut,
untuk meningkatkan hak pasien dan keluarga maka rumah sakit perlu adanya pemahaman
tentang hak – hak pasien dan keluarga.
a. Hak Pasien
Sesuai dengan Undang-Undang No 29 tahun 2004 Pasal 52
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit

2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien

3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi

4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional (SPO) dan mendapat manajemen nyeri yang sesuai
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan

7) Memilih dokter dan kelas perawatan yang sesuai dengan keinginan dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai surat izin praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data
medisnya

10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tatacara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13) Menjalankan ibadah sesuai agama / kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya
3
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan rumah
sakit.

15) Memperoleh usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya.
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
17) Menggugat dan / atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
maupun pidana.
18) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan
b. Kewajiban Pasien
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 69 tahun 2014 Pasal 28 :
1) Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit

2) Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggungjawab

3) Menghormati hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya
6) Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan
di rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
7) Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/ atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan tenaga kesehatan untuk penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatnnya
8) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Untuk menciptakan rumah sakit yang dapat menghormati dan melindungi hak dan
kewajiban pasien maka para pemimpin rumah sakit bekerjasama untuk melindungi dan
mengedepankan hak pasien dan keluarga sehingga ruang lingkup dari panduan ini adalah di
seluruh staf rumah sakit yang melakukan pelayanan langsung kepada pasien maupun tidak
langsung. Staf harus memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak pasien dan
dan dapat menjelaskan tanggungjawab mereka dalam melindungi hak pasien Selain itu,
timbulnya hubungan hukum antara dokter dengan pasien dengan semakin meningkatnya peranan
hukum dalam pelayanan kesehatan, yang antara lain disebabkan karena meningkatnya tingkat
pendidikan, kesadaran masyarakat akan kebutuhan kesehatan, maka akan meningkat pula
perhatian masyarakat tentang hak-haknya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dan
bermutu dengan pelayanan yang lebih luas dan mendalam. Adanya spesialisasi dan pembagian
kerja akan membuat pelayanan kesehatan lebih merupakan kerjasama dengan
pertanggungjawaban diantara sesama pemberi bantuan, dan pertanggungjawaban terhadap
pasien.
Dengan demikian, adanya gejala yang demikian itulah mendorong orang untuk berusaha
menemukan dasar hukum ( yuridis ) bagi pelayanan kesehatan yang sebenarnya juga merupakan
perbuatan hukum yang mengakibatkan timbulnya hubungan hukum, walaupun hal tersebut sering
kali tidak disadari oleh dokter. Secara yuridis timbulnya hubungan antara dokter dan pasien bisa
berdasarkan dua hal, yaitu :
1. Berdasarkan perjanjian

2. Karena Undang-undang

1. Berdasarkan Perjanjian

Timbulnya hubungan hukum antara dokter dengan pasien berdasarkan perjanjian mulai terjadi
saat pasien datang ke rumah sakit dan dokter menyanggupinya dengan dimulai anamnesa
(tanya jawab) dan pemeriksaan oleh dokter. Dari seorang dokter harus dapat diharapkan bahwa
ia akan berusaha sebaik mungkin untuk menyembuhkan pasiennya. Dokter tidak bisa
menjamin bahwa ia pasti akan dapat menyembuhkan penyakit pasiennya, karena hasil suatu
pengobatan sangat tergantung kepada banyak faktor yang berkaitan (usia, tingkat keseriusan

5
penyakit, macam penyakit, komplikasi dan lain- lain). Sedangkan segala peraturan yang
mengatur tentang perjanjian tetaplah harus tunduk pada peraturan dan ketentuan dalam KUH
Perdata. Ketentuan mengenai perjanjian dalam KUH Perdata itu diatur dalam buku III yang
mempunyai sifat terbuka, dimana dengan sifatnya yang terbuka itu akan memberikan
kebebasan berkontrak kepada para pihaknya, dengan adanya asas kebebasan berkontrak
memungkinkan untuk setiap orang dapat membuat segala macam perjanjian.
Segala bentuk perjanjian harus tunduk pada ketentuan umum Hukum perdata Pasal
1319 KUHPerdata yang berbunyi “Semua Perjanjian, baik yang mempunyai suatu nama
khusus, maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan-
peraturan umum, yang termuat didalam bab ini dan bab yang lalu”.
Di dalam perjanjian diperlukan kata sepakat, sebagai langkah awal sahnya suatu
perjanjian yang diikuti dengan syarat-syarat lainnya maka setelah perjanjian tersebut disepakati
oleh para pihak, maka perjanjian itu akan berlaku sebagai Undang-Undang bagi parapihak yang
membuatnya hal itu diatur dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata yang berbunyi : “ Semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang
membuatnya”.
Disamping kedua asas diatas ada satu faktor utama yang harus dimiliki oleh para pihak
yaitu adanya suatu i’tikad baik dari masing-masing pihak untuk melaksanakan perjanjian. Asas
tentang itikad baik itu diatur didalam Pasal 1338 ayat 3 KUH Perdata yang berbunyi : “ Suatu
perjanjian harus dilaksanakan dengan i’tikad baik”.

2. Berdasarkan Undang-Undang

Di Indonesia hal ini diatur didalam KUH Perdata Pasal 1365 tentang perbuatan
melanggar hukum yang berbunyi : Setiap perbuatan yang melanggar hukum sehingga
membawa kerugian kepada orang lain, maka sipelaku yang menyebabkan kerugian tersebut
berkewajiban untuk mengganti kerugian tersebut.
Perbuatan melanggar hukum "sebagai suatu tindakan atau non-tindakan yang atau
bertentangan dengan kewajiban si pelaku atau bertentangan dengan susila baik, atau kurang
hati-hati dan ketelitian yang seharusnya dilakukan di dalam masyarakat terhadap seseorang
atau barang orang lain".Jika seorang dokter tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas, maka ia dapat dianggap telah melakukan pelanggaran hukum, melanggar ketentuan yang
ditentukan oleh Undang-Undang karena tindakannya bertentangan dengan asas kepatutan,
ketelitian, serta sikap hati-hati yang seharusnya dapat diharapkan daripadanya dalam pergaulan
6
sesama warga masyarakat.
Sedangkan yang dimaksud dengan "kepatutan, ketelitian dan hati-hati" tersebut adalah
standar-standar dan prosedur profesi medis di dalam melakukan suatu tindakan medis tertentu.
Namun standar-standar tersebut juga bukan sesuatu yang tetap karena pada waktu-waktu
tertentu, haruslah diadakan evaluasi untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Namun tidak saja terhadap suatu perbuatan yang dilakukan, tetapi juga terhadap
suatu kelalaian yang menyebabkan kerugian kepada orang lain dapat pula dimintakan
penggantian kerugian. Hal ini dirumuskan di dalam Pasal 1366 yang berbunyi : “Setiap orang
bertanggungjawab tidak saja terhadap kerugian yang ditimbulkan karena suatu tindakan, tetapi
juga yang diakibatkan oleh suatu kelalaian atau kurang hati-hati.”
Selain itu seseorang juga bertanggungjawab terhadap tindakan atau kelalaian / kurang
hati-hati dari orang-orang yang berada di bawah perintahnya. Hal ini dirumuskan di dalam
Pasal 1367 yang berbunyi : “Seseorang tidak saja bertanggungjawab terhadap kerugian yang
ditimbulkan oleh dirinya sendiri, tetapi juga bertanggungjawab terhadap tindakan dari orang-
orang yang berada di bawah tanggung-jawabnya atau disebabkan oleh barang-barang yang
berada di bawah pengawasannya.”
Hubungan dokter dan pasien berakhir manakala pasien dirujuk ke dokter lain yang
diteruskan dengan perawatan lanjutan. Pendek kata dokter harus memiliki kecerdasan moral,
kearifan intelektual dan kesadaran spiritual

7
BAB III

KEBIJAKAN

I. Kebijakan Umum

Hak pasien dalam pelayanan dilindungi oleh undang – undang. Dalam memberikan pelayanan
Rumah Sakit menjamin hak pasien yang dilindungi oleh peraturan perundangantersebut dengan
mengupayakan agar pasien mendapatkan haknya di rumah sakit. Dalam memberikan hak pasien
rumah sakit harus memahami bahwa pasien dan keluarganya memiliki sikap perilaku,kebutuhan
pribadi,agama,keyakinan,budaya dan nilai-nilai yang dianut. Hasil pelayanan pada pasien akan
meningkat bila pasien dan keluarga atau mereka yang berhak mengambil keputusan diikut
sertakan dalam pengambilan keputusan pelayanan dan proses yang sesuai dengan harapan nilai
serta budaya yang dimiliki.Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien lebih memahami
dan berpartisipasi dalam perawatan mereka untuk membuat keputusan perawatan yang lebih
baik.

II. Kebijakan khusus hak pasien dan keluarga

A. Rumah Sakit harus mengetahui dan memahami hak-hak pasien dan keluarganya serta
tanggungjawab organisasi yang tercantum dalam peraturan perundangan.
B. Rumah Sakit menerapkan proses- proses yang mendukung hak hak pasien dankeluarganya
selama pasien mendapatkan pelayanan dan perawatan di rumah sakit
C. Pimpinan memberikan arahan untuk memastikan bahwa seluruh staf ikut berperan aktif
dalam melindungi hak pasien tersebut.
1. Rumah Sakit menggunakan proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan
prosedur,dan apabila diperlukan,melibatkan para pasien dan keluarganyaselama proses
tersebut ,meliputi hak pasien dan keluarga, proses permitaan persetujuan dan edukasi
pasien dan keluarga
2. Rumah Sakit memiliki proses untuk mengidentifikasi siapa yang diinginkan pasienuntuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait dengan perawatanya
3. Rumah Sakit memiliki proses untuk menentukan preferensi pasien dan beberapa keadaan
preferensi keluarga pasien ,dalam menentukan informasi apa mengenai perawatan pasien
yang dapat diberikan kepada keluarga/pihak lain dan dalam situasi apa

8
4. Rumah sakit memiliki proses semua staf dilatih tentang proses dan peran mereka dalam
mendukung hak-hak serta partisipasi pasien dan keluarga dalam perawatan
D. Rumah Sakit berupaya mengurangi hambatan fisik bahasa,budaya dan hambatan lainnya
dalam mengakses dan memberikan layanan serta memberikan informasi danedukasi kepada
pasien dan keluarga dalam bahasa dan cara yang dapat mereka dipahami.
1. Rumah Sakit mengidentifikasi hambatan serta menerapkan proses untuk mengurangi
hambatan bagi pasien dalam mendapatkan akses, proses penerimaandan pelayanan perawatan
2. Informasi terkait aspek perawatan dan tata laksana medis pasien diberikan dengan cara
dan bahasa yang dipahami pasien
3. Informasi mengenai hak dan tanggungjawab pasien terpampang di area rumah sakit atau
diberikan kepada setiap pasien setiap pasien secara tertulis atau dalammetode lain dalam
bahasa yang mudah dipahami pasien.

E. Rumah Sakit memberikan pelayanan yang menghargai martabat pasien menghormatinilai


– nilai kepercayaan pribadi pasien serta menanggapi permintaan yang terkait dengan
keyakinan agama dan spiritual.
1. Staf memberikan perawatan yang penuh penghargaan dengan memperhatikan harkat
dan martabat pasien.
2. Rumah Sakit menghormati keyakinan spiritual dan budaya pasien serta nilai-nilaiyang
dianut pasien.
F. Rumah Sakit menjaga privacy pasien dan kerahaasiaan informasi dalam perawatan serta
memberikan hak kepada pasien untuk memperoleh akses dalam informasi kesehatan
mereka sesuai perundang undangan yang berlaku.
1. Hak privacy pasien ketika diwawancara, diperiksa,dirawat dan dipindahkan
2. Informasi medis serta informasi kesehatan lainnya didokumentasikan dan dikumpulkan
harus dijaga kerahasiaanya.
3. Pasien memiliki hak untuk mengakses informasi kesehatan itu sendiri.
G. Rumah Sakit melindungi harta benda pasien dari pencurian atau kehilangan.
1. Keamanan harta pasien dicatat dan disimpan di pos keamanan
2. Pasien mendapat informasi mengenai tanggungjawab rumah sakit melindungi harta
benda pasien
3. Penitipan barang dan pengambilan barang di cek, dicatat dan didokumentasikan

9
H. Rumah Sakit melindungi pasien dari serangan fisik dan verbal dan populasi yang beresiko
diidentifikasi serta dilindungi dari kerentanan.
1. Rumah sakit mengidentifikasi populasi yang memiliki resiko lebih tinggi mengalami
serangan
2. Populasi beresiko serangan fisik dan verbal adalah :kelompok bayi,anak- anak,individu
cacat,manula ,pasien lainnya yang tidak mampu melindungi dirinya sendiri
3. Rumah Sakit memantau area fasilitas yang terisolasi dan terpencil. Daftar area yang
beresiko terjadi kekerasan fisik :
a. Ruang Penunggu Pasien
b. Koridor masing-masing Unit Perawatan dari Ruang VK, NICU, PICU,Perina, Shofa,
Marwa, Mina, Arofah.
c. Instalasi Gawat Darurat
d. Ruang Bayi
e. Stasion Nurse (Kantor Perawat Jaga)
f. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
g. Informasi dan Pendaftaran
h. Customer Service
i. Kasir
j. Parkir
Daftar area yang terisolasi dan terpencil :
a) Lingkungan laundry
b) Kantor sarana dan prasarana
c) Ruang Isolasi
d) Ruang Logistik
I. Pasien dan keluarga pasien dilibatkan dalam semua aspek perawatan dan tata laksanamedis
melalui edukasi dan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan mengenai perawatan serta tata laksana
1. Rumah sakit menerapkan proses untuk mendukung pasien dan keluarganyaterlibat
dalam proses perawatan dalam mengambil keputusan
2. Edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai kondisi medis,diagnosis serta
rencana perawatan dan therapy yang diberikan
3. Informasi mengenai hasil perawatan dan tata laksana yang diharapkan

10
4. Informasi mengenai kemungkinan hasil yang tidak dapat diantisipasi dari therapydan
perawatan

J. Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai hak dan
kewajibannya untuk menolak atau menghentikan terapi,menolak diberikan pelayanan
resusitsi
K. Rumah Sakit memfasilitasi permintaan pasien untuk mencari pendapat kedua tanpa perlu
khawatir akan mempengaruhi perawatanya selama di dalam atau diluar rumahsakit.
L. Rumah Sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai hak dan
kewajibannya untuk menolak atau menghentikan therapy ,menolak diberikan pelayanan
resusitasi, serta melepaskan atau menghentikan therapy penunjang kehidupan
M. Rumah sakit memberi informasi mengenai konsekuensi dari keputusan yang dibuat serta
therapy dan alternative lain yang dapat dijadikan pilihan.
N. Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai hak dan
kewajiban untuk menolak atau menghentikan therapy menolak diberi pelayanan
resusitasi,serta melepaskan atau menghentikan terapi penunjang kehidupan
1. Rumah sakit menerapkan proses mengenai pemberian pelayanan resusitasi dan
penggantian terapi penunjang kehidupan pasien
2. Informasi kepada pasien dan keluarga mereka untuk menolak therapy atau
menghentikan therapy,konsekuensi dari keputusan yang dibuat serta terapi dan
alternative lain yang dijadikan pilihan.
O. Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pengkajian dan tatalaksana nyeri
serta perawatan yang penuh kasih menjelang akhir hayat
K. Rumah sakit memberikan informasi mengenai proses untuk menyampaikan keluhan dan
proses yang harus dilakukan pada saat terjadi konflik/perbedaan pendapat pada proses
perawatan.
1. Pasien diberi informasi mengenai proses untuk menyampaikan keluhan dan proses
harus dilakukan pada saat terjadi konflik /perbedaan pendapat pada prosesperawatan
2. Keluhan,konflik dan perbedaan pendapat dikaji dan diselesaikan oleh Rumah sakit
melalui sebuah alur dan proses yang spesifik
3. Pasien dan keluarganya berpartisipasi dalam proses penyelesaian
L. Rumah sakit menetapkan batasan yang jelas untuk persetujuan umum yang diperoleh
pasien pada saat akan menjalani rawat inap atau didaftarkan pertama kali nya sebagaipasien
rawat jalan. Persetujuan umum diberikan kepada pasien antara lain :
11
1. Persetujuan untuk pengobatan dan perawatan dalam melakukan prosedur diagnostik
dan perawatan medis baik di rawat inap aupun rawat jalan
2. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
3. Pelepasan informasi
4. Informasi tentang tata cara melakukan second opinion
5. Privacy pasien
6. Perlindungan Barang barang milik pasien.
7. Informasi pembayaran
8. Pasien menerima informasi mengenai kemungkinan adanya peserta didik seperti peserta
didik mahasiswa ,residen yang sedang menjalani trainee dan fellow yang terlibat dalam
proses perawatan
9. Informasi mengenai informed consent (persetujuan tindakan) .

M. Pernyataan persetujuan (informed consent) dari pasien didapat melalui suatu prosesyang
ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang
dipahami pasien.
1. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk
darah dan tindakan serta pengobatan lain yang beresiko tinggi.
2. Rumah Sakit membuat daftar semua kategori dan jenis pengobatan dan prosedur yang
memerlukan informed consent khusus
N. Rumah Sakit menerapkan proses untuk pemberian Informed Consent oleh orang lainselain
pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

12
BAB IV

TATA LAKSANA

A. Identifikasi, Melindungi dan Meningkatkan Hak Pasien

1. Petugas rumah sakit melakukan identifikasi terhadap setiap pasien yang datang ke rumah
sakit mengenai kebutuhan hak privasinya
2. Bagi pasien rawat inap, maka hasil identifikasi atau kebutuhan privasi yang diharapkan
pasien ditulis pada rekam medis sebagai bukti bahwa petugas telah mengetahui kebutuhan
privasi dari pasien tersebut untuk dipenuhi
3. Bagi pasien rawat jalan, petugas langsung melaksanakan kebutuhan yang diinginkan pasien
tersebut
4. Petugas menginformasikan kepada petugas lain ketika operan jaga shift sehingga petugas
lain dapat melakukan hal yang sama, yaitu melindungi dan memenuhi kebutuhan privasi
pasien

B. Penyampaian Informasi Hak dan Kewajiban Pasien

Sudah seharusnya rumah sakit menghormati hak pasien, dan dalam beberapa situasi
hak dari keluarganya, untuk mendapatkan hak istimewa dalam menentukan informasi apa saja
yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak lain
dalam situasi tertentu . Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggungjawab pasien
diberikan kepada setiap pasien .Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien juga
ditempel atau bisa diperoleh dari staf rumah sakit pada setiap saat. Berikut beberapa cara
penyampaian hak dan kewajiban pasien kepada pasien dan keluarganya :
1. Penyampaian informasi pada pasien rawat jalan

Rumah sakit menyediakan informasi hak dan kewajiban pasien melalui poster dan leaflet
sehingga mudah terbaca oleh pasien
2. Penyampaian informasi pada pasien rawat inap

Rumah sakit akan memberikan layanan penyampaian informasi hak dan kewajiban pasien,
dimana petugas akan mendatangi ruang rawat pasien sesaat

13
setelah pasien berada di ruang rawat sebelum melakukan tindakan pengkajian
keperawatan terhadap pasien. Penyampaian informasi tersebut menggunakan leaflet Hak
Dan Kewajiban Pasien
Selain itu, mempunyai prosedur untuk menjelaskan kepada pasien rumah sakit
tentang hak dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak
sesuai yaitu dengan lisan langsung kepada pasien dan atau keluarga.
Dalam situasi tertentu, ada beberapa hal yang perlu dibatasi terkait hak pasien.
Misal mengenai informasi diagnosa pasien bahwa diagnosa hanya dapat diketahui oleh
pasien dan keluarga yang ditunjuk oleh pasien. Apabila pasien tidak kompeten maka
diagnosa langsung disampaikan kepada keluarga dekatnya.
Beberapa keadaan pasien yang tidak berkompeten adalah sebagai berikut :

a. Pasien usia anak – anak

Anak-anak dianggap tak mampu memberikan keputusan karena sejumlah alasan,


seperti ketidakdewasaan mereka, kesulitan untuk memahami tindakan kedokteran,
atau dampak dari kondisi mereka
b. Pasien tidak sadar diri

Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan
kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat
membahayakan kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi
utamanya mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan
oleh beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial ataupun ekstrakranial, yang
mengakibatkan kerusakan struktural/metabolik di tingkat korteks serebri, batang otak
keduanya sehingga pasien tidak sanggup dalam menerima informasi apapun.
c. Pasien Sakit Jiwa

Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan
pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri
dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan. Pengertian seseorang
tentang penyakit gangguan jiwa berasal dari apa yang diyakini sebagai faktor
penyebabnya yang berhubungan dengan biopsikososial Berikut beberapa hal yang
diinformasikan oleh dokter kepada pasien :
1) Penjelasan penyakit, penyebab, tanda dan gejala.

14
2) Hasil pemeriksaan

3) Tindakan medis

4) Perkiraan hari rawat

5) Komplikasi yang mungkin terjadi.

Secara umum informasi terkait pasien adalah bersifat rahasia, namun pada dasarnya
terdapat dua kategori informasi yang bersumber dari rekam medis, yaitu :
1. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan

Informasi dari rekam medis yang mengandung nilai kerahasiaan adalah laporan atau catatan
yang terdapat dalam rekam medis berupa hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi atau
wawancara dengan pasien.
Jika terdapat pihak lain meminta informasi dari rekam medis pasien, maka perlu adanya
surat kuasa dari pasien.
2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan

Jenis informasi yang tidak bernilai rahasia dari rekam medis adalah identitas pasien, namun
identitas pasien dapat berubah menjadi rahasia apabila pasien tidak mengijinkan
identitasnya diketahui oleh orang lain.
Jika terdapat pihak lain meminta informasi tersebut, maka petugas rumah sakit perlu
menanyakan maksud dan tujuannya.

C. Penyampaian Informasi Tentang Kondisi Medis Dan Diagnosis Pasti

Penyampaian informasi terkait kondisi medis pasien merupakan salah satu hak pasien
yang harus dihormati dan dilakukan oleh rumah sakit. Penyampaian informasi tersebut
diharapkan dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti. Proses pemberitahuan tersebut
dilakukan oleh petugas kepada pasien dan atau keluarga meliputi :
1. Kondisi Medis dan Diagnosis, rencana pelayanan dan pengobatan akan disampaiakan
oleh Dokter.
Informasi ini sangat penting disampaikan dengan tujuan agar pasien dan keluarganya
memahami bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan tentang kondisi medis dan
diagnosis pasi. Selain itu, pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan
mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan
15
pengobatannya. Pasien akan diberitahu tentang hasil dari pelayanan dan pengobatan
oleh Dokter. Pemberitahuan mengenai diagnosis pasti (bila perlu) akan disampaikan
juga oleh Dokter ketika pasien sudah dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan lainnya.
2. Keterlibatan Pasien dan atau keluarga dalam persetujuan tindakan

Hal ini penting disampaikan kepada Pasien dan atau keluarga ditujukan agar pasien dan
keluarganya memahami kapan persetujuan akan diminta dan proses bagaimana cara
memberikannya. Terkait persetujuan tindakan, diharapkan pasien dan atau keluarga terlibat
dalam pengambilan keputusan pelayanan karena partisipasi pasien dan keluarga sangat
dibutuhkan demi terjadinya pelayanan yang sesuai dan dibutuhkan. Selain itu pasien dan
keluarganya memahami hak mereka untuk berpartisipasi dalam keputusan, pelayanannya,
bila mereka menghendakinya

D. Keterlibatan Keluarga Pasien Dalam Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan, terlebih dahulu petugas harus menerangkan dengan jelas
tentang usulan pengobatan atau tindakan kepada pasien dan bila perlu kepada keluargameliputi
;
1. Kondisi Pasien

2. Usulan pengobatan

3. Nama individu yang memberikan pengobatan

4. Potensi manfaat dan kekurangannya

5. Kemungkinan alternatif

6. Kemungkinan keberhasilan

7. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan

8. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati

Dari semua yang dijelaskan oleh petugas, diharapkan pasien dapat mengambil
keputusan. Namun, ketika pasien tidak mampu dalam mengambil keputusan maka
keluarga berhak membantu atau ikut mengambil keputusan atas tindakan yang akan
dilakukan.

Berikut ketentuan dalam pengambilan keputusan : 16

a. Pengaturan Persetujuan atau Penolakan Tindakan Medis harus dalam bentuk


kebijakan dan prosedur (standard operating procedure) dan ditetapkan tertulis oleh
pimpinan rumah sakit.
b. Memperoleh informasi dan penjelasan merupakan hak pasien dan sebaliknya
memberikan informasi dan penjelasan adalah kewajiban dokter.
c. Isi informasi dan penjelasan yang harus diberikan.

Berdasarkan Pasal 45 UU Praktik Kedokteran memberikan batasan minimal


informasi yang selayaknya diberikan kepada pasien, yaitu :
1) Diagnosis dan tata cara tindakan medis

2) Tujuan tindakan medis yang dilakukan

3) Alternatif tindakan lain dan risikonya

4) Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan

5) Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

Dengan mengacu kepada kepustakaan, KKI melalui buku manual ini memberikan
12 kunci informasi yang sebaiknya diberikan kepada pasien :
1) Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis apabila tidak diobati

2) Ketidakpastian tentang diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding)


termasuk pilihan pemeriksaan lanjutan sebelum dilakukan pengobatan
3) Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi kesehatannya,
termasuk pilihan untuk tidak diobati.
4) Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan; rincian dari prosedur atau
pengobatan yang dilaksanakan, termasuk tindakan subsider seperti penanganan
nyeri, bagaimana pasien seharusnya mempersiapkan diri, rincian apa yang akan
dialami pasien selama dan sesudah tindakan, termasuk efek samping yang biasa
terjadi dan yang serius.
5) Untuk setiap pilihan tindakan, diperlukan keterangan tentang
kelebihan/keuntungan dan tingkat kemungkinan keberhasilannya, dan diskusi
tentang kemungkinan risiko yang serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya
hidup sebagai akibat dari tindakan tersebut.
6) Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang masih
eksperimental.
7) Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya akan dimonitor
atau dinilai kembali.
17
8) Nama dokter yang bertanggungjawab secara keseluruhan untuk pengobatan
tersebut, serta bila mungkin nama-nama anggota tim lainnya.
9) Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan, maka
sebaiknya dijelaskan peranannya di dalam rangkaian tindakan yang akan
dilakukan.
10) Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap
waktu. Bila hal itu dilakukan maka pasien bertanggungjawab penuh atas
konsekuensi pembatalan tersebut.
11) Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua dari dokter
lain.
12) Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya.

d. Penyampaian Informasi

Saat penyampaian informasi, diharapkan pemberi informasi dapat


mempertimbangkan hal-hal di bawah ini :
1) Informasi diberikan dalam konteks nilai, budaya dan latar belakang mereka.
Sehingga menghadirkan seorang interpreter mungkin merupakan suatu sikap yang
penting, baik dia seorang profesional ataukah salah seorang anggota keluarga.
Ingat bahwa dibutuhkan persetujuan pasien terlebih dahulu dalam
mengikutsertakan interpreter bila hal yang akan didiskusikan merupakan hal yang
bersifat pribadi.
2) Dapat menggunakan alat bantu, seperti leaflet atau bentuk publikasi lain apabila
hal itu dapat membantu memberikan informasi yang bersifat rinci. Pastikan bahwa
alat bantu tersebut sudah berdasarkan informasi yang terakhir. Misalnya, sebuah
leaflet yang menjelaskan tentang prosedur yang umum. Leaflet tersebut akan
membuat jelas kepada pasien karena dapat ia bawa pulang dan digunakan untuk
berpikir lebih lanjut, tetapi jangan sampai mengakibatkan tidak ada diskusi.
3) Apabila dapat membantu, tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga atau
teman dalam diskusi atau membuat rekaman dengan tape recorder.
4) Memastikan bahwa informasi yang membuat pasien tertekan (distress ) agar
diberikan dengan cara yang sensitif dan empati. Rujuk mereka untuk konseling
bila diperlukan.
5) Mengikutsertakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan dalam diskusi,
misalnya perawat, baik untuk memberikan dukungan kepada pasien maupun
untuk turut membantu memberikan penjelasan.
6) Menjawab semua pertanyaan pasien dengan benar dan jelas.
18
7) Memberikan cukup waktu bagi pasien untuk memahami informasi yang diberikan,
dan kesempatan bertanya tentang hal-hal yang bersifat klarifikasi,
sebelum kemudian diminta membuat keputusan.

E. Dukungan Rumah Sakit Terhadap Hak Pasien

Dukungan rumah sakit terhadap hak pasien dan keluarganya merupakan hal penting
diperhatikan, karena rumah sakit merupakan tempat yang diharapkan dapat menyembuhkan
pasien dari sakit dan tempat perlindungan pasien disaat pasien menjalani perawatan di rumah
sakit. Berkaitan dengan hal tersebut, Rumah Sakit Umum Purbowangi memiliki beberapa
panduan terkait tentang Hak Pasien dan Keluarga, terutama mengenai perlindungan yang
diberikan rumah sakit kepada pasien yaitu :
1. Panduan Pelayanan Kebutuhan Privasi Pasien

2. Panduan Perlindungan Pasien Terhadap Kekerasan Fisik

3. Panduan Penolakan Pasien Terhadap Tindakan Resusitasi

4. Panduan Pengelolaan Keluhan di Rumah Sakit

5. Panduan Pelayanan Kerohanian

6. Panduan Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent)

Dari beberapa panduan tersebut diatas, masing – masing panduan membahas lebih
rinci mengenai hak pasien sehingga panduan tersebut bisa dijadikan sebagai acuan oleh rumah
sakit dalam menghormati dan melindungi hak pasien dan keluarga.

Selain dari panduan tersebut, dukungan didapat dari seluruh sikap petugas rumah
sakit , yaitu pada sikap petugas dimana setiap petugas harus bersikap sopan dan ramah
kepada pasien dan pengunjung. Hal tersebut berkaitan dengan salah satu hak pasien bahwa
pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
Selain itu petugas juga tidak menertawakan dan atau menjadikan informasi medis pasien
sebagai bahan obrolan yang tidak penting.
Selanjutnya, yaitu dukungan rumah sakit terhadap hak pasien dimana pasien dapat
memilih dokter sebagai dokter yang merawat atas dirinya. Pasien yang datang ke rumah
sakit untuk rawat inap berhak memilih dokter sebagai dokter yang merawat dirinya,
sehingga rumah sakit perlu adanya pelayanan yang memberikan kesempatan pasien untuk
memilih dokter. Layanan tersebut dilakukan di sub unit yang bersangkutan dimana pasien
dinyatakan rawat inap, yaitu IGD, Poli, dan KIA. Nama dokter yang sudah dipilih oleh
pasien ditulis pada lembar persetujuan rawat inap.
19
BAB V
DOKUMENTASI

1. Dokumen Hak Dan Kewajiban Pasien

Seluruh staf rumah sakit diharuskan mengerti dan memahami hak dan kewajiban pasien,
maka harus ada poster dan leaflet sehingga mudah terbaca oleh pasien dan pengunjung
2. Dokumen Penerimaan Informasi Hak dan Kewajiban Pasien

Rumah sakit harus menyampaikan hak dan kewajiban pasien entah itu pasien rawat jalan
dan rawat inap. Bagi pasien rawat inap penyampaian disampaikan pada saat pasien baru
rawat inap datang di ruang rawat dengan menggunakan Lembar Orientasi Pasien Baru
Rawat Inap. Dalam lembar tersebut terdapat tanda tangan pasien sebagai bukti bahwa
pasien dan atau keluarga sudah menerima informasi mengenai hak dan kewajibannya.
3. Dokumen Pengambilan Keputusan Pasien

Ketika pasien dalam kondisi yang tidak kompeten, maka pengambilan keputusan dapat
dilakukan oleh orang lain atau keluarga terdekat, maka pengambilan keputusan tersebut
harus didokumentasikan termasuk pada lembar rekam medis.

20
1) Informasi mengenai informed consent (persetujuan tindakan)
F. Pernyataan persetujuan (informed consent) dari pasien didapat melalui
suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang
terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.
1) Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan
darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang
beresiko tinggi.
2) Rumah Sakit membuat daftar semua kategori dan jenis pengobatan
dan prosedur yang memerlukan informed consentkhusus
G. Rumah Sakit menerapkan proses untuk pemberian Informed Consent
oleh orang lain selain pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku

f
ff

22
RSU PKU PERSETUJUAN UMUM /GENERAL CONSENT
MUHAMMADIYAH
PURBALINGGA NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

021/U-14/2022 00 27 / 1

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Direktur
RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
STANDAR
PROSEDUR 31 Januari 2022
OPERASIONAL

dr. Setyana Eka Nurvidyaning, MARS


NBM.1220826

Pernyataan persetujuan oleh pasien /keluarga setelah mendapatkan penjelasan


PENGERTIAN secara lengkap mengenai pelayanan kesehatan yang akan dilakukan terhadap
pasien terkait dengan proses pemeriksaan,perawatan ,pengobatan.
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan persetujuan umum terhadap
pelayanan kesehatan yang akan diberikan pada pasien.
2. Meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga dalam rencana
tatalaksana.
TUJUAN
3. Agara pasien dan keluarganya mendapatkan informasi yang tepat dan
akurat.
4. Memperoleh izin dari pasien dan keluarga dalam proses perawatan dan
pengobatan.
“Berdasarkan Peraturan Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
KEBIJAKAN
nomor : 004/RSMP/PERDIR/2022 Tentang General Consent”
1) Petugas yang memberikan penjelasan memperkenalkan diri kepada pasien
atau keluarganya dan menyampaikan penjelasan tentang informasi yang
dibutuhkan. Informasi yang disampaikan oleh petugas adalah pelayanan
pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada pasien di unit pelayanan
sesuai penyakit dan kondisi pasien saat berkunjung yang meliputi :
PROSEDUR a. Persetujuan untuk perawatan dan pengobatan
b. Hak dan kewajiban pasien
c. Persetujuan pelepasan informasi
d. Second opinion
e. Privacy
f. Barang –barang milik pasien

27
RSU PKU PERSETUJUAN UMUM /GENERAL CONSENT
MUHAMMADIYAH
PURBALINGGA NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

021/U-14/2022 00 28 / 1

g. Pengajuan keluhan
h. Informasi pembayaran
i. Informasi rawat inap

2) Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah

3) dimengerti atau dengan cara lain agar dapat mempermudah pemahaman

4) Pasien / Keluarga diberi kesempatan untuk bertanya atau mendapat


penjelasan ulang dari Petugas

5) Pasien/ Keluarga mengisi dan menandatangani formulir persetujuan umum

6) Petugas pemberi informasi membubuhkan tanda tangan.

7) Persetujuan umum dapat diberikan oleh pasien / keluarga terdekat setelah


mendapat informasi dan memahami tentang pelayanan kesehatan yang akan
diberikan dengan segala konsekuensinya serta menyetujuinya.

8) Persetujuan terhadap pelayanan kesehatan harus sudah diisi dengan


ditandatangani sebelum pasien masuk unit pelayanan.

9) Formulir persetujuan Umum Yang sudah ditandatangani dimasukkan ke


dalam berkas Rekam Medis pasien.

10) Petugas mencatat didokumentasikan dalam berkas Rekam Medis dengan


mencantumkan tanggal, waktu, nama dan tandatangan pemberi dan
penerima penjelasan.

1. Unit Rawat Inap


2. Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Pendaftaran

28
29
30

Anda mungkin juga menyukai